KELOMPOK SGD 3
Pembimbing :
drg. Putri Rejeki
Disusun Oleh :
Elsa Chintia Simamora 1602551003
Luh Putu Adi Rahayu Wintari 1602551004
Made Ayu Sintha Revi Kesuma 1602551016
I Gusti Ayu Agung Anggita Dewi. H 1602551017
Syahrul Ramadhana 1602551026
Cokorda Istri Danya Laksmi Pemayun 1602551027
Henaria Mikha Teresa 1602551038
Aprilia Rizqi Humaira 1602551040
Ni Luh Nyoman Gita Astagina Yati 1602551049
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya
Using Maxillary Expansion and a Palatal Crib – Case Report” ini dapat tersusun
tepat pada waktunya. Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terima kasih
atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan
Harapan kami semoga student project ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman kami, kami yakin masih banyak kekurangan dalam student project
ini. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Pada usia 0-1 tahun bayi hanya mendapat nutrisi melalui ASI yang
memastikan rahang bayi tumbuh dan berkembang secara tepat. Ketika kebiasaan
Kebiasaan ini dapat terjadi dari sejak bayi masih dalam kandungan hingga
masa kanak-kanak, dan pada situasi yang ekstrim kebiasaan ini bisa berlangsung
sampai umur dewasa. Pasien yang memiliki kebiasaan ini umumnya mengisap
jari, terutama ibu jari. Meskipun penelitian yang ada menganggap kebiasaan ini
tidak berbahaya jika dilakukan pada fase gigi desidui, penelitian terbaru
insisivus rahang atas yang berjejal, retroklinasi gigi insisivus rahang bawah, cross
bite gigi posterior dan open bite gigi anterior (Duncan dkk, 2008; Singh dkk,
2008). Saat kebiasaan itu hilang open bite anterior akan terkoreksi dengan
sendirinya, namun hal ini tidak berlaku untuk cross bite posterior (Heimer dkk,
NNSH dan atresia maxillary wajib dilakukan agar oklusi dapat berkembang
secara normal. Mengingat maloklusi ini dapat terjadi bersamaan dengan NNSH,
1
tujuan artikel ini adalah untuk menyajikan kasus klinis pasien yang memiliki
kebiasaan mengisap jari, gigi campuran, dengan cross bite posterior dan open bite
2
BAB II
LAPORAN KASUS
Pasien wanita berusia 7 tahun dan 3 bulan, yang datang dengan keluhan
"gigi depan saya terbuka". Orang tua / wali mereka melaporkan bahwa pasien
vertikal dan profil wajah lurus. Evaluasi intraoral menunjukka bahwa pasien
dalam tahap pertumbuhan gigi campuran, memiliki maloklusi Kelas I yang terkait
dengan cross bite posterior dan open bite anterior. Penampakan depan
Setelah evaluasi klinis, faktor etiologi utama yang terkait dengan maloklusi yaitu
digit-sucking habit. Selanjutnya, karena terdapat open bite anterior, pada pasien
mulai terjadi dorongan anterior lidah saat istirahat dan menelan (Gambar 1).
Gambar 1.
untuk mengklarifikasi hal-hal dari pasien dan wali mereka mengenai efek
3
berbahaya NNSH serta kebutuhan untuk menghentikan kebiasaan tersebut untuk
Awalnya, alat itu ditempatkan dan dibiarkan diam selama 4 minggu untuk
pasien untuk beradaptasi dengannya. Setelah itu, orang tua diinstruksikan untuk
mengaktifkan sekrup dengan 2/4 putaran dua kali sehari. Setelah 7 hari aktivasi,
cross bite posterior dikoreksi. Namun alat ini dipertahankan selama 6 bulan lagi
sebagai retainer untuk memastikan bahwa hasil yang telah dicapai akan
Gambar 2.
Setelah masa retensi, kebiasaan itu telah dihilangkan dan hubungan gigi
transversal dan vertikal berada dalam batas normal. Pada saat itu, tercatat bahwa
karena adanya diastema median terkait dengan frenum yang membesar tidak ada
ruang yang cukup untuk erupsi fisiologis gigi-geligi insisivus lateral rahang atas
rahang atas untuk menutup diastema sehingga menciptakan ruang untuk erupsi
lateral (Gambar 3). Setelah 3 bulan, diastema sudah tertutup, brackets disimpan
4
untuk retensi dan janji temu berkala dijadwalkan. Tiga bulan kemudian gigi
Gambar 3.
transversal dan vertikal berada dalam batas normal, dan pasien dirujuk untuk
evaluasi dari kemungkinan perawatan bedah frenum labial yang membesar. Tiga
puluh sembilan bulan setelah pelepasan brackets, lebar lengkung dan overbite gigi
Gambar 4.
