Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN KEPANITERAAN ORTODONSIA

HASIL PERAWATAN ORTODONTIK

(PASIEN BARU KE - 2)

NOMOR MODEL

2 6 5 1 4 0 2 1

Nama Pasien : Asri Wulandari


No. Kartu Status : 144801
Operator : Euis Sugiarti
NIM : 09/280649/KG/ 8415
Pembimbing : drg. Sri Suparwitri, SU., Sp. Ort (K)

BAGIAN ORTODONSIA
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2016
UNIVERSITAS GADJAH MADA
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
BAGIAN ORTODONSIA
I. IDENTITAS
Operator : Euis Sugiarti
No. Mhs : 09/280649/KG/8415
Pembimbing : drg. Sri Suparwitri, SU.,Sp.Ort (K)
Nomor Model : 265 14 0 21
Nama Pasien : Asri Wulandari
Suku : Jawa
Umur : 20 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Jl. Mojo 1 No. 393, Yogyakarta
Telepon/HP : 085263321319
Pekerjaan : Mahasiswi
Nama Ayah : Ali Purwanto
Suku : Jawa
Umur : 47 tahun
Pekerjaan : Karyawan
Nama Ibu : Suwarti
Suku : Jawa
Umur : 41 tahun
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Alamat orang tua : Jl. Dua No. 88 KPR I, Siak, Riau
Telepon/HP : 08127574501

II. WAKTU PENDAFTARAN


Pendaftaran : 01 Oktober 2014
Pencetakan : 01 Oktober 2014
Pemasangan Alat : 26 September 2014
Retainer :
III. PEMERIKSAAN KLINIS
A. Pemeriksaan Subjektif (Anamnesis)
1. Keluhan Utama :
Pasien datang atas dasar kemauan sendiri ingin merapikan gigi-giginya
yang renggang dan dirasa mengganggu penampilan.
2. Riwayat kesehatan :
Kesehatan umum pasien baik, pasien tidak memiliki riwayat alergi
ataupun penyakit menular. Pasien juga tidak sedang dalam perawatan
dokter dan tidak memiliki riwayat penyakit yang dapat mengganggu
proses pertumbuhan dan perkembangan gigi geligi dan penyakit yang
dapat menghambat proses perawatan ortodontik.

1
3. Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan Gigi-geligi :
a. Periode gigi desidui
Pada saat umur 5-6 tahun, gigi depannya berwarna kecoklatan,
pasien tidak pernah ke dokter gigi.
b. Periode gigi bercampur
Gigi susu yang mulai goyah sebagian dicabut sendiri, sebagian
copot sendiri.
c. Periode gigi permanen
Gigi taring susu yang kesundulan di cabut ke dokter gigi.
4. Kebiasaan jelek yang berkaitan dengan keluhan pasien : ada
Jenis durasi frekuensi intensitas Keterangan
kebiasaan
Menghisap SD-sekarang jarang ringan Ke sebelah
ibu jari kanan

5. Riwayat keluarga yang berkaitan dengan keluhan pasien :


a. Ayah : gigi teratur
b. Ibu : gigi teratur
c. Anak I : pasien
Anak II (laki-laki) : gigi teratur
Anak III (laki-laki) : gigi teratur
Keterangan : Keluhan pasien tidak karena faktor herediter tapi
kemungkinan karena persistensi gigi caninus yang tidak segera
dicabut sehingga menyebabkan sebagian gigi berjejal akibat kurang
ruang.

IV. DIAGNOSIS SEMENTARA


Kasus maloklusi menyangkut masalah estetik, dental, skeletal, crowding, dan
malposisi individual.
Solusi Masalah :
Rahang atas : pemanfaatan ruang
Rahang bawah : pemanfaatan ruang

V. DIAGNOSIS FINAL
Maloklusi angle Klas I tipe dental dan kelas I tipe skeletal, disertai openbite
posterior kanan, palatal bite, crowding pada gigi posterior rahang bawah kanan,
spasing pada rahang atas dan rahang bawah serta malposisi gigi individual, yaitu :
21 distolabioversi, 44 mesiobucotorsiversi, 45 distolinguotorsiveri. Pasien
memiliki kebiasaan buruk menghisap ibu jari ke sebelah kanan.

