NIM : PO53032019003
PO : 53032019003
Kasus 5
KANKER PARU
2. Etiologi
a. Merokok
Menurut Van Houtte, merokok merupakan faktor yang
berperan paling penting, yaitu 85% dari seluruh kasus ( Wilson,
2005). Rokok mengandung lebih dari 4000 bahan kimia,
diantaranya telah diidentifikasi dapat menyebabkan kanker.
Kejadian kanker paru pada perokok dipengaruhi oleh usia mulai
merokok, jumlah batang rokok yang diisap setiap hari, lamanya
kebiasaan merokok, dan lamanya berhenti merokok
(Stoppler,2010).
b. Perokok pasif
Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa pada orang-orang
yang tidak merokok, tetapi mengisap asap dari orang lain, risiko
mendapat kanker paru meningkat dua kali.
c. Polusi udara
Kematian akibat kanker paru juga berkaitan dengan polusi
udara, tetapi pengaruhnya kecil bila dibandingkan dengan merokok
kretek. Kematian akibat kanker paru jumlahnya dua kali lebih
banyak di daerah perkotaan dibandingkan dengan daerah pedesaan.
Bukti statistik juga menyatakan bahwa penyakit ini lebih sering
ditemukan pada masyarakat dengan kelas tingkat sosial ekonomi
yang paling rendah dan berkurang pada mereka dengan kelas yang
lebih tinggi. Hal ini, sebagian dapat dijelaskan dari kenyataan
bahwa kelompok sosial ekonomi yang lebih rendah cenderung
hidup lebih dekat dengan tempat pekerjaan mereka, tempat udara
kemungkinan besar lebih tercemar oleh polusi. Suatu karsinogen
yang ditemukan dalam udara polusi (juga ditemukan pada asap
rokok) adalah 3,4 benzpiren (Wilson, 2005)
.
d. Paparan zat karsinogen
Beberapa zat karsinogen seperti asbestos, uranium, radon,
arsen, kromium, nikel, polisiklik hidrokarbon, dan vinil klorida
dapat menyebabkan kanker paru (Amin, 2006). Risiko kanker paru
di antara pekerja yang menangani asbes kira-kira sepuluh kali lebih
besar daripada masyarakat umum. Risiko kanker paru baik akibat
kontak dengan asbes maupun uranium meningkat kalau orang
tersebut juga merokok.
e. Diet
Beberapa penelitian melaporkan bahwa rendahnya
konsumsi terhadap betakarotene, selenium, dan vitamin A
menyebabkan tingginya risiko terkena kanker paru (Amin, 2006).
f. Genetik
Terdapat bukti bahwa anggota keluarga pasien kanker paru
berisiko lebih besar terkena penyakit ini. Penelitian sitogenik dan
genetik molekuler memperlihatkan bahwa mutasi pada
protoonkogen dan gen-gen penekan tumor memiliki arti penting
dalam timbul dan berkembangnya kanker paru. Tujuan khususnya
adalah pengaktifan onkogen (termasuk juga gen-gen K-ras dan
myc), dan menonaktifkan gen-gen penekan tumor (termasuk gen
rb, p53, dan CDKN2) (Wilson, 2005).
g. Penyakit paru
Penyakit paru seperti tuberkulosis dan penyakit paru
obstruktif kronik juga dapat menjadi risiko kanker paru. Seseorang
dengan penyakit paru obstruktif kronik berisiko empat sampai
enam kali lebih besar terkena kanker paru ketika efek dari merokok
dihilangkan (Stoppler, 2010).
5. Manifestasi Klinis
Gejala-gejala kanker paru yaitu:
1. Gejala awal. Stridor lokal dan dispnea ringan yang mungkin
disebabkan oleh obstruksi pada bronkus.
2. Gejala umum.
- Batuk : Kemungkinan akibat iritasi yang disebabkan oleh
massa tumor. Batuk mulai sebagai batuk kering tanpa
membentuk sputum, tetapi berkembang sampai titik
dimana dibentuk sputum yang kental dan purulen dalam
berespon terhadap infeksi sekunder.
- Hemoptisis : Sputum bersemu darah karena sputum
melalui permukaan tumor yang mengalami ulserasi.
- Anoreksia, lelah, berkurangnya berat badan.
