Anda di halaman 1dari 35

NAMA : APRILIA JOSINA TANAEM

NIM : PO53032019003

PO : 53032019003

TUGAS : KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

PROGRAM STUDI PROFESI NERS-POLTEKES KEMENKES KUPANG

Kasus 5

Seorang laki-laki berusia 71 tahun di rawat di rumah sakit dengan kanker


paru.Mempunyai riwayat merokok sejak remaja.Dari hasil bronkoskopi dan
sitologi di dapatkan sel kanker telah menyebar ke seluruh lapang paru.saat di
lakukan pengkajian,klien mengeluh batuk,tampak sesak napas dan lender sulit di
keluarkan,sesak napas terasa semakin berat jika pasien tidur terlentang,wajah
Nampak pucat.TTV TD 150/80 mmHg,suhu 38ocnadi 100x/menit.klien saat ini
terpasang selang WSD di bagian kiri,produksi cairan : 250 cc/24 jam,warna
kekuningan bercampur darah.Hasil pemeriksaan fisik di dapatkan : adanya
penggunaan otot bantu pernapasan,sedikit cyanosis pada bibir dan dasar
kuku,taktil premitus menurun,penurunan bunyi napas pada lobus kanan
atas,terdapat ronki pada lobus kiri paru.pada pemeriksaan laboratorium di
temukan leukosit 16,70 (4.80-10.80 10-3/µl) eritrosit 5,16 (4.20-5.40-6
µl),hemoglobin 9,7 (12.0-16.0 g/dl), hemotoktrit 36.4 (370-0%)

Jawaban : Ada pada bagian bawah


ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN A DENGAN

KANKER PARU

A. KONSEP DASAR PENYAKIT


1. Pengertian
Kanker paru-paru adalah pertumbuhan sel kanker yang tidak
terkendali dalm jaringan paru-paru dapat disebabkan oleh sejumlah
karsinogen, lingkungan, terutama asap rokok ( Suryo, 2010).

2. Etiologi
a. Merokok
Menurut Van Houtte, merokok merupakan faktor yang
berperan paling penting, yaitu 85% dari seluruh kasus ( Wilson,
2005). Rokok mengandung lebih dari 4000 bahan kimia,
diantaranya telah diidentifikasi dapat menyebabkan kanker.
Kejadian kanker paru pada perokok dipengaruhi oleh usia mulai
merokok, jumlah batang rokok yang diisap setiap hari, lamanya
kebiasaan merokok, dan lamanya berhenti merokok
(Stoppler,2010).
b. Perokok pasif
Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa pada orang-orang
yang tidak merokok, tetapi mengisap asap dari orang lain, risiko
mendapat kanker paru meningkat dua kali.
c. Polusi udara
Kematian akibat kanker paru juga berkaitan dengan polusi
udara, tetapi pengaruhnya kecil bila dibandingkan dengan merokok
kretek. Kematian akibat kanker paru jumlahnya dua kali lebih
banyak di daerah perkotaan dibandingkan dengan daerah pedesaan.
Bukti statistik juga menyatakan bahwa penyakit ini lebih sering
ditemukan pada masyarakat dengan kelas tingkat sosial ekonomi
yang paling rendah dan berkurang pada mereka dengan kelas yang
lebih tinggi. Hal ini, sebagian dapat dijelaskan dari kenyataan
bahwa kelompok sosial ekonomi yang lebih rendah cenderung
hidup lebih dekat dengan tempat pekerjaan mereka, tempat udara
kemungkinan besar lebih tercemar oleh polusi. Suatu karsinogen
yang ditemukan dalam udara polusi (juga ditemukan pada asap
rokok) adalah 3,4 benzpiren (Wilson, 2005)
.
d. Paparan zat karsinogen
Beberapa zat karsinogen seperti asbestos, uranium, radon,
arsen, kromium, nikel, polisiklik hidrokarbon, dan vinil klorida
dapat menyebabkan kanker paru (Amin, 2006). Risiko kanker paru
di antara pekerja yang menangani asbes kira-kira sepuluh kali lebih
besar daripada masyarakat umum. Risiko kanker paru baik akibat
kontak dengan asbes maupun uranium meningkat kalau orang
tersebut juga merokok.
e. Diet
Beberapa penelitian melaporkan bahwa rendahnya
konsumsi terhadap betakarotene, selenium, dan vitamin A
menyebabkan tingginya risiko terkena kanker paru (Amin, 2006).
f. Genetik
Terdapat bukti bahwa anggota keluarga pasien kanker paru
berisiko lebih besar terkena penyakit ini. Penelitian sitogenik dan
genetik molekuler memperlihatkan bahwa mutasi pada
protoonkogen dan gen-gen penekan tumor memiliki arti penting
dalam timbul dan berkembangnya kanker paru. Tujuan khususnya
adalah pengaktifan onkogen (termasuk juga gen-gen K-ras dan
myc), dan menonaktifkan gen-gen penekan tumor (termasuk gen
rb, p53, dan CDKN2) (Wilson, 2005).
g. Penyakit paru
Penyakit paru seperti tuberkulosis dan penyakit paru
obstruktif kronik juga dapat menjadi risiko kanker paru. Seseorang
dengan penyakit paru obstruktif kronik berisiko empat sampai
enam kali lebih besar terkena kanker paru ketika efek dari merokok
dihilangkan (Stoppler, 2010).

