Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN

KEPERAWATAN KELUARGA

WELSA FRISKA PATTIPEILUHU

NIM: 18190000047

PROGAM STUDI NERS KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU
2020
LAPORAN PENDAHULUAN
KELUARGA

A. Definisi
Keluarga adalah sebagai sebuah sistem sosial kecil yang terdiri satu rangkaian
bagian yang sangat saling bergantung dan dipengaruhi baik oleh struktur internal
maupun eksternal (Friedman, 2010). Keluarga terdiri atas sekelompok orang yang
mempunyai ikatan perkawinan. Keturunan atau hubungan sedarah dan ikatan adopsi.
Anggota keluarga biasanya hidup bersama-sama dalam satu rumah tangga atau jika
mereka hidup secara terpisa, mereka tetap menganggap rumah tangga sebagai rumah
mereka yang berinteraksi dan berkomunikasi satu sama lainnya dalam peran-peran
sosial keluarga. Keluarga sama-sama menggunakan kultur yang sama yaitu kultur yang
diambil dari masyarakat dengan ciri unik tersendiri (Burgess. 1963 dalam Mubarak,
2011).
Keluarga adalah perkumpulan dua atau lebih individu yang diikat oleh
hubungan darah, perkawinan atau adopsi, dan tiap-tiap anggota keluarga selalu
berinteraksi satu sama lain Harmoko (2012).
Menurut Santoso (2011), keluarga terdiri atas kelompok orang yang mempunyai
ikatan perkawinan, keturunan/hubungan sedarah atau hasil adopsi, dan tiap anggota
keluarga selalu berinteraksi satu dengan yang lainnya, tinggal bersama dalam satu
rumah yang dipimpin oleh seorang kepala rumah tangga, anggota berinteraksi dan
komunikasi dalam peran sosial, serta mempunyai kebiasaan/kebudayaan yang berasal
dari masyarakat, tetapi mempunyai keunikan tersendiri.
Menurut pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa keluarga
merupakan sebuah sistem sosial interaksi yang terdiri dari individu-individu yang
bergabung dalam satu ikatan perkawinan, hubungan darah, adopsi yang hidup bersama,
berinteraksi satu sama lain dalam peranannya dan menciptakan serta mempertahankan
suatu kehidupan bermasyarakat.

B. Tujuan Dasar Keluarga


Menurut Harmoko (2012) :
1. Memujudkan semua harapan dan kewajiban masyarakat dengan memenuhi kebutuhan
setiap anggota keluarga serta menyiapkan peran masyarakat
2. Membentuk anggota keluarga sebagai anggota masyarakat yang sehat biopsikososial
spiritual
3. Memenuhi kewajiban-kewajiban sebagai anggota masyarakat
4. Memperhatikan secara total segi-segi kehidupan anggotanya.
5. Membentuk identitas dan konsep dari individu-individu yang menjadi anggotanya.