Gambar 5.
BAB III
KAITAN TEORI
5
3.1 Pengertian Bad Habit
diklasifikasikan menjadi dua, yaitu Oral habits fisiologis dan non fisiologis. Oral
habits fisiologis adalah kebiasaan normal manusia seperti bernafas lewat hidung,
mengunyah, berbicara, dan menelan. Sedangkan oral habit non fisiologis adalah
kraniofasial dan biasanya disebut bad habit. Contoh dari bad habit adalah
pressure on teeth), menggigit kuku (Nail Biting), bernafas lewat mulut (Mouth
tersebut adalah frekuensi (seberapa sering aksi kebiasaan buruk terulang per hari),
durasi (berapa lama tindakan yang telah dilakukan) dan intensitas (seberapa besar
Timbulnya suatu penyakit dan kebiasaan buruk pada seorang anak dapat
produktifitasnya. Jika pematangan itu terganggu, maka dapat terlihat jelas gejala
yang ditimbulkannya secara fisik, psikologis dan sosial dalam bentuk penurunan
kualitas hidup mereka. Hal tersebut merupakan masalah penting yang harus
diperhatikan dan dikelola segera mungkin (Iqbal, 2015). Mengacu pada laporan
6
kasus, jenis bad habit atau kebiasaan buruk yang dialami pasien adalah digit
Salah satu kebiasaan pada rongga mulut yang paling umum adalah
ada saat lahir, meskipun kontraksi oral dan refleks mengisap lainnya telah diamati
nutritive (menyusui dan minum susu botol) ataupun non-nutritive sucking (NNS).
Jenis kebiasaan NNS yang paling sering terjadi yaitu mengisap jari/jempol (digit-
atau satu jari atau lebih dengan kedalaman yang bervariasi ke dalam mulut.
mengisap jempol berulang dan kuat dengan kontraksi bukal dan bibir yang kuat.
- β Group: Terlihat kontraksi dinding bukal yang kuat dan tidak ada tekanan
(Singh, 2008).
7
-
dapat menyebabkan bilateral posterior cross bite serta adanya anterior open bite
pasien dalam laporan kasus tersebut merupakan jenis kebiasaan mengisap non-
nutritive sucking (NNS). Untuk jenis kebiasaan jari yang dikemukakan oleh Cook
(1958), pasien termasuk dalam β Group karena kondisi klinisnya yang paling
menyerupai.
8
3.3 Jenis Terapi
kebiasaan tersebut berhenti sebelum usia 5 tahun dan segera setelah dapat
Kebiasaan mengisap jari umumnya akan berhenti pada usia 2 tahun atau pada
sekitar usia 4 tahun ketika anak sudah mulai melakukan interaksi dengan
temannya. Mengisap ibu jari dapat dihentikan dengan memberikan nasehat berupa
penjelasan secara halus dan bijaksana agar anak bersifat kooperatif. Dalam
memberikan penjelasan, perlu diupayakan anak sadar dan tahu betul mengapa ia
sela-sela kuku yang akan masuk ke mulut dan menyebabkan sakit perut. Upaya
lain yang dapat dilakukan adalah memberikan dukungan pada anak agar anak
merasa bangga dan percaya diri, menerapkan system reward, menerapkan terapi
pengingat, dan apabila usaha di atas masih belum berhasil dapat digunakan
ataupun intra oral. Penanganan secara ekstra oral dapat dilakukan antara lain
dengan terapi pengingat. Keadaan ini dapat diatasi dengan memberi pelindung jari
(thumb guard atau finger guard) (Gambar 8) yang bisa terbuat dari plastik atau
dari akrilik yang diikatkan ke pergelangan tangan (Silva dan Manton, 2014).
9
Gambar 8.finger guarddan thumb guard
Apabila usia anak lebih dari 7 tahun dan masih melakukan kebiasaan ini,
berhasil. Piranti ortodonti yang dibutuhkan dalam menangani kasus ini biasanya
berupa piranti cekat ataupun piranti lepasan yang dilengkapi dengan taju-taju/crib
(Gambar 9). Taju-taju dapat berupa lup multipel, spur, maupun bentukan lain
Gambar 9. Taju-taju/Crib
mencegah kebiasaan mengisap jari. Taju-taju juga bisa diganti dengan bead
(Gambar 10). Variasi piranti dapat dibuat dari kawat stainless steel 0.9 mm yang
membentang dari band pada molar pertama permanen kanan dan kiri.Pada kawat
10
diberi bead akrilik dan saat ingin mengisap jari, pasien diminta memutar bead
adalah alat ekspansi modified Haas rapid maxillary yang dikombinasikan dengan
Fixed Palatal Crib. Jenis terapi ini digunakan pada kasus ini karena usia anak
sudah lebih dari 7 tahun. Apabila usia anak lebih dari 7 tahun dan masih
11
3.4 Rapid Maxillary Expansion
Maxillary Expansion telah digunakan lebih dari satu abad untuk memperbaiki
defisiensi transversal maksila. Terapi ini merupakan terapi ortodontik yang relatif
ekspansi palatal dengan kombinasi ortopedik dan pergerakan gigi ortodontik. Saat
ini ada tiga perawatan ekspansi yang digunakan yakni Rapid Maxillary Expansion
Expansion.