Faktor Risiko Kanker Paru


- Laki-laki
- Usia lebih dari 40 tahun
- Pengguna tembakau (perokok putih, kretek atau cerutu)
- Hidup atau kontal erat dengan lingkungan asap tembakau
(perokok pasif)
- Radon dan asbes
- Lingkungan industri tertentu
- Zat kimia, seperti arsenic
- Beberapa zat kimia organic
- Radiasi dari pekerjaan, obat-obatan, lingkungan
- Polusi udara
- Kekurangan vitamin A dan C

3. Klasifikasi Kanker Paru


Kanker paru dibagi menjadi kanker paru sel kecil (small cell
lung cancer, SCLC) dan kanker paru sel tidak kecil (non-small lung
cancer, NSCLC). Klasifikasi ini digunakan untuk menentukan terapi.
Termasuk didalam golongan kanker paru sel tidak kecil adalah
epidermoid, adenokarsinoma, tipe-tipe sel besar, atau campuran dari
ketiganya.
a. Karsinoma sel skuamosa (epidermoid)
Karsinoma sel skuamosa biasanya terletak sentral di sekitar
hilus, dan menonjol ke dalam bronki besar. Diameter tumor jarang
melampaui beberapa sentimeter dan cenderung menyebar secara
langsung ke kelenjar getah bening hilus, dinding dada, dan
mediastinum. Karsinoma ini lebih sering pada laki-laki daripada
perempuan
b. Adenokarsinoma
Memperlihatkan susunan selular seperti kelenjar bronkus
dan dapat mengandung mukus. Kebanyakan jenis tumor ini timbul
di bagian perifer segmen bronkus dan kadang-kadang dapat
dikaitkan dengan jaringan parut lokal pada paru dan fibrosis
interstisial kronik. Lesi sering kali meluas ke pembuluh darah dan
limfe pada stadium dini dan sering bermetastasis jauh sebelum lesi
primer menyebabkan gejala-gejala.
c. Karsinoma bronkoalveolus
Karsinoma ini adalah sel-sel ganas yang besar dan
berdiferensiasi sangat buruk dengan sitoplasma yang besar dan
ukuran inti bermacam-macam. Sel-sel ini cenderung timbul pada
jaringan paru perifer, tumbuh cepat dengan penyebaran ekstensif
dan cepat ke tempat-tempat yang jauh.
d. arsinoma sel kecil
Umumnya tampak sebagai massa abu-abu pucat yang
terletak di sentral dengan perluasan ke dalam parenkim paru dan
keterlibatan dini kelenjar getah bening hilus dan mediastinum.
Kanker ini terdiri atas sel tumor dengan bentuk bulat hingga
lonjong, sedikit sitoplasma, dan kromatin granular. Gambaran
mitotik sering ditemukan. Biasanya ditemukan nekrosis dan
mungkin luas. Sel tumor sangat rapuh dan sering memperlihatkan
fragmentasi dan “crush artifact” pada sediaan biopsi. Gambaran
lain pada karsinoma sel kecil, yang paling jelas pada pemeriksaan
sitologik, adalah berlipatnya nukleus akibat letak sel tumor dengan
sedikit sitoplasma yang saling berdekatan
e. Karsinoma sel besar
Adalah sel-sel ganas yang besar dan berdiferensiasi sangat
buruk dengan sitoplasma yang besar dan ukuran inti bermacam-
macam. Sel-sel ini cenderung timbul pada jaringan paru perifer,
tumbuh cepat dengan penyebaran ekstensif dan cepat ke tempat-
tempat yang jauh

Bentuk lain dari kanker paru primer adalah adenoma,


sarkoma, dan mesotelioma bronkus. Walaupun jarang, tumor-tumor
ini penting karena dapat menyerupai karsinoma bronkogenik dan
mengancam jiwa.
 
4. Gambaran Klinis
1. Lokal (tumor setempat)
- Batuk baru atau batuk lebih hebat pada batuk kronis
- Hemoptisis
- Mengi (wheezing, stridor) karena ada obstruksi saluran napas
- Kadang terdapat kavitas seperti abses paru
- Aelektasis
2. Invasi local :
- Nyeri dada
- Dispnea karena efusi pleura
- Invasi ke pericardium terjadi temponade atau aritmia
- Sindrom vena cava superior
- Sindrom Horner (facial anhidrosis, ptosis, miosis)
- Suara sesak, karena penekanan pada nervus laryngeal recurrent
- Syndrome Pancoasta karena invasi pada pleksus brakialis dan
saraf simpatis servikalis
3. Gejala penyakit metastasis :
- Pada otak, tulang, hati, adrenal
- Limfadenopati servikal dan supraklavikula (sering menyertai
metastasis
- Sindrom Paraneoplastik : Terdapat pada 10% kanker paru,
dengan gejala
- Sistemik : penurunan berat badan, anoreksia, demam
- Hematologi : leukositosis, anemia, hiperkoagulasi
- Hipertrofi : osteoartropati
- Neurologic : dementia, ataksia, tremor, neuropati perifer
- Neuromiopati
- Endokrin : sekresi berlebihan hormone paratiroid
(hiperkalsemia)
- Dermatologi : eritema multiform, hyperkeratosis, jari tabuh
- Renal : syndrome of inappropriate andiuretic hormone
(SIADH)
4. Asimtomatik dengan kelainan radiologist :
- Sering terdapat pada perokok dengan PPOK/COPD yang
terdeteksi secara radiologis
- Kelainan berupa nodul soliter

5. Manifestasi Klinis
Gejala-gejala kanker paru yaitu:
1. Gejala awal. Stridor lokal dan dispnea ringan yang mungkin
disebabkan oleh obstruksi pada bronkus.
2. Gejala umum.
- Batuk : Kemungkinan akibat iritasi yang disebabkan oleh
massa tumor. Batuk   mulai sebagai batuk kering tanpa
membentuk sputum, tetapi berkembang sampai titik
dimana dibentuk sputum yang kental dan purulen dalam
berespon terhadap infeksi sekunder.
- Hemoptisis : Sputum bersemu darah karena sputum
melalui permukaan tumor   yang mengalami ulserasi.
- Anoreksia, lelah, berkurangnya berat badan.