C. Konsep Tahap Perkembangan Keluarga


Tahap perkembangan keluarga:
1. Tahap I ( keluarga pasangan baru/ beginning family)
Keluarga baru di mulai pada saat masing-masing individu, yaitu suami istri
membentuk keluarga melalui perkawinan yang sah dan meninggalkan keluarga
masing-masing, secara psikologis keluarga tersebut sudah memiliki keluarga baru.
(Harmoko, hal 52; 2012).
2. Tahap II ( keluarga dengan kelahiran anak pertama/ child bearing family)
Tahap II mulai dengan kelahiran anak pertama dan berlanjut sampai bayi berusia 30
bulan. Transisi ke masa menjadi orangtua adlah salah satu kunci dalam siklus
kehidupan keluarga. Dengan kelahiran anak pertama, keluarga menjadi kelompok trio,
membuat sistem yang permanen pada keluarga untuk pertama kalinya (yaitu, sistem
berlangsung tanpa memerhatikan hasil akhir dari pernikahan). ( McGoldrick, Heiman,
& Carter, 1993 dalam Marilyn M. Friedman, hal 108: 2010).
3. Tahap III ( keluarga dengan anak prasekolah/ families with prescholl)
Tahap III siklus kehidupan keluarga dimulai ketika anak pertama berusia 2 1/2 tahun
dan diakhiri ketika anak berusia 5 tahun. Keluarga saat ini dapat terdiri dari tiga
sampai lima orang, dengan posisi pasangan suami-ayah, istri-ibu, putra-saudara laki-
laki, dan putri-saudara perempuan. Keluarga menjadi lebih kompleks dan berbeda
( Duvall & Miller, 1985 dalam Marilyn M. Friedman, hal 111: 2010).
4. Tahap IV ( keluarga dengan anak sekolah/ families with children)
Tahap ini dimulai pada saat anak tertua memasuki sekolah pada usia 6 tahun dan
berakhir pada usia 12 tahun. Pada fase ini umumnya keluarga mencapai jumlah
anggota keluarga maksimal, sehingga keluarga sangat sibuk. Selain aktifitas sekolah,
masing-masing anak memiliki aktifitas di sekolah, masing-masing akan memiliki
aktifitas dan minat sendiri. Demikian pula orang tua yang mempunyai aktifitas berbeda
dengan anak. (Harmoko, hal 56; 2012).
5. Tahap V ( keluarga dengan anak remaja/ families with teenagers)
Ketika anak pertama berusia 13 tahun, tahap V dari siklus atau perjalanan kehidupan
keluarga dimulai. Biasanya tahap ini berlangsung selama enam atau tujuh tahun,
walaupun dapat lebih singkat jika anak meningglakan keluarga lebih awal atau lebih
lama jika anak tetap tinggal di rumah pada usia lebih dari 19 atau 20 tahun. Anak
lainnya yang tinggal di rumah biasanya anak usia sekolah. Tujuan utama keluarga pada
tahap anak remaja adalah melonggrakan kebebasan remaja yang lebih besar dalam
mempersiapkan diri menjadi seorang dewasa muda. (Duvall & Miller, 1985 dalam
Marilyn M. Friedman, hal 115: 2010).
6. Tahap VI ( keluarga dengan anak dewasa/ launching center families)
Tahap ini dimulai pada saat anak terakhir meninggalkan rumah. Lama tahap ini
bergantung pada jumlah anak dalam keluarga atau jika anak yang belum berkeluarga
dan tetap tinggal bersama orangtua. Tujuan utama pada tahap ini adalah mengorganisasi
kembali keluarga untuk tetap berperan dalam melepaskan anaknya untuk hidup sendiri.
(Harmoko, hal 59; 2012)
7. Tahap VII ( keluarga usia pertengahan/ middle age families)
Tahapan ini dimulai pada saat anak yang terakhir meningglakan rumah dan berakhir
saat pensiun atau salah satu pasangan meninggal. Beberapa pasangan pada fase ini akan
dirasakan sulit karena masalah usia lanjut, perpisahan dengan anak, dan perasaan gagal
sebagai orang tua. Pada tahap ini semua anak meninggallkan rumah, maka pasangan
berfokus untuk mempertahankan kesehatan dengan berbagai aktifitas. (Harmoko, hal
60; 2012).
8. Tahap VIII ( keluarga usia lanjut)
Tahap terakhir siklus kehidupan keluarga dimulai dengan pensiun salah satu atau kedua
pasangan, dan berakhir dengan kematian pasangan lainnya. (Duvall & Miller, 1985
dalam Marilyn M. Friedman, hal 122: 2010).

D. Keluarga Sebagai Sistem


Lingkungan

Proses
Masukan
Keluaran

Umpan Balik
Gambar di atas dapat diuraikan sebagai berikut (Harmoko, hal 15; 2012):
a. Masukan (input) terdiri atas: anggota keluarga, fungsi keluarga, aturan dari keluarga
(masyarakat) sekitar (luas), budaya, agama, dan sebagainya.
b. Proses (throughput) merupakan proses yang terjadi dalam melaksanakan
fungsi keluarga.
c. Keluaran (output) adalah hsil dari suatu proses yang berbentuk perilaku keluarga
yang terdiri atas perilaku sosial, perilaku kesehatan, perilaku sebagai warga
negara, dan lain-lain
d. Umpan balik (feedback) adalah pengontrol dalam masukan dan proses yang
berasal dari keluaran.