6. Patofisiologi
Dari etiologi yang menyerang percabangan segmen/ sub
bronkus menyebabkan cilia hilang dan deskuamasi sehingga terjadi
pengendapan karsinogen. Dengan adanya pengendapan karsinogen
maka menyebabkan metaplasia,hyperplasia dan displasia. Bila lesi
perifer yang disebabkan oleh metaplasia, hyperplasia dan displasia
menembus ruang pleura, biasa timbul efusi pleura, dan bisa diikuti
invasi langsung pada kosta dan korpus vertebra. Lesi yang letaknya
sentral berasal dari salah satu cabang bronkus yang terbesar. Lesi
ini menyebabkan obstuksi dan ulserasi bronkus dengan diikuti
dengan supurasi di bagian distal. Gejala – gejala yang timbul dapat
berupa batuk, hemoptysis, dispneu, demam, dan dingin.Wheezing
unilateral dapat terdengan pada auskultasi. Pada stadium lanjut,
penurunan berat badan biasanya menunjukkan adanya metastase,
khususnya pada hati. Kanker paru dapat bermetastase ke struktur –
struktur terdekat seperti kelenjar limfe, dinding esofagus,
pericardium, otak, tulang rangka.
8. Penatalaksanaan
a) Kuratif
Memperpanjang masa bebas penyakit dan meningkatkan angka
harapan hidup klien.
b) Paliatif.
Mengurangi dampak kanker, meningkatkan kualitas hidup.
c) Rawat rumah (Hospice care) pada kasus terminal.
Mengurangi dampak fisis maupun psikologis kanker baik pada pasien
maupun keluarga.
d) Supotif.
Menunjang pengobatan kuratif, paliatif dan terminal seperti
pemberian nutrisi, tranfusi darah dan komponen darah, obat anti nyeri
dan anti infeksi.
e) Pembedahan.
Tujuan pada pembedahan kanker paru sama seperti penyakit
paru lain, untuk mengankat semua jaringan yang sakit sementara
mempertahankan sebanyak mungkin fungsi paru –paru yang tidak
terkena kanker.
f) Toraktomi eksplorasi.
Untuk mengkomfirmasi diagnosa tersangka penyakit paru atau toraks
khususnya karsinoma, untuk melakukan biopsy.
g) Pneumonektomi (pengangkatan paru).
Karsinoma bronkogenik bilaman dengan lobektomi tidak semua lesi
bisa diangkat.
h) Lobektomi (pengangkatan lobus paru).
Karsinoma bronkogenik yang terbatas pada satu lobus,
bronkiaktesis bleb atau bula emfisematosa; abses paru; infeksi jamur;
tumor jinak tuberkulois.
i) Resesi segmental.
Merupakan pengankatan satau atau lebih segmen paru.
j) Resesi baji.
Tumor jinak dengan batas tegas, tumor metas metik, atau
penyakit peradangan yang terlokalisir. Merupakan pengangkatan dari
permukaan paru – paru berbentuk baji (potongan es).
k) Dekortikasi.
Merupakan pengangkatan bahan – bahan fibrin dari pleura viscelaris)
l) Radiasi
Pada beberapa kasus, radioterapi dilakukan sebagai pengobatan
kuratif dan bisa juga sebagai terapi adjuvant/ paliatif pada tumor
dengan komplikasi, seperti mengurangi efek obstruksi/ penekanan
terhadap pembuluh darah/ bronkus.
m) Kemoterafi.
Kemoterapi digunakan untuk mengganggu pola pertumbuhan
tumor, untuk menangani pasien dengan tumor paru sel kecil atau
dengan metastasi luas serta untuk melengkapi bedah atau terapi radiasi
B. ASUHAN KEPERAWATAN KANKER PARU
1. Pengkajian
1. Anamnesis yang lengkap serta pemeriksaan fisik merupakan kunci untuk
diagnosis tepat. Keluhan dan gejala klinis permulaan merupakan tanda
awal penyakit kanker paru. Batuk disertai dahak yang banyak dan kadang-
kadang bercampur darah, sesak nafas dengan suara pernafasan nyaring
(wheezing), nyeri dada, lemah, berat badan menurun, dan anoreksia
merupakan keadaan yang mendukung. Beberapa faktor yang perlu
diperhatikan pada pasien tersangka kanker paru adalah faktor usia, jenis
kelamin, keniasaan merokok, dan terpapar zat karsinogen yang dapat
menyebabkan nodul soliter paru.
2. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan ini dilakukan untuk menemukan kelainan-kelainan berupa
perubahan bentuk dinding toraks dan trakea, pembesaran kelenjar getah
bening dan tanda-tanda obstruksi parsial, infiltrat dan pleuritis dengan
cairan pleura.
3. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium ditujukan untuk :
a. Menilai seberapa jauh kerusakan yang ditimbulkan oleh kanker
paru. Kerusakan pada paru dapat dinilai dengan pemeriksaan faal
paru atau pemeriksaan analisis gas.
b. Menilai seberapa jauh kerusakan yang ditimbulkan oleh kanker
paru pada organ-organ lainnya.
c. Menilai seberapa jauh kerusakan yang ditimbulkan oleh kanker
paru pada jaringan tubuh baik oleh karena tumor primernya
maupun oleh karena metastasis.