6. Patofisiologi
Dari etiologi yang menyerang percabangan segmen/ sub
bronkus menyebabkan cilia hilang dan deskuamasi sehingga terjadi
pengendapan karsinogen. Dengan adanya pengendapan karsinogen
maka menyebabkan metaplasia,hyperplasia dan displasia. Bila lesi
perifer yang disebabkan oleh metaplasia, hyperplasia dan displasia
menembus ruang pleura, biasa timbul efusi pleura, dan bisa diikuti
invasi langsung pada kosta dan korpus vertebra. Lesi yang letaknya
sentral berasal dari salah satu cabang bronkus yang terbesar. Lesi
ini menyebabkan obstuksi dan ulserasi bronkus dengan diikuti
dengan supurasi di bagian distal. Gejala – gejala yang timbul dapat
berupa batuk, hemoptysis, dispneu, demam, dan dingin.Wheezing
unilateral dapat terdengan pada auskultasi. Pada stadium lanjut,
penurunan berat badan biasanya menunjukkan adanya metastase,
khususnya pada hati. Kanker paru dapat bermetastase ke struktur –
struktur terdekat seperti kelenjar limfe, dinding esofagus,
pericardium, otak, tulang rangka.

Tahapan perkembangan kanker paru dibedakan menjadi 2, yaitu :


a. Tahapan kanker paru jenis  karsinoma sel kecil (SLCC)
- Tahap terbatas,Yaitu Kanker yang hanya ditemukan pada satu
bagian paru-paru saja dan pada jaringan disekitanya.
- Tahap ekstensif. Yaitu Kanker yang ditemukan pada jaringan
dada diluar paru-paru tempat asalnya, atau Kanker yang
ditemukan pada organ-organ tubuh jauh.
b. Tahap Kanker Paru Jenis Karsinoma Bukan Sel Kecil (NSLCC)
- Tahap tersembunyi
Merupakan tahap ditemukannya sel Kanker pada dahak (sputum)
pasien dalam sampel air saat bronkoskopi, tetapi tidak terlihat
adanya tumor diparu-paru.
- Stadium 0
Merupakan tahap ditemukannya sel-sel Kanker hanya pada
lapisan terdalam paru-paru dan tidak bersifat invasif.
- Stadium I
Merupakan tahap Kanker yang hanya ditemukan pada paru-paru
dan belum menyebar ke kalenjer getah bening sekitarnya.
- Stadium II
Merupakan tahap Kanker yang ditemukan pada paru-paru dan
kalenjer getah bening di dekatnya.
- Stasium III
Merupakan tahap Kanker yang telah menyebar ke daerah
disekitarnya, seperti  dinding dada, diafragma, pembuluh besar
atau kalenjer getah bening di sisi yang sama ataupun sisi
berlawanan dari tumor tersebut.
- Stadium IV
Merupakan tahap Kanker yang ditemukan lebih dari satu
lobus paru-paru yang sama, atau di paru-paru yang lain. Sel –sel
Kanker telah menyebar juga ke organ tubuh lainnya, misalnya ke
otak, kalenjer adrenalin , hati dan tulang.
7. Pemeriksaan Penunjang
1. Radiologi.
- Foto thorax posterior – anterior (PA) dan leteral serta Tomografi
dada.
- Bronkhografi.Untuk melihat tumor di percabangan bronkus.
2. Laboratorium.
- Sitologi (sputum, pleural, atau nodus limfe).Dilakukan untuk
mengkaji adanya/ tahap karsinoma.
- Pemeriksaan fungsi paru dan GDA. Dapat dilakukan untuk
mengkaji kapasitas untuk memenuhi kebutuhan ventilasi.
- Tes kulit, jumlah absolute limfosit. Dapat dilakukan untuk
mengevaluasi kompetensi imun (umum pada kanker paru).
3. Histopatologi.
- Bronkoskopi. Memungkinkan visualisasi, pencucian bagian,dan
pembersihan sitologi lesi (besarnya karsinoma bronkogenik
dapat diketahui).
- Biopsi Trans Torakal (TTB). Biopsi dengan TTB terutama untuk
lesi yang letaknya perifer dengan ukuran < 2 cm, sensitivitasnya
mencapai 90 – 95 %.
- Torakoskopi.Biopsi tumor didaerah pleura memberikan hasil
yang lebih baik dengan cara torakoskopi.
- Mediastinosopi.Untuk mendapatkan tumor metastasis atau
kelenjar getah bening yang  terlibat.
- Torakotomi.Totakotomi untuk diagnostic kanker paru
dikerjakan bila bermacam – macam prosedur non invasif dan
invasif sebelumnya gagal mendapatkan sel tumor.
4. Pencitraan.
- CT-Scanning, untuk mengevaluasi jaringan parenkim paru dan
pleura.
- MR

