Anda di halaman 1dari 34

LAPORAN PENDAHULUAN

ANTENATAL CARE (ANC)

OLEH :

WELSA FRISKA PATTIPEILUHU


18190000047

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU


PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS
JAKARTA 2020
LAPORAN PENDAHULUAN ANTE NATAL CARE (ANC)

A. DEFINISI
Kehamilan merupakan suatu proses reproduksi yang berawal dari terjadinya pertemuan
dan persenyawaan antara sperma dan ovum sehingga akan terbentuk zigot yang pada
akhirnya membentuk janin. Kehamilan terjadi pada saat pertemuan ovum dan sperma hingga
masa di mana janin siap lahir, dalam perhitungan medis ± 40 minggu (Masriroh, 2013).
Ante natal care adalah pemeriksaan kehamilan yang dilakukan untuk memeriksa
keadaan ibu dan janin secara berkala yang diikuti dengan upaya koreksi terhadap
penyimpangan yang ditemukan (Sukmawati, 2012).
Antenatal care adalah perawatan selama masa kehamilan sebagai suatu manajemen
kehamilan dimana ibu dan anaknya diharapkan sehat dan baik (Hanifa Wiknjosastro, SPOG,
dkk (2002) Ilmu Kebidanan).

B. ETIOLOGI
Apa yang menyebabkan terjadinya persalinan belum diketahui pasti/benar, yang ada
hanyalah teori-teori yang kompleks saja. Teori-teori yang dikemukakkan antara lain faktor-
faktor humoral, struktur rahim, siruklasi rahim, pengaruh tekanan pada saraf dan nutrisi.
1. Teori penurunan hormone : 1-2 minggu sebelum partus, mulai terjadi penurunan kadar
hormone esterogen dan progesterone. Progesterone bekerja sebagai penenang otot-otot
polos rahim. Karena itu akan terjadi kekejangan pembuluh darah yang meninbulkan his
jika kadar progesterone menurun.
2. Teori plasenta menjadi tua : penuaan plasenta akan menyebabkan utrunya kadar
esterogen dan progesterone sehingga terjadi kekejagan pembuluh darah. Hal tersebut
akan menimbulkan kontraksi rahim.
3. Teori disetensi rahim : rahim menjadi besar dan meregangan menyebabkan iskemia
otot-otot rahim sehingga menggangu sirkulasi uteroplasenta.
4. Teori iritasi mekanik : dibelakang serviks tergeletak gangalion servikale (pleksus
Frankenhauser). Apabila ganglion tersebut digeser dan ditekan, misalnya oleh kepala
janin maka akan timbul kontraksi janin.
5. Induksi partus (induction of labour). Partus dapat pula ditumbulkan dengan :
a. Gangan laminaria : beberapa laminaria dimasukkan kedalam kanalis servisis dengan
tujuan merangsang fleksus Frankenhauser.
b. Amniotomi : pecahnya ketuban.
c. Tetesan oksitosin : pemberian oksitosin melalui tetesan per infuse (Sofian, 2011).
C. MANIFESTASI KLINIK
Berikut ini adalah tanda-tanda kehamilan menurut Sofian (2011) :
1. Tanda-tanda Presumptif
a) Amenorea (Tidak Mendapat Haid)
Wanita harus mengetahui tanggal jari pertama haid terakhir (HT) supaya dapat
ditaksir umur kehamilan dan taksiran tanggal persalinan (TTP), yang dihitung
dengan menggunakan rumus dari Naegele :
TTP = (hari HT + 7) dan (bulan HT – 3) dan (tahun HT + 1)
b) Mual dan Muntah (Nausea and Vomiting)
Biasanya terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan hingga akhir triwulan
pertama. Karena sering terjadi pada pagi hari, disebut morning sickness (sakit pagi).
Apabila timbul mual dan muntah berlebihan karena kehamilan, disebut hiperemesis
gravidarum.
c) Mengidam (Ingin Makanan Khusus)
Ibu hamil sering meminta makanan atau minuman tertntu terutama pada bulan-
bulan triwulan pertama. Mereka juga tidak tahan suatu buah-buahan.
d) Pingsan
Jika berada pada tempat-tempat ramai yang sesak dan padat, seorang wanita yang
sedang hamil dapat pingsan.
e) Tidak Ada Selera Makan (Anoreksia)
Hanya berlangsung pada triwulan pertama kehamilan, kemudian nafsu makan
timbul kembali.
f) Payudara membesar, tegang, dan sedikit nyeri, disebabkan pengaruh eksogren dan
3egative33ne yang merangsang duktud dan alveoli payudara. Kelenjar Montgomery
terlihat lebih membesar.
g) Miksi sering, karena kandung kemih tertekan oleh rahim yang membesar. Gejala itu
akan hilang pada triwulan kedua kehamilan. Pada akhir kehamilan, gejala tersebu
muncul kembali karena kandung kemih ditekan oleh kepala janin.
h) Konstipasi/obstipasi karena tonus otot-otot usus menurun oleh pengaruh 4egativ
steroid.
i) Pigmentasi kulit oleh pengaruh 4egativ kortikosteroid plasenta, dijumpai di muka
(chloasma gravidarum), areola payudara, leher, dan dinding perut (linea nigra =
grisea).
j) Epulis: hipertrofi papilla gingivalis.
k) Pemekaran vena-vena (varises) dapat terjadi pada kaki, betis, dan vulva, biasanya
dijumpai pada triwulan akhir.
2. Tanda-tanda Kemungkinan Hamil
a) Perut membesar, serta uterus membesar: terjadi perubahan dalam bentuk, besar, dan
konsistensi rahim.
b) Tanda hegar: ditemukannya serviks dan isthmus uteri yang lunak pada pemeriksaan
bimanual saat usia kehamilan 4 sampai 6 minggu. Tanda Chadwick : perubahan
warna menjadi kebiruan yang terlihat di porsi, vagina dan labia. Tanda tersebut
timbul akibat pelebaran vena karena peningkatan kadar estrogen. Tanda piskacek:
pembesaran dan pelunakan rahimke salah satu sisi rahim yang berdekatan dengan
tuba 4egativ. Biasanya, tanda ini ditemukan di usia kehamilan 7-8 minggu.
c) Kontraksi-kontraksi kecil uterus jika dirangsang = Braxton-Hicks.
d) Teraba ballottement.
e) Reaksi kehamilan positif.
3. Tanda Pasti (Tanda Positif)
a) Gerakan janin yang dapat dilihat atau dirasa atau diraba, juga bagian-bagian janin.
b) Denyut jantung janin didengar dengan stetosko-monoaural Laennec, kemudian
dicatat dan didengar dengan alat Doppler dapat juga dicatat dengan feto-
elektrokardiogram, dan dapat ilihat pada uktrasonografi.
c) Terlihat tulang-tulang janin dalam foto rontgen.
4. Diagnosis Banding Kehamilan
Suatu kehamilan kadang kala harus dibedakan dengan keadaan atau penyakit yang
menimbulkan keraguan dalam pemeriksaan :
a) Hamil palsu (pseudocyesis = kehamilan spuria), pada pemeriksaan, uterus tidak
membesar, tanda-tanda kehamilan lain dan reaksi kehamilan 5egative.
b) Mioma uteri. Perut dan rahim membesar, tetapi pada perabaan, rahim terasa padat,
kadang kala benjol-benjol.
c) Kista ovarium. Perut membesar, bahkan makin bertambah besar, tetapi pada
pemeriksaan dalam, rahim teraba sebesar biasa.
d) Kandung kemih penuh dan terjadi retensi urin. Pada pemasangan kateter, keluar
banyak urin.
e) Hematometra. Uterus membesar karena terisi darah yang disebabkan 5egat
imperforate, stenosis vagina atau serviks.

