Anda di halaman 1dari 10

Tujuan Perawatan Gigi Tiruan Jembatan Menurut Prayitno (dalam Taqwim 2008), tujuan dari perawatan gigi tiruan

jembatan yaitu : 1. Mencari Keserasian oklusi.

Harus ada keserasian geligi terhadap sendi temporomandibula. Ini terjadi kalau mandibula dapat menutup langsung dalam oklusi sentris tanpa danya kontak prematur mandibula. Jadi terdapat keserasian antara geligi dengan sendi dan otot kunyah. Keadaan seperti ini disebut keserasian oklusi.

2.

Peningkatan Fungsi Bicara / Fonetik Alat bicara dibagi dalam dua bagian. Pertama, bagian

yang bersifat statis, yaitu gigi, palatum dan tulang alveolar. Kedua yang bersifat dinamis, yaitu lidah, bibir, vulva, tali suara dan mandibula. Alat bicara yang tidak lengkap dan kurang sempurna dapat mempengaruhi suara penderita, misalnya pasien yang kehilangan gigi depan atas dan bawah. Kesulitan bicara dapat timbul, meskipun hanya bersifat sementara. Dalam hal ini geligi tiruan dapat meningkatkan dan memulihkan kemampuan bicara, artinya ia mampu kembali mengucapkan katakata dan berbicara dengan jelas, terutama bagi lawan bicaranya.

3.

Perbaikan dan Peningkatan Fungsi Pengunyahan. Jika ada gigi yang hilang otomatis pola

kunyah terganggu, atau terselipnya makanan di bagian yang tidak bergigi

4.

Pelestarian Jaringan mulut yang masih tinggal. Pemakaian geligi tiruan berperan dalam

mencegah atau mengurangi efek yang timbul karena kehilangan gigi.

5.

Pencegahan Migrasi Gigi . Bila sebuah gigi dicabut atau hilang, gigi tetangganya dapat

bergerak memasuki ruang kosong tadi. Migrasi seperti ini pada tahap selanjutnya menyebabkan renggangnya gigi lain. Dengan demikian terbukalah kesempatan makanan terjebak disitu, sehingga mudah terjadi akumulasi plak interdental. Hal ini menjurus kepada peradangan jaringan periodontal serta dekalsifikasi permukaan proksimal gigi. Membiarkan ruang bekas gigi begitu saja akan mengakibatkan pula terjadinya overerupsi gigi antagonis dengan akibat serupa. Bila overerupsi ini sudah demikian hebat sehingga menyentuh tulang alveolar pada rahang lawannya, maka akan terjadi kesulitan untuk pembuatan protesa di kemudian hari.

6.

Peningkatan Distribusi Beban Kunyah. Hilangnya sejumlah besar gigi mengakibatkan

bertambah beratnya beban oklusal pada gigi yang masih tinggal. Keadaan ini memperburuk kondisi periodontal, apalagi bila sebelumnya sudah ada penyakit periodontal. Akhirnya gigi jadi goyang dan

miring, terutama ke labial untuk gigi depan atas. Bila perlekatan periodontal gigi-gigi ini kuat, beban berlebih tadi akan menyebabkan abrasi berlebih pula pada permukaan oklusal/insisal atau merusak restorasi yang dipakai. Pembuatan restorasi pada kasus seperti ini menjadi rumit dan perlu waktu lama. Overerupsi gigi pada keadaan tertentu dapat pula mengakibatkan terjadinya kontak oklusi premature atau interfernsi oklusal. Pola kunyah jadi berubah, karena pasien berusaha menghindari kontak prematurini. Walaupun beban oklusal sekarang berkurang. Perubahan pola ini mungkin saja menyebabkan disfungsi otot kunyah.

7.

Manfaat Psikologik.

Terutama kehuilangan gigi depan dapat membawa dampak psikologik pada penderita yaitu karena estetika terganggu. Terutama berhubungan dengan profesi penderita yang harus selalu berhadapan dengan khalayak ramai, misal penyiar tv atau guru dan lain-lain.

8.

Pemulihan Fungsi Estetik

Alasan utama seorang pasien mencari perawatan prostodontik biasanya karena masalah estetik, baik yang disebabkan hilangnya, berubah bentuk, susunan, warna maupun berjejalnya gigi geligi. Nampaknya banyak sekali pasien yang dapat menerima kenyataan hilangnya gigi, dalam jumlah besar sekalipun, sepanjang penampilan wajahnya tidak terganggu. Penderita dengan gigi depan malposisi,protr usif atau berjejal dan tak dapat diperbaiki dengan perawatanort odonti k, tetapi tetap ingin memperbaiki penampilan wajahnya, biasanya dibuatkan suatu geligi

tiruani mi di at yang dipasang langsung segera setelah pencabutan gigi.