8. Penatalaksanaan

a) Kuratif
Memperpanjang masa bebas penyakit dan meningkatkan angka
harapan hidup klien.
b) Paliatif.
Mengurangi dampak kanker, meningkatkan kualitas hidup.
c) Rawat rumah (Hospice care) pada kasus terminal.
Mengurangi dampak fisis maupun psikologis kanker baik pada pasien
maupun keluarga.
d) Supotif.
Menunjang pengobatan kuratif, paliatif dan terminal seperti
pemberian nutrisi,  tranfusi darah dan komponen darah, obat anti nyeri
dan anti infeksi.
e) Pembedahan.
Tujuan pada pembedahan kanker paru sama seperti penyakit
paru lain, untuk mengankat semua jaringan yang sakit sementara
mempertahankan sebanyak mungkin fungsi paru –paru yang tidak
terkena kanker.
f) Toraktomi eksplorasi.
Untuk mengkomfirmasi diagnosa tersangka penyakit paru atau toraks
khususnya karsinoma, untuk melakukan biopsy.
g) Pneumonektomi (pengangkatan paru).
Karsinoma bronkogenik bilaman dengan lobektomi tidak semua lesi
bisa diangkat.
h) Lobektomi (pengangkatan lobus paru).
Karsinoma bronkogenik yang terbatas pada satu lobus,
bronkiaktesis bleb atau bula emfisematosa; abses paru; infeksi jamur;
tumor jinak tuberkulois.
i) Resesi segmental.
Merupakan pengankatan satau atau lebih segmen paru.
j) Resesi baji.
Tumor jinak dengan batas tegas, tumor metas metik, atau
penyakit peradangan yang terlokalisir. Merupakan pengangkatan dari
permukaan paru – paru berbentuk baji (potongan es).
k) Dekortikasi.
Merupakan pengangkatan bahan – bahan fibrin dari pleura viscelaris)
l) Radiasi
Pada beberapa kasus, radioterapi dilakukan sebagai pengobatan
kuratif dan bisa juga sebagai terapi adjuvant/ paliatif pada tumor
dengan komplikasi, seperti mengurangi efek obstruksi/ penekanan
terhadap pembuluh darah/ bronkus.
m) Kemoterafi.
Kemoterapi digunakan untuk mengganggu pola pertumbuhan
tumor, untuk menangani pasien dengan tumor paru sel kecil atau
dengan metastasi luas serta untuk melengkapi bedah atau terapi radiasi
B. ASUHAN KEPERAWATAN KANKER PARU
1. Pengkajian
1. Anamnesis yang lengkap serta pemeriksaan fisik merupakan kunci untuk
diagnosis tepat. Keluhan dan gejala klinis permulaan merupakan tanda
awal penyakit kanker paru. Batuk disertai dahak yang banyak dan kadang-
kadang bercampur darah, sesak nafas dengan suara pernafasan nyaring
(wheezing), nyeri dada, lemah, berat badan menurun, dan anoreksia
merupakan keadaan yang mendukung. Beberapa faktor yang perlu
diperhatikan pada pasien tersangka kanker paru adalah faktor usia, jenis
kelamin, keniasaan merokok, dan terpapar zat karsinogen yang dapat
menyebabkan nodul soliter paru.
2. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan ini dilakukan untuk menemukan kelainan-kelainan berupa
perubahan bentuk dinding toraks dan trakea, pembesaran kelenjar getah
bening dan tanda-tanda obstruksi parsial, infiltrat dan pleuritis dengan
cairan pleura.
3. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium ditujukan untuk :
a. Menilai seberapa jauh kerusakan yang ditimbulkan oleh kanker
paru. Kerusakan pada paru dapat dinilai dengan pemeriksaan faal
paru atau pemeriksaan analisis gas.
b. Menilai seberapa jauh kerusakan yang ditimbulkan oleh kanker
paru pada organ-organ lainnya.
c. Menilai seberapa jauh kerusakan yang ditimbulkan oleh kanker
paru pada jaringan tubuh baik oleh karena tumor primernya
maupun oleh karena metastasis.
4. Pemeriksaan Radiologi
Pemeriksaan ini dilakukan untuk menentukan keganasan tumor
dengan melihat ukuran tumor, kelenjar getah bening, dan metastasis ke
organ lain.
5. Sitologi
Pemeriksaan sitologi dapat menunjukkan gambaran perubahan sel,
baik pada stadium prakanker maupun kanker. Selain itu dapat juga
menunjukkan proses dan sebab peradangan.
Pemeriksaan sputum adalah salah satu teknik pemeriksaan yang
dipakai untuk mendapatkan bahan sitologik.
6. Bronkoskopi
Dengan menggunakan bronkoskop fiber optik, perubahan
mikroskopik mukosa bronkus dapat dilihat berupa nodul atau gumpalan
daging.
7. Biopsi Transtorakal
Biopsi aspirasi jarum halus transtorakal banyak digunakan untuk
mendiagnosis tumor pada paru terutama yang terletak di perifer. Dalam
hal ini diperlukan peranan radiologi untuk menentukan ukuran dan letak,
juga menuntun jarum mencapai massa tumor. Penentuan letak tumor
bertujuan untuk memilih titik insersi jarum di dinding kulit toraks yang
berdekatan dengan tumor.
8. Torakoskopi
Torakoskopi adalah pemeriksaan dengan alat torakoskop yang
ditusukkan dari kulit dada ke dalam rongga dada untuk melihat dan
mengambil sebahagian jaringan paru yang tampak. Pengambilan jaringan
dapat juga dilakukan secara langsung ke dalam paru dengan menusukkan
jarum yang lebih panjang dari jarum suntik biasa kemudian dilakukan
pengisapan jaringan tumor yang ada
2. Diagnosis
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif b/d adanya eksudat di alveolus
2. Pola nafas tidak efektif b/d sindrom hipoventilasi
3. Gangguan pertukaran gas b/d hipoventilasi
4. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh b/d
ketidakmampuan pemasukan/ mencerna/ mengabsorbsi zat-zat gizi
karena factor biologis dan psikologi
FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN MEDICAL BEDAH
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN
SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KUPANG
Direktorat: Jln. Piet A. Tallo Liliba - Kupang, Telp.: (0380) 8800256;
Fax (0380) 8800256; Email: poltekkeskupang@yahoo.com