4. Pemeriksaan Radiologi
Pemeriksaan ini dilakukan untuk menentukan keganasan tumor
dengan melihat ukuran tumor, kelenjar getah bening, dan metastasis ke
organ lain.
5. Sitologi
Pemeriksaan sitologi dapat menunjukkan gambaran perubahan sel,
baik pada stadium prakanker maupun kanker. Selain itu dapat juga
menunjukkan proses dan sebab peradangan.
Pemeriksaan sputum adalah salah satu teknik pemeriksaan yang
dipakai untuk mendapatkan bahan sitologik.
6. Bronkoskopi
Dengan menggunakan bronkoskop fiber optik, perubahan
mikroskopik mukosa bronkus dapat dilihat berupa nodul atau gumpalan
daging.
7. Biopsi Transtorakal
Biopsi aspirasi jarum halus transtorakal banyak digunakan untuk
mendiagnosis tumor pada paru terutama yang terletak di perifer. Dalam
hal ini diperlukan peranan radiologi untuk menentukan ukuran dan letak,
juga menuntun jarum mencapai massa tumor. Penentuan letak tumor
bertujuan untuk memilih titik insersi jarum di dinding kulit toraks yang
berdekatan dengan tumor.
8. Torakoskopi
Torakoskopi adalah pemeriksaan dengan alat torakoskop yang
ditusukkan dari kulit dada ke dalam rongga dada untuk melihat dan
mengambil sebahagian jaringan paru yang tampak. Pengambilan jaringan
dapat juga dilakukan secara langsung ke dalam paru dengan menusukkan
jarum yang lebih panjang dari jarum suntik biasa kemudian dilakukan
pengisapan jaringan tumor yang ada
2. Diagnosis
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif b/d adanya eksudat di alveolus
2. Pola nafas tidak efektif b/d sindrom hipoventilasi
3. Gangguan pertukaran gas b/d hipoventilasi
4. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh b/d
ketidakmampuan pemasukan/ mencerna/ mengabsorbsi zat-zat gizi
karena factor biologis dan psikologi
FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN MEDICAL BEDAH
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN
SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KUPANG
Direktorat: Jln. Piet A. Tallo Liliba - Kupang, Telp.: (0380) 8800256;
Fax (0380) 8800256; Email: poltekkeskupang@yahoo.com
Ruang/kamar : Asoka
No.Medical record :
Identitas Pasien
Identitas Penanggung
Alamat : Oesapa
Riwayat Kesehatan
Keterangan :
- laki-laki :
- Perempuan :
PEMERIKSAAN FISIK
1. Tanda-tanda vital :
- Tekanan darah : 150/80 mmHg Nadi :100x/menit
- Pernapasan : 28x/menit Suhu Badan : 38oc
2. Kepala dan leher
Kepala :Simetris
- Sakit kepala :tidak Pusing : Tidak
- Bentuk , ukuran dan posisi:
√normal abnormal, jelaskan : ....................
- Lesi : ada, Jelaskan : …….√tidak ada
- Masa : ada, Jelaskan : ………√tidak ada
- Observasi wajah√ simetris asimetris,jelakan
- Pendengaran
- Gangguan pendengaran : ya,jelaskan………√Tidak
- Nyeri : ya,jelaskan …………..√Tidak
- Peradangan : Ya, Jelaskan : ............ √ tidak
- Hidung
- Alergi Rhinnitus : ya,jelaskan………..√Tidak
- Riwayat Polip : ya,jelaskan√Tidak
- Sinusitis : ya,jelaskan……….√Tidak
- Epistaksis : ya,jelaskan……… √Tidak
3. Sistem Kardiovaskuler
- Nyeri Dada : ya,jelaskan :………..√Tidak
- Inspeksi :
- Kesadaran/ GCS :E 3 V2 M 3
- Bentuk dada : ya, √Normal
- Bibir :sianosis √Normal
- Kuku :sianosis √Normal
- Capillary Refill : Normal
- Tangan : Edema √Normal
- Kaki : Edema √Normal
- Sendi : Edema √Normal
- Ictus cordis/Apical Pulse: √Teraba Tidak teraba
- Vena jugularis :√Teraba Tidak teraba
- Perkusi : pembesaran jantung : tidak ada
- Auskultasi : BJ I : Abnormal √Normal
BJ II : Abnormal √Normal
- Murmur :tidak ada
4. Sistem Respirasi
- Keluhan :Klien mengatakan batuk tampak sesak napas dan
lender sukar di keluarkan
- Inspeksi :
Jejas : ya,jelaskan :………Tidak
Bentuk Dada : Abnormal, jelaskan :………√Normal
Jenis Pernapasan : Abnormal, (Dispnea, Kussmaul, Takipneu..)