D. PERUBAHAN ANATOMI DAN FISIOLOGI


1. Sistem Reproduksi dan Payudara
a. Sistem Reproduksi
1) Uterus :
a) Ukuran & Berat: rahim membesar akibat hipertrofi dan hiperplasia otot polos
rahim, serabut-serabut kolagennya menjadi higroskopik, endometrium
menjadi desidua. Ukuran pada kehamilan cukup bulan: 30 x 25x 20 cm
dengan kapasitas lebih dari dari 4000 cc. Berat: dari 30 gram menjadi 1000
gram pada akhir kehamilan (40 pekan).
b) Bentuk dan konsistensi: Pada bulan-bulan pertama kehamilan, bentuk rahim
seperti buah alpukat, pada kehamilan 4 bulan, rahim berentuk bulat, dan pada
akhir kehamilan seperti bujur telur ayam, pada kehamilan seperti bujur telur.
Pada minggu pertama,isthumus rahim mengadakan hipertrofi dan bertambah
panjang sehingga jika diraba terasa lebih lunak (soft), disebut tanda Hegar.
Pada kehamilan 5 bulan, rahim teraba seperti berisi cairan ketuban, dinding
rahim terasa tipis; karena itu, bagian-bagian janin dapat diraba melalui
dinding perut dan dinding rahim.
c) Posisi rahim dalam kehamilan: Pada permulaan kehamilan-dalam letak
antefleksi atau retrofleksi. Pada 4 bulan kehamilan-rahim tetap berada dalam
rongga pelvis, setelah itu-mulai memasuki rongga perut yang dalam
pembesarannya dapat mencapai batas hati, rahim yang hamil biasanya mobil,
lebih mengisi rongga abdomen kanan atau kiri.
d) Serviks uteri: Serviks bertambah vaskularisasinya dan menjadi lunak (soft)
disebut tanda Goodell. Kelenjar endoservikal membesar dan mengeluarkan
banyak cairan mucus. Karena pertambahan dari pelebaran pembuluh darah,
warnanya menjadi livid, dan perubahan itu disebut tanda Chadwick (Sofian,
2011).
2) Indung Telur (Ovarium)
Pada indung telur (ovarium) ovulasi terhenti dan masih terdapat korpus luteum
graviditas sampai terbentuknya uri yang mengambil alih pengeluaran estrogen
dan progesteron.
3) Vagina dan Vulva
Karena pengaruh estrogen, terjadi perubahan pada vagina dan vulva. Akibat
hipervaskularisasi, vagina dan vulva terlihat lebih merah atau kebiruan. Warna
livid pada vagina dan porsio serviks disebut tanda Chadwick.
4) Dinding Perut (Abdominal Wall)
Pembesaran rahim menimbulkan peregangan dan menyebabkan robeknya serabut
elastic di bawah kulit sehingga timbul striae gravidarum. Kulit perut pada linea
alba bertambah pigmentasinya dan disebut linea nigra.
b. Payudara (Mammae)
Selama kehamilan, payudara bertambah besar, tegang, dan berat. Dapat teraba
noduli-noduli, akibat hipertrofi kelenjar alveoli; bayangan vena-vena lebih membiru.
Hiperpigmentasi terjadi pada puting susu dan areola payudara. Kalau diperas, keluar
air susu jolong (kolostrum) yang berwarna kuning (Sofian, 2011).
2. Sistem Sirukulasi
a. Volume darah: Volume darah total dan volume plasma darah naik pesat sejak akhir
trimester pertama. Volume darah akan bertambah banyak, kira-kira 25%, dengan
puncaknya pada kehamilan 32 minggu, diikuti pertambahan curah jantung (cardiac
output), yang meningkat sebanyak ± 30%.
b. Protein darah: jumlah protein, albumin, dan gemaglobin menurun dalam triwulan
pertama dan meningkat secara bertahap pada akhir kehamilan. Beta-globulin dan
fibrinogen terus meningkat.
c. Hitung jenis dan hemoglobin: Ht cenderung menurun karena kenaikan relatif volume
plasma darah. Jumlah eritrosit cenderung meningkat untuk memenuhi kebutuhan
transpor O2 yang sangat diperlukan selama kehamilan. Konsertasi Hb terlihat
menurun, walaupun sebenarnya lebih besar dibandingkan Hb pada orang yang tidak
hamil. Anemia fisiologis ini disebabkan oleh volume plasma yang meningkat. Dalam
kehamilan, leukosit meningkat sampai 10.000/cc, begitu pula dengan produksi
trombosit.
d. Nadi dan tekanan darah: Tekanan darah arteri cenderung menurun, terutama selama
trimester kedua, kemudian akan naik lagi seperti pada pra-hamil. Tekanan vena
dalam batas-batas normal pada ekstermitas atas dan bawah, cenderung naik setelah
akhir trimester pertama. Nadi biasanya naik, nilai rata-ratanya 84/menit.
e. Jantung: pompa jantung mulai naik kira-kira 30% setelah kehamilan 3 bulan, dan
menurun lagi pada minggu—minggu terakhir kehamilan. EKG kadangkala
memperlihatkan deviasi aksis ke kiri (Sofian, 2011).
3. Sistem Respirasi
Wanita hamil kadang-kadang mengeluh sesak dan pendek napas. Hal itu disebabkan oleh
usus yang tertekan kea rah diafragma akibat pembesaran rahim. Kapasitas vital paru
sedikit meningkat selama hamil. Seorang wanita hamil selalu bernapas lebih dalam.
Yang lebih menonjol adalah pernapasan dada (thoracic breathing) (Sofian, 2011).
4. Sistem Gastrointestinal
Salivasi meningkat dan, pada trimester pertama, timbul keluhan mual dan muntah. Tonus
otot-otot saluran pencernaan melemah sehingga motulistas dan makanan. Resorpsi
makanan baik, tetapi akan timbul obstipasi. Gejala muntah (emesis gravidarum) sering
terjadi, biasanya pada pagi hari, disebut sakit pagi, (morning sickness) (Prawirohardjo,
2014). Selain itu terjadi perubahan metabolisme yakni :
a. Air, terdiri dari darah/uterus/payudara berjumlah 3 liter sedangkan janin/plasenta/air
ketuban 3,5 liter.
b. Protein, ibu 500 garam, janin dan plasenta 500 gram.
c. Karbohidrat cenderung meningkat (diabetes).
d. Lemak, kenaikan semua fraksi lemak.
e. Mineral, kebutuhan meningkat.
f. Berat badan ibu hamil akan bertambah antara 6,5 sampai 16,5 kg selama hamil atau
terjadi kenaikan berat badan sekitar ½ kg/minggu (Sukmawati, 2012).
5. Sistem Urinarus
Bertambahnya frekuensi miksi karena pengaruh desakan pada hamil muda dan turunnya
kepala bayi pada hamil tua (Prawirohardjo, 2014).
6. Sistem Integumen
Pada daerah kulit tertentu, terjadi hiperpigmentasi, yaitu pada Muka yang disebut masker
kehamilan (chloasma gravidarum), Payudara yakni pada puting susu dan areola
payudara, Perut dengan adanya linea nigra striae, dan Vulva (Prawirohardjo, 2014).
7. Sistem Muskuloskeletal
Persendian panggul akan terasa lebih longgar karena ligamen-ligamen melunak
(softening). Juga terjadi sedikit pelebaran pada ruang persendian. Apabila konsumsi
kalsium cukup, gigi tidak akan kekurangan kalsium cukup, gigi tidakakan kekurangan
kalsium (Prawirohardjo, 2014).
8. Sistem Endokrin dan Nutrisi Maternal
a. Sistem Endokrin
Pada kelenjar tiroid dapat membesar sedikit, pada kelenjar hipofisis dapat membesar
terutama lobus anterior dan pada kelenjar andernal tidak begitu terpengaruh (Sofian,
2011).
b. Nutrisi Maternal
Nutrisi atau zat gizi adalah tingkatan kimia yang diperlukan tubuh untuk
melakukan fungsinya yaitu menghasilkan energi, membangun dan mememilihara
jaringan serta mengatur proses-proses kehidupan. Gizi yang baik selama kehamilan
akan membantu ibu dan bayi untuk tetap sehat (Sukmawati, 2012). Makanan
diperlukan antara lain untuk pertumbuhan janin, plasenta, uterus, buah dada, dan
kenaikan metabolism. Anak aterm memerlukan : 4000gr protein, 220gr lemak, 80gr
karbohidrat, dan 40gr mineral. Uterus dan plasenta membutuhkan masing-masing
50gr & 55gr protein, kebutuhan total protein 950gr, kalsium 50gr, zat besi (Fe) 0,8gr,
dan asam μ gram/h sebagai pengawasan, kecukupan gizi ibu hamil dan pertumbuhan
kandungannya dapat diukur berdasarkan kenaikan berat badannya. Kenaikan berat
badan rata-rata adalah antara 6,5 sampai 16 Kg (10-12 kg) (Sofian, 2011).
Kebutuhan energi untuk kehamilan yang normal perlu tambahan kira-kira 80.000
kalori selama masa kehamilan kurang lebih 280 hari. Hal ini berarti perlu tambahan
ekstra sebanyak ≥ 300 kkal/hari selama kehamilan. Menurut WHO kebutuahn energi
pada trimester I sebesar 150 kkal/hari, trimester II sebanyak 359 kkal/hari yang
digubakan untuk pertumbuhan janin dan plasenta (Sukmawati, 2012). Adapun
kebutuhan makanan sehari-hari ibu hamil, ibu tidak hamil dan ibu menyusui dapat
dilihat pada tabel 3.1 berikut ini :