Maryland Bridge Maryland bridge adalah salah satu jenis dari gigi tiruan jembatan dimana bagian pontiknya terbuat dari porselen. Sedangkan kedua sayapnya terbuat dari metal atau bisa juga dari komposit. Sayap dari Maryland bridge ini dilekatkan pada kedua sisi dari gigi penyangga dengan penyemenan. Kelebihan dari Maryland bridge adalah tidak diperlukannya pengurangan gigi yang banyak pada saat preparasi. Pengurangan gigi hanya dilakukan untuk menyiapkan tempat saat sayap akan dilekatkan pada gigi penyangga. Jadi preparasi yang dilakukan tidaklah maximal.dan juga saat preparasi dilakukan, tidak diperlukan penggunaan anastesi pada pasien, kerna hanya akan melakukan pengasahan yang minimal pada gigi penyangga, kecuali pada pasien yang memiliki tingkat sensitivitas yang tinggi. Kekurangan dari gigi tiruan ini adalah hanya bisa diindikasikan pada pasien yang memiliki kasus dengan space yang kecil atau terjadi kehilangan gigi tidak banyak. Apabila gigi tiruan ini lepas, harus langsung dikerjakan di lab dan memakan waktu agak lama.

a. Fixed bridge (fixed/rigid = tegar) Indikasi : anterior / posterior. Connector lekat (fixed) pada kedua sisi pontic (penyulih), diperoleh dengan dituang/disolder. Tekanan disebarkan merata. Keuntungan : - retensi & kekuatan maksimal - dapat dipakai sebagai splint (belat) untuk kelainan periodontal (mengikat) - dapat dipakai untuk jembatan yang panjang - tahap pekerjaan laboratorium relatif lebih singkat. Kerugian : - pengasahan abutment (gigi penyangga) harus sejajar - pengasahan abutment relatif banyak - penyemenan bersama-sama.

b. Cantilever bridge Cantilever = lekat sebelah Indikasi, terutama untuk mengganti satu gigi anterior Keuntungan : - sederhana, karena hanya satu abutment yang diasah - pekerjaan laboratorium relatif singkat.

Macam-macam Gigi Tiruan Gigi tiruan jembatan terdiri dari tiga macam, yaitu: 1. Traditional Fixed Bridge Jenis ini adalah jenis yang paling sering digunakan dan terdiri dari pontik yang dihubungkan dengan mahkota porselen pada gigi- gigi tetangga atau implant gigi. Pontic biasanya terbuat dari porselen-metal atau keramik. Pontic bersifat permanen dan tidak bisa dipindahkan. 2. Gigi Tiruan Jembatan Resin Atau Marryland Bridges Gigi tiruan ini digunakan untuk menggantikan gigi hilang dimana gigi tersebut terdapat pada bagian depan dan pada gigi tetangga masih sehat atau tidak terdapat tambalan yang besar. Gigi yang akan diganti terbuat

dari porselen dan terdapat sayap metal yang dapat direkatkan pada bagian belakang gigi agar tidak kelihatan dari depan. Gambar 21.Conventional Marryland-upper arch. 1 3. Gigi Tiruan Jembatan Cantilever Merupakan suatu prosthesis dimana gigi tiruan hanya didukung pada satu sisi saja oleh satu atau lebih gigi abutment (penyangga). 32 2.8. Kegagalan Pemakaian Gigi Tiruan Adapun beberapa bentuk kegagalan dari pemakaian gigi tiruan jembatan yang dapat ditemukan antara lain : 4 1. Intrusi gigi pendukung, perubahan yang terjadi dimana posisi gigi pendukung, menjauhi bidang oklusal. 2. Karies gigi pendukung, umumnya disebabkan karena pinggiran restorasi rtetainer yang terlampau panjan,kurang panjang atau tidak lengkap serta terbuka. Sebab lain, yaitu terjadi kerusakan pada bahna mahkota retainer yang lepas, embrasure yang terlalu sempit, pilihan tipe retainer yang salah, serta mahkota sementara yang merusajk atau ,mendorong gingival terlalu lama. 3. Periodontitis jaringan pendukung 4. Konektor patah. 5. Penderita mengeluh akan adanya perasaan yang tidak enak. Hal yang dapat menyebabkan gangguan ini adalah kontak prematur atau oklusi yang tidak sesuai, bidang oklusi yang terlalu luas dan atau penimbunan sisa makanan antara pontik dan retainer, tekanan yang berlebih pada gingiva. Daerah servikal yang sakit, shok termis oleh karena pasien belum terbiasa. 6. Retainer atau jembatan lepas dari gigi penyangga. Adakalanya satu jembatan yang lepas secara keseluruhan dapat disemen kembali setelah penyebab dari lepasnya restorasi tersebut diketahui dan dihilangkan. Jika tidak semua retainer lepas maka jembatan dikeluarkan dengan cara dirusak dan dibuatkan kembali jembatan yang baru, jika sesuatu dan kondisi memungkinkan 7. Jembatan kehilangan dukungan, dapat terganggu oleh karena jembatan, luas permukaan oklusal, bentuk embrasure, bentuk retainer, kurang gigi

penyangga, trauma pada periodontium dan teknik pencetakan. 33 8. Terjadi perubahan pada pulpa, dapat disebabkan oleh cara preparasi, preparasi yan g tidak dilindungi dengan mahkota sementara, karies yang tersembunyi, rangsangan dari semen serta terjadinya perforasi. 9. Jembatan patah. Dapat diakibatkan oleh hubungan oleh shoulder atau bahu yang tidak baik, teknik pengecoran yang salah serta kelelahan bahan. 10. Kehilangan lapisan estetik 11. Sebab-sebab lain yang menyebabkan jembatan tidak berfungsi Adapun usaha-usaha yang dapat dilakukan untuk mencegah berbagai kegagalan tersebut dapat berupa pemilihan jumlah dan