2
VI. ANALISIS ETIOLOGI
1. Maloklusi
Maloklusi pasien adalah maloklusi angle klas I tipe dental dan maloklusi
angle klas I tipe skeletal. Disebut tipe dental karena pada salah satu rahang
terdapat gigi-gigi dalam hubungan abnormal satu dengan yang lainnya dan
disebut tipe skeletal klas I karena berdasarkan pengukuran garis Simon
pasien berada di 1/3 distal gigi kaninus.

2. Malrelasi Openbite
Openbite pada gigi 13, 14, 15, 16 terhadap gigi 43, 44, 45, 46 kemungkinan
karena gigi kaninus desidui yang persistensi yang terlambat dicabut
menyebabkan gigi-gigi rahang bawah kanan tumbuh tidak pada tempatnya
sehingga relasi antara rahang atas dan rahang bawah openbite dan kebiasaan
pasien menghisap ibu jari disebelah kanan.

3. Malposisi gigi individual


- 21 distolabioversi
Kemungkinan I : karena premature loss pada gigi 61 sehingga gigi 21
kekurangan ruang. Hal ini menyebabkan gigi 21 bergerak ke arah distal
dan labial.
Kemungkinan II : karena persistensi pada gigi 61 sehingga gigi 21
kekurangan ruang. Hal ini menyebabkan gigi 21 bergerak ke arah distal
dan labial.
Kemungkinan III : karena kebiasaan buruk pasien menghisap ibu jari,
sehingga gigi 21 tumbuh lebih ke labial.
- 44 mesiobucotorsiversi
Kemungkinan I : karena premature loss pada gigi 84 sehingga gigi 44
kekurangan ruang. Hal ini menyebabkan gigi 44 bergerak ke arah mesial
dan labial.
Kemungkinan II : karena persistensi pada gigi 84 sehingga gigi 44
kekurangan ruang. Hal ini menyebabkan gigi 44 bergerak ke arah mesial
dan labial.
Kemungkinan III : karena kurangnya ruang ketika gigi tersebut erupsi
dikarenakan adanya gigi kaninus desidui yang persistensi yang terlambat
dicabut sehingga gigi 44 tumbuh tidak ditempatnya.
- 45 distolinguotorsiversi

3
Kemungkinan I : karena premature loss pada gigi 85 sehingga gigi 45
kekurangan ruang. Hal ini menyebabkan gigi 45 bergerak ke arah mesial
dan labial.
Kemungkinan II : karena persistensi pada gigi 85 sehingga gigi 45
kekurangan ruang. Hal ini menyebabkan gigi 45 bergerak ke arah mesial
dan labial.
Kemungkinan III : karena kurangnya ruang ketika gigi tersebut erupsi
dikarenakan adanya gigi kaninus desidui yang persistensi yang terlambat
dicabut sehingga gigi 45 tumbuh tidak ditempatnya.

VII. PROSEDUR PERAWATAN


Rencana perawatan :
1. Edukasi dan instruksi untuk menghilangkan kebiasaan buruk (bad habit)
2. Edukasi dan instruksi tentang perawatan ortodontik yang akan dilakukan
3. Pencarian ruang pada rahang atas dan rahang bawah
4. Distribusi ruang dan Koreksi malposisi gigi individual rahang atas dan
rahang bawah
5. Penyesuaian oklusi
6. Pemasangan retainer

Jalannya perawatan :
1. Edukasi dan instruksi untuk menghilangkan kebiasaan buruk (bad habit)
Pasien diberi penjelasan tentang akibat yang terjadi apabila kebiasaan
buruknya masih tetap dilakukan dan menginstruksikan untuk segera
menghentikan kebiasaan buruk tersebut. Kebiasaan tersebut dapat
memperparah kondisi gigi yang berjejal dan apabila masih dilakukan selama
perawatan berlangsung dapat mengganggu jalannya perawatan karena
menyebabkan gigi yang sudah dirawat kembali ke posisi semula.

2. Edukasi dan instruksi tentang perawatan ortodontik yang akan dilakukan


Edukasi kepada pasien mengenai jalannya perawatan ortodontik yang
dilakukan meliputi jalannya perawatan, alat yang digunakan dalam
perawatan, prognosis perawatan dan biaya yang harus dikeluarkan pasien.
Pasien juga diminta melakukan kontrol rutin demi kelancaran proses
perawatan ortodontik yang dilakukan.
a. Jalannya perawatan : pasien diberi pengarahan mengenai berapa lama
perawatan berlangsung, aturan pemakaian alat, cara membersihkan

4
dan menegaskan kesediaan pasien untuk patuh melakukan nasihat dan
instruksi yang diberikan oleh dokter dan operator.
b. Alat yang digunakan : pasien diberi pengarahan mengenai alat
ortodontik yang digunakan serta pengarahan alat tersebut terhadap
gigi geligi.
c. Prognosis perawatan : pasien diberi pengarahan mengenai rencana
hasil perawatan ortodontik
d. Kontrol rutin : pasien diberi pengarahan untuk kesediaanya untuk
melakukan control rutin dalam jangka waktu yang telah ditetapkan
selama perawatan ortodontik dan banyaknya kunjungan ytang harus
dilakukan oleh pasien.