Tabel 3.1 Kebutuhan Makan Wanita Tidak Hamil, Wanita Hamil dan Wanita
Menyusui
Kalori & Zat Makanan Tidak Hamil Hamil Menyusui
Kalori 2000 kkal 2300 kkal 3000 kkal
Protein 55 g 65 g 80 g
Kalsium (Ca) 0,5 g 1g 1g
Zat Besi (Fe) 12 g 17 g 17 g
Vitamin A 5000 IU 6000 IU 7000 IU
Vitamin D 400 IU 600 IU 800 IU
Tiamin 0,8 mg 1 mg 1,2 mg
Riboplavin 1,2 mg 1 mg 1,5 mg
Niasin 13 mg 15 mg 15 mg
Vitamin C 60 mg 90 mg 90 mg
(Sumber : Sofian, 2011)

Adapun kebutuhan gizi ibu hamil menurut informasi Vanderbite Maternal Nutrion

Study dapat dilihat pada tabel 3.2 berikut ini :

Tabel 3.2 Informasi Vanserbite Maternal Nutrion Study tentang Kebutuhan Gizi Bagi Ibu
Hamil
Kebutuhan
Bahan Gizi
Trimester I Trimester II Trimester III
Kalori (Karbohidrat & Lemak) 2140 kkal 2200 kkal 2020 kkal
Protein 75 g 75 g 70 g
Kalsium 1,1 g 1,1 g 1,0 g
Besi 1,3 g 14 g 13 g
(Sumber : Sukmawati, 2012)

1) Sumber karbohidrat adalah padi, umbi, kacang-kacangan dan gula.


2) Sumber lemak adalah minyak tumbuh-tumbuhan (minyak kelapa, kelapa swait,
kacang; tanah, kedelai serta jagung, dll), mentega, margarine, daging aya, krim,
susu, keju, kuning telur, lemak hewan (lemak daging & ayam) dll.
3) Sumber protein terbagi menjadi 2 yakni : protein hewani (telur, susu, daging,
unggas, ikan, kerang & kacang-kacangan) dan protein nabati (kacang kedelai
dan hasilnya seperti temped dan tahu).
4) Sumber kalsium adalah susu, keju, ikan kering, serelia, dll.
5) Sumber zat besi adalah daging merah, ikan, ungas dan kacang-kacangan.
Adapun sumber asam folat adalah sayuran berwarna hijau, jus, jeruk, buncis,
kacang-kacangan dan gandum.
6) Sumber zat seng adalah daging merah, gandum utuh, kacang-kacangan dan
beberapa sereal sarapan yang telah difortifikasi zat seng.
7) Sumber vitamin C adalah buah-buahan seperti jeruk, tomat, jambu biji, dll.
Adapun sumber vitamin A adalah buah-buahan dan sayur-sayuran berwarna
merah, hijau atau kuning, mentega, susu, kuning telur dll (Sukmawati, 2012).

