Laporan Penelitian
28 Februari 2020
LATAR BELAKANG
Secara umum, kebersihan gigi dan mulut penting bagi kesehatan dan
kesejahteraan tubuh karena dapat mempengaruhi fungsi bicara, pengunyahan, dan
rasa percaya diri.1 Kebanyakan masyarakat tidak menyadari awal mula timbulnya
penyakit gigi dan mulut bersumber dari kesehatan rongga mulut secara
menyeluruh. Hal ini dipengaruhi oleh faktor perilaku masyarakat yang kurang
peduli akan kebersihan gigi dan mulut yang dijadikan suatu kebiasaan dan
budaya.2
Dalam ilmu kesehatan, mulut adalah bagian dari tubuh yang tidak boleh
dipisahkan, karena kesehatan mulut akan mempengaruhi kesehatan umum, yaitu
menimbulkan kesakitan yang hebat dan penderitaan yang merubah apa yang
dimakan orang, bicara dan kualitas hidup serta kesejahteraannya. Penyakit oral
adalah penyakit kronik yang umum dan merupakan masalah kesehatan masyarakat
yang penting, sebab prevalensinya dan dampaknya secara individu maupun
masyarakat serta biaya terhadap perawatannya. Pada beberapa negara penyakit-
1
penyakit oral merupakan penyakit dengan biaya perawatan termahal ke-empat. Di
negara berkembang, pada orang dewasa keadaan ini lebih buruk, karena
penderitaan mereka merupakan akumulasi dari tidak terawatnya penyakit oral.4
RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas maka dirumuskan
masalah yaitu bagaimana hubungan pengetahuan kesehatan gigi dan mulut
terhadap kualitas hidup pasien di puskesmas kassi-kassi?
TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui hubungan hubungan pengetahuan kesehatan gigi dan mulut terhadap
kualitas hidup pasien di puskesmas kassi-kassi.
MANFAAT PENELITIAN
Sebagai data mengenai gambaran pengetahuan kesehatan gigi dan mulut pada
pasien yang datang di puskesmas kassi-kassi, sehingga dapat direncanakan suatu
program yang dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat terhadap kesehatan
gigi dan mulut.
2
3
METODE PENELITIAN
Kriteria inklusi
a. Pasien yang kooperatif dan bersedia untuk berpartisipasi dalam rangkaian
penelitian
b. Pasien yang berusia >18 tahun
Kriteria eksklusi
a. Pasien yang tidak mengisi kuesioner dengan lengkap
Variabel Penelitian
Variabel yang berkaitan dengan penelitian ini adalah
a. Variabel independen adalah pengetahuan kesehatan gigi dan mulut
b. Variabel dependen adalah kualitas hidup
Definisi Operasional
Definisi operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
a. Tingkat pendidikan adalah tahapan pendidikan yang dilalui oleh seorang
individu, dapat dikategorikan belum menerima pendidikan formal, SD,
SMP, SMA/SMK hingga sarjana.
b. Kualitas hidup yang berhubungan dengan kesehatan mulut merupakan
suatu keadaan individu yang dinilai dari keluhan rongga mulut, keluhan
emosional, keterbatasan fungsional, dan keterbatasan sosial yang diukur
menggunakan kuesioner berisi 12 pertanyaan.
4
Kriteria penilaian
Penilaian kualitas hidup dinilai menggunakan kuesioner dari World Health
Organization (WHO) yang terdiri dari 12 pertanyaan. Semakin tinggi skor yang
diperoleh, maka semakin tinggi pengaruh tingkat kualitas hidup. Selanjutnya akan
dihubungkan dengan tingkat pengetahuan berdasarkan CMHOK. Tingkat
pengetahuan ditentukan menjadi tingkat pengetahuan rendah (0-14 poin), tingkat
pengetahuan tinggi (15-23 poin).
Instrument penelitian
Instumen yang digunakan pada penelitian ini yaitu kuisioner yang diberikan
langsung kepada responden untuk diisi sendiri oleh responden dengan penjelasan
secara singkat dari penelitian terlebih dahulu.
Jenis Data
Data yang diperoleh dalam penelitian ini merupakan data primer dengan skala
kategorik
Prosedur Penelitian
5
1. Sosialisasi tentang maksud dan tujuan serta cara pengisian kuisioner.
2. Responden mengisi kuisioner yang diberikan, dan diharapkan responden
memberikan informasi dengan sejujurnya.
3. Pengolahan data penelitian menggunakan MS. Excel, kemudian dilanjutkan
dengan analisis data menggunakan SPSS lalu ditarik simpulan.
