Anda di halaman 1dari 6

Intervensi Keperawatan

Perencanaan/intervensi keperawatan disusun berdasarkan diagnosa keperawatan yang


meliputi beberapa point seperti prioritas masalah dan tujuan keperawatan harus spesifik, bisa
diukur, bisa dicapai, realistik, ada batas waktu. Rencana tindakan yang akan dilakukan
melibatkan pasien/keluarga, mempertimbangkan latar belakang budaya pasien/keluarga,
menentukan alternative tindakan yang tepat, mempertimbangkan kebijaksaan dan peraturan yang
berlaku, lingkungan, sumberdaya, dan fasilitas yang ada, menjamin rasa aman dan nyaman bagi
pasien, kalimat intruksi, ringkas, tegas dengan bahasanya mudah dimengerti.
Dalam melakukan asuhan keperawatan kepada klien dan keluarga dengan Ca Serviks,
penulis menerapkan rencana/intervensi keperawatan sesuai dengan diagnosa keperawatan yang
telah dibuat berdasarkan hasil pengkajian. Intervensi yang dibuat untuk klien dan keluarga..
antara lain:
1. Nyeri akut, tujuan dilakukan intervensi adalah klien akan terbebas dari nyeri akut selama
dalam perawatan, agens cedera biologis berkurang selama dalam perawatan, dalam waktu
1x30 menit klien akan terbebas dari nyeri, klien mengenali kapan nyeri terjadi, menggunakan
tindakan pencegahan nyeri tanpa analgetik, menggunakan teknik relaksasi yang efektif dan
melaporkan nyeri terkontrol. Rencana intervensi yang akan dilakukan adalah lakukan
pengkajian nyeri yang komperhensif, observasi adanya petunjuk non-verbal mengenai
ketidaknyamanan, anjurkan klien untuk beristirahat, kontrol lingkungan yang memperberat
nyeri, ajarkan teknik manajemen nyeri nonfarmakologi, observasi kemampuan klien dalam
melakukan teknik manajemen nyeri, tindakan kolaborasi: berikan analgesik dengan rute
pemberian yang sesuai.
2. Ansietas, tujuan dilakukan intervensi adalah klien akan terbebas dari ansietas selama dalam
perawatan, perasaan terancam akan kematian akan berkurang selama dalam perawatan,
mendaptkan informasi untuk mengurangi kecemasan, menggunakan strategi koping yang
efektif, kontrol pernafasan saat cemas. Rencana intervensi yang akan dilakukan adalah
Pengurangan Kecemasan dengan tingkatkan hubungan terbuka dan saling percaya dengan
klien dan keluarga, bantu anggota keluarga dalam mengidentifikasi kekuatan keluarga dan
kemampuan koping, dorong keluarga untuk mendampingi klien dengan cara yang tepat,
dengarkan klien dan berikan ekuatan/kata-kata positif yang baik dan tepat, berikan sumber
spiritual untuk klien dan keluarga sesuai kebutuhan.
3. Gangguan citra tubuh, tujuan dilakukan intervensi adalah klien akan terbebas dari gangguan
citra tubuh selama dalam perawatan, efek kemoterapi akan berkurang selama dalam
perawatan, body image positif, ampu mengidentifikasi kekuatan personal, mendeskripsikan
secara faktual perubahan fungsi tubuh, mempertahankan interaksi sosial. Rencana intervensi
yang akan dilakukan adalah kaji secara verbal dan non verbal respon klien terhadap tubuhnya,
monitor frekuensi mengkritik dirinya, jelaskan tentang pengobatan, perawatan, kemajuan dan
prognosis penyakit, jelaskan efek samping kemoterapi, dorong klien mengungkapkan
perasaannya, fasilitasi kontak dengan individu lain dalam kelompok kecil.