3. Pencarian ruang pada rahang atas dan rahang bawah


Berdasarkan perhitungan dengan metode Pont, pertumbuhan dan
perkembangan lengkung gigi ke arah lateral pada regio P mengalami
distraksi ringan sebesar +1,5 mm dan regio molar mengalami distraksi
ringan sebesar +4,17 mm. Berdasarkan perhitungan dengan metode
Korkhaus, pertumbuhan dan perkembangan lengkung gigi kearah
anteroposterior mengalami protraksi sebesar 1,70 mm. Perhitungan metode
Howes menunjukkan indeks P sebesar 46,57%, indeks FC sebesar 46,57%
dan inklinasi gigi regio posterior konvergen.
Pada hasil determinasi lengkung, diskrepansi pada rahang atas dan rahang
bawah sebesar 0,00 mm. Kondisi gigi pasien spasing, ruang yang tersedia
pada rahang atas sebesar 1,68 mm dan rahang bawah 3,96 mm.

4. Distribusi ruang dan Koreksi malposisi gigi individual rahang atas dan
rahang bawah.
Rahang Atas
1. Plat dasar akrilik
2. Labial arch Ø 0,7 mm dengan U-loop pada gigi14 dan 24
3. Adam klamer Ø 0,7 mm pada gigi 16 dan 26 sebagai retensi plat aktif

Rahang Bawah
1. Plat dasar akrilik dengan peninggi gigitan anterior
2. Inverted labial arch Ø 0,7 mm dengan U-loop pada gigi 32 dan 42
3. Adam klamer Ø 0,7 mm pada gigi 36 dan 46 sebagai retensi plat aktif

5
4. Finger spring Ø 0,6 mm pada gigi 43, 44 untuk menggerakkan gigi kearah
mesial

5. Penyesuaian oklusi
Penyesuaian oklusi dilakukan dengan menggunakan articulating paper.
Pasien diintruksikan untuk menggigit articulating paper dalam posisi oklusi
sentrik. Kemudian dilihat apakah ada daerah yang warnanya lebih tebal (darah
kontak prematur) pada tepi incisal dan oklusal gigi. Jika ada maka harus
digrinding agar tidak terjadi traumatik oklusi. Dilihat juga apakah ada kawat
yang mengganggu oklusi, jika ada maka harus dikoreksi terlebih dahulu.

6. Pemasangan retainer
Untuk mencegah hasil perawatan relaps atau untuk mempertahankan lengkung
yang telah dikoreksi maka untuk RA dan RB dipasang retainer yang berupa labial
arch Ø 0,7 mm dengan U loop pada gigi 14, 24, 34 dan 44, untuk menahan
lengkung gigi anterior dan adam klamer Ø 0,7 mm yang dipasang pada gigi 16,
26 dan 36, 46.
Intrusi prosedur penggunaan retainer pada pasien :
1. Pemakaian 3 bulan pertama
Retainer dipakai siang dan malam, dan pada waktu tidur, baru dilepas pada
waktu sikat gigi dan sehabis makan untuk dibersihkan, dengan waktu
kontrol sebulan sekali untuk pengecekan apakah hasil perawatan berjalan
dengan baik.
2. Pemakaian 3 bulan kedua
Jika dalam 3 bulan pertama masih terdapat kegoyahan gigi atau alat terasa
sesak, maka pemakaian rutin diperpanjang selama 3 bulan lagi.
3. Pemakaian 3 bulan ketiga
Setelah sudah tidak terdapat kegoyahan dan sesak pada gigi, pasien tetap
menggunakan retainer pada saat tidur malam saja dan kontrol rutin 1 bulan
sekali sampai
4. Pemakaian 3 bulan keempat
Jika pemakaian 3 bulan ketiga alat sudah tidak terasa sesak setiap
pemakaian kembali, pemakaian retainer bisa dihentikan dan dilakukan
kontrol 3 bulan berikutnya untuk pemeriksaan terakhir. Bila masih
dicurigai ada kemungkinan relaps, sebaiknya alat tetap dipakai pada
malam hari selama 3 bulan dengan waktu kontrol sebulan sekali.