6
7
HASIL PENELITIAN
Tabel 1. Data Distribusi Pasien Puskesmas Kassi-Kassi
Karakteristik n %
Jenis Kelamin Laki-laki 41 47,7
Perempuan 45 52,3
Usia 19-27 tahun 18 20,9
28-36 tahun 21 24,4
37-45 tahun 20 23,3
46-54 tahun 16 18,6
55-63 tahun 3 3,5
64-72 tahun 6 7,0
73-81 tahun 2 2,3
Tingkat pendidikan Pendidikan
28 32,6
rendah
Pendidikan
25 29,1
sedang
Pendidikan tinggi 33 38,4
Tingkat Tingkat
pengetahuan pengetahuan 45 52,3
tinggi
Tingkat
pengetahuan 41 47,7
rendah
Jumlah 86 100,0
Tabel 2. Hubungan antara tingkat pengetahuan kesehatan gigi dan mulut menurut
CMOHK dengan kualitas hidup pasien
Pengetahuan
Pertanyaan Jawaban Nilai p
Rendah Tinggi
Sangat sering 12 (22,2%) 10 (31,3%)
1. Kesulitan menggigit
Cukup sering 25 (46,3%) 18 (56,3%) 0,02
makanan
Kadang-kadang 12 (22,2%) 1 (3,1%)
Tidak 4 (7,4%) 2 (6,3%)
Tidak tahu 1 (1,9%) 1 (3,1%)
Sangat sering 26 (48,1%) 18 (56,3%)
Cukup sering 17 (31,5%) 12 (37,5%)
2. Kesulitan
Kadang-kadang 8 (14,8%) 2 (6,3%) 0,318
mengunyah makanan
Tidak 1 (1,9%) 1 (3,1%)
Tidak tahu 2 (3,7%) 1 (3,1%)
Sangat sering 33 (61,1%) 21 (65,6%)
Cukup sering 15 (27,8%) 3 (9,4%)
3. Mulut kering Kadang-kadang 2 (3,7%) 4 (12,5%) 0,031
Tidak 3 (5,6%) 1 (3,1%)
Tidak tahu 1 (1,9%) 3 (9,4%)
Sangat sering 18 (33,3%) 14 (43,8%)
Cukup sering 26 (48,1%) 14 (43,8%)
4. Merasa malu karena Kadang-kadang 4 (7,4%) 1 (3,1%) 0,411
penampilan gigi
Tidak 2 (3,7%) 1 (3,1%)
Tidak tahu 4 (7,4%) 2 (6,3%)
Sangat sering 14 (25,9%) 14 (43,8%)
Cukup sering 26 (48,1%) 10 (31,3%)
5. Merasa malu karena
Kadang-kadang 8 (14,8%) 4 (12,5%) 0,382
penampilan gigi
Tidak 4 (7,4%) 2 (6,3%)
Tidak tahu 2 (3,7%) 2 (6,3%)
Sangat sering 18 (33,3%) 19 (59,4%)
6. Merasa tegang Cukup sering 18 (33,3%) 9 (28,1%)
karena masalah gigi Kadang-kadang 4 (7,4%) 1 (3,1%) 0,024*
atau mulut Tidak 2 (3,7%) 2 (6,3%)
Tidak tahu 12 (22,2%) 1 (3,1%)
Sangat sering 15 (27,8%) 13 (40,6%)
Cukup sering 21 (38,9%) 14 (43,8%)
7. Kurang percaya diri
Kadang-kadang 6 (11,1%) 1 (3,1%) 0,020*
saat senyum
Tidak 8 (14,8%) 1 (3,1%)
Tidak tahu 4 (7,4%) 3 (9,4%)
Sangat sering 15 (27,8%) 13 (40,6%)
Cukup sering 26 (48,1%) 10 (31,3%)
8. Pernah mengalami
Kadang-kadang 7 (13,0%) 3 (9,4%) 0,466
gangguan saat tidur
Tidak 3 (5,6%) 1 (3,1%)
Tidak tahu 3 (5,6%) 4 (12,5%)
Sangat sering 36 (66,7%) 14 (43,8%)
Cukup sering 14 (25,9%) 9 (28,1%)
9. Kurang percaya diri
Kadang-kadang 1 (1,9%) 1 (3,1%) 0,018*
saat senyum
Tidak 1 (1,9%) 7 (21,9%)
Tidak tahu 2 (3,7%) 1 (3,1%)
9
Sangat sering 21 (38,9%) 14 (43,8%)
10. Kesulitan dalam Cukup sering 20 (37,0%) 9 (28,1%)
melakukan aktivitas Kadang-kadang 4 (7,4%) 1 (3,1%) 0,029*
