Anda di halaman 1dari 44

MAKALAH SEMINAR

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KEBUTUHAN DASAR MANUSIA GANGGUAN


RASA NYAMAN (NYERI) DENGAN DIAGNOSA MEDIS GASTRITIS
Pada Tn. S

BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gangguan rasa nyaman adalah perasaan kurang senang, lega dan sempurna dalam
dimensi fisik, spikospiritual, lingkungan dan sosial. Akibat yang ditimbulkan
adalah mual, kebingungan, kelelahan, sulit tidur. Apabila tidak segera diatasi
maka akan menyebabkan terhambatnya jaringan sel otak. (Maria, 2017).

B. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui teori nyeri?
2. Mengetahui jenis nyeri?
3. Mengetahu tanda dan gejala nyeri?
4. Mengetahui faktor-faktor nyeri?
5. Apa saja dampak nyeri?
6. Bagaimana penatalaksanaan insomnia?
Bab II : KONSEP DASAR
A. Pengertian
Gangguan rasa nyaman adalah perasaan kurang senang, lega dan sempurna dalam
dimensi fisik, spikospiritual, lingkungan dan sosial. Akibat yang ditimbulkan adalah
mual, kebingungan, kelelahan, sulit tidur. Apabila tidak segera diatasi maka akan
menyebabkan terhambatnya jaringan sel otak. (Maria, 2017).
Sensori yang tidak menyenangkan dan pengalaman emosional yang muncul secara
aktual atau potensial kerusakan jaringan atau menggambarkan adanya
kerusakan. Serangan mendadak atau pelan intensitasnya dari ringan sampai berat
yang dapat diantisipasi dengan akhir yang dapat diprediksi dan dengan durasi kurang
dari 6 bulan (Asosiasi Studi Nyeri Internasional); awitan yang tiba-tiba atau lambat
dari intensitas ringan hingga berat hingga akhir yang dapat diantisipasi atau di
prediksi. (NANDA, 2015). Nyeri kronisserangan yang tiba-tiba atau lambat dari
intesitas ringan hingga berat dengan akhir yang dapat diantisipasi atau diprediksi dan
berlangsung > 3 bulan (NANDA, 2012).

B. Klasifikasi nyeri
Klasifikasi nyeri secara umum di bagi menjadi dua, yakni nyeri akut dan kronis.
a. Nyeri akut merupakan nyeri yang timbul secara mendadak dan cepat menghilang,
yang tidak melebihi 6 bulan dan di tandai adanya peningkatan tegangan otot.
b. Nyeri kronis merupakan nyeri yang timbul secara perlahan-lahan, biasanya
berlangsung cukup lama, yaitu lebih dari 6 bulan. Termasuk dalam kategori nyeri
kronis adalah nyeri terminal, sindrom nyeri kronis, dan nyeri psikosomatis.

C. Etiologi nyeri
Faktor resiko
a. Nyeri akut
1) Melaporkan nyeri secara verbal dan non verbal
2) Menunjukkan kerusakan
3) Posisi untuk mengurangi nyeri
4) Muka dengan ekspresi nyeri
5) Gangguan tidur
6) Respon otonom (penurunan tekanan darah, suhu, nadi)
7) Tingkah laku ekspresif (gelisah, merintih, nafas panjang, mengeluh)
b. Nyeri kronis
1) Perubahan berat badan
2) Melaporkan secara verbal dan non verbal
3) Menunjukkan gerakan melindungi, gelisah, depresi, focus pada diri sendiri
4) Kelelahan
5) Perubahan pola tidur
6) Takut cedera
7) Interaksi dengan orang lain menurun

Factor predisposisi

a. Trauma
b. Peradangan
c. rauma psikologis

Factor presipitasi

a. Lingkungan
b. Suhu ekstrim
c. Kegiatan
d. Emosi

D. Manifestasi klinik
a. Tanda dan gejala nyeri
1) Gangguam tidur
2) Posisi menghindari nyeri
3) Gerakan meng hindari nyeri
4) Raut wajah kesakitan (menangis,merintih)
5) Perubahan nafsu makan
6) Tekanan darah meningkat
7) Pernafasan meningkat
8) Depresi
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi nyeri
Pengalaman nyeri pada seseorang dapat di pengaruhi oleh beberapa hal, di
antaranya adalah:
1) Arti Nyeri
Nyeri bagi seseorang memiliki banyak perbedaan dan hampir sebagian arti
nyeri merupakan arti yang negatif, seperti membahayakan,merusak, dan lain-
lain. Keadaan ini di pengaruhi lingkungan dan pengalaman.
2) Persepsi Nyeri
Persepsi nyeri merupakan penilaian yang sangat subjektifdari seseorang yang
merasakan nyeri. Dikarenakan perawat tidak mampu merasakan nyeri yang
dialami oleh pasien.
3) Toleransi Nyeri
Toleransi ini erat hubungannya dengan intensitas nyeri yang dapat
mempengaruhi kemampuan seseorang menahan nyeri. Faktor yang dapat
mempengaruhi peningkatan toleransi  nyeri  antara lain alcohol, obat-
obatan, hipnotis, gerakan atau garakan, pengalihan perhatian,kepercayaan
yang kuat dan sebagainya. Sedangkan faktor yang menurunkan toleransi
antara lain kelelahan, rasa marah, bosan, cemas,nyeri yang kunjung tidak
hilang, sakit, dan lain-lain.
4) Reaksi terhadap Nyeri
Reaksi terhadap nyeri merupakan bentuk responseseorang terhadap nyeri,
seperti ketakutan, gelisah, cemas, menangis, dan menjerit. Semua ini
merupakan bentuk respon nyeri yang dapat di pengaruhi oleh beberapa
faktor, seperi arti nyeri, tingkat perspepsi nyeri,pengalaman masa lalu, nilai
budaya, harapan sosial, kesehatan fisik dan mental, rasa takut, cemas, usia,
dan lain-lain.