NamaMahasiswa : Aprilia Josina Tanaem


NIM : PO53032019003
FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN ORANG DEWASA

Nama Pasien (inisial) : Tn A

Ruang/kamar : Asoka

Diagnosa Medis : Kanker Paru

No.Medical record :

Tanggal Pengkajian : 16 - 04 -2020 Jam: 07.15

Masuk Rumah Sakit : 15-04-2020 Jam :09.00

Identitas Pasien

Nama Pasien (Inisial) : Tn A Jenis Kelamin : Laki-laki

Umur/tanggal lahir : 71 tahun/15-04/1949 Status Pernikahan: menikah

Agama : Protestan Suku Bangsa :Sabu

Pendidikan Terakhir : SMP Pekerjaan : Wiraswasta


Alamat : Oesapa

Identitas Penanggung

Nama Inisial : Ny I Pekerjaan : IRT

Jenis Kelamin : Perempuan Hubungan dengan klen :Istri

Alamat : Oesapa

Riwayat Kesehatan

1. Pengkajian Tingkat Kesadaran : Compos Mentis,


(Eye 4,V 5,M 6)
2. Keluhan Utama : sesak napas
 Kapan : 2 hari yang lalu
 Lokasi : Di dada bagian kiri menjalar kesemua bagian
3. Riwayat Keluhan Utama :
 Mulai timbulnya keluhan : 2 hari lalu
 Sifat keluhan : seperti sulit untuk bernapas
 Lokasi : Pada dada bagian kiri dan kanan
 Keluhan lain yang menyertai : batuk dan lendir susah
dikeluarkan
 Faktor pencetus yang menimbulkan serangan :merokok
 Apakah keluhan bertambah/berkurang pada saat-saat
tertentu :Klien mengatakan keluhan bertambah saat klien tidur
terlentang
 Upaya apa yang di lakukan untuk mengatasi masalah kesehatan :
Berobat ke fasilitas kesehatan terdekat /RS
4. Riwayat penyakit sebelumnya
 Riwayat penyakit yang perna di derita
o Ya Tidak : Tidak ada
Cara Mengatasi : Tidak ada
 Riwayat Alergi
o Ya Tidak : Tidak ada
Cara mengatasi : Tidak ada
 Riwayat Operasi
o Ya Jenis : waktu :
o Tidak
5. Kebiasaan
 Merokok
o Ya : Jumlah : 2 bungkus Waktu : pagi dan siang
o Tidak :
 Minum alcohol
o Ya : Jumlah : 50 Waktu : sore
o Tidak :
 Minum kopi
o Ya : Jumlah : 100 cc Waktu : pagi dan malam
o Tidak :
 Minum obat-obatan
o Ya : Jumlah : Waktu
o Tidak :

Riwayat Keluarga/Genogram (Diagram tiga generasi)

Analisa keadaan kesehatan keluarga dan factor resiko

Keterangan :

- laki-laki :

- Perempuan :
PEMERIKSAAN FISIK

1. Tanda-tanda vital :
- Tekanan darah : 150/80 mmHg Nadi :100x/menit
- Pernapasan : 28x/menit Suhu Badan : 38oc
2. Kepala dan leher
 Kepala :Simetris
- Sakit kepala :tidak Pusing : Tidak
- Bentuk , ukuran dan posisi:
√normal  abnormal, jelaskan : ....................
- Lesi : ada, Jelaskan : …….√tidak ada
- Masa : ada, Jelaskan : ………√tidak ada
- Observasi wajah√ simetris asimetris,jelakan

- Penglihatan :Klien dapat melihat dengan jelas


- Konjungtiva :Pucat
- Sklera :Putih
- Pakai kacamata : ya,jelaskan………√Tidak
- Penglihatan kabur: ya,jelaskan……….√Tidak
- Nyeri :Tidak
- Peradangan :Tidak
- Operasi :Tidak pernah
- Jenis : Tidak
- Waktu : Tidak
- Tempat : Tidak

- Pendengaran
- Gangguan pendengaran : ya,jelaskan………√Tidak
- Nyeri : ya,jelaskan …………..√Tidak
- Peradangan : Ya, Jelaskan : ............ √ tidak

- Hidung
- Alergi Rhinnitus : ya,jelaskan………..√Tidak
- Riwayat Polip : ya,jelaskan√Tidak
- Sinusitis : ya,jelaskan……….√Tidak
- Epistaksis : ya,jelaskan……… √Tidak

- Tenggorokan dan mulut


- Keadaan gigi :baik .........................
- Caries : ya,jelaskan………..√Tidak
- Memakai gigi palsu : ya,jelaskan :………√Tidak
- Gangguan bicara : ya,jelaskan :………..√Tidak
- Gangguan menelan : ya,jelaskan :……….√Tidak
- Pembesaran kelenjar leher : ya,jelaskan :………. √Tidak

3. Sistem Kardiovaskuler
- Nyeri Dada : ya,jelaskan :………..√Tidak
- Inspeksi :
- Kesadaran/ GCS :E 3 V2 M 3
- Bentuk dada : ya, √Normal
- Bibir :sianosis √Normal
- Kuku :sianosis √Normal
- Capillary Refill :  Normal
- Tangan : Edema √Normal
- Kaki : Edema √Normal
- Sendi : Edema √Normal
- Ictus cordis/Apical Pulse: √Teraba Tidak teraba
- Vena jugularis :√Teraba Tidak teraba
- Perkusi : pembesaran jantung : tidak ada
- Auskultasi : BJ I :  Abnormal √Normal
BJ II : Abnormal √Normal
- Murmur :tidak ada