6
VIII. GAMBAR DESAIN ALAT
PLAT AKTIF
Rahang Atas Rahang Bawah

Keterangan

1. Plat akrilik 1. Plat akrilik


2. Peninggi gigitan 2. Inverted labial arch Ø 0,7 mm
3. Labial arch Ø 0,7 mm 3. Adam klamer Ø 0,7 mm
4. Adam klamer Ø 0,7 mm 4. Finger spring Ø 0,6 mm
RETAINER
Rahang atas Rahang Bawah

Keterangan

1. Plat akrilik 1. Plat akrilik


2. Labial arch Ø 0,7 mm 2. Labial arch Ø 0,7 mm
3. Adam klamer Ø 0,7 mm 3. Adam klamer Ø 0,7 mm

IX. PERAWATAN YANG TELAH DILAKUKAN


Hasil Kemajuan Perawatan Ortodontik
No Kontrol Tanggal Kegiatan

1. 1 Oktober 2014 Indikasi

2. 26 November 2014 Insersi alat ortodonsi lepasan (plat aktif) pada rahang
atas dan rahang bawah.
Pemeriksaan subyektif : tidak ada keluhan
Pemeriksaan obyektif : retensi dan stabilisasi plat
rahang atas dan bawah baik
Tindakan :

7
- -mengecek adanya traumatik oklusi
- mengecek retensi dan stabilisasi
- mengecek adanya bagian yang tajam yang
memungkinkan terjadinya trauma
- mengajarkan pada pasien cara memakai dan
melepas alat
- menyarankan agar dipakai terus siang dan
malam
- menyarankan agar plat orto tersebut
dibersihkan pada saat mandi dan menyikat gigi
- memotivasi pasien agar rajin memakai alat dan
kontrol tepat waktu
- menyarankan pasien agar selalu menjaga
kebersihan mulut.
3. I 3 Desember 2014 Pemeriksaan subyektif : tidak ada keluhan

Pemeriksaan obyektif :
- Retensi dan stabilisasi baik
- Tidak ada peradangan
- Overjet : 4,12 mm
- Overbite : 4,72 mm
- Ruang : gigi 11--12 = 0,08 mm
gigi 12-13 = 0,20 mm
gigi 21-22 = 0,20 mm
gigi 22-23 = 0,80 mm
gigi 23-24 = 0,40 mm
gigi 32-33 = 0,60 mm
gigi 42-43 = 3,76 mm
Tindakan :
Mengaktifkan finger spring di gigi 43
Mengaktifkan labial arch di gigi RA
4. II 10 Desember 2014 Pemeriksaan subyektif : tidak ada keluhan

Pemeriksaan obyektif :
- Retensi dan stabilisasi baik
- Tidak ada peradangan
- Overjet : 3,96 mm
- Overbite : 4,72 mm
- Ruang : gigi 12-13 = 0,20 mm
gigi 21-22 = 0,20 mm
gigi 22-23 = 0,80 mm
gigi 23-24 = 0,40 mm
gigi 32-33 = 0,60 mm
gigi 42-43 = 3,76 mm

8
Tindakan :
Mengaktifkan finger spring di gigi 43
Mengaktifkan labial arch di gigi RA

5. III 17 Desember 2014 Pemeriksaan subyektif : tidak ada keluhan

Pemeriksaan obyektif :
- Retensi dan stabilisasi baik
- Tidak ada peradangan
- Overjet : 3,82 mm
- Overbite : 4,72 mm
- Ruang : gigi 22-23 = 0,48 mm
gigi 23-24 = 0,40 mm
gigi 32-33 = 0,60 mm
gigi 42-43 = 3,50 mm
Tindakan :
Mengaktifkan finger spring di gigi 43
Mengaktifkan labial arch di gigi RA

6. IV 29 April 2015 Pemeriksaan subyektif : tidak ada keluhan

Pemeriksaan obyektif :
- Retensi dan stabilisasi baik
- Tidak ada peradangan
- Overjet : 3,74 mm
- Overbite : 4,72 mm
- Ruang : gigi 22-23 = 0,2 mm
gigi 23-24 = 0,60 mm
gigi 32-33 = 0,60 mm
gigi 42-43 = 3,80 mm
Tindakan :
Mengaktifkan finger spring di gigi 43
Mengaktifkan labial arch di gigi RA
7. V 6 Mei 2015 Pemeriksaan subyektif : tidak ada keluhan