E. Patofisiologi
Pada saat sel saraf rusak akibat trauma jaringan, maka terbentuklah zat-zat kimia
seperti Bradikinin, serotonin dan enzim proteotik. Kemudian zat-zat tersebut
merangsang dan merusak ujung saraf reseptor nyeri dan rangsangan tersebut akan
dihantarkan ke hypothalamus melalui saraf asenden. Sedangkan di korteks nyeri akan
dipersiapkan sehingga individu mengalami nyeri. Selain dihantarkan ke
hypothalamus nyeri dapat menurunkan stimulasi terhadap reseptor mekanin sensitif
pada termosensitif sehingga dapat juga menyebabkan atau mengalami nyeri (Wahit
Chayatin, N.Mubarak, 2007).

F. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan USG untuk data penunjang apa bila ada nyeri tekan di abdomen
b. Rontgen untuk mengetahui tulang atau organ  dalam yang abnormal
c. Pemeriksaan LAB sebagai data penunjang pemefriksaan lainnya
d. Ct Scan (cidera kepala) untuk mengetahui adanya pembuluh darah yang pecah di
otak
G. Komplikasi
a. Edema Pulmonal
b. Kejang      
c. Masalah Mobilisasi                                   
d. Hipertensi
e. Hipertermi
f. Gangguan pola istirahat dan tidur

H. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan keperawatan
1) Monitor tanda-tanda vital
2) Kaji adanya infeksi atau peradangan nyeri
3) Distraksi (mengalihkan perhatian terhadap nyeri, efektif untuk nyeri ringan
sampai sedang)
4) Kompres hangat
5) Mengajarkan teknik relaksasi
b. Penatalaksanaan medis
1) Pemberian analgesik
2) Analgesik akan lebih efektif diberikan sebelum pasien merasakan nyeri yang
berat dibandingkan setelah mengeluh nyeri.
3) Plasebo
Plasebo merupakan obat yang tidak mengandung komponen obat analgesik
seperti gula, larutan garam/ normal saline, atau air. Terapi ini dapat
menurunkan rasa nyeri, hal ini karena faktor persepsi kepercayaan pasien.

I. Pengkajian fokus
a. Perilaku non verbal
Beberapa perilaku non verbal yang dapat kita amati antara lain ekspresi wajah,
gemeretak gigi, menggigit bibir bawah, dll.
b. Kualitas
Deskripsi menolong orang mengkomunikasikan kualitas dan nyeri. Anjurkan
pasien menggunakan bahasa yang dia ketahui.
c. Faktor presipitasi
Beberapa faktor presipitasi yang meningkatkan nyeri antara lain  lingkungan,
suhu ekstrim, kegiatan yang tiba-tiba.
d. Intensitas
Nyeri dapat berupa ringan, sedang, berat atau tak tertahankan, atau dapat
menggunakan skala dari 0-10.
e. Waktu dan lama Perawat perlu mengetahui, mencatat kapan nyeri mulai, berapa
lama, bagaimana timbulnya, juga interval tanpa nyeri, kapan nyeri terakhir
timbul.
f. Hal yang perlu dikaji lainnya adalah karakteristik nyeri (PQRST)
1) P (provokatif) : factor yang mempengaruhi gawat dan ringannya nyeri
2) Q (quality) : seperti apa nyeri tersebut (tajam, tumpul, atau tersayat)
3) R (region) : daerah perjalanan nyeri
4) S (Skala nyeri) : keparahan/ intensitas nyeri
5) T (time) : lama/waktu serangan/ frekuensi nyeri.

J. Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul


a. Diagnosa :  nyeri akut
Batasan karakteristik :
1) Mengkomunikasikan descriptor nyer (misalnya rasa tidak aman nyaman,
mual, kram otot)
2) Menyeringai
3) Rentang perhatian terbatas
4) Pucat
5) Menarik diri

Faktor yang berhubungan :

1) Biologis
2) Kimia
3) Fisik
4) Psikologis

b. Diagnosa : nyeri kronis


Batasan karakteristik : Subyektif
1) Depresi
2) Keletihan
3) Takut kembali cidera

Obyektif

1) Perubahan kemampuan untuk meneruskan aktivitas sebelumnya


2) Anoreksia
3) Perubahan pola tidur
4) Wajah topeng
5) Perilaku melindungi
6) Iritabilitas
7) Perilaku protektif yang dapat diamati
8) Penurunan interaksi dengan orang lain
9) Gelisah
10) Berfokus pada diri sendiri
11) Respon yang dimediasi oleh saraf simpatis (suhu, dingin, perubahan posisi
tubuh)
12) Perubahan berat badan