4. Masalah ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan, tujuan dilakukan intervensi adalah klien
dan keluarga akan meningkatkan pengetahuan selama dalam perawatan, klien dan keluarga
akan mendapatkan informasi selama dalam perawatan, keluarga mampu mengenal masalah
kesehatan dan mampu merawat anggota keluarga yang sakit, keluarga pasien menyatakan
pemahaman tentang faktor-faktor, tanda gejala penyakit, dan komplikasi penyakit, strategi
untuk meningkatkan kepatuhan diet sesuai kebutuhan dan rencana makan yang dianjurkan,
interaksi positif dengan indikator: komunikasi efektif, pemecahan masalah bersama, rasa
tanggung jawab dan saling keterikatan. Rencana intervensi yang akan dilakukan adalah
identifikasi tingkat pengetahuan keluarga tentang proses penyakit, berikan penyuluhan
kesehatan kepada keluarga tentang kanker serviks, identifikasi perubahan fisik akibat
penyakit, kaji tingkat pengetahuan pasien mengenai diet yang disarankan, kaji pola makan
pasien sebelumnya dan saat ini, libatkan pasien dan keluarga dalam penyuluhan kepada
pasien dan keluarga mengenai nutrisi pada pasien kemoterapi, bangun hubungan saling
percaya dengan pasien dan keluarga, identifikasi kemampuan keluarga untuk terlibat dalam
merawat pasien, dorong anggota keluarga dan pasien untuk membantu dalam
mengembangkan rencana keperawatan.

Implementasi keperawatan
Tahap implementasi keperawatan adalah inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai
tujuan spesifik. Tahap pelaksanan dimulai setelah rencana tindakan disusun sesuai dengan
prioritas masalah yang ditemukan untuk membantu klien mencapai tujuan yang diharapkan.
Implementasi asuhan keperawatan berfokus pada tindakan keperawatan yaitu kegiatan dan
pelaksanaan tindakan dari perencanaan untuk memenuhi kebutuhan fisik dan emosional.
Pendekatan tindakan keperawatan meliputi tindakan independen, dependen, dan interdependen.
Implementasi keperawatan dilakukan pada hari/tanggal Kamis, 06 Agustus 2020 sampai
Rabu, 12 Agustus 2020 dengan rincian tindakan sebagai berikut:
1. Nyeri akut b.d agens cedera biologis (neoplasma), implementasi dilakukan pada tanggal
Kamis, 06/08/ 2020. 15.00: Melakukan pengkajian nyeri yang komperhensif, P: Klien tidak
tahu penyebab nyeriyang dirasakan, Q: Nyeri seperti tertusuk, R: Nyeri pada daerah panggul
kiri menjalar ke bahu kiri, S:Skala 6 (Skala 0-10) , T: Nyeri berlangsung terus menerus, dan
dapat hilang dengan sendirinya. 15.10: Mengobservasi adanya petunjuk non-verbal mengenai
ketidaknyamanan: klien tampak melindungi area nyeri (panggul kiri), klien tampak meringis,
15.20: Mengontrol lingkungan yang memperberat nyeri: kondisi rumah klien berdempetan
dengan rumah warga lainnya, dan klien merasa terganggu dengan kebisingan rumah sekitar.
15.30: Mengajarkan teknik manajemen nyeri nonfarmakologi: Tekhnik relaksasi dan distraksi,
15.40: Mengobservasi kemampuan klien dalam melakukan teknik manajemen nyeri: klien
dapat melakukan teknik relaksasi dan distraksi, 15.45: Menganjurkan klien untuk banyak
beristirahat dan meminimlakan melakukan pekerjaan rumah yang berat, 15.50 Berkolaborasi:
Anjurkan klien mengkonsumsi obat sesuai anjuran dokter, jika nyeri tidak berkurang setelah
manajemen nyeri nonfarmakologi.
2. Ansietas b.d ancaman terhadap kematian implementasi dilakukan pada tanggal Kamis,
06/08/2020. 14.00: Meningkatkan hubungan terbuka dan saling percaya dengan klien dan
keluarga, 16.00: Mendengarkan klien dan memberikan kekuatan/kata-kata positif yang baik
dan tepat kepada klien, 16.30: Membantu klien dan keluarga dalam mengidentifikasi kekuatan
keluarga dan kemampuan koping: keluarga merasa cemas terhadap kondisi klien saat ini,
tetapi selalu mendukung proses pengobatan klien. Dilanjutkan pada tanggal Rabu, 12/08/2020
jam 11.00 Memberikan sumber spiritual untuk klien dan keluarga sesuai kebutuhan:
mengunjungi klien dan keluarga bersama Suster/Dominikan Awam dari wilayah tempat
tinggal klien.