E. PATOFISIOLOGI
Saat ovulasi seorang wanita melepaskan satu atau dua sel telur (ovum) dari indung telur
(ovarium), yang ditangkap oleh fimbriae dan masuk ke dalam saluran telur. Sewaktu
persetubuhan, cairan semen tumpah ke dalam vagina dan berjuta-juta sperma bergerak
memasuki rongga rahim lalu masuk ke saluran telur. Pembuahan sel telur oleh sperma
biasannya terjadi di bagian tuba uterin yang menggembung. Di sekitar sel telur, banyak
berkumpul sperma yang mengeluarkan ragi untuk mencairkan zat-zat melindungi ovum.
Kemudian, pada tempat yang paling mudah dimasuki, masuklah satu sel mani untuk
kemudian bersatu dengan sel telur. Peristiwa tadi disebut pembuahan (konspesi = fertilisasi)
yang dapat dilihat pada Gambar 5.1 dibawah ini :
Gambar 5.1 Proses Terjadinya Kehamilan
(Sumber : Sofian, 2011)
Ovum yang telah dibuahi segera membelah diri sambil bergerak menuju ruang rahim.
Ovum yang telah dibuahi tadi kemudian melekat pada mukosa rahim untuk selanjutnya
bersarang di ruang rahim; peristiwa tersebut disebut nidasi (implantasi). Dari pembuahan
sampai nidasi, diperlukan waktu kira-kira 6-7 hari. Untuk menyuplai darah dan zat-zat
makanan bagi mudigah dan janin, dipersiapkan uri (plasenta). Jadi, dapat dikatakan bahwa
untuk setiap kehamilan harus ada ovum, spermatozoa, pembuahan (konsepsi), nidasi, dan
plasenti. Adapun penjelasannya ialah sebagai berikut :
1. Sel Telur (Ovum)
Pertumbuhan embrional oogonium yang kelak menjadi ovum terjadi di genital
ridge. Adapun urutan pertumbuhan ovum (oogenesis) adalah sebagai berikut: dari
Oogonium kemydia menjadi oosit pertama (primary oocyte) kemudian mejadi primary
ovarian follicle lalu menjadi likuor folikularis yang kemudian mengalami dua kali
pematangan yakni pematangan pertama ovum, dan pematangan kedua ovum pada saat
sperma membuahi ovum (Sofian, 2011).
2. Sel Mani (Spermatozoon)
Sperma bentuknya seperti kecebong, terdiri atas: kepala, yang berbentuk lonjong
agak gepeng berisi inti (11egativ); leher, yang menghubungkan kepala dengan bagian
tengah; dan ekor, yang dapat bergerak dengan cepat. Secara embrional,
spermatogonium berasal dari sel-sel 11egative11 tubulus testis. Setelah bayi laki-laki
lahir, jumlah spermatogonium yang ada baliq. Pada masa pubertas, di bawah pengaruh
sel-sel interstisial Leydig, sel-sel spermatogonium tadi mulai aktif mengadakan mitosis
dan terjadilah spermatogenesis. Adapun urutan pertumbuhan sperma (spermatogenesi)
ialah sebagai berikut : Spermatogonium, membelah dua, kemudian spermatosit pertama,
membelah dua; spermatosit kedua,membelah dua; spermatid, kemudian tumbuh menjadi
spermatozoon (sperma) (Sofian, 2011).
3. Pembuahan (Konsepsi = Fertilisasi)
Pembuahan adalah suatu peristiwa penyatuan sel mani dengan sel telur di tuba
uterin. Hanya satu sperma yang telah mengalami proses kapasitasi yang dapat melintasi
zona pelusida dan masuk ke vitelus ovum. Setelah itu, zona pelusadi mengalami
perubahan sehingga tidak dapat dilalui oleh sperma lain. Proses tersebut diikuti oleh
penyatuan kedua pronuklei yang disebut zigot, yang terdiri atas acuan 12egativ dari
wanita dan pria. Pembuahan mungkin akan menghasilkan Zigot-XX (menurunkan bayi
perempuan) atau Zigot-XY (menurunkan bayi laki-laki). Dalam beberapa jam setelah
pembuahan, mulailah pembelahan zigot yang terjadi selama 3 hari sampain stadium
morula. Hasil konsepsi tadi tetap digerakan 12egativ rongga rahim oleh arus dan
getaran rambut getar (silia) serta kontraksi tuba. Hasil konsepsi tiba dalam kavum uteri
pada tingkat blastula (Sofian, 2011).
4. Nidasi (Implantasi)
Nidasi adalah masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi ke dalam endometrium.
Blastula diselubungi oleh suatu simpai, disebut trofoblas, yang mampu mengahancurkan
dan mencairkan jaringan. Ketika blastula mencapai rongga rahim, jaringan
endometrium berada dalam masa sekresi. Jaringan endometrium tersebut banyak
mengandung sel-sel desidua, yaitu sel-sel besar yang mengandung banyak glikogen
serta muda dihancurkan oleh trofoblas. Blastula dengan bagian yang berisi massa sel
dalam (inner-cell mass) akan mudah masuk ke dalam desidua, menyebabkan luka kecil
yang kemudian sembuh dan menutup lagi. Itulah sebabnya, kadang-kadang pada saat
nidasi terjadi sedikit perdarahan akibat luka desidua (tanda Hartman). Umumnya, nidasi
terjadi pada dinding depan atau belakang rahim (korpus), dekat fundus uteri.
Jika nidasi telah terjadi, dimulailah diferensiasi sel-sel blastula. Sel-sel lebih kecil
yang teletak dekat ruang eksoselom membentuk entoderm dan kantong kuning telur,
sedangnkan sel-sel yang lebih besar menjadi 12egative dan membentuk ruang amnion
(kavitas amniotika). Dengan demikian, tebentuklah suatu lempeng embrional
(embryonal plate) di antara amnion dan yolk sac (sakus vitelinus-kantong kuning telur).
Sel-sel trofoblas mesodermal yang tumbuh di sekitar mudigah (embrio) akan melapisi
bagian dalam trofoblas. Dengan demikian, terbentuklah sekat korionik (chorionic
membrane) yang kelak menjadi korion. Sel-sel trofoblas tumbuh menjadi 2 lapisan
yakni Sitotrofoblas, di sebelah dalam, dan Sinsitiotrofoblas, di sebelah luar. Vili
koriales yang berhubungan dengan desidua basalis tumbuh bercabang-cabang dan
disebut korion frondosum. Vili koriales yang berhubungan dengan desidua kapsularis
kurang mendapat makanan sehingga akhirnya menghilang, disebut choirion leave.
Dalam perangkat nidasi trofoblas, dihasilkan 13egativ human chorionic gonadotropin
(HCG) (Sofian, 2011).
5. Plasentasi dan Mukosa Rahim
Mukosa rahim pada wanita yang tidak hamil terdiri atas startum kompaktum dan
startum spongiosum (Sofian, 2011).

6. Pertumbuhan Mudigah (Embriogenesis)


Perumbuhan mudigah (embrio) bermula dari lempeng embrional (embrionalplate),
yang selanjutnya berdiferensiasi menjadi tiga 13egati lapisan, yaitu: Sel-sel ektodermal,
Sel-sel mesodermal, dan Sel-sel entodermal. Ruang amnion akan bertumbuh pesat
mendesak eksoselom sehingga dinding ruang amniom mendekati korion. Mesoblas di
antara ruang amnion dan mudigah menjadi padat, disebut body stalk kelak menjadi tali
pusat (Sofian, 2011).

F. PATHWAYS
Gambar 6.1 Pathway Kehamilan Trimester I
(Sumber : Nurarif & Kusuma, 2015)

Gambar 6.2 Pathway Kehamilan Trimester II


(Sumber : Nurarif & Kusuma, 2015)
Gambar 6.3 Pathway Kehamilan Trimester III
(Sumber : Nurarif & Kusuma, 2015)

G. ADAPTASI PSIKOLOGIS
Konsepsi dan implantasi sebagai titik awal kehamilan menimbulkan perubahan status
emosional seorang calon ibu.

Bagi pasangan dengan perkawinan yang dilandasi oleh rasa cinta dan saling
mencintai, keterlambatan datang bulan merupakan salah satu tanda yang
menggembirakan, karena ikatan batin antara keduanya semakin kokoh dengan adanya
kehamilan yang didambakan.

Keterlambatan datang bulan diikuti perubahan subjektif seperti perasaan mual, ingin
muntah, sebah di bagian perut atas, pusing kepala, dan nafsu makan berkurang mendesak
keluarga untuk melakukan pemeriksaan.

Setelah terbukti terjadi kehamilan perasaan cinta dan gembira semakin bertambah,
diikuti pula oleh perasaan cemas karena kemungkinan keguguran. Disamping itu
perubahan fisiologis kehamilan juga dapat mempengaruhi kelabilan mental, hingga
menimbulkan ngidam dan perubahan kelakuan. (Masriroh, 2013).

H. IDENTIFIKASI PENYEBAB TIMBULNYA KETIDAKNYAMANAN PADA :


Keluhan pada masa hamil adalah suatu kondisi bersifat subyektif dimana pada individu
yang hamil terjadi proses adaptasi terhadap kehamilannya (Depkes RI, 2007). Keluhan-
keluhan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Keluhan pada triwulan I (usia kehamilan 1 – 3 bulan)
a) Mual dan muntah : Terutama terjadi pada pagi hari dan akan hilang menjelang
tengah hari (morning sickness).
b) Perasaan neg atau mual: Terutama bila mencium bau yang menyengat.
c) Pusing terutama bila akan bangun dari tidur, hal ini terjadi karena adanya
gangguan keseimbangan, perut kosong.
d) Sering kencing: Karena tekanan uterus yang membesar dan menekan pada
kandung kencing.
e) Keputihan (lekorea): Pengaruh peningkatan hormon kehamilan (estrogen dan
progesteron) yang mempengaruhi mukosa serviks dan vagina.
f) Pengeluaran darah pervaginam: Bila terjadi perdarahan pervaginam perlu
diwaspadai adanya abortus.
g) Perut membesar.
h) Psikologis: Perasaan gembira dengan penerimaan kehamilan akan mempengaruhi
penerimaan ibu terhadap kelainan-kelainan yang timbul. Sebaliknya karena
menolak kehamilan, keluhan tersebut menimbulkan rasa tidak nyaman dan
menimbulkan antipati terhadap kehamilannya. Pada masa ini sering timbul
konflik karena pengalaman baru, sehingga ibu hamil perlu mendapatkan perhatian
dan dukungan suami.
2. Keluhan pada triwulan II (usia kehamilan 4 – 6 bulan).
Pada masa ini keluhan yang bersifat subyektif sudah berakhir, sehingga bila ada
ibu hamil masih mendapatkan keluhan seperti pada trimester I, perlu diwaspadai
kemungkinan adanya faktor psikologis.
Pada triwulan ini sering ditandai adanya adaptasi ibu terhadap kehamilannya,
perasaan ibu cenderung lebih stabil, karena keluhan yang terjadi pada triwulan I sudah
terlewati. Ibu merasakan pengalaman baru, mulai merassakan gerakan bayi, terdengarnya
DJJ, melalui alat doptone atau melihat gambar/posisi melalui pemeriksaan USG.
Triwulan II juga dikatakan fase aman untuk kehamilan, sehingga aktifitas ibu dapat
berjalan tanpa gangguan berarti.
3. Keluhan pada triwulan III (usia kehamilan 7 – 9 bulan).
Kejadian yang sering timbul antara lain:
a) Pusing disertai pandangan berkunang-kunang. Hal ini dapat menunjukkan
kemungkinan terjadi anemia dengan Hb < 10 gr%.
b) Pandangan mata kabur disertai pusing. Hal ini dapat digunakan rujukan
kemungkinan adanya hipertensi.
c) Kaki edema. Edema pada kaki perlu dicurigai karena sebagai salah satu gejala
dari trias klasik eklamsi. Sesak napas pada triwulan III perlu dicurigai
kemungkinan adanya kelainan letak (sungsang).
d) Perdarahan. Pada triwulan III bisa terjadi perdarahan pervaginam perlu dicurigai
adanya placenta praevia atau solusio plasenta.
e) Keluar cairan di tempat tidur pada siang atau malam hari, bukan pada saat
kencing, perlu diwaspadai adanya ketuban pecah dini.
f) Sering kencing. Akibat penekanan pada kandung kencing akibat masuknya kepala
ke pintu atas panggul.
g) Psikologis: Kegembiraan ibu karena akan lahirnya seorang bayi (Purwaningsih,
dkk, 2010).
I. IDENTIFIKASI TERHADAP RESIKO TINGGI KEHAMILAN
Ada beberapa komplikasi pada kehamilan, antara lain (Masriroh, 2013) :