Faktor yang berhubungan

1) Kanker metastasis
2) Cedera
3) Neurologi
4) Arthritis

K. Intervensi

Diagnosa NOC NIC

a. Tingkat a. Pemberian
Nyeri akut kenyamanan: tingkat analgesik:
persepsi positif menggunakan
terhadap kemudahan agens-agens
fisik dan psikologis farmakologi untuk
b. Pengendalian nyeri: mengurangi atau
tindakan individu menghilangkan
untuk nyeri
mengendalikan nyeri b. Manajemen
c. Tingkat nyeri: medikasi:
keparahan nyeri yang memfasilitasi
dapat diamati atau penggunaan obat
dilaporkan atau resep atau obat
bebas secara aman
dan efektif
c. Manajemen nyeri:
meringankan atau
mengurangi rasa
nyeri sampai pada
tingkat kenyamanan
yang dapat diterima
oleh pasien
a. Tingkat kenyamanan: a. Pemberian
Nyeri kronis tingkat persepsi analgesik :
positif terhadap penggunan agen
kemudahan fisik dan farmakologis untuk
psikologis meredakan atau
b. Tingkat depresi: menghilangkan
keparahan alam nyeri
perasaan melankolis b. Mobilitas perilaku:
dan kehilangan minat meningkatkan
dengan peristiwa perubahan perilaku
hidup c. Restrukturisasi
c. Pengendalian diri kognitif: mendorong
terhadap depresi: pasien untuk
tindakan individu mengubah distrorsi
untuk meminimalkan pola pikir dan
melankolia dan memandang diri
mempertahankan sendiri serta dunia
minat dengan secara lebih realistis
peristiwa hidup d. Peningkatan koping:
d. Nyeri: respon membantu pasien
seimbang psikologis, untuk beradaptasi
keparahan respon dengan presepsi
seimbang kognitif stressor, perubahan,
dan emosi yang dapat atau ancaman yang
diamati atau menghambat
dilaporkan terhadap pemenuhan tuntutan
nyeri fisik peran hidup.
e. Pengendalian nyeri: e. Manajemen
tindakan pribadi medikasi:
untuk mengendalikan memfasilitasi
nyeri penggunaan obat
f. Tingkat nyeri: resep atau obat
keparahan nyeri yang bebas secara aman
tampak atau dan efektif
dilaporkan. f. Manajemen alam
perasaan:
memberikan
keamanan,
stabilisasi,
pemulihan, dan
pemeliharaan pada
pasien yang
mengalami
disfungsi alam
perasaan baik
depresi maupun
peningkatan alam
perasaan
g. Manajemen nyeri:
menghilangkan
nyeri atau
menurunkan nyeri
ketingkat yang lebih
nyaman yang dapat
ditoleransi oleh
pasien
h. Kontrak pasien:
menegoisasi
persetujuan dengan
individu yang
menekankan
perubahan perilaku
bersama
i. Bantuan analgesik
yang dikendalikan
oleh pasien:
memfasilitasi
pengendalian
pemberian dan
pengaturan
analgesic oleh
pasien
j. Fasilitasi tanggung
jawab diri:
mendorong pasien
untuk lebih
bertanggung jawab
terhadap
perilakunya sendiri.

Bab III TINJAUAN KASUS


A. Pengkajian

Tanggal pengkajian :28 -09-2020

1. Biodata Pasien
a. Data demografi
Nama :S

Umur : 26

Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam
Alamat : Duwet, Kota Pekalongan Selatan

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Wiraswasta

Status : Lanjang

Komunikasi : Indonesia dan Jawa

Diagnosa Medis : Gastritis

2. Biodata Penanggung jawab


a. Nama : Ny. e
b. Umur : 33
c. Agama : Islam
d. Status Kawin : Menikah
e. Suku/bangsa : Jawa, Indonesia
f. Pendidikan : SMA Pekerjaan :
g. Hub dengan Klien : Sebaagai tantennya
3. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat penyakit sekarang
Tn S mengatakan nyeri perut dan mual

b. Keluhan utama
Nyeri akut

c. Riwayat penyakit dahulu


Vertigo dan tipes

d. Riwayat penyakit keluarga


Tidak ada riwayat keturunan dari keluarga

4. Pola Kesehatan Fungsional Gordon


a. Pola penatalaksanaan kesehatan/persepsi sehat
Pasien mengatakan bila sakit ia membeli obat diwaarung lalu sembuh, dan
tidak pernah langsung periksa di petugas kesehatan, ketika parah langsung
periksa di petugas kesehatan
b. Pola nutrisi – metabolik
Sebelum sakit Selama sakit
Makan pagi : satu piring makan Makan pagi : ya,
sedikit
Makan siang : satu piring makan Makan siang : ya,
sedikit
Makan malam : satu piring makan Makan malam : ya sedikt
Minum :5 gelas /hari Minum :2
gelas/hari

Antropometri
BB sebelum sakit : 54 Kg TB : 166 cm
LILA : cm
BB selama sakit : 47 KgTB : 166 cm
IMT : BB : TBxTB =
47 : 1,66X1,66 = 17,05

c. Pola eliminasi
1) Eliminasi urin
DS:
a) Sebelum sakit Selama sakit
Frekuensi : Frekuensi :
Jumlah urin : 30 cc Jumlah urin : 30cc
Warna : kuning jernih Warna : pink
Bau : Bau :
Masalah : tidak ada masalah Masalah : tidak ada
masalah
DO: pasien nampak khawatir dengan penyakitnya
2) Eliminasi alvi
DS : pasien mengatakan
a) Sebelum sakit Selama sakit
Frekuensi : Frekuensi :
Jumlah Feses : 50cc Jumlah Feses : 50 cc
Warna : kecoklatan Warna :
kecoklatan
Bau : Bau :
Konsistensi : lembek Konsistensi : lembek
Masalah : tidak ada Masalah : nyeri abdomen
bawah sebelah kiri
DO: pasien nampak mual ketika minum banyak
d. Pola tidur dan istirahat
DS : pasien mengatakan tidurnya sering terbangun
1) Sebelum sakit Selama sakit
Tidur siang : tidak pernah Tidur siang : 2 jam
Tidur malam : 8 jam Tidur malam : 5 jam
Keluhan :- Keluhan : nyeri abdomen
bawah sebelah kiri dan mual
DO : pasien nampak badanya kurus