3. Gangguan citra tubuh b.d efek kemoterapi implementasi dilakukan pada tanggal Kamis,
06/08/2020. 14.20: Mengkaji secara verbal dan non verbal respon klien terhadap tubuhnya:
klien mengungkapkan perasaan malu terhadap kondisinya saat ini karena tidak memiliki
rambut, 14.25: Mendorong klien mengungkapkan perasaannya, 14.40: Menjelaskan kepada
klien efek samping kemoterapi, 14.50: Memfasilitasi kontak dengan individu lain dalam
kelompok kecil: menganjurkan klien untuk lebih membuka diri dan bersosialisasi dengan
tetangga sekitarnya.
4. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan b.d strategi koping tidak efektif implementasi
dilakukan pada tanggal Kamis, 06/08/2020. 14.00: Membangun hubungan saling percaya
dengan pasien dan keluarga, 14.15: Mengidentifikasi kemampuan keluarga untuk terlibat
dalam merawat pasien: Klien hanya tinggal bersama suami, sedangkan anak-anaknya sudah
berkeluarga sehingga tinggal di tempat terpisah, 14.20: Mendorong anggota keluarga dan
pasien untuk membantu dalam mengembangkan rencana keperawatan selanjutnya.
Dilanjutkan pada tanggal Senin, 10/08/2020 jam 14.40: Mengidentifikasi tingkat pengetahuan
keluarga tentang proses penyakit: Keluarga mengatakan tidak mengetahui tanda gejala,
faktor-faktor penyebab yang mempengaruhi masalah kesehatan klien, 15.00: Memberikan
penyuluhan kesehatan dan melibatkan klien dan keluarga dalam penyuluhan tentang kanker
serviks. Dilanjutkan pada tanggal Selasa, 1q/08/2020 jam 13.30: Mengkaji tingkat
pengetahuan pasien mengenai diet yang disarankan: klien mengatakan diet yang disarankan
dari dokter adalah diet rendah lemak dan rendah garam, 13.40: Mengkaji tingkat pengetahuan
pasien mengenai diet klien: Keluarga (Suami dan anak) mengatakan selama menderita sakit,
klien hanya makan sayur yang direbus saja. Keluarga tidak mengetahui jenis makanan yang
perlu diberikan kepada klien selama menjalani kemoterapi, 13.50: Mengkaji pola makan
pasien sebelumnya dan saat ini: pola makan sebelumnya frekuensi 3x/hari dengan porsi
dihabiskan, saat sakit frekuensi makan 3-4x/hari denga porsi makan tidak dihabiskan, dan saat
ini klien hanya mengkonsumsi nasi dan sayur saja, 14.00: Melibatkan pasien dan keluarga
dalam penyuluhan kepada pasien dan keluarga mengenai nutrisi pada pasien kemoterapi,
15.00: Menganjurkan keluarga untuk lebih memperhatikan klien dalam pemenuhan kebutuhan
sehari-hari, dan tidak meninggalkan klien sendiri di rumah

Evaluasi keperawatan
Evaluasi keperawatan dilakukan secara periodik, sistematis dan berencana untuk menilai
perkembangan pasien dengan kriteria : setiap tindakan keperawatan dilakukan evaluasi terhadap
indikator yang ada pada rumusan tujuan, yang selanjutnya hasil evaluasi segera dicatat dan
dikomunikasikan, evaluasi melibatkan pasien, keluarga dan tim kesehatan, evaluasi dilakukan
sesuai standar. Setelah proses tahapan awal hingga tahap evaluasi selesai, maka seluruh tindakan
harus didokumentasikan dengan benar dalam dokumentasi keperawatan.
Dalam evaluasi, penulis menggunakan evaluasi formatif yang berfokus pada aktivitas proses
keperawatan dan hasil tindakan keperawatan. Evaluasi formatif ini dilakukan segera setelah
perawat mengimplementasikan rencana keperawatan guna menilai keefektifan tindakan
keperawaatan yang telah dilaksanakan. Perumusan evaluasi formatif ini meliputi empat
komponen yang dikenal dengan istilah SOAP, yakni subjektif (data berupa keluhan klien),
objektif (data hasil pemeriksaan), analisis data (perbandingan data denagn teori), dan
perencanaan. Evaluasi dilakukan setelah tindakan/implementasi dilaksanakan. Hasil evaluasi
antara lain sebagai berikut:
1. Nyeri akut b.d agens cedera biologis (neoplasma), evaluasi hasil tindakan yang telah
dilakukan pada Kamis, 06/08/ 2020 Jam: 16.00 WITA, S: Klien mengatakan nyeri berkurang
setelah melakukan teknik relaksasi nafas dalam dan teknik distraksi. O: Klien tampak lebih
rileks, klien dapat mendemonstrasikan teknik relaksasi nafas dalam dan teknik distraksi
dengan baik dan benar. A: Masalah teratasi, P: Intervensi dihentikan. Rencana tindak lanjut:
setelah diberikan tindakan keperawatan diharapkan klien akan melakukan teknik manajemen
nyeri relaksasi nafas dalam dan ditraksi saat nyeri muncul.