4. Sistem Respirasi
- Keluhan :Klien mengatakan batuk tampak sesak napas dan
lender sukar di keluarkan
- Inspeksi :
Jejas : ya,jelaskan :………Tidak
Bentuk Dada : Abnormal, jelaskan :………√Normal
Jenis Pernapasan : Abnormal, (Dispnea, Kussmaul, Takipneu..)
√Tidak
Irama Napas : √Teratur tidak teratur
Retraksi otot pernapasan :Ya √tidak
Penggunaan alat bantu pernapasan : Ya,jalaskan :…….. √tidak
- Perkusi : Cairan : Ya  √tidak
Udara : Ya  √tidak
Auskultasi :
Inspirasi :Normal √Abnormal
Ekspirasi :Normal  √Abnormal
 Ronchi :Ya √tidak
 Wheezing : Ya  √tidak
 Krepitasi : Ya  √tidak
 Rales : Ya  √tidak
Clubbing Finger : Normal  √Abnormal
5. Sistem Pencernaan
a. Keluhan : sedikit sianosis pada bibir dan dasar kuku
b. Inspeksi :
- Turgor kulit :Abnormal, Jelaskan : √Normal
- Keadaan bibir : √lembab  kering
- Keadaan rongga mulut
Warna Mukosa :merah muda
Luka/ perdarahan : Ya, Jelaskan ......... √tidak
Tanda-tanda radang : Ya, Jelaskan ......... √tidak
Keadaan gusi : Abnormal, Jelaskan ......... √normal
- Keadaan abdomen
Warna kulit :Sawo Matang
Luka : Ya, Jelaskan ......... √tidak
Pembesaran : Abnormal, Jelaskan ...... . √normal
- Keadaan rektal
Luka : Ya, Jelaskan ......... √tidak
Perdarahan : Ya, Jelaskan ......... √tidak
Hemoroid : Ya, Jelaskan ......... √tidak
Lecet/tumor/bengkak : Ya, Jelaskan ......... √tidak

c. Auskultasi :
Bising usus/peristaltic : 15-35x/menit
d. Perkusi : Cairan :  Abnormal, Jelaskan ...... . √normal
Udara : Abnormal, Jelaskan ...... . √normal
Masa : Abnormal, Jelaskan ...... . √normal
e. Palpasi :
Tonus otot : Abnormal, Jelaskan ...... . √normal
Nyeri : Abnormal, Jelaskan ...... . √normal
Masa : Abnormal, Jelaskan ...... . √normal
6. Sistem persyarafan
a. Keluhan : Tidak ada keluhan
b. Keluhan subjectif

P : Paliatif/provokatif (yang mengurangi/meningkatkan nyeri) :

Q : Qualitas/quantitas (frekuensi dan lamanya keluhan di rasakan serta


deskripsi sifat yang dirasakan :
…………………………………………………………………

R : Region/tempat (lokasi sumbe & penyebarannya):


………………………….

S : Saverity/tingkat berat nyeri (skala nyeri 1-10):


……………………………..

T : Time (kapan keluhan dirasakan dan lamanya): …24 jam


………………………….

c. Tingkat kesadaran :Compos mentis GCS(E/M/V) : 4,5,6


d. Pupil : √ isokor ansiokor
e. Kejang :  Abnormal, Jelaskan ...... .√normal
f. Jenis kelupuhan : √Ya, Jelaskan : √tidak
g. Paraesthesia :  Ya, Jelaskan ......... √tidak
h. Koordinasi gerak :√ Abnormal normal
i. Cranial nerves :  Abnormal √normal
j. Reflexes :  Abnormal √normal

7. System muskuluskletal
a. Keluhan :tidak ada keluhan
b. Kelainan ekstremitas : tidak ada keluhan
c. Nyeri otot :√ada tidak
d. Nyeri sendi :√ada tidak
e. Reflek sendi : Abnormal,jelaskan : √normal
f. Kekuatan otot : Atropi  Hipertropi √normal

5 5

5 5

8. Sistem integumentary
a. Rash : ada ,jelaskan  √tidak ada
b. Lesi :ada ,jelaskan : √tidak ada
c. Turgor :Normal Warna : Pucat
d. Kelembaban :Abnormal,jelaskan : √normal
e. Petechie : ada ,jelaskan  √tidak ada
f. lain-lain : Tidak ada

9. Sistem Perkemihan
a. Gangguan :kencing menetes kontinensia retensi
gross hematuri disuria poliuri
Oliguri  anuri
b. Alat bantu (kateter, dll)  ya √tidak
c. Kandung kencing : ada ,jelaskan  √tidak ada
Nyeri tekan  Ya  tidak
d. Produksi urine :
e. Intake cairan :oral : 100 cc/hr parenteral : 100 cc
f. Bentuk alat kelamin :  √Normal  Tidak normal
g. Uretra : Normal Hipospadia/Epispadia
h. Lain-lain : Tidak ada

10. Sistem Endokrin

a. Keluhan :tidak ada

b. Pembesaran kelenjar :Tidak

c. lain-lain: tidak ada

11. Pola kegiatan sehari-hari (ADL)


A. Nutrisi
1. Kebiasaan :
- Pola makan :Pagi,siang, malam
- Frekuensi :3x
- Napsu makan :Menurun
- Makanan pantangan :Tidak ada
- Makanan yang di sukai :Tidak ada
- Banyaknya minuman dalam sehari : 500 cc
- Jenis minuman dan makanan yang di sukai :semua minuman
dan makanan di sukai
- BB : TB :
- Kenaikan/penurunan BB :Penurunan
2. Perubahan selama sakit : Klien tidak bias makan dan minum
makanan yang di sukai
B. Eliminasi
1. Buang Air keci (BAK)
a. Kebiasaan :
Frekuensi dalam sehari :1x warna :kuning kecoklatan
Bau :Ya Jumlah/hari : 1500 cc
b. Perubahan selama sakit :klien tidak dapat BAK sendiri