e. Riwayat keperawatan untuk pola kogniktif perseptual


Khawatir terhadap nyeri perut dan mual

f. Pola persepsi-konsep diri


1) Sikap terhadap diri : keinginan cepat sembuh
2) Dampak sakit terhadap diri : tubuh lemas dan gering
3) Keinginan untuk mengubah diri : menghindari makanan yang
menyebabkan asam lambung
g. Pola peran dan tanggung jawab
Sebagai anak, dia bekerja untuk dirinya sendiri, untuk makan dan kebutuhan
lainnya karena sekarang tinggal dengan pak leknya dan bulek

h. Pola seksual-reproduksi
Belum menikah,

5. Pemeriksaan Fisik
a. Penampilan Umum
Keadaan umum baik, komposmetris, Kurus

b. Vital sign

1) Tekanan darah : 110 mmHg


2) Suhu : 36,5 oC
3) Nadi : 20 x/mnt
4) RR : 80 x/mnt

c. Pemeriksaan fisik
1) Kepala dan leher
Inspeksi : tidak ada luka, dan tidak ada benjolan
Palpasi : tidak ada nyeri tekan

2) Mata dan telinga


Mata : konjungtiva merah muda dan sklera tidak kuning.

Telinga : tidak ada nyeri tekan, bersih dan tidak ada serumen

3) Hidung
Inspeksi : tidak ada luka, bersih dan lembab

4) Mulut dan tenggorokan


Mulut : mokosa dan gigi bersih

Tenggorokan : tidak ada nyeri tekan dan tidak ada benjolan (kelenjar
teroid)

5) Kulit : turgor kulit baik dan tidak ada lesi


6) Dada
Jantung

Inspeksi : simestris, pengembangan abdomen kanan dan kiri sama

Perkusi : incus kordis terabadan tidak ada suara tambahan

Paru : dada simetris, tidak ada jejas, pola nafas teratur, tidak ada suara
whezing atau rocgchi, dan tidak ada otot bantu pernafasan

7) Genitalia : kebersihan kelamin terjaga


8) Ekstremitas
Atas : dapat digerakan semuanya, tidak ada lesi, kekuatan otot 5

Bawah : dapat digerakan semuanya, tidak ada lesi, kekuatan otot 5

6. Pengkelompokan Data
a. Data subjektif
1. Pasien mengatakan nyeri bagian perut bawah sebelah kiri
2. Pasien mengatkan mual ketika makan dan minum
3. Pasien menatakan tidak tau terkait penyakitnya
b. Data objektif
1. Pasien nampak memegangi perut sebelah kiri bawah
2. pasien nampak mual ketika makan dan minum banyak
7. Analisa Data
1. Ds : Pasien mengatakan nyeri bagian perut bawah sebelah kiri
Do : pasien nampak memegangi perut sebelah kiri bawah
P: nyeri setelah makan dan minum
Q:nyeri tekan
R: perut bagian bawah kiri
S: skala 4
T: kadang-kadang

Etiologi : Agen cidera fisik


Problem : Nyeri akut
2. Ds : pasien mengatakan mual ketika makan dan minum
Do : pasien nampak mual ketika makan dan minum banyak
Etiologi : Ketidak mampuan mengabsorbsi nutrien
Problem : Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
3. DS : pasien mengatakan tidak tau terkait penyakitnya
DO: pasien nampak bingung ketika diberikan pertanyaan terkait penyakitnya
Etiologi : Defisiensi pengetahuan
Problem : Keterbatasan kognitif
B. Diagnosa
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik.
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhungan dengan
ketidak mampuan mengabsorbsi nutrien
3. Difisiensi pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan kognitif
C. Intervensi
No Dx Tindakan Keperawatan Respon
1. Mengajari relaksasi nafas dalam Pasien mengatakan
nyeri berkurang.

2. Memotifasi makan sedikit tapi sering Pasien mengatakan


akan makan sedikit tapi
sering.
3. Pendidikan kesehatan Pasien mau diberikan
pendidikan kesehatan
dan paham terkait
menyakitnya

D. Implementasi
No dx. Para
Hari/jam Catatan perkembangan klien (SOAP)
Kep f
-senin- Dx 1 S: pasien mengatakan nyeri berkurang
September O: pasien nampak rileks, pasien bisa
2020, menjelaskan cara mengatasi nyeri
(20.00) P: nyeri setelah makan dan minum
Q:nyeri tekan
R: perut bagian bawah kiri
S: skala 3
T: kadang-kadang
A: masalah belum teratasi,
P: kolaborasi dengan dokter terkait nyeri

Dx 2 S: pasien mengatakan mual


O: pasien nampak lemah, kurus
BB : TBxTB =
47 : 1,66X1,66 = 17,05
Kesimpulan :
Tn S kurus, IMT 17,05 (antara 17,0- 18,4)
A: masalah belum teratasi
P: memberikan motifasi makan sedikit tapi
sering dan kolaborasi ahli gizi

Dx 1 S: pasien mengatakan nyeri berkurang


Selasa- O: pasien nampak rileks, pasien bisa
September menjelaskan cara mengatasi nyeri
2020, P: nyeri setelah makan dan minum
(14.00) Q:nyeri tekan
R: perut bagian bawah kiri
S: skala 3
T: kadang-kadang
A: masalah belum teratasi,
P: kolaborasi dengan dokter terkait nyeri

Dx 2 S: pasien mengatakan mual kadang-kadang


O: pasien nampak lemah, kurus
BB : TBxTB =
47 : 1,66X1,66 = 17,05
Kesimpulan :
Tn S kurus, IMT 17,05 (antara 17,0- 18,4)
A: masalah belum teratasi
P: memberikan motifasi makan sedikit tapi
sering dan kolaborasi ahli gizi