Pemeriksaan obyektif :
- Retensi dan stabilisasi baik
- Tidak ada peradangan
- Overjet : 3,68 mm
- Overbite : 4,72 mm
- Ruang : gigi 23-24 = 0,60 mm
gigi 32-33 = 0,60 mm
gigi 42-43 = 3,38 mm

9
gigi 43-44 = 0,42 mm
Tindakan :
Mengaktifkan finger spring di gigi 43
Mengaktifkan labial arch di gigi RA

8. VI 13 Mei 2015 Pemeriksaan subyektif : tidak ada keluhan

Pemeriksaan obyektif :
- Retensi dan stabilisasi baik
- Tidak ada peradangan
- Overjet : 3,30 mm
- Overbite : 4,72 mm
- Ruang : gigi 23-24 = 0,60 mm
gigi 32-33 = 0,60 mm
gigi 42-43 = 3,30 mm
gigi 43-44 = 0,42 mm
Tindakan :
Mengaktifkan finger spring di gigi 43
Mengaktifkan labial arch di gigi RA
9. VII 20 Mei 2015 Pemeriksaan subyektif : tidak ada keluhan

Pemeriksaan obyektif :
- Retensi dan stabilisasi baik
- Tidak ada peradangan
- Overjet : 2,88 mm
- Overbite : 4,72 mm
- Ruang : gigi 32-33 = 0,60 mm
gigi 42-43 = 2,80 mm
gigi 43-44 = 0,42 mm
Tindakan :
Mengaktifkan finger spring di gigi 43
Mencetak RA untuk keperluan pembuatan
peninggi gigitan anterior di RA.

10. VIII 27 Mei 2015 Pemeriksaan subyektif : tidak ada keluhan

Pemeriksaan obyektif :
- Retensi dan stabilisasi baik
- Tidak ada peradangan
- Overjet : 2,88 mm
- Overbite : 4,86 mm
- Ruang : gigi 42-43 = 2,68 mm
gigi 43-44 = 0,5 mm

10
Tindakan :
Mengaktifkan finger spring di gigi 43

11. IX 10 Juni 2015 Pemeriksaan subyektif : tidak ada keluhan

Pemeriksaan obyektif :
- Retensi dan stabilisasi baik
- Tidak ada peradangan
- Overjet : 2,88 mm
- Overbite : 4,86 mm
- Ruang : gigi 42-43 = 2,68 mm
gigi 43-44 = 0,5 mm

Tindakan :
Mengaktifkan finger spring di gigi 43

12. X 10 Desember 2014 Pemeriksaan subyektif : tidak ada keluhan

Pemeriksaan obyektif :
- Retensi dan stabilisasi baik
- Tidak ada peradangan
- Overjet : 2,88 mm
- Overbite : 4,36 mm
- Ruang : gigi 42-43 = 2,52 mm
gigi 43-44 = 0,6 mm

Tindakan :
Mengaktifkan finger spring di gigi 43
Mengurangi peninggi gigitan anterior
13. XI 24 Juni 2015 Pemeriksaan subyektif : tidak ada keluhan

Pemeriksaan obyektif :
- Retensi dan stabilisasi baik
- Tidak ada peradangan
- Overjet : 2,88 mm
- Overbite : 4,34 mm
- Ruang : gigi 42-43 = 2,48 mm
gigi 43-44 = 0,64 mm

Tindakan :
Mengaktifkan finger spring di gigi 43
14. XII 30 September 2015 Pemeriksaan subyektif : plat RB hilang
Pemeriksaan obyektif :
- Overjet : 3,40 mm

11
-Overbite : 4,24 mm
- Ruang : gigi 22-23 = 0,4 mm
gigi 42-43 = 2,86 mm
gigi 43-44 = 0,4 mm
Tindakan :
Mencetak RB agar untuk pembuatan alat dan
menginstruksikan pasien agar tetap memakai plat
RA.