2. Buang Air Besar (BAB)


a. Kebiasaan : 1x sehari Frekuensi dalam
sehari : 1x
Warna :Kuning kecoklatan Bau : Ya
Konsistensi :Padat
b. Perubahan selama sakit :klien tidak dapat BAB sendiri
C. Olaraga dan aktivitas
- Kegiatan olaraga yang di sukai :Jalan kaki
- Apakah olaraga di laksanakan secara teratur :Tidak
D. Istirahat dan tidur
- Tidur malam jam :22.00
Bangun jam :06.00
- Tidur siang jam :15 : 00
Bangun jam : 16:00
- Apakah mudah terbangun :Ya,mudah terbangun
- Apa yang dapat menolong untuk tidur nyaman :Menutup sampiran

Pola Interaksi social

1. Siapa orang terpenting dan terdekat : Istri


2. Organisasi social yang di ikuti :tidak ada
3. Keadaan rumah dan lingkungan

Status rumah :
Cukup/Tidak :cukup

Bising/tidak :

Banjir/tidak :

4. Jika mempunyai masalah apakah di bicarakan dengan orang lain :Klien


mengatakan ya
5. Bagaimana anda mengatasi suatu masalah dalam
keluarga :Bermusyawara Bersama
6. Bagaimana interaksi dalam keluarga :Baiik

Pola Keagamaan/spiritual

1. Ketaatan menjalankan ibadah :Baik


2. Keterlibatan dalam organisasi keagamaan : Baik

Pola psikologis selama sakit

1. Persepsi klien terhadap penyakit yang di derita :klien mangatakan


merasa sedih
2. Persepsi klien terhadap keadaan kesehatannya :klien mengatakan ingin
cepat sembuh supaya bisa pulang
3. Pola interaksi dengan tenaga kesehatan dan lingkungannya :Baik

Data Laboratorium dan diagnostic


a. Pemeriksaan Darah

No Jenis pemeriksaan Nilai normal Hasil pmeriksaan

Tanggal

1 Leukosit 16,70 4.80-10.80 10-3ul)

2 Eritrosit 5,16 4.20-5.40 10 -6/ul)

3 Haemoglobin 9.7 12.0-16.0 g/dl

4 Hematokrit 36.4 37.0-54.0%)


Diagnostik Test

1. Foto Rognet
a. Foto gigi dan mulut :Tidak di lakukan
b. Foto esofagus, lambung, dan usus halus :Tidak di lakukan
c. Cholescytogram :tidak
d. Foto colon :tidak
2. Pemeriksaan-pemeriksaan khusus ultrasonografi
Biopsy :Tidak
Colonoscopy :tidak
DLL :Broncoscopy dan sitologi
Penatalaksanaan/pengobatam ( pembedahan,obat-obatan dan lain-lain
 Pembedahan :Tidak
 Obat 6 benar (indikasi dan indikasi) : Tidak
 Lain-lain : Tidak
ANALISA DATA

Hari Data Problem Etiologi


/Tanggal
Senin 15 Ds :Klien mengatakan sesak napas Bersihan Penumpukan
-04-2020 Do : jalan cairan
- Ku : klien tampak sakit berat napas
- Klien tampak terbaring di tempat tidur tidak
- Kesadaran : Compos mentis efektif
- GCS ( E 4,M 5,V 6)
- Inspeksi : jenis pernapasan takipneu RR 28x/menit
Irama pernapasan : Tidak teratur
Tampak penggunaan alat bantu pernapasan
- Auskultasi : Ronci pada lobus kiri paru,taktil fremitus
dan penurunan bunyi napas
- Perkusi : cairan +
- Hasil TTV TD 150/80 mmHg,suhu 38oc,nadi 100
x/menit,RR 28x/menit

Senin 15 - Ds : - Intoleran Nyeri


-04-2020 - Do : aktivitas Pemasangan
- Ku : klien tampak sakit berat selang WSD
- Klien tampak terbaring di tempat tidur
- Klien tampak terpasang selang WSD di dada bagian kiri
produksi cairan 250 cc/24 jam
INTERVENSI

Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional


Bersihan Goal :Bersihan jalan napas 1. Kaji Pernapasan 1. Memberikan intervensi
jalan napas kembali efektif selama dalam (frekuensi,bunyi dan yang tepat
tidak efektif proses perawatan penggunaan otot 2. Posisi semi fowler
b.d adanya Objektif :Setelah di lakukan bantu pernapasan) memaksimalkan ekspansi
benda asing tindakan keperawatan selama 2. Atur posisi tidur paru
di jalan napas 3x24 jam di harapkan bersihan semi fowler 3. Mencegah terjadinya
jalan napas kembali efektif 3. Lakukan perawatan infeksi
dengan selang WSD 4. Obat dapat menghambat
KH : 4. Kolaborasi perkembangbiakan bakteri
- Tidak ada batuk pemberian oksigen
- Tidak ada bunyi suara dan obat
napas tambahan bronkodilator
- Tidak sianosis
- TTV dalam bata normal
Intoleran Goal :Klien dapat 1. Tingkatkan tirah 1. Untuk memberikan
aktivitas b.d meningkatkan aktifitas baring/duduk,berikan ventilasi yang adekuat
nyeri aktivitas selama dalam proses lingkungan yang 2. Mencegah terjadinya
pemasangan perawatan tenang dan batasi kekakuan di daerah yang
selang WSD Objektif : pengunjung tertekan
Setelah dilakukan tindakan 2. Kaji ROM pada atas 3. Relaksasi dapat
keperawatan selama 3x24 jam tempat insersi selang mempermudah
di harapkan klien dapat WSD pengeluaran cairan yang
meningkatkan aktivitas dengan 3. Berikan tindakan menumpuk di paru
Kriteria Hasil : distraksi dan relaksi
- Klien dapat melakukan 4. Kolaborasi pemberian
aktivitas sehari-hari obat