Dx 3 S: pasien mengatakan paham terkait penyakitnya


O: pasien nampak mengerti apa yang telah
1 Kamis disampaikan d
oktober A: masalah teratasi,
2020, P: intervensi di hentikan
20.00
E. Evaluasi
Hari/tgl/j No dx.
Catatan perkembangan klien (SOAP)
am Kep
1-kamis- 1 S: pasien mengatakan paham terkait penyakitnya
oktober O: pasien nampak mengerti apa yang telah
2020, disampaikan
(20.00) A: masalah teratasi,
P: intervensi di hentikan
Bab IV : PEMBAHASAN
A. Analisa Hasil Penelitian Berdasarkan Tinjauan Kasus
Masalah nyeri akut dapat diatasi berdasarkan kriteria hasil yang telah disusun,
klien mengatakan nyeri berkurang, mengatakan nyaman setelah nyeri berkurang,
klien mengatakan julmah istirahat cukup, klien bisa mengontrol nyeri dengan
menggunakan teknik relaksasi nafas dalam dan tekini distraksi, klien tidak gelisah,
tanda-tanda vital normal.
B. Analisa Hasil Penelitian Berdasarkan Tinjauan Teori
Hasil penelitian menunjukan bahwa klien nyeri asam lambung dapat di atasi
dengan relaksasi nafas dalam dan dibuktikan bahwa ada pengaruh dari setelah
melakukan relaksasi nafas dalam, klien merasa rileks setelah melakukan relaksisi
nafas dalam.
Bab V : PENUTUP
A. Kesimpulan
Nyeri pada lambung dapat di atasi dengan teknik relaksasi nafas dalam dan
teknik distraksi
B. Saran
Teknik relaksasi nafas dalam dan distraksi dapat di terapkan pada semua pasien
yang mengalami rasa nyeri.
Daftar Pustaka
ahyanti, (2019). Asuhan Keperawatan Pada Klien Gastritis Dengan Masalah Nyeri
Akut. Prodi D-III Keperawatan, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Panti Waluya Malang.

Lampiran Kasus

BAB I

Identifikasi EBP

A. Latar Belakang
Gratitis merupakan peradangan atau inflamasi dari mukosa lambung yang
disebabkan oleh faktor iritasi dan infeksi (Rondonwu dkk, 2014). Gastritis
disebabkan oleh 2 faktor yaitu faktor biologis dan faktor non biologis. Contoh dari
faktor biologis yaitu infeksi bakteri helicobacter pylori, sedangkan faktor non
biologis yaitu mengkonsumsi obat-obatan seperti obat anti inflamasi,
mengkonsumsi minuman beralkohol, makanan dan minuman yang bersifat iritan
dan stress psikologi. Penyebab tersebut dan menyebabkan pengikisan pada mukosa
lambung sehingga terjadi respon inflamasi dan menimbulkan nyeri pada tepatnya
nyeri epigastrium (Cahyanti, 2019).
Teknik relaksasi nafas dalam adalah teknik yang bertujuan untuk menurunkan
atau mencegah terjadinya nyeri dan dapat menimbulkan rasa nyaman. Teknik
distraksi adalah pengalihan dari fokus perhatian terhadap nyari ke stimulus yang
lain (Cahyanti, 2019).
B. Tujuan
a. Mengetahui analisis hasil penelitian berdasarkan tinjauan teori
b. Mengetahui analisis hasil penelitian berdasarkan tinjauan kasus
BAB II
IDENTIFIKASI ARTIKEL EVIDENCE BASED PRACTICE
A. Identifikasi artikel
1. Judul artikel : Asuhan Keperawatan pada Klien Gastritis Dengan Masalah nyeri
akut
2. Nama peneliti : Cahyanti E,I
3. Tahun penerbit : 2019
4. Penerbit : repositori.stikespantiwaluyo.ac.id
B. Gap of knowledge : pada penelitian ini peneliti pengaruh relaksasi nafas dalam dan
teknik relaksi kepada pasien grastitis dimana responden dan intervensi yang
digunakan openeliti sesuai atau singkron dengan masalah pada kasus asuhan
keperawatan yang telah dilakukan Tn, S (keseuain masalah yang akan diselesaikan)
C. Justifikasi intrervensi
Nyeri lambung pada pasien disebabkan iritasi dan infeksi, bila diabiarkan terus
menerus akan merusak fungsi lambung dan pasien gratitis jika tidak dilakukan
tindakan dapat menimbulkan perdarahan, sehingga banyak darah keluar dan
berkumpul dilambung.
Metode pengobatan ini dengan mengajarkan teknik relaksasi nafas dalam dan
distraksi, intervensi tersebut bertujuan untuk mengurangi atau menghilangkan rasa
nyeri pada klien. Teknik tersebut dapat mengurangi intensitas nyeri yang dirasakan
oleh klien
D. Hasil penelitian
Pada responden setelah diberikan relaksasi nafas dalam dan distraksi,
mengalami penurunan nyeri lambung sesuai dengan kriteria hasil yang ditetapkan
terbukti pada kedua klien masalah dapat teratasi yang ditandai dengan nyeri
berkuranga atau hilang.
Teknik relaksasi nafas dalam dapat meredahkan rasa nyeri, sehingga nyeri
lambung yang dialami klien dapat berkurang. Dari hasil penelitian tersebut penurunan
skala nyeri berkurang setelah melakukan relaksasi nafas dalam. Hal ini dibuktikan
bahwa ada pengaruh dari setelah melakukan relaksasi nafas dalam dan klien
mengatakan merasa rileks setelah melakukan relaksisi nafas dalam.