E. Karakteristik keluarga sebagai sistem


Berikut ini akan dijelaskan mengenai karakteristik keluarga sebagai suatu sistem
(Harmoko, hal 17; 2012)
1. Pola komunikasi keluarga
Secara umum ada dua pola komunikasi dalam keluarga yaitu sistem terbuka dan
sitem tertutup. Sistem terbuka pola komunikasi dilakukan secara langsung, jelas,
spesifik, tulus, jujur dan tanpa hambatan. Sedangkan pola komunikasi seitem
tertutup adalah tidak langsung, tidak jelas, tidak spesifik, tidak selaras, saling
menyalahkan, kacau dan membingungkan.
2. Aturan keluarga
a. Sistem terbuka: hasil musyawarah, tidak ketinggalan zaman, berubah sesuai
kebutuhan keluarga, dan bebas mengeluarkan pendapat.
b. Sitem tertutup: ditentukan tanpa musyawarah tidak sesuai perkembangan
zaman, mengikat, tidak sesuai kebutuhan dan pendapat terbatas.
3. Perilaku anggota keluarga
a. Sistem terbuka: sesuia dengan kemampuan keluarga memiliki kesiapan,
mampu berkembang sesuai kondisi. Harga diri:percaya diri, mengikat, dan
mampu mengembangkan dirinya.
b. Sistem tertutup: memiliki sikap melawan, kacau, tidak siap (selalu
bergantung), tidak berkembang, harga diri: kurang percaya diri, ragu-ragu, dan
kurang dapat dukungan untuk mengembangkan.
F. Struktur Keluarga
Struktur keluarga oleh Friedman dalam (Harmoko, hal 19; 2012) sebagai
berikut Struktur komunikasi. Komunikasi dalam keluarga dikatakan berfungsi
apabila dilakukan secara jujur, terbuka, melibatkan emosi, konflik selesai, dan ada
hierarki kekuatan. Komunikasi keluarga bagi pengirim yakin mengemukakan pesan
secara jelas dan berkualitas, serta meminta dan menerima umpan balik. Penerima
pesan mendengarkan pesn, memberikan umpan balik, dan valid.
1. Struktur peran
Serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai posisi sosial yang diberikan. Jadi,
pada struktur peran bisa bersifat formal atau informal. Posisi/ status adalah posisi
individu dalam masyarakat misal status sebagai istri/ suami.
2. Struktur kekuatan
Kemampuan dari individu untuk mengontrol, memengaruhi, atau mengubah
perilaku orang lain. Hak (legitimate power), ditiru (referent power), keahlian
(exper power), hadiah (reward power_, paksa (coercive power), dan effektif
power.
3. Strukur nilai dan norma
a. Nilai, suatu sistem, sikap, kepercayaan yang secara sadar atau tidak dapat
mempersatukan annggota keluarga.
b. Norma, pola perilaku yang baik menurut masyarakat berdasarkan sistem nilai
dalam keluarga.
c. Budaya, kumpulan daripada perilaku yang dapat dipelajari, dibagi dan
ditularkan dengan tujuan untuk menyelesaikan masalah.
4. Patrilineal, adalah keluarga sedarah yang terdiri atas sanak saudara sedarah dalam
beberapa generasi, dimana hubungan ini disusun melalui garis keturunan ayah.
5. Matrilineal, adalah keluarga sedarah yang terdiri atas sanak saudara sedarah dalam
beberapa generasi, dimana hubungan ini disusun melalui garis keturunan ibu.
6. Matrilokal, adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah
dari istri.
7. Patrilokal, adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah dari
suami.
8. Keluarga kawinan, adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan
keluarga dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian dari keluarga karena
adanya hubungan dengan suami istri.
G. Ciri-ciri struktur keluarga
1. Terorganisasi, yaitu saling berhubungan, saling ketergantungan antara anggota
keluarga.
2. Ada keterbatasan, dimana setiap anggota keluarga memiliki kebebasan tetapi
mereka juga mempunyai keterbatasan dalam menjalankan fungsi dan tugas masing-
masing.
3. Ada perbedaan dan kekhususan, yaitu setiap anggota keluarga mempunyai peranan
dan fungsinya masing-masing.
(Harmoko, 2012).

H. Tipe – tipe Keluarga


Tipe keluarga (Harmoko, hal 23; 2012) sebagai berikut
1. Nuclear Family
Keluarga inti yang terdiri atas ayah, ibu, dan anak yang tinggal dalam satu rumah
ditetapkan oleh sanksi-sanksi legal dalam suatu ikatan perkawinan, satu/ keduanya
dapat bekerja di laur rumah.
2. Extended Family
Keluarga inti ditambahkan dengan sanak saudara, misalnya nenek, kakek,
keponakan, saudara sepupu, pama, bibi, dan sebagainya.
3. Reconstitud Nuclear
Pembentukan baru dari keluarga inti melalui perkawinan kembali suami/istri,
tinggal dalam pembentuan satu rumah dengan anak-anaknya, baik itu bawaan dari
perkawinan lama maupun hasil dari perkawinan baru. Satu atau keduanya dapat
bekerja di luar rumah.
4. Middle Age/ Aging Couple
Suami sebagai pencari uang. Istri di rumah/ kedua-duanya bekerja di rumah, anak-
anak sudah meningglakan rumah karena sekolah/perkawinan/meniti karier.
5. Dyadic Nuclear
Suami istri yang sudah berumur da tidak mempunyai anak, keduanya/slah satu
bekerja di rumah.
6. Single Parent
Satu orang tua sebagai akibat perceraian/ kematian pasangannya dan anak-
anaknya dapat tinggal di rumah/ di luar rumah.
7. Dual Carier
Suami istri atau keduanya berkarier dan tanpa anak.

