6. Nodul:
7. Pustula:
Stratum:
1. Stratum korneum
2. Stratum granulosum
3. Stratum spinosum
4. Stratum basalis
Mukosa:
1. Berkeratin:
a. Palatum
b. Gingiva
c. Dorsal lidah
2. Non Keratin:
a. Mukosa labial
b. Mukosa bukal
c. Ventral lidah
LESI NON TERAPI
1. Crenated Tongue
2. Fissured Tongue
a. Definisi
Fissured tongue (lingua plicata) adalah varian normal yang umum atau
tanda usia permukaan lidah, yang tidak memerlukan perawatan. Lidah dikenal
sebagai cermin kesehatan mulut dan umum. Fissured tongue adalah kelainan
bawaan yang dimanifestasikan dengan fisur yang dapat bervariasi
kedalamannya. Fissured tongue adalah gangguan lidah yang sering dijumpai
dalam kedokteran gigi, juga disebut sebagai lidah skrotum atau lingua plicata
yang sering muncul sebagai fisur yang memanjang antero-posterior dengan
beberapa celah cabang memanjang ke samping, yang tidak memerlukan
perawatan.(7)
b. Gambaran Klinis
3. Linea Alba
4. Lingual Varices
5. Torus
6. Georaphic Tongue
a. Definisi
b. Gambaran Klinis
Geographic tongue dicirikan oleh area hilangnya papila yang
meninggalkan bercak atrofik eritematosa di atas dorsum lidah yang berbatas
tegas, sedikit terangkat, dikelilingi daerah berwarna putih, kuning atau
serpiginous keabu-abuan. Saat diamati selama beberapa jam atau hari, daerah
ini bisa berubah ukuran dan bentuknya serta melibatkan area lain dari lidah atau
menghilang sama sekali untuk periode yang bervariasi.(6)
7. Bifid Tongue
a. Definisi
Bifid tongue adalah variasi yang jarang ditemukan yang dapat terjadi
secara sindromik atau non sindromik dan biasanya ditemukan berhubungan
dengan keadaan rongga mulut lainnya. Bifid tongue biasanya dilaporkan
berhubungan dengan ditemukannya sindrom oro-facial-digital dan Tessier type
30 cranifacial cleft.(8)
b. Gambaran Klinis
8. Ankyloglossia
a. Definisi
1. ULKUS TRAUMATIK
a. Definisi
Ulkus traumatik merupakan salah satu penyakit yang sering terjadi pada
rongga mulut, yang ditandai dengan terbentuknya lesi ulseratif disertai
hilangnya lapisan epitel hingga ke membran basalis.(1) Pada jurnal lain
dikatakan bahwa ulkus merupakan keadaan patologis yang ditandai dengan
hilangnya jaringan epitel (lapisan epitelium), akibat dari ekskavasi permukaan
jaringan yang lebih dalam dari jaringan epitel.(2)
b. Epidemiologi
d. Gambaran klinis
Pada kasus ini, dilakukan pemberian obat topikal berupa Aloclair Gel
yang mengandung(2),(7):
b. Epidemiologi
SAR minor adalah penyakit kronis yang paling umum dari rongga
mulut, mempengaruhi sekitar 5% -25% dari populasi. Ini terjadi di seluruh
dunia tetapi lebih umum terjadi di negara berkembang. Puncak kejadian SAR
minor terjadi antara usia 10 sampai 19 tahun dan dapat bertahan hingga dewasa,
tanpa kecenderungan jenis kelamin. Sekitar 80% orang melaporkan pertama
kali mengalami kejadian stomatitis aphthous sebelum usia 30 tahun. Selain itu,
ada laporan variasi etnis. Di Amerika Serikat, misalnya, aphthous stomatitis
menjadi tiga kali lebih umum pada orang berkulit putih daripada orang berkulit
hitam.2 Pada laporan lain juga mengatakan SAR menyumbang 25% dari ulkus
rekuren pada orang dewasa dan 40% pada anak-anak.3 Dari seluruh kejadian
SAR, SAR minor merupakan penyakit dengan presentasi paling banyak, sekitar
70%-85%.2
Genetik
Trauma
Hormonal (siklus menstruasi dan kehamilan)
Stres
Alergi
Anemia
Kekurangan hematinik (zat besi, folat, dan vitamin B12)
faktor gastrointestinal
infeksi bakteri dan virus.