1. Hiperemisis gravidarum.
2. Hipertensi dalam kehamilan.

3. Perdarahan trimester I (abortus).

4. Perdarahan antepartum.

5. Kehamilan ektopik.

6. Kehamilan kembar.

7. Molahydatidosa.

8.  Inkompatibilitas darah.

9. Kelainan dalam lamanya kehamilan.

10. Penyakit serta kelainan plasenta dan selaput janin. (Bobak, 2004).

J. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan Laboratorium
Wanita hamil diperiksa urinnya untuk mengetahui kadar protein glukosanya, diperiksa
darah untuk mengetahui faktor rhesus, golongan darah, Hb dan penyakit rubella dan
lainnya yang dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 7.1 Hasil Pemeriksaan Laboratorium Pada Ibu Hamil
Tes Lab Nilai Normal Nilai Tidak Normal Diagnosis Masalah Terkait
Hemoglobin 10,5-14,0 <10,5 Anemia
Protein Urin Terlacak/17egative Protein urine
Bening/negatif
Glukosa dalam urin Warna hijau Kuning, orange, coklat Diabetes
VDRL/RPR Negatif Positif Syphilis
Faktor rhesus Rh + Rh- Rh sensitization
Golongan Darah A B O AB - Ketidakcocokan ABO
HIV - + AIDS
Rubella Negatif Positif Anomali pada janin jika ibu
terinfeksi
Feses untuk ova/telur Negatif Positif Anemia akibat cacing
cacing dan parasit
(Sumber : Sukmawati, 2012)
2. Pemeriksaan Rontgen
Dilakukan pada kehamilan yang sudah agak lanjut karena sebelum buan ke IV rangka
janin belum tampak. Pemeriksaan rontgen dilakukan pada kondisi – kondisi :
a. Diperlukan tanda pasti hamil.
b. Letak anak tidak dapat ditentukan dengan jelas dengan palpasi.
c. Mencari sebab dari hidraamnion.
d. Untuk menentukan kelainan anak.
3. Pemeriksaan USG
Kegunaannya :
a. Diagnosis dan konfirmasi awal kehamilan.
b. Penentuan umur gestasi dan penafsiran ukuran fetal.
c. Mengetahui posisi plasenta.
d. Mengetahui adanya IUFD.
e. Mengetahui pergerakan janin dan detak jantung janin (Sukmawati, 2012).