8. Commuter Married
Suami istri/ keduanya orang karier dan tinggal terpisah pada jarak tertentu,
keduanya saling mencari pada waktu-waktu tertentu.
9. Single Adult
Wanita atau pria dewasa yang tinggal sendiri dengan tidak adanya keinginan
untuk menikah.
10. Three Generation
Tiga generasi atau lebih tinggal dalam satu rumah.
11. Institutional
Anak-anak atau orang-orang dewasa tinggal dalam suaru panti-panti.
12. Comunal
Satu rumah terdiri atas dua/lebih pasangan yang monogami dengan anak-anaknya
dan bersama-sama dalam penyediaan fasilitas.
13. Group Marriage
Satu perumahan terdiri atas orangtua dan keturunannya di dalam satu kesatuan
keluarga dan tiap indivisu adalah menikah dengan yang lain dan semua adalah
orang tua dari anak-anak.
14. Unmarried paret and chill
Ibu dan aak dmana perkawinan tidak dikehendaki, anakya di adopsi.
15. Cohibing Cauple
Dua orang/ satu pasangan yang tinggal bersama tanpa pernikahan.

I. Tugas Keluarga
Friedman (2010) membagi peran kesehatan dalam keluarga yaitu:
1. Mengenal gangguan perkembangan kesehatan tiap anggotanya
2. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat
3. Menberikan keperawatan kepada anggota keluarganya yang sakit, dan yang tidak
dapat membantu dirinya sendiri karena cacat atau usianya yang terlalu muda.
4. Mempertahankan suasana di rumah yang menguntungjan kesehatan dan
perkembangan kepribadian anggota keluarga.
5. Mempertahankan hubungan kepribadian anggota keluarga dan lembaga-lembaga
kesehatan, yang menunjukan pemanfaatan dengan baik fasilitas-fasilitas kesehatan
yang ada.
6. Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya
7. Pemeliharaan sumber-sumber daya yang ada dalam keluarga
8. Pembagian tugas masing-masing anggotanya sesuai dengan kedudukannya
masing-masing
9. Sosialisasi antara para anggotanya
10. Pemeliharaan antara keterlibatan anggota keluarga
11. Pengaturan jumlah anggota keluarga
12. Membangkitkan dorongan dan semangat para anggotanya.

J. Fungsi Keluarga
1. Fungsi Afektif
Memfasilitasi stabilisasi kepribadian orang dewasa, memenuhi kebutuhan
psikologis anggota keluarga (Marilyn M. Friedman, hal 86: 2010)
2. Fungsi Sosialisasi
Memfasilitasi sosialisasi primer anak yang bertujuan menjadikan anak sebagai
anggota masyarakat yang produktif serta memberikan status pada anggota
keluarga (Marilyn M. Friedman, hal 86: 2010)
3. Fungsi reproduksi
Untuk mempertahankan kontinuitas keluarga selama beberapa generasi dan untuk
keberlangsungan hidup masyarakat (Marilyn M. Friedman, hal 86: 2010)
4. Fungsi ekonomi
Menyediakan sumber ekonomi yang cukup dan alokasi efektifnya (Marilyn M.
Friedman, hal 86: 2010).
5. Fungsi perawatan kesehatan
Menyediakan kebutuhan fisik-makanan, pakaian, tempat tinggal, perawatan
kesehatan (Marilyn M. Friedman, hal 86: 2010).

K. Ciri – ciri Keluarga


1. Keluarga merupakan hubungan perkawinan
2. Keluarga berbentuk suatu kelembagaan yang berkaitan dengan hubungan
perkawinan yang sengaja dibentuk atau dipelihara
3. Keluarga mempunyai suatu 9ystem tata nama termasuk perhitungan garis
keturunan
4. Keluarga mempunyai fungsi ekonomi yang dibentuk oleh anggota-anggotanya
berkaitan dengan kemampuan untuk mempunyai keturunan dan membesarkannya.
(Harmoko, 2012).

L. Ciri Keluarga Indonesia


1. Mempunyai ikatan yang sangat erat dengan dilandasi semangat gotong royong
2. Dijiwai oleh nilai kebudayaan ketimuran
3. Umumnya dipimpin oleh suami meskipun proses pemutusan dilakukan secara
musyawarah
4. Berbentuk monogram
5. Bertanggung jawab
6. Mempunyai semangat gotong royong
(Harmoko, 2012).
DAFTAR PUSTAKA

Friedman, M. 2010. Buku Ajar Keperawatan keluarga : Riset, Teori, dan Praktek. Edisi
ke
5. Jakarta: EGC.

Harmoko. 2012. Asuhan Keperawatan Keluarga. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Mubarak, W, I & Chayatin, N (2012). Ilmu Keperawatan Komunitas Pengantar dan


Teori.
Jakarta : Salemba Medik.

Sugiono (2010). Statistika untuk Penelitian. Bandung : ALFABETA.

Anda mungkin juga menyukai