imunologi yang abnormal1,5,6
d. Gambaran Klinis
Gambaran klinis dari SAR minor berupa: lesi bulat atau oval kecil yang
ditutupi oleh pseudomembran putih keabu-abuan dan dikelilingi oleh halo
eritematosa. Setiap episode melibatkan penampakan ulkus satu sampai lima
dengan diameter kurang dari 1 cm, yang sembuh sendiri dan sembuh dalam 14
hari tanpa disertai jaringan parut.2 SAR minor biasanya terbatas pada bibir,
lidah, dan mukosa bukal.3
e. Patogenesis
i. Oleh karena stress
f. Perawatan
b. Epidemiologi
c. Etiologi dan Faktor Predisposisi
b. Epidemiologi
Cheilosis sering terjadi pada saat musim dingin dan musim panas.3
Bibir ditutupi oleh lapisan tipis stratum korneum dan memiliki fungsi
barier kulit yang buruk dan kapasitas kelembaban yang rendah. Warna
merahnya diyakini sebagai hasil dari kombinasi penurunan kepadatan keratin
dan transparansi jaringan yang memungkinkan kapiler yang menjadi dasar
dapat terlihat.2
Sebagai hasil dari barier yang buruk dan kapasitas penahan air yang
rendah, bibir sangat rentan terhadap efek lingkungan, seperti angin, matahari,
merokok, dan suhu yang ekstrem. Kerusakan lingkungan ini serta obat-obatan
tertentu dapat menyebabkan bibir menjadi kering, pecah-pecah, dan berwarna
kusam. Selain efek lingkungan, ada perubahan terkait usia pada bibir dan kulit
perioral. Jumlah kerutan dan visibilitas berhubungan secara linear dengan usia,
menjadi lebih terlihat selama dekade kelima. Analisis histologis bibir atas
mengungkapkan bahwa serat kolagen dan elastis dalam cutis mengalami proses
degenerasi selama proses penuaan dengan penipisan cutis.2
d. Gambaran Klinis
Tanda dan gejalanya yaitu keadaan Bibir yang kering dan mengelupas
serta tidak sakit.1
e. Patogenesis
Bibir ditutupi oleh lapisan tipis stratum korneum dan memiliki fungsi
barier kulit yang buruk dan kapasitas kelembaban yang rendah ditambah lagi
saat bibir terus menerus dibasahi oleh saliva, saliva lebih cepat menguap dan
mengering.3
f. Perawatan
LESI TERAPI: KASUS KOMPLEKS
1. ANGULAR CHEILITIS
a. Definisi
b. Epidemiologi
Angular cheilitis sering terlihat pada anak-anak dan remaja2 selain itu
Angular cheilitis juga lebih sering terjadi pada wanita dibandingankan pria.3
Prevalensi terjadinya angular cheilitis menurut beberapa penelitian
menunjukkan angka yang cukup tinggi. Di Indonesia penelitian mengenai
angular cheilitis pernah dilakukan terhadap 200 anak umur 6-12 tahun di enam
panti asuhan kota Medan, 47% menderita angular cheilitis.4 Beberapa laporan
menunjukkan bahwa ada hubungan antara kekurangan gizi dengan angular
cheilitis. Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Baghdad 35,3% dari 82
pasien yang terkena angular cheilitis menderita kekurangan zat besi. Pada
penelitian lain menunjukkan bahwa anak-anak dengan status gizi lebih kecil
kemungkinannya menderita angular. cheilitis 1,96 kali lebih besar daripada
anak-anak yang memiliki status gizi yang baik.2
e. Patogenesis
i. Oleh karena defisiensi nutrisi
f. Perawatan