IMPLEMENTASI HARI I

Hari/tangga Diagnosa Jam Implementasi Evaluasi


l
Senin Bersihan jalan 07.20 1. Mengkaji Ku : Klien (12.00)
16-04-2020 napas tidak tampak terbaring di tepat S : Klien
efektif b.d tidur mengatakan masih
adanya benda - Kesadaran : Compos sesak
asing di jalan mentis O : ,RR 28x/menit
napas - GCS ( E 4,M 5,V 6) A : Masalah belum
- Inspeksi : jenis teratasi
pernapasan takipneu RR P : Intervensi 1,2,3,
28x/menit dan 4
Irama pernapasan :
Tidak teratur
Tampak penggunaan
alat bantu pernapasan
- Auskultasi : Ronci pada
lobus kiri paru,taktil
fremitus dan penurunan
bunyi napas
- Perkusi : cairan +
- Hasil TTV TD 150/80
mmHg,suhu 38oc,nadi
100 x/menit,RR
28x/menit
07.40
2. Mengatur posisi tidur semi
fowler
09.00
3. Melakukan perawtan
selang WSD dengan
teknik steril
11.00
4. Melayani obat injeksi
furasemid 1
amp/iv,ceftriaxone 2x1/IV

Intoleran 07.20 1. Menganjurkan klien dan (12.00)


aktivitas b.d keluarga membatasi
nyeri 08.00 pengunung S : Klien
pemasangan 2. Mengajarkan klien fleksi mengatakan belum
selang WSD 08.30 dan ekstensi pada daerah bisa miring kiri
yang tertekan kanan
3. Mengajarkan teknik O : Klien tampak
relaksasi napas dalam lemah
09.30 4. Melayani obat A : Masalah belum
teratasi
P : Lanjutkan
intervensi 1 3 dan 4
IMPLEMENTASI HARI KE 2

Hari/tangga Diagnosa Jam Implementasi Evaluasi


l
Selasa Bersihan jalan 07.20 1. Mengkaji Ku : Klien (12.00)
17-04-2020 napas tidak tampak terbaring di tepat S : Klien
efektif b.d tidur mengatakan masih
adanya benda - Kesadaran : Compos sesak
asing di jalan mentis O : ,RR 28x/menit
napas - GCS ( E 4,M 5,V 6) A : Masalah belum
- Inspeksi : jenis teratasi
pernapasan takipneu RR P : Intervensi 1,2,3,
28x/menit dan 4
Irama pernapasan :
Tidak teratur
Tampak penggunaan
alat bantu pernapasan
- Auskultasi : Ronci pada
lobus kiri paru,taktil
fremitus dan penurunan
bunyi napas
- Perkusi : cairan +
- Hasil TTV TD 150/80
mmHg,suhu 38oc,nadi
100 x/menit,RR
28x/menit
07.40
2. Mengatur posisi tidur semi
fowler
09.00
3. Melakukan perawtan
selang WSD dengan
teknik steril
11.00
4. Melayani obat injeksi
furasemid 1
amp/iv,ceftriaxone 2x1/IV

Intoleran 07.20 1. Menganjurkan klien dan (12.00)


aktivitas b.d keluarga membatasi
nyeri pengunung S : Klien
pemasangan 2. - mengatakan belum
selang WSD 08.30 3. Mengajarkan teknik bisa miring kiri
relaksasi napas dalam kanan
11.00 4. Melayani obat O : Klien tampak
lemah
A : Masalah belum
teratasi
P : Lanjutkan
intervensi 3 dan 4
IMPLEMENTASI HARI KE 3

Hari/tangga Diagnosa Jam Implementasi Evaluasi


l
Rabu 18 Bersihan jalan 07.20 1. Mengkaji Ku : Klien (12.00)
16-04-2020 napas tidak tampak terbaring di tepat S : Klien
efektif b.d tidur mengatakan masih
adanya benda - Kesadaran : Compos sesak
asing di jalan mentis O : ,RR 28x/menit
napas - GCS ( E 4,M 5,V 6) A : Masalah belum
- Inspeksi : jenis teratasi
pernapasan takipneu RR P : Intervensi 1,2,3,
28x/menit dan 4
Irama pernapasan :
Tidak teratur
Tampak penggunaan
alat bantu pernapasan
- Auskultasi : Ronci pada
lobus kiri paru,taktil
fremitus dan penurunan
bunyi napas
- Perkusi : cairan +
- Hasil TTV TD 150/80
mmHg,suhu 38oc,nadi
100 x/menit,RR
28x/menit
07.40
2. Mengatur posisi tidur semi
fowler
09.00
3. Melakukan perawtan
selang WSD dengan
teknik steril
11.00
4. Melayani obat injeksi
furasemid 1
amp/iv,ceftriaxone 2x1/IV

Intoleran 1. - (12.00)
aktivitas b.d 2. -
nyeri 08.00 3. Mengajarkan teknik S : Klien
pemasangan relaksasi napas dalam mengatakan belum
selang WSD 11.00 4. Melayani obat bisa miring kiri
kanan
O : Klien tampak
lemah
A : Masalah belum
teratasi
P : Lanjutkan
intervensi 3 dan 4

Anda mungkin juga menyukai