15. XIII 7 Oktober 2015 Pemeriksaan subyektif : tidak ada keluahan


Pemeriksaan obyektif :
- Overjet : 3,10 mm
- Overbite : 4,24 mm
- Ruang : gigi 22-23 = 0,4 mm
gigi 42-43 = 2,40 mm
gigi 43-44 = 0,4 mm
Tindakan :
Mengaktifkan finger spring di gigi 43
16. XIV 21 Oktober 2015 Pemeriksaan subyektif : pasien mengeluhkan
adanya sariawan di bibir bagian atas dalam karena
U loop yang terlalu menekan dan pipi kanan
bagian dalam
Pemeriksaan obyektif :
- Overjet : 3,08 mm
- Overbite : 3,94 mm
- Ruang : gigi 22-23 = 0,4 mm
gigi 42-43 = 2,20 mm
gigi 43-44 = 0,4 mm
Tindakan :
U-loop di labial arch RA di betulkan
Pasien diinstruksikan untuk mengobati
sariawannya dulu
Mengaktifkan finger spring di gigi 43
17. XV 28 Oktober 2015 Pemeriksaan subyektif : tidak ada keluhan

Pemeriksaan obyektif :
- Retensi dan stabilisasi baik
- Tidak ada peradangan
- Overjet : 3,08 mm
- Overbite : 3,74 mm
- Ruang : gigi 22-23 = 0,4 mm
gigi 42-43 = 2,10 mm

12
gigi 43-44 = 0,5 mm
Tindakan :
Mengaktifkan finger spring di gigi 43

X. HASIL DAN EVALUASI PERAWATAN


Berdasarkan diagnosis dan rencana perawatan yang telah dibuat, hasil
perawatan yang dilakukan 26 November 2014 sampai 28 Oktober 2015 dengan 15
kali kontrol adalah sebagai berikut :

Variabel yang diamati Kondisi Awal Kondisi Akhir


Overjet 4,12 mm 3,08 mm
Overbite 4,72 mm 3,74 mm
Ruang antara gigi 11-12 0,08 mm 0 mm
Ruang antara gigi 12-13 0,20 mm 0 mm
Ruang antara gigi 21-22 0,20 0 mm
Ruang antara gigi 22-23 0,80 mm 0,4 mm

Ruang antara gigi 23-24 0,40 0


Ruang antara gigi 32-33 0,60 0
Ruang antara gigi 42-43 3,76 mm 2,10 mm

Variabel yang diamati adalah sebagai berikut :


No Sebelum Perawatan Target Setelah Perawatan Keterangan
1. Overjet = 4,12 mm Overjet = 3,00 Terkoreksi menjadi
Overbite = 4,72 mm
mm 3,08 mm
Overbite = 3,00 Terkoreksi menjadi
3,74 mm
2. Malrelasi Gigi
Deep over bite Dikoreksi Belum terkoreksi
sempurna
Open bite posterior kanan Dikoreksi Terkoreksi
dari gigi C-M1
3 Malposisi Gigi Individual
Rahang atas
21 distolabioversi Dikoreksi Belum dikoreksi
Rahang bawah
44 mesiobucotorsiversi Dikoreksi Belum dikoreksi
45 distolinguotorsiversi Tidak dikoreksi
4 Penyesuaian oklusi Pengecekan Belum dilakukan

13
kontak oklusi
5 Pemakaian retainer Gigi yang telah Belum dilakukan
dikoreksi agar
tidak relaps

Perubahan yang tidak diinginkan : -

Evaluasi: perawatan masih perlu dilanjutkan untuk mengoreksi malposisi dan


malrelasi

XI. PERAWATAN SELANJUTNYA


Berdasarkan hasil perawatan yang tercantum dalam tabel hasil dan evaluasi
perawatan masih terdapat permasalahan ortodonsi, sehingga pasien masih harus
menggunakan plat aktif dengan desain sebelumnya.
1. Koreksi malposisi dan spasing pada rahang atas
Melanjutkan retraksi RA untuk menutup spasing pada gigi 22 dan 23, serta
koreksi malposisi pada gigi 21.
2. Koreksi malrelasi dan malposisi gigi rahang bawah
Melanjutkan pemakaian peninggi gigitan anterior pada RA untuk
memperbaiki deep overbite, koreksi spasing diantara gigi 42, 43, 44
menggunakan finger spring.

LEMBAR PENGESAHAN

Yogyakarta, Februari 2016


Pembimbing Operator

drg. Sri Suparwitri., S.U., Sp. Ort (K) Euis Sugiarti


NIP : 19550617 198202 2 001 NIM : 09/280649/KG/8415

14
15

Anda mungkin juga menyukai