2. Ansietas b.d ancaman terhadap kematian, evaluasi hasil tindakan yang telah dilakukan pada
Kamis, 06/08/ 2020 Jam : 17.00 WITA S: Klien mengungkapkan perasaan senang karena
telah mendapatkan kunjungan dari mahasiswa dank lien mengungkapkan keingingan untuk
sembuh dari penyakit yang diderita O: Klien dan keluarga menerima kehadiran mahasiswa,
dan dapat menyetujui kontrak waktu kunjungan kepada keluarga, A: Masalah belum teratasi,
P: Intervensi dilanjutkan. Rencana tindak lanjut: mahasiswa memfasilitasi pertemuan antara
klien dan keluarga dengan Rohaniawan untuk mendapatkan bimbingan spiritual. evaluasi
hasil tindakan yang telah dilakukan pada Rabu, 12/08/2020 Jam 12.30 WITA S: Klien
mengatakan akan tetap semangat dan tak ingin terlalu stress dan akan fokus menjalani
pengobatan yang akan dilakukan agar sembuh, O: Klien tampak antusias mengikuti
bimbingan spiritual dari Suster/Dominikan Awam, A: Masalah teratasi, P: Intervensi
dihentikan. Rencana tindak lanjut: Setelah diberikan tindakan keperawatan, diharapkan klien
dapat terhindar dari rasa cemas berlebihan dan dapat mengikuti kegiatan Ibadah baik di
lingkungan rumah (Doa Rosario) maupun di Gereja.
3. Gangguan citra tubuh b.d efek kemoterapi evaluasi hasil tindakan yang telah dilakukan pada
Kamis, 06/08/ 2020 Jam: 15.00 WITA S: Klien mengungkapkan harapan bahwa setelah
kemoterapi klien rambutnya akan tumbuh lagi. O: Klien tampak selalu tersenyum dan tampak
menggunakan topi kupluk/ menutup kepala, A: Masalah teratasi, P: Intervensi dihentikan.
Rencana tindak lanjut: Setelah mendapatkan tindakan keperawatan, diharapkan klien dapat
menerima kondisi dirinya saat ini karena hal tersebut merupakan efek samping dari proses
pengobatan yang dijalani, dan dapat bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya.
4. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan b.d strategi koping tidak efektif evaluasi hasil
tindakan yang telah dilakukan pada Kamis, 06/08/ 2020 Jam: 15.00 WITA S: Keluarga
(Suami dan Anak) mengatakan akan selalu mendampingi klien dan membantu dalam
perawatan klien. O: Keluarga (Suami dan Anak) tampak bersama dengan klien di rumah, A:
Masalah teratasi, P: Intervensi dihentikan. Rencana tindak lanjut: Setelah diberikan tindakan
keperawatan, diharapkan keluarga dapat lebih memperhatikan kondisi klien saat ini, dan dapat
memberi motivasi/penguatan kepada klien. Evaluasi hasil tindakan yang telah dilakukan pada
Senin, 10/08/2020 Jam: 16.00 WITA S: Keluarga mengatakan dapat memahami dengan baik
tentang kanker serviks setelah mendapatkan penyuluhan dari mahasiswa, O: Keluarga tampak
antusias mengikuti kegiatan penyuluhan, A: Masalah teratasi, P: Intervensi dihentikan.
Evaluasi hasil tindakan yang telah dilakukan pada Selasa,11/08/ 2020 Jam: 15.30 WITA S:
Klien mengatakan dapat memahami dengan baik diet yang disarankan, Rasa mual muntah
efek kemoterapi sudah berkurang, O: Klien tampak pucat, klien dan keluarga tampak antusias
mengikuti kegiatan penyuluhan A: Masalah teratasi, P: Intervensi dihentikan.

Anda mungkin juga menyukai