I. PENATALAKSANAAN
1. Asupan Gizi atau Nutrisi
Gizi yang baik selama kehamilan akan membantu ibu dan bayi untuk tetap sehat.
Kebutuhan akan nutrisi tertentu seperti kalsium, zat besi dan asam folat meningkat pada
masa kehamilan ini, namun hanya perlu sedikit tambahan energi. Berikut ini adalah
kebutuhan nutisi wanita tidak hamil, hamil dan menyusui yang dapat dilihat pada Tabel
9.1 dibawah ini :
Tabel 9.1 Informasi Vanserbite Maternal Nutrion Study tentang Kebutuhan Gizi Bagi Ibu Hamil
Kebutuhan
Bahan Gizi
Trimester I Trimester II Trimester III
Kalori (Karbohidrat & Lemak) 2140 kkal 2200 kkal 2020 kkal
Protein 75 g 75 g 70 g
Kalsium 1,1 g 1,1 g 1,0 g
Besi 1,3 g 14 g 13 g
(Sumber : Sukmawati, 2012)
2. Personal Hygiene
a) Mandi
Mandi diperlukan untuk kebersihan/hiegene terutama untuk perawatan kulit, karena
fungsi eksresi dan keringat bertambah. Dianjurkan menggunakan sabut lembut atau
ringan. Jangan sampai tergelincir. Douching dan mandi berendam tidak dianjurkan
(Sofian, 2011).
b) Perawatan Gigi
Paling tidak dibutuhkan dua kali pemeriksaan gigi selama kehamilan, yaitu pada
trimester I dan timester III. Penjadualan untuk trimeseter I terkait dengan hiperemis
dan ptialisme (produksi liur yang berlebihan) sehingga kebersihan rongga mulut
harus selalu terjaga. Sementara itu, pada trimester III, terkait dengan adanya
kebutuhan kalsium untuk pertumbuhan janin sehingga perlu diketahui apakah
terdapat pengaruh yang merugikan pada ibu hamil. Dianjurkan untuk selalu menyikat
gigi setelah makan karena ibu hamil sangat rentan terhadap terjadinya carries dan
gingivitis (Prawirohardjo, 2014).
c) Perawatan Payudara
Payudara merupakan sumber air susu ibu yang akan menjadi makanan utama bagi
bayi. Karena itu jauh sebelumnya sudah harus dirawat.
1) Kutang yang dipakai harus sesuai dengan pembesaran payudara, yang sifatnya
adalah menyokong buah dada dari bawah suspension bukan menekan dari depan.
2) Dua bulan terakhir sebelum partus, dilakukan massage, kolostrum dikeluarkan
untuk mencegah peyumbatan. Selain itu untuk mencegah puting susu dan areola
payudara dirawat baik-baik dengan dibersihkan menggunakan sabun dan
biocream, dengan mengoleskan air susu itu ke puting dan areola sesudah selesai
menyusui. Tindakan ini efektif untuk mencegah puting dan areola menjadi retak
dan lecet (Sofian, 2011).
d) Pakaian
1) Pakian harus longgar, bersih dan tidak ada ikatan yang ketat pada daerah perut.
2) Dianjurkan untuk memakai kutang yang menyokong payudara.
3) Disarankan memakai sepatu dengan tumit yng tidak terlalu tinggi.
4) Pakian dalam selalu bersih (Sofian, 2011).
e) Gerak Badan dan Kerja
Gerak badan perlu dilakukan oleh ibu hamil yang bermanfaat untuk melancarkan
sirkulasi darah, membuat nafsu makan bertambah, pencernaan lebih baik dan tidur
nyeyak. Gerak badan yang melelahkan dilarang serta dianjurkan berjalan-jalan pada
pagi hari dalam udara yang masih segar, selain ibu hamil perlau melakukan gerakan
ditempat seperti berdiri-jongkok, telentang-kaki diangkat, telentang-perut diangkat
dan melatih pernapasan. Ibu hamil boleh bekerja seperti biasa, tetapi harus dimbangi
dengan istirahat yang cukup (Prawirohardjo, 2014).
f) Wanita Pekerja Diluar Rumah
Wanita hamil boleh melakukan pekerjaan sehari-hari, dikantor ataupun di pabrik asal
bersifat ringan. Di Indonesia wanita hamil diberi cuti hamil selam 3 bulan yaitu
1,5bulan sebelum bersalin dan 1,5 bulan sesudahnya, tetapi ibu hamil harus selalu
menjaga kehamilannya selama melakukan aktifitas (Sofian, 2011).
g) Hubungan Seksual (Koitus)
Hubungan seksual (koitus) tidak dihalangi kecuali :
1) Adanya riwayat sering mengalami abortus/partus prematur.
2) Terdapat perdarahan per vaginaan.
3) Pada minggu terakhir kehamilan, jika koitus harus dilakukan dengan hati-hati.
4) Apabila ketuban sudah pecah, koitus dilarang. Orgasme pada kehamilan tua
dikatakan dapat menyebabkan kontraksi uterus-partus prematurus (Sofian,
2011).
h) Berpergian (Traveling)
1) Jangan terlalu lama dan melelahkan.
2) Duduk lama menyebabkan terjadinya statis vena (stagnasi vena), yang dapat
mengakibatkan tromboflebitis dan kaki bengkak.
3) Berpergian dengan pesawat udara boleh dilakukan, tidak ada bahaya hipoksia,
dan tekanan oksigen cukup dalam pesawat udara.
4) Tidak dianjurkan berpergian pada usia kehamilan diatas 32 minggu karena
dikhawatirkan terjadi kontraksi dan masuk ke fase persalinan selama
diperjalanan (Sofian, 2011).
i) Kunjungan Ulang
Pelayanan antenatal pelayanan kesehatan oleh tenaga profesional (dokter spesialis
kebidanan, dokter umum, bidan, dan perawat bidan) untuk ibu selama masa
kehamilannya berlangsung. Pelayanan antenatal untuk ibu selama masa
kehamilannya, sesuai program kebijakan pelayanan asuhan antenatal harus sesuai
standar “14 T” yang meliputi :
1) Timbang berat badan.
2) Ukur tekanan darah.
3) Ukur tinggi fundus uteri.
4) Pemberian tablet Fe sebanyak 90 tablet selama masa kehamilan.
5) Pemberian imunisasi TT.
6) Pemeriksaan Hb.
7) Pemeriksaan VDRL.
8) Perawatan payudara.
9) Senam payudara dan pijat tekan payudara.
10) Pemeliharaan kebugaran/senam ibu hamil.
11) Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan.
12) Pemeriksaan protein urine atas indikasi.
13) Pemeriksaan reduksi urine atas indikasi.
14) Pemberian terapi kapsul yodium untuk daerah endemis gondok dan pemberian
terapi anti malaria untuk daerah endemis malaria.
Apabila suatu daearah tidak bisa melaksanakan “14 T” sesuai kebijakan, dapat
dilakukan standar minimal pelayanan ANC yaitu “7 T” yang meliputi :
1) Timbang berat badan.
2) Ukur tekanan darah.
3) Ukur tinggi fundus uteri.
4) Pemberian tablet Fe sebanyak 90 tablet selama masa kehamilan.
5) Pemberian imunisasi TT.
6) Pemeriksaan Hb.
Wanita hamil memerlukan sedikitnya empat kali kunjungan selama periode
antenatal yaitu :
1) Satu kali kunjungan selama trimester satu (< 14 minggu).
2) Satu kali kunjungan selama trimester kedua (antara minggu 14–28).
3) Dua kali kunjungan selama trimester ketiga (antara minggu 28–36 dan sesudah
minggu ke 36).
4) Perlu segera memeriksakan kehamilan bila dilaksanakan ada gangguan atau bila
janin tidak bergerak lebih dari 12 jam.
Perawatan payudara (Saifuddin, 2015).
j) Olahraga Saat Hamil
Yang dianjurkan adalah jalan-jalan waktu pagi hari untuk ketenangan dan
mendapatkan udara segar (Sofian, 2011).
k) Istirahat dan Tidur
Jadwal istirahat dan tidur perlu diperhatikan dengan baik, karena istirahat dan tidur
secara teratur dapat meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani untuk kepentingan
perkembangan dan pertumbuhan janin. Istirahat yang cukup bagi ibu hamil minimal
8 jam pada malam hari dan 2 jam di siang hari (Prawirohardjo, 2014).
l) Imunisasi
Pada masa kehamilan, ibu hamil diharuskan melakukan imunisasi tetanus
toksoid (TT). Imunisasi TT dilakukan untuk melindungi serta mencegah risiko
kematian bayi khususnya neonatus yang disebabkan oleh penyakit tetanus
neonatorum serta mencegah risiko terjadinya kematian ibu karena penyakit tetanus.
Imunisasi TT dilakukan pada trimester I atau II pada kehamilan 3 – 5 bulan dengan
interval minimal 4 minggu. Ibu hamil diberi suntikan secara IM (intramuscular)
dengan dosis 0,5 ml dengan jadwal pemberian imunisasi TT yang dapat dilihat pada
Tabel 9.2 dibawah ini :
Tabel 9.2 Jadwal Pemberian Imunisasi TT
Interval Lama %
Imunisasi
(Selang Waktu) Perlindungan Perlindungan
TT1 Pada kunjungan ante- - -
natal pertama
TT2 4 minggu setelah TT1 3 tahun 80
TT3 6 bulan setelah TT2 5 tahun 85
TT4 1 tahun setelah TT3 10 tahun 99
TT5 1 tahun setelah TT4 25 tahun/sampai 99
seumur hidup
(Sumber: Saifuddin, 2015)
m) Persiapan Persalinan dan Laktasi
Salah satu persiapan persalinan adalah meningkatkan kesehatan optimal dan segera
dapat memberikan laktasi. Untuk mempersiapkan laktasi, perlu dilakukan persiapan
perawatan payudara untuk persiapan laktasi. Persiapan mental dan fisik yang cukup
membuat proses menyusui menjadi mudah dan menyenangkan (Saifuddin, 2015).