Angel pada tahun 1860 dan kemudian dipopulerkan kembali oleh Haas. Tujuan
lengkung rahang atas tetapi efeknya tidak terbatas dikarenakan dikaitkan dengan
alveolaris, dan secara bertahap membuka sutura midpalatal dan sutura maksila
lainnya. Perbaikan menggunakan alat ini sangat efektif dilakukan pada periode
gigi bercampur pada saat sutura palatina belum menutup dan pertumbuhan pasien
masih aktif sehingga selain lengkung gigi (lengkung koronal) melebar, maka
harus diinstruksikan untuk memutar sekrup ekspansi seperempat putaran dua kali
12
sehari. Pasien harus ditinjau setiap minggu oleh dokter dan beberapa dokter
sutura midpalatal telah terpisah. Jika tidak dilakukan penting untuk menghentikan
aktivasi dikarenakan ada resiko fraktur alveolar dan atau kerusakan periodontal.
Perawatan aktif biasanya dilakukan dalam jangka waktu 2-3 minggu setelah itu
dilakukan periode retensi selama tiga bulan untuk pengisian tulang pada sutura
adalah :
bagian tengah
13
11. Indikasi medis lain misalnya nasal stenosis, nasal deformitas, dan
adalah:
pertama dan molar pertama maksila. Banded terdiri dari 2 tipe yakni :
Alat ini hanya terdiri dari band dan wire tanpa ada lapisan akrilik.
1. HYRAX Expander
pada premolar pertama dan molar pertama atau hanya molar pertama
pada kedua sisi. Keuntungan utama alat ini adalah tidak mengiritasi
14
Gambar 12.
2. Issacson Expander
lapisan akrilik. Alat ini menggunakan sekrup pegas yang disebut Mine
Alat ini terdiri dari sekrup ekspansi dan akrilik yang berbatasan
rahang atas daripada gigi. Kerugian dari alat ini adalah cenderung
1. Haas expander
pertama maksila pada kedua sisi. Alat ini merupakan alat kaku
15
bagian tengah terdapat Jackscrew dan menghubungkan dua bagian
Gambar 13.
2. Derichsweiler expander
kedua sisi. Bagian oklusal gigi posterior ditutup dengan akrilik setebal 3
16
menghalangi erupsi gigi posterior. Alat ini dapat memisahkan sutura
maksila. Pada pasien yang alami pertumbuhan, pengaruh alat ini adalah
dalam dimensi transversal tetapi juga terjadi perubahan arah vertikal dan
Gambar 14.
Expansion (RME)
1. Coffin Aplliance
Alat ini merupakan alat yang dapat dilepas yang terdiri dari kawat
17
daerqah midpalatal. Ujung bebas dar kawat omega tertanam dalam akrilik
2. Magnets
gerakan gigi dan tulang yang tergantung pada status pasien misalnya usia,
pertumbuhan , dll. Alat ini memberikan gaya yang kontinu dan terukur
3. W-arch
mengobati pasien cleft palate. Alat ini terbuat dari kawat yang
dihubungkan dengan band pada molar. Alat ini mudah disesuaikan untuk
Gambar 15.
18
4. Quadhelix
lebih banyak gerakan fisiologis dengan koreksi crossbite yang lebih cepat
Gambar 16.
5. Spring jet
dihubungkan dengan band pada molar. Aktivasi alat ini dilakukan dengan
2016).
19
Gambar 17.
6. NiTi expander
ekspansi yang optimal dan kosntan. Alat ini terbuat dari paduan NiTi dan
Gambar 18.
expansion jenis modified has rapid expander sudah sesuai dimana alat ini
dipergunakan pada periode mix dentition yang dilakukan dalam 2 tahap yakni
tahap perawatan aktif untuk melebarkan maksila dan tahap retensi untuk
20
terpisah akibat ekspansi yang diberikan kepada maksila. Bedanya alat ini
oklusi normal dan jika tidak dicegah pada tahap awal perkembangan dapat
menghasilkan efek yang negatif pada skeletal dan gigi. Palatal crib adalah salah
satu alat ortodontik yang digunakan untuk mengobati kebiasaan mengisap jari.