biasanya Tidak 6 (11,1%) 2 (6,3%)
Tidak tahu 3 (5,6%) 2 (6,3%)
Sangat sering 33 (61,1%) 24 (75,0%)
11. Merasa kurang Cukup sering 12 (22,2%) 4 (12,5%)
adanya toleransi
Kadang-kadang 4 (7,4%) 2 (6,3%) 0,682
terhadap pasangan
atau orang terdekat Tidak 1 (1,9%) 1 (3,1%)
Tidak tahu 4 (7,4%) 1 (3,1%)
Sangat sering 35 (64,8%) 24 (75,0%)
12. Mengurangi Cukup sering 11 (20,4%) 3 (9,4%)
partisipasi dalam Kadang-kadang 2 (3,7%) 1 (3,1%) 0,678
kegiatan sosial Tidak 2 (3,7%) 1 (3,1%)
Tidak tahu 4 (7,4%) 3 (9,4%)
Sumber: Data Primer, Uji chi Square- signifikan (p<0.05)
MASIH SALAH
PEMBAHASAN
Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Kassi-kassi, Kota Makaasar dengan jumlah
subjek sebanyak 91 orang pasien
Studi kualitas hidup terkait kesehatan mulut menunjukkan bahwa masalah
gigi dan mulut dapat mengubah kinerja dalam aspek-aspek berikut: fisik dan
fungsional (makan dan berbicara), psikologis (tersenyum dan menunjukkan gig
tanpa rasa malu) dan social (mengganggu hubungan dengan orang lain)mixel
Mulut merupakan bagiankepala, berbentuk rongga atau ruangan yang
dibatasi oleh bibir, pipi, tulang rahang serta jaringan dasar mulut. Rongga ini
dilapisi jaringan lembut yang disebut selaput lender mulut. Di dalam rongga ini
ada gigi geligi dan lidah, dan keadaan dalam mulut selalu lembab, sebab dibasahi
10
plehcairan yang disebut ludah. Mulut merupakan bagian penting dari tubuh kita,
dan dapat dikatakan bahwa mulut adalah cermin dari kesehatan gigi, karena
gejala-gejala yang dapat dilihat dalam mulut. Fungsi mulut meliputi tiga aspek
utama, yaitu pencernaan makanan, estetik dan komunikasi.tomasowa
Pencernaan makanan. Semua makanan masuk ke tubuh melalui mulut. Di
dalam mulut makanan mengalami tahap pertama dari proses pencernaan makanan;
pengunyahan dan pencampuran makanan dengan saliva. Dengan demikian
makanan dipersiapkan untuk diolah dalam lambung dan usus. Waktu makanan
dikunya terjadi pencampuran dengan saliva yang diperlukan untuk lancarnya
pecernaan makanan dalam lambung dan usus. Bila susunan gigi tidak teratur atau
bila ada gigi yang hilang, maka tidak ada pengunyahan yang baik, akibatnya
adalah terjadi gangguan dalam penyerapan makanan.
Estetik. Kecantikan atau ketampanan wajauh maupun keinginna untuk
mempunyai penampilan y ang menarik merupakan factor-faktor penting dalam
kehidupan seseorang. Factor ini erat kaitannya dengan hubungan antara manusia
dan beberapa kelainan dalm mulut mempengaruhi kejiwaan seseorang. Gigi depan
yang tidak teratur susunannya menyebabkan orang malu dan kaku dalam
pergaulan.