J. FOKUS PENGKAJIAN KEPERAWATAN


1. Pemeriksaan Umum
a. Keluhan Utama : Baik/ tidak, cemas/tidak, untuk mengetahui keadaan umum pasien
secara keseluruhan.
b. Kesadaran : Composmentis/apatis/letargis/somnolen.
c. Tekanan Darah  : tekanan darah pada orang normal rata – rata 120/80 mmHg
dengan diastole  maksimal 140 mmHg dan sistole maksimal 90 mmHg. Pada ibu
hamil tekanan darah menurun hingga pertengahan kehamilan. Tekanan sistolik
menurun hingga 8 – 10 mmHg sedangkan diastolik mengalami penurunan 12 poin .
d. Nadi : N= 70x/menit, ibu hamil 80 – 90x/menit.
e. Suhu : Normal (36,50C-37,50C) bila suhu tubuh hamil > 37,50C dikatakan demam,
berarti ada infeksi dalam kehamilan.
f. Respirasi : Normal (12-20 x/menit). Jumlah pernapasan, kapasitas vital, dan
kapasitas napas maksimum tidak terpengaruh selama kehamilan berlangsung. Ibu
hamil akan bernapas lebih dalam sekitar 20 – 25 % dari biasanya.
g. Berat Badan : Pada trimester I bertambah 4 kg, trimester II dan III bertambah
0,5kg/hari.
h. Tinggi Badan  : < dari 145 cm (resiko meragukan, berhubungan dengan kesempitan
panggul).
i. Lila : > 23,5 cm. Jika <23,5 merupakan indikator status gizi kurang.
2. Pemeriksaan  Fisik
a. Inspeksi
1) Rambut : bersih/kotor, warna hitam/merah jagung, mudah rontok/tidak.
2) Muka :  Muka bengkak/oedem tanda eklampsi, terdapat cloasma gravidarum
sebagai tanda kehamilan. Muka pucat tanda anemia, perhatikan ekspresi ibu,
kesakitan atau meringis.
3) Mata :  Konjungtiva pucat menandakan anemia pada ibu yang akan
mempengaruhi kehamilan dan persalinan yaitu perdarahan, Sclera icterus perlu
dicurugai ibu mengidap hepatitis.
4) Hidung :  Simetris, adakah sekret, ada kelainan lain.
5) Mulut dan Gigi  :  Bibir pucat tanda ibu anemia, bibir kering tanda dehidrasi,
sariawan tanda ibu kekurangan vitamin C. Caries gigi menandakan ibu
kekurangan kalsium.
6) Leher : Adanya pembesaran kelenjar tyroid menandakan ibu kekurangan
iodium, sehingga dapat menyebabkan terjadinya kretinisme pada bayi dan
bendungan vena jugularis atau tidak.
7) Dada :  bagaimana kebersihannya, Terlihat hiperpigmentasi pada areola
mammae tanda kehamilan, puting susu datar atau tenggelam membutuhkan
perawatan payudara untuk persiapan menyusui. Adakah striae gravidarum
8) Genetalia :  bersih atau tidak, varises atau tidak, ada condiloma atau tidak
keputihan atau tidak.
9) Ekstremitas  : Adanya oedem pada ekstremitas atas atau bawah dapat dicurigai
adanya hipertensi hingga Preeklampsi dan Diabetes melitus, varises.tidak, kaki
sama panjang/tidak memepengaruhi jalannya persalinan.
b. Palpasi
1) Tujuan Palpasi :
a) Untuk mengetahui umur kehamilan.
b) Untuk mengetahui bagian bagian janin.
c) Untuk mengetahui letak janin.
d) Janin tunggal atau tidak.
e) Sampai dimana bagian terdepan janin masuk kedalam rongga panggul
f) Adakah keseimbangan antara ukuran kepala dan janin.
g) Untuk mengetahui kelainan abnormal ditubuh.
2) Letak Palpasi :
a) Kepala : adakah benjolan abnormal.
b) Leher :  Tidak tampak pembesaran vena jugularis. Jika ada hal ini
berpengaruh pada saat persalinan terutama saat meneran. Hal ini dapat
menambah tekanan pada jantung. Potensial terjadi gagal jantung. Tidak
tampak pembesaran kelanjar tiroid, jika ada potensial terjadi kelahiran
prematur, lahir mati, kretinisme dan keguguran.Tidak tampak pembesaran
limfe, jika ada kemungkinan terjadi infeksi oleh berbagai penyakit misal
TBC, radang akut dikepala.
c) Dada :  Adanya benjolan pada payudara waspadai adanya Kanker
payudara dan menghambat laktasi. Kolostrum mulai diproduksi pada usia
kehamilan 12 minggu tapi mulai keluar pada usia 20 minggu.
d) Abdomen :
Pemeriksaan abdomen yang dilakukan ialah pemeriksaan Leopold yang
dapat dilihat pada gambar berikut :

Gambar 10.1 Pemeriksaan Leopold


(Sumber : Nurarif & Kusuma, 2015)
(1) Leopold I  : Untuk menentukan usia kehamilan berdasarkan TFU dan
bagian yang teraba di fundus uteri. Cara melakukan :
(a) Pemeriksa menghadap ke arah ibu.
(b) Menentukan tinggi fundus uteri dengan pengukuran yang dapat
dilihat pada gambar berikut :

Gambar 6.3 Pathway Kehamilan Trimester III


(Sumber : Nurarif & Kusuma, 2015)
Keterangan pada gambar di atas dapat dilihat pada tabel dibawah
ini :
Tabel 10.1 Usia Kehamilan dan Tinggi Fundus Uteri
Usia Kehamilan Tinggi Fundus Uteri
12 minggu 1 – 2 jari diatas symphisis
16 minggu pertengahan antara symphisi dan pusat
20 minggu 3 jari dibawah pusat
24 minggu setinggi pusat
28 minggu 3 jari diatas pusat
32 minggu pertengahan antara pusat dan procesus xymphoideus
36 minggu 3 jari dibawah procesus xymphoideus
40 minggu pertengahan antara pusat dan procesus xymphoideus
(Sumber : Sofian, 2011)

(c) Tanda kepala : keras, bundar, melenting.


(d) Tanda bokong: lunak, kurang bundar,kurang melenting.
(2) Leopold II : Menentukan letak punngung anak pada letak memanjang
dan menentukan letak kepala pada ketak lintang. Cara melakukan :
(a) Wajah pemeriksa menghadap ke arah kepala ibu.
(b) Palpasi dengan satu tangan pada tiap sisi abdomen : Letakkan
tepakan tangan kiri pada dinding perut lateral kanan dan telapak
tangan kanan pada dinding perut lateral kiri ibu secra sejajar dan
pada ketinggian yang sama. Mulai dari bagian atas tekan secra
bergantian atau bersamaan (simultan) telapak tangan tangan kiri
dan kanan kemudian geser ke arah bawah dan rasakan adanya
bagian yang rata dan memanjang (punggung) atau bagian-bagian
kecil (ekstremitas)
(c) Palpasi janin di antara dua tangan.
(d) Temukan mana punggung dan bagian ekstremitas.
(3) Leopold III : Menentukan bagian terbawah janin, dan apakah bagian
terbawah sudah masuk PAP atau belum. Cara melakukan :
(a) Posisi pemeriksa berada di sebelah kanan ibu dan wajah
pemeriksa menghadap ke arah kepala ibu.
(b) Palpasi di atas simfisis pubis. Beri tekanan pada area uterus.
Letakkan ujung telapak tangan kiri pada dinding lateral kiri
bawah, telapak tangn kanan bawah perut ibu.
(c) Palpasi bagian presentasi janin di antara ibu jari dan keempat jari
dengan menggerakkan pergelangan tangan untuk menentukan
presentasi janin. Tekan secra lembut dan bersamaan/bergantian
untuk mentukan bagian terbawah bayi (bagian keras,bulat dan
hampir homogen adalah kepala sedangkan tonjolan yang lunak
dan kurang simetris adalah bokong).
(d) Jika ada tahanan berarti ada penurunan kepala.
(4) Leopold IV : Seberapa jauh bagian rerbawah masuk PAP. Cara
melakukan :
(a) Wajah pemeriksa menghadap ke arah ekstremitas ibu.
(b) Palpasi janin di antara dua tangan : Letakkan ujung telapak tangan
kiri dan kanan pada lateral kiri dan kanan uterus bawah, ujung-
ujung jari tangan kiri dan kanan berada pada tepi atas simfisis.
Temukan kedua ibu jari kiri dan kanan lemudian rapatkan semua
jari-jari tangan yang meraba dinding bawah uterus. Perhatikan
sudt yang terbentuk oleh jari-jari konvergen atau divergen.
Setelah itu pindahkan ibu jari dan telunjuk tangan kiri pada
bagian terbawah bayi (bila presentasi kepala upayakan
memegang  bagian kepala di dekat leher dan bila presentasi
bokong upayakan untuk memegang pinggang bayi). Fiksasikan
bagian tersebut ke arah pintu atas panggul kemudian letakkan jari-
jari tangan kanan diantara tangan kiri dan simfisis untuk menilai
seberapa jauh bagian terbawah telah memasuki pintu atas
panggul.
(c) Evaluasi penurunan bagian presentasi.
e) Ekstremitas : Adanya oedem pada ekstremitas atas atau bawah dapat
dicurigai adanya hipertensi hingga Preeklampsi dan Diabetes melitus.
c. Auskultasi
1. Tujuan Auskultasi : menentukan hamil atau tidak anak hidup atau mati. Serta
membantu menentukan habitus, kedudukan punggunh anak, presentasi anak
tunggal/ kembar yaitu terdengar pada dua tempat dengan perbedaan 10 detik.
2. Pemeriksaan :
a) Dada  : Adanya ronkhi atau wheezing perlu dicurigai adanya asma atau
TBC yang dapat memperberat kehamilan.
b) Abdomen  : DJJ (+) normal 120-160 x/menit, teratur dan reguler. Jika DJJ
janin <120x/menit dikatakan distress janin dan jika DJJ > 160x/menit
dikatakan gawat janin.
d. Perkusi
Reflek patella : Reflek patella negatif menandakan ibu vitamin B1.

K. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Trimester I Trimester II Trimester III
1. Nausea b.d. Perubahan sistem 1. Gangguan citra tubuh 1. Nyeri akut b.d.
gastrointestinal. b.d. Perubahan bentuk Peningkatan
2. Konstipasi b.d. Kehamilan. tubuh. progesteron.
3. Inkontinensia urine stress b.d. 2. Pola nafas tidak efektif 2. Gangguan pola tidur
Kehamilan. b.d. Penekanan diafragma b.d. Perubahan
4. Kelelahan b.d. Kehamilan . karena pembesaran fisiologis kehamilan.
5. Ketidakseimbangan nutrisi: uterus. 3. Perubahan pola
Kurang dari kebutuhan tubuh 3. Inkontinensia urine stress seksualitas b.d.
b.d. Perubahan fisiologis b.d. Kehamilan. Perasaan takut karena
kehamilan. kehamilan.
6. Kurang pengetahuan: Perubahan 4. Kecemasan b.d.
fisiologis dan psikologis, Persiapan persalinan.
perawatan kehamilan b.d.
kurangnya informasi tentang
penatalaksanaan antenatal care.
7. Kecemasan b.d. Perubahan yang
menyertai kehamilan.
L. INTERVENSI KEPERAWATAN
No. Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi
1. Cemas b.d. Situasi krisis Klien menunjukkan kontrol 1. Reduksi kecemasan
kecemasan dengan kriteria: a. Kaji tingkat kecemasan dan respon fisiknya.
1. Dapat mengidentifikasi, b. Gunakan kehadiran, sentuhan (dengan ijin), verbalisasi
verbalisasi, dan untuk mengingatkan klien tidak sendiri.
mendemonstrasikan teknik c. Terima pasien dan keluarganya apa adanya.
menurunkan kecemasan. d. Gali reaksi personal dan ekspresi cemas.
2. Menunjukkan postur, e. Bantu mengidentifikasi penyebab.
ekspresi wajah, perilaku, f. Gunakan empati untuk mendukung orang tua.
tingkat aktivitas yang g. Anjurkan untuk berfikir positif.
menggambarkan h. Intervensi terhadap sumber cemas.
kecemasan menurun. i. Jelaskan aktivitas, prosedur.
3. Mampu mengidentifikasi j. Gali koping klien.
dan verbalisasi penyebab k. Ajarkan tanda-tanda kecemasan.
cemas. l. Bantu orang tua mendefinisikan tingkat kecemasan.
m. Ajarkan teknik distraksi dan relaksasi.
n. Ajarkan teknik manajemen cemas.

2. Ketidakseimbangan Status nutrisi klien seimbang


nutrisi: Kurang dari dengan kriteria: 1. Manajemen Nutrisi
kebutuhan tubuh b.d. 1. BB stabil. a. Timbang BB sesuai indikasi.
Perubahan fisiologis 2. Turgor kulit membaik. b. Monitor intake klien.
kehamilan. 3. Intake makanan meningkat. c. Berikan makanan dalam porsi kecil tapi sering dan
sajikan dalam keadaan hangat
d. Anjurkan klien menjaga kebersihan mulutnya.
e. Atur lingkungan yang tenang dan bersih selama
makan.
f. Pantau masukan dan haluaran.
g. Pantau adanya alergi makanan
h. Anjurkan untuk meningkatkan masukan makanan yang
mengandung Fe
i. Berikan informasi mengenai kebutuhan nutrisi
2. Monitor Nutrisi
a. Monitor adanya penurunan BB pasien
b. Monitor tipe dan jumlah aktivitas yang biasa dilakukan
c. Monitor mual dan muntah
d. Monitor kalori dan intake nutrisi
3 Perubahan pola eliminasi Klien dapat beradaptasi dengan a. Beri informasi tentang perubahan perkemihan sehubungan
b.d Perubahan fisiologis perubahan pola eliminasinya dengan kehamilan.
kehamilan. dengan kriteria: b. Anjurkan klien untuk melakukan posisi miring kiri saat
1. Klien paham dengan tidur.
perubahan pola c. Beri informasi tentang perlunya masukan cairan 6-8
eliminasinya gelas/hari, penurunan masukan 2-3 jam sebelum tidur,
penggunaan garam, makanan dan produk yg mengandung
Na dalam jumlah sedang.
d. Kaji ulang masalah medis sebelumnya (penyakit ginjal,
hipertensi, penyakit jantung).
e. Kaji tanda-tanda ISK.

4 Nyeri akut b.d perubahan Nyeri klien berkurang/hilang 1. Manajemen Nyeri


fisiologis pada kehamilan dengan kriteria: a. Kaji skala nyeri klien.
b. Beri penjelasan pada klien tentang fisiologis nyeri.
1. Klien paham bahwa
c. Ajarkan klien tehnik relaksasi nafas dalam.
nyerinya fisiologis.
d. Anjurkan klien untuk beristirahat bila nyeri datang.
2. Klien dapat beradaptasi
e. Ajarkan klien untuk mencatat frekuensi, lama, dan
dengan nyerinya.
intensitas nyeri.
3. Klien melaporkan nyerinya
f. Anjurkan klien untuk segera mendatangi tempat
berkurang.
pertolongan bila sudah ada tanda2 akan melahirkan.
4. Skala nyeri 0-1.
5 Kurang pengetahuan Pengetahuan klien bertambah 1. Pendidikan Kesehatan
tentang kehamilan dan dengan kriteria: a. Kaji tingkat pengetahuan klien.
proses persalinan b.d 1. Klien mengatakan paham b. Beri informasi tentang perubahan-perubahan fisik
Kurangnya informasi. dengan penjelasan yang normal pada kehamilan.
diberikan. c. Beri informasi tentang tanda-tanda persalinan.
2. Klien dapat menyebutkan d. Beri informasi tentang tempat pelayanan kesehatan
perubahan pada kehamilan. yang dapat dikunjungi untuk mendapat pertolongan
3. Klien dapat menyebutkan dalam persalinan.
tanda-tanda persalinan. e. Beri informasi tentang
4. Klien dapat memutuskan
memilih tempat
melahirkan.
DAFTAR PUSTAKA

Bulechek, G. M., & Butcher, H. K. (2016). Nursing Intervention Clasification (NIC) 6th Edition.
In I. Nurjannah, & R. D. Tumanggor, Edisi Keensm Nursing Intervensioan (NIC)
Edisi Bahasa Indonesia (pp. 570-571). Singapore: CV. Mocomedia.

Heather, H., & Kamitshuru, S. (2018). Nanda I Diagnosis Keperawatan Denisi dan Klasifikasi
2018-2020. Jakarta: EGC.

Prawirohardjo, S. (2014). Ilmu Kebidanan; Edisi Keempat; Cetakan Keempat. Jakarta: PT Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Saifuddin, A. B. (2015). Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Sofian, A. (2011). Rustam Mochtar Sinopsis Obsterti; Obsterti Fisiologi , Obsterti Patologi,
Ed.3, Jilid 1. Jakarta: EGC.

Sukmawati. (2012). Hubungan antara Pengetahuan dan Sikap dalam Memenuhi Kebutuhan
Nutrisi dengan Status Gizi Ibu Hamil di Puskesmas Kassi-Kassi Makasar. Disertasi
tidak diterbitkan. Makasar: Fakultas Ilmu Kesehatan UIN ALAUDDIN Makasar.

Anda mungkin juga menyukai