√Tidak
Irama Napas : √Teratur tidak teratur
Retraksi otot pernapasan :Ya √tidak
Penggunaan alat bantu pernapasan : Ya,jalaskan :…….. √tidak
- Perkusi : Cairan : Ya √tidak
Udara : Ya √tidak
Auskultasi :
Inspirasi :Normal √Abnormal
Ekspirasi :Normal √Abnormal
Ronchi :Ya √tidak
Wheezing : Ya √tidak
Krepitasi : Ya √tidak
Rales : Ya √tidak
Clubbing Finger : Normal √Abnormal
5. Sistem Pencernaan
a. Keluhan : sedikit sianosis pada bibir dan dasar kuku
b. Inspeksi :
- Turgor kulit :Abnormal, Jelaskan : √Normal
- Keadaan bibir : √lembab kering
- Keadaan rongga mulut
Warna Mukosa :merah muda
Luka/ perdarahan : Ya, Jelaskan ......... √tidak
Tanda-tanda radang : Ya, Jelaskan ......... √tidak
Keadaan gusi : Abnormal, Jelaskan ......... √normal
- Keadaan abdomen
Warna kulit :Sawo Matang
Luka : Ya, Jelaskan ......... √tidak
Pembesaran : Abnormal, Jelaskan ...... . √normal
- Keadaan rektal
Luka : Ya, Jelaskan ......... √tidak
Perdarahan : Ya, Jelaskan ......... √tidak
Hemoroid : Ya, Jelaskan ......... √tidak
Lecet/tumor/bengkak : Ya, Jelaskan ......... √tidak
c. Auskultasi :
Bising usus/peristaltic : 15-35x/menit
d. Perkusi : Cairan : Abnormal, Jelaskan ...... . √normal
Udara : Abnormal, Jelaskan ...... . √normal
Masa : Abnormal, Jelaskan ...... . √normal
e. Palpasi :
Tonus otot : Abnormal, Jelaskan ...... . √normal
Nyeri : Abnormal, Jelaskan ...... . √normal
Masa : Abnormal, Jelaskan ...... . √normal
6. Sistem persyarafan
a. Keluhan : Tidak ada keluhan
b. Keluhan subjectif
7. System muskuluskletal
a. Keluhan :tidak ada keluhan
b. Kelainan ekstremitas : tidak ada keluhan
c. Nyeri otot :√ada tidak
d. Nyeri sendi :√ada tidak
e. Reflek sendi : Abnormal,jelaskan : √normal
f. Kekuatan otot : Atropi Hipertropi √normal
5 5
5 5
8. Sistem integumentary
a. Rash : ada ,jelaskan √tidak ada
b. Lesi :ada ,jelaskan : √tidak ada
c. Turgor :Normal Warna : Pucat
d. Kelembaban :Abnormal,jelaskan : √normal
e. Petechie : ada ,jelaskan √tidak ada
f. lain-lain : Tidak ada
9. Sistem Perkemihan
a. Gangguan :kencing menetes kontinensia retensi
gross hematuri disuria poliuri
Oliguri anuri
b. Alat bantu (kateter, dll) ya √tidak
c. Kandung kencing : ada ,jelaskan √tidak ada
Nyeri tekan Ya tidak
d. Produksi urine :
e. Intake cairan :oral : 100 cc/hr parenteral : 100 cc
f. Bentuk alat kelamin : √Normal Tidak normal
g. Uretra : Normal Hipospadia/Epispadia
h. Lain-lain : Tidak ada
Status rumah :
Cukup/Tidak :cukup
Bising/tidak :
Banjir/tidak :
Pola Keagamaan/spiritual
Tanggal
1. Foto Rognet
a. Foto gigi dan mulut :Tidak di lakukan
b. Foto esofagus, lambung, dan usus halus :Tidak di lakukan
c. Cholescytogram :tidak
d. Foto colon :tidak
2. Pemeriksaan-pemeriksaan khusus ultrasonografi
Biopsy :Tidak
Colonoscopy :tidak
DLL :Broncoscopy dan sitologi
Penatalaksanaan/pengobatam ( pembedahan,obat-obatan dan lain-lain
Pembedahan :Tidak
Obat 6 benar (indikasi dan indikasi) : Tidak
Lain-lain : Tidak
ANALISA DATA
IMPLEMENTASI HARI I
Intoleran 1. - (12.00)
aktivitas b.d 2. -
nyeri 08.00 3. Mengajarkan teknik S : Klien
pemasangan relaksasi napas dalam mengatakan belum
selang WSD 11.00 4. Melayani obat bisa miring kiri
kanan
O : Klien tampak
lemah
A : Masalah belum
teratasi
P : Lanjutkan
intervensi 3 dan 4