Komunikasi. Komunikasi dengan mulut dilakukan secara verbal (dengan
kata-kata) atau secara non-verbal (tanpa kata-kata). Bentuk mulut, jumlah gigi
serta suusnan gigi mempengaruhi kominikasi verbal. Kalau antara gigi ada celah-
celah atau kalau ada beberapa gigi yang telah hilang, maka pengucapan kata-kata
sering tidak jelas dan disertai suara berdesis. Komunikasi non-verbal dilakuakn
untuk menytakan emosi seseorang, misalnya dengan tersenyum, mencibirkan bibir
dan mengertakkan gigi
Semua orang mempunyai gigi, ini adalah hal yang wajar. Tetapi seseorang
baru mulai memperhatikan giginya kalau gigi itu sakit. Setiap hari seseorang
memerlukan giignya untuk berbicara, mengunyah, bersiul atau menyanyi,
selainitu sebuag senyum dengan deretan gigi yang bagus memberi suatu
penampilan yang menarik serta menambah kepercayaan pada diri sendiri. Gigi
mempunyai 3 fungsi, yaitu: 1) untuk mengunyah makanan, dan sesuai dengan
11
bentuk gigi maka: a) gigi insisivus untuk memotong makanan; b) gigi kaninus
untuk mencabik dan merobek makanan; c) gigi molar untuk menggiling dan
menghaluskan makanan; 2) gigi diperlukan untuk berbicara dengan jelas,
contohnya kalau seseorang kehilangan gig insisivus pada rahang atas makai a
akan berbicara dengan suara berdesis dan tidak jelas ucapan kata-katanya; dan 3)
gigi mendorong pertumbuhan rahang, sehingga bentuk muka menjadi selaras
Terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan kesehatan
gigi dan mulut dengan kualitas hidup pasien berdasarkan pertanyaan kesulitan
menggigit makanan dengan nilai p 0,020, hal ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan dengan p
Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan
kesehatan gigi dan mulut dengan kualitas hidup pasien berdasarkan pertanyaan
merasa malu karena penampilan gigi dengan nilai p 0,411, hal ini tidak sesuai
dengan penelitian yang dilakukan oleh …
Pada pertanyaan kurang percaya diri saat senyum terdapat hubungan yang
signifikan antara tingkat pengetahuan kesehatan gigi dan mulut dengan kualitas
hidup pasien dengan nilai p 0,018, hal ini
Terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan kesehatan
gigi dan mulut dengan kualitas hidup pasien berdasarkan pertanyaan kesulitan
dalam melakuakan aktivitas biasanya dengan nilai p 0,029, hal ini
Pada pertanyaan meneg
Kelebihan
KESIMPULAN
12
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka disimpulkan bahwa terdapat
hubungan bermakna antara perilaku dengan tingkat kebersihan mulut pada siswa
MTs Bani Rauf. Kelurahan Sungguminasa, Kecamatan Somba Opu, Kabupaten
Gowa.
SARAN
Disarankan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Gowa untuk
merencanakan dan menyusun Kebijakan Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS)
sehingga upaya pengembangan program peningkatan pemeliharaan kesehatan gigi
dan mulut dapat terwujud. Selain itu, Dinas Kesehatan perlu bekerja sama melalui
lintas sektoral yaitu dengan Dinas Pendidikan misalnya dalam upaya
meningkatkan promosi dan edukasi tentang pemeliharaan kebersihan mulut
dengan cara menyikat gigi untuk anak sekolah. Kemitraan Dinas Kesehatan
dengan Dinas Pendidikan Kota/ Kabupaten juga diperlukan dalam menggiatkan
pelaksanaan program UKGS yang terintegr asi dengan Usaha Kesehatan Sekolah.
13
DAFTAR PUSTAKA
3. Rianti AN. Hubungan Karies Gigi Terhadap Kualitas Hidup yang Terkait
dengan Kesehahtan Gigi dan Mulut pada Remaja Usia 12-14 tahun di
SMPN 2 Jumantono Kabupaten Karanganyar. Publikasi Ilmiah UMY.
2016: 12-3
4. Ratmini NK, Arifin. Hubungan Kesehatan Mulut dengan Kualitas Hidup
Lansia. Jurnal Ilmu Gizi. 2011; 2(2). 139-47
5. Anwar AI. Hubungan Antara Status Kesehatan Gigi dengan Kualitas
Hidup pada Manula di Kecamatan Malili, Luwu Timur. Dentofasial.
2014;13(3). 160-4
6. Rahtyanti GCS, Hadnyanawati, H, Wulandari E. Hubungan pengetahuan
kesehatan gigi dan mulut dengan karies gigi pada mahasiswa baru
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember Tahun Akademik
2016/2017. e-Jurnal Pustaka Kesehatan. 2018;6(1):167
14
12. Sukanti, E. Hubungan perilaku memelihara kesehatan gigi dan mulut
dengan indeks OHI-S. Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas. 2018;12(1);
42.
13. Saptiwi B, Hanafi M, Purwitasari D. Perilaku pemeliharaan kesehatan
gigi dan mulut terhadap status kebersihan gigi dan mulut (ohi-s) warga
Samin Surosentiko Kabupate Blora. Jurnal Kesehatan Gigi. 2019;70.
17. Lusiani Y. Efektivitas penyuluhan yang dilakukan perawat gigi dan guru
orkes dalam meningkatkan perilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut
pada murid SD Negeri 0609737 di Kecamatan Medan Selayang. Tesis.
Medan: Universitas Sumatera Utara. 2010.
15
Kuesioner Pengetahuan Kesehatan Gigi Dan Mulut Dengan Kualitas Hidup
Pasien Di Puskesmas Kassi-Kassi
Nama :
Usia :
Jenis kelamin :L/P