Palatal crib telah dilaporkan sebagai metode perawatan yang sangat baik, karena
piranti ini berfungsi sebagai penahan mekanis, mencegah kebiasaan mengisap jari,
gigi insisivus. Selain itu, konstruksi alat ini sederhana, dapat dengan mudah
disesuaikan, merupakan alat yang lebih murah, dan tergantung pada kepatuhan
pasien serta alat ini bisa berupa fixed atau removable palatal crib (Torres dkk,
2012).
Palatal crib dari berbagai desain telah berhasil digunakan untuk mengatasi
kebiasaan mengisap jari dan dirancang untuk mencegah posisi jari berada pada
posisi yang nyaman terhadap langit-langit mulut dan lidah yang saling
anterior open bite. Desain dasar dari palatal crib ini menggunakan gigi molar
pertama permanen atau gigi molar kedua primer sebagai gigi penyangga dengan
wire penghubung utama yang berukuran 0,04 inci stainless steel yang memanjang
ke depan di sepanjang langit-langit mulut. Crib adalah suatu kawat yang dibentuk
dan diletakkan pada bagian belakang gigi anterior rahang atas yaitu dari tingkat
21
kaninus rahang atas kemudian memanjang secara vertikal ke tingkat insisivus
edge dari gigi anterior bawah. Namun, piranti harus memiliki jarak yang cukup
untuk memungkinkan pergerakan lingual gigi insisivus rahang atas (Akkiela dkk,
2017).
makanan yang lengket dan keras. Selain itu, perubahan sementara dalam bicara,
seperti slurring dan lisping, dikoreksi setelah alat dilepas pada akhir perawatan,
jika tidak selama tahap perawatan aktif. Selain itu, iritasi palatal setelah
pemasangan alat telah dilaporkan pada beberapa anak. Adanya risiko karies gigi
memperbaiki kebiasaan mengisap ibu jari. Piranti ini dapat berperan sebagai
pemakaian alat. Hal tersebut akan membuat dan menunjukkan peningkatan yang
baik terhadap hubungan dentoalveolar. Ketika diagnosis dan perawatan dini telah
dilakukan dengan benar, hasil yang sangat baik dapat dicapai (Akkiela dkk, 2017).
Berdasarkan kaitan dengan kasus, perawatan dengan palatal crib yang dilakukan
oleh penulis sudah sesuai karena dilakukan pada periode gigi bercampur, yang
22
Gambar 12. Fixed palatal crib (Torres dkk, 2012).
23
BAB IV
4.1 Kesimpulan
perkembangan oklusi dan jika tidak dihindari pada tahap awal perkembangan
dapat menimbulkan efek negatif pada skeletal dan gigi. hasil dari diagnosis dan
intervensi saat tahap gigi bercampur sangat penting jika seseorang ingin mencapai
hasil klinis yang baik. Penggunaan modified haas expander yang dalam kasus ini
4.2 Saran
dari kebiasaan mengisap jari terhadap perkembangan maloklusi. Orang tua juga
jari pada anak usia 2 tahun untuk karena kebiasaan tersebut memiliki akibat
jangka panjang. Jika kebiasaan tersebut terus berlanjut melewati usia 2 tahun,
24
DAFTAR PUSTAKA
Akkiela, D.A., Natsha, R.R. Al dan Salama, F., 2017. Management of Thumb
Sucking During Early and Late Mixed Dentition Using Palatal Crib: Report
Duncan, K., McNamara, C., Ireland, A.J. dan Sandy, J.R., 2008. Sucking habits in
childhood and the effects on the primary dentition: Findings of the Avon
Paediatric Dentistry.
Orthodontist.
Heimer, M.V., Katz, C.R.T. dan Rosenblatt, A., 2010. Anterior open bite: A case-
Iqbal, M., 2015. Pengaruh Kebiasaan Buruk (Bad Habits) Terhadap Kualitas
Hidup Yang Terkait Dengan Kesehatan Gigi Dan Mulut Pada Anak Usia
Kolawole, K.A. et al., 2016. Digit sucking habit and association with dental caries
Motta, L.J. et al., 2012. Gender as risk factor for mouth breathing and other
25
harmful oral habits in preschoolers. Brazilian Journal of Oral Sciences.
Regina, C., Katz, T. dan Rosenblatt, A., 2005. Nonnutritive sucking habits and
Dentistry.
Shahraki, N., Yassaei, S. dan Moghadam, M.G., 2012. Abnormal oral habits: A
Available at:
http://www.academicjournals.org/article/article1379688452_Shahraki et
al.pdf.
Silva, M. dan Manton, D., 2014. Oral habits-part 1: The dental effects and
Children.
Singh, S.P., Utreja, A. dan Chawla, H.S., 2008. Distribution of malocclusion types
Torres, F.C. et al., 2012. Dentoalveolar comparative study between removable and
26