BAB III PEMBAHASAN

C. Resume Kasus kelolaan


1. Analisa data
a. Ds :
1) Tn, S mengatakan nyeri perut bagian bawah sebelah kiri.
P : pasien mengatakan nyeri perut bagian bawah sebelah kiri
Q : nyeri tekan
R : nyeri perut di sebelah kiri bawah
S : skala 6
T : kadang-kadang
2) Tn, S mengatakan mual ketika setelah makan dan minum
b. Do :
1) Pasien nampak memegangi perut dan penahan nyeri.
TTV : Td : 110/80 mmHg, N: 20 S: 36,5 °c Rr :20
2) Pasien nampak lemah
2. Diagnosa keperawatan
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik.
b. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhungan
dengan ketidak mampuan mengabsorbsi nutrien
3. Implementasi
a. Mengkaji status nyeri
b. Mengajari relaksasi nafas dalam
c. Memberikan motifasi makan sedikit tapi sering
D. Analisa Hasil Penelitian Berdasarkan Tinjauan Teori
Hasil penelitian menunjukan bahwa klien nyeri asam lambung dapat di atasi
dengan relaksasi nafas dalam dan dibuktikan bahwa ada pengaruh dari setelah
melakukan relaksasi nafas dalam, klien merasa rileks setelah melakukan relaksisi
nafas dalam.
E. Analisa Hasil Penelitian Berdasarkan Tinjauan Kasus
Masalah nyeri akut dapat diatasi berdasarkan kriteria hasil yang telah disusun,
klien mengatakan nyeri berkurang, mengatakan nyaman setelah nyeri berkurang,
klien mengatakan julmah istirahat cukup, klien bisa mengontrol nyeri dengan
menggunakan teknik relaksasi nafas dalam dan tekini distraksi, klien tidak gelisah,
tanda-tanda vital normal.
BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan
Nyeri pada lambung dapat di atasi dengan teknik relaksasi nafas dalam dan
teknik distraksi
BAB V DAFTAR PUSTAKA

Cahyanti, (2019). Asuhan Keperawatan Pada Klien Gastritis Dengan Masalah Nyeri
Akut. Prodi D-III Keperawatan, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Panti Waluya Malang.

Nurarif & Kusuma, (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa


Medis Dan Nanda Nic-Noc Edisi Revisi Jilid 2. Jogjakarta

Lamiran Askep

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN S DENGAN GANGGUAN KEBUTUHAN


NUTRISI / GANGGUAN PADA SISTEM PENCERNAAN
I. Proses Keperawatan
A. Pengkajian

Tanggal pengkajian :28 -09-2020

8. Biodata Pasien
b. Data demografi
Nama :S

Umur : 26

Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Alamat : Duwet, Kota Pekalongan Selatan

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Wiraswasta

Status : Lanjang

Komunikasi : Indonesia dan Jawa

Diagnosa Medis : Gastritis

9. Biodata Penanggung jawab


h. Nama : Ny. e
i. Umur : 33
j. Agama : Islam
k. Status Kawin : Menikah
l. Suku/bangsa : Jawa, Indonesia
m. Pendidikan : SMA Pekerjaan :
n. Hub dengan Klien : Sebaagai tantennya
10. Riwayat Kesehatan
e. Riwayat penyakit sekarang
Tn S mengatakan nyeri perut dan mual

f. Keluhan utama
Nyeri akut

g. Riwayat penyakit dahulu


Vertigo dan tipes

h. Riwayat penyakit keluarga


Tidak ada riwayat keturunan dari keluarga

11. Pola Kesehatan Fungsional Gordon


i. Pola penatalaksanaan kesehatan/persepsi sehat
Pasien mengatakan bila sakit ia membeli obat diwaarung lalu sembuh, dan
tidak pernah langsung periksa di petugas kesehatan, ketika parah langsung
periksa di petugas kesehatan

j. Pola nutrisi – metabolik


Sebelum sakit Selama sakit
Makan pagi : satu piring makan Makan pagi : ya,
sedikit
Makan siang : satu piring makan Makan siang : ya,
sedikit
Makan malam : satu piring makan Makan malam : ya sedikt
Minum :5 gelas /hari Minum :2
gelas/hari

Antropometri
BB sebelum sakit : 54 Kg TB : 166 cm
LILA : cm
BB selama sakit : 47 KgTB : 166 cm
IMT : BB : TBxTB =
47 : 1,66X1,66 = 17,05

k. Pola eliminasi
3) Eliminasi urin
DS:
b) Sebelum sakit Selama sakit
Frekuensi : Frekuensi :
Jumlah urin : 30 cc Jumlah urin : 30cc
Warna : kuning jernih Warna : pink
Bau : Bau :
Masalah : tidak ada masalah Masalah : tidak ada
masalah
DO: pasien nampak khawatir dengan penyakitnya
4) Eliminasi alvi
DS : pasien mengatakan
b)Sebelum sakit Selama sakit
Frekuensi : Frekuensi :
Jumlah Feses : 50cc Jumlah Feses : 50 cc
Warna : kecoklatan Warna :
kecoklatan
Bau : Bau :
Konsistensi : lembek Konsistensi : lembek
Masalah : tidak ada Masalah : nyeri abdomen
bawah sebelah kiri
DO: pasien nampak mual ketika minum banyak

l. Pola tidur dan istirahat


DS : pasien mengatakan tidurnya sering terbangun
2) Sebelum sakit Selama sakit
Tidur siang : tidak pernah Tidur siang : 2 jam
Tidur malam : 8 jam Tidur malam : 5 jam
Keluhan :- Keluhan : nyeri abdomen
bawah sebelah kiri dan mual
DO : pasien nampak badanya kurus

m. Riwayat keperawatan untuk pola kogniktif perseptual


Khawatir terhadap nyeri perut dan mual

n. Pola persepsi-konsep diri


4) Sikap terhadap diri : keinginan cepat sembuh
5) Dampak sakit terhadap diri : tubuh lemas dan gering
6) Keinginan untuk mengubah diri : menghindari makanan yang
menyebabkan asam lambung

o. Pola peran dan tanggung jawab


Sebagai anak, dia bekerja untuk dirinya sendiri, untuk makan dan kebutuhan
lainnya karena sekarang tinggal dengan pak leknya dan bulek

p. Pola seksual-reproduksi
Belum menikah,

12. Pemeriksaan Fisik


d. Penampilan Umum
Keadaan umum baik, komposmetris, Kurus

e. Vital sign

5) Tekanan darah : 110 mmHg


6) Suhu : 36,5 oC
7) Nadi : 20 x/mnt
8) RR : 80 x/mnt

f. Pemeriksaan fisik
9) Kepala dan leher
Inspeksi : tidak ada luka, dan tidak ada benjolan

Palpasi : tidak ada nyeri tekan

10) Mata dan telinga


Mata : konjungtiva merah muda dan sklera tidak kuning.

Telinga : tidak ada nyeri tekan, bersih dan tidak ada serumen

11) Hidung
Inspeksi : tidak ada luka, bersih dan lembab

12) Mulut dan tenggorokan


Mulut : mokosa dan gigi bersih

Tenggorokan : tidak ada nyeri tekan dan tidak ada benjolan (kelenjar
teroid)
13) Kulit : turgor kulit baik dan tidak ada lesi
14) Dada
Jantung

Inspeksi : simestris, pengembangan abdomen kanan dan kiri sama

Perkusi : incus kordis terabadan tidak ada suara tambahan

Paru : dada simetris, tidak ada jejas, pola nafas teratur, tidak ada suara
whezing atau rocgchi, dan tidak ada otot bantu pernafasan

15) Genitalia : kebersihan kelamin terjaga

16) Ekstremitas
Atas : dapat digerakan semuanya, tidak ada lesi, kekuatan otot 5

Bawah : dapat digerakan semuanya, tidak ada lesi, kekuatan otot 5


Pekalongan, 28 September 2020

Alfiam

Yang mengkaji
13. Pengkelompokan Data
c. Data subjektif
4. Pasien mengatakan nyeri bagian perut bawah sebelah kiri
5. Pasien mengatkan mual ketika makan dan minum
6. Pasien menatakan tidak tau terkait penyakitnya
d. Data objektif
3. Pasien nampak memegangi perut sebelah kiri bawah
4. pasien nampak mual ketika makan dan minum banyak
14. Analisa Data
4. Ds : Pasien mengatakan nyeri bagian perut bawah sebelah kiri
Do : pasien nampak memegangi perut sebelah kiri bawah
P: nyeri setelah makan dan minum
Q:nyeri tekan
R: perut bagian bawah kiri
S: skala 4
T: kadang-kadang

Etiologi : Agen cidera fisik


Problem : Nyeri akut
5. Ds : pasien mengatakan mual ketika makan dan minum
Do : pasien nampak mual ketika makan dan minum banyak
Etiologi : Ketidak mampuan mengabsorbsi nutrien
Problem : Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
6. DS : pasien mengatakan tidak tau terkait penyakitnya
DO: pasien nampak bingung ketika diberikan pertanyaan terkait penyakitnya
Etiologi : Defisiensi pengetahuan
Problem : Keterbatasan kognitif
Pengelompokan Data dan Analisa Data

No Tgl/ja Data Penyebab Masalah


m
1 28, Ds : pasien Agen cidera Nyeri akut
14.00 mengatakan fisik
nyeri perut
bagian bawah
sebelah kiri
Do : : pasien
nampak
memegangi
perut sebelah
kiri bawah,
P : ketika
makan dan
minum
banyak
Q:nyeri tekan
R: perut
bagian bawah
kiri
S: skala 5
T: kadang-
kadang

2 29, Ds : pasien Ketidak Ketidak


09.00 mengatakan mampuan seimbangan
mual ketika mengabsorbsi nutrisi kurang
makan dan nutrien dari kebutuhan
minum tubuh
Do : pasien
nampak mual
ketika makan
3 dan minum
01, banyak Defisiensi
20.00 DS : pasien pengetahuan Keterbatasan
mengatakan kognitif
tidak tau
terkait
penyakitnya
DO: pasien
nampak
bingung
ketika
diberikan
pertanyaan
terkait
penyakitnya

15. Diagnosa Keperawatan dan Proiritas Masalah


1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik.
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhungan dengan
ketidak mampuan mengabsorbsi nutrien
3. Difisiensi pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan kognitif
Daftar Masalah

No Dianosa Tgl Tgl teratasi Paraf


ditemukan
1 1. nyeri akut 28 29
berhubungan dengan September September
agen cidera fisik. 2020 2020
2 2. Ketidakseimba 28 29
ngan nutrisi kurang September September
dari kebutuhan tubuh 2020 2020
berhungan dengan
ketidak mampuan
mengabsorbsi nutrien.
3 3. Difisiensi 1 Oktober 1 Oktober
pengetahuan 2020 2020
berhubungan dengan
keterbatasan kognitif

16. Rencana Keperawatan


No Tgl/ja Diagnosa Rencana Intervensi Rasional Para
m keperawatan tujuan dan f
kriteria hasil
1 28, 1. Ny Tujuan - -
14.00 eri akut pendek: TT meng
berhubung Melampor V: etahui
an dengan kan Td keada
agen bawah : an
cidera nyeri 11 umu
fisik. berkurang 0/8 m
dengan 0 -
mengguna m untuk
kan m meng
managem Hg evalu
en nyeri , asi
Tujuan N: interv
panjang : 20 esi
mampu S: yang
mengontr 36, diberi
ol nyeri 5 kan
°c -
Rr untuk
:20 meng
- urang
P: i rasa
pas nyeri
ien
me
ng
ata
ka
n
ny
eri
dib
agi
an
ab
do
me
n
ba
wa
h
seb
ela
h
kir
i
Q : nyeri
tekan
R : nyeri
di perus
bagian
bawah kiri
S : skala 5
T :
kadang-
kadang
-ajarkan
pasien
teknik
manageme
n nyeri
-
melakuka
n kompres
hangat
dibagian
nyeri
-
kolaborasi
dengan
dokter
untuk
pemberian
obat
analgesic

2. 29, 2. Ke Tujuan Kaji -


09.20 tidakseimb pendek : pemenuha untuk
angan -peningkatan n meng
nutrisi berat badan kebutuhan etahui
kurang Tujuanpanja nutrisi kekur
dari ng : tidak -kaji angan
kebutuhan terjadi penurunan nutris
tubuh penurunan nafsu i
berhungan berat badan makan pasie
dengan yang berarti pasien n
ketidak - ukur -
mampuan tinggi agar
mengabsor badan dapat
bsi pasein dan dilaku
nutrien. berat kan
badan interv
- ensi
Dokument dalam
asi pemb
masukan erian
oral maka
selama 24 nan
jam pada
-ciptakan pasie
suasana n
makanan -
yang memb
menyenan antu
gkan dalam
identi
fikasi
malnu
trisi,
protei
n,
kalori
,
khusu
snya
bila
berat
badan
kuran
g dari
norm
al
-
memb
uat
waktu
maka
n
lebih
meny
enang
kan
yang
dapat
menin
gkatk
an
nafsu
maka
n
-
untuk
menin
gktak
an
nafsu
maka
n

3 1, 3. Dif Tujuan - -
20.00 isiensi pendek: TT Untuk
pengetahu Pasien V: meng
an dan Td etahui
berhubung keluarga : keada
an dengan mampu 11 an
keterbatas menjelask 0/8 umu
an kognitif an 0 m
kembali m -
apa m Untuk
dijelaskan Hg meng
perawat/ti , athui
m N: infor
kesehatan 20 masi
lainya S: terkai
Tujuan 36, t
panjang : 5 penya
pasien dan °c kitnya
keluarga Rr
menyatak :20
an -
pemaham Me
an tentang mb
penyakit, eri
kondisi, ka
prognosis, n
dan pe
program ndi
pengobata dik
n. an
kes
eh
ata
n
Berikan
penilaian
tentang
tingkat
pengetahuan
pasien
tentang
proses
penyakit
yang spesifik

Catatan Keperawatan

Tgl/h
No. Dx Pa
ari/ja Tindakan Kep. Respon klien
Kep. raf
m
28 Dx 1 mengajari relaksasi pasien mengatakan
-senin nafas dalam. nyeri berkurang.
-14.00
Dx 2 Memberikan Pasien mengatak
motifasi makan akan makan sedit
sedikit tapi sering tapi sering

1 Dx 3 Pendidikan pasien mengatakan


Kamis kesehatan bersedia diberikan
20.00 pendidikan
kesehatan dan
paham terkait
penyakitnya
Catatan Perkembangan

No dx. Para
Hari/jam Catatan perkembangan klien (SOAP)
Kep f
-senin- Dx 1 S: pasien mengatakan nyeri berkurang
September O: pasien nampak rileks, pasien bisa
2020, menjelaskan cara mengatasi nyeri
(20.00) P: nyeri setelah makan dan minum
Q:nyeri tekan
R: perut bagian bawah kiri
S: skala 3
T: kadang-kadang
A: masalah belum teratasi,
P: kolaborasi dengan dokter terkait nyeri

Dx 2 S: pasien mengatakan mual


O: pasien nampak lemah, kurus
BB : TBxTB =
47 : 1,66X1,66 = 17,05
Kesimpulan :
Tn S kurus, IMT 17,05 (antara 17,0- 18,4)
A: masalah belum teratasi
P: memberikan motifasi makan sedikit tapi
sering dan kolaborasi ahli gizi

Dx 1 S: pasien mengatakan nyeri berkurang


Selasa- O: pasien nampak rileks, pasien bisa
September menjelaskan cara mengatasi nyeri
2020, P: nyeri setelah makan dan minum
(14.00) Q:nyeri tekan
R: perut bagian bawah kiri
S: skala 3
T: kadang-kadang
A: masalah belum teratasi,
P: kolaborasi dengan dokter terkait nyeri

Dx 2 S: pasien mengatakan mual kadang-kadang


O: pasien nampak lemah, kurus
BB : TBxTB =
47 : 1,66X1,66 = 17,05
Kesimpulan :
Tn S kurus, IMT 17,05 (antara 17,0- 18,4)
A: masalah belum teratasi
P: memberikan motifasi makan sedikit tapi
sering dan kolaborasi ahli gizi

Dx 3 S: pasien mengatakan paham terkait penyakitnya


O: pasien nampak mengerti apa yang telah
1 Kamis disampaikan d
oktober A: masalah teratasi,
2020, P: intervensi di hentikan
20.00
Dokomentasi saat pengkajian

Anda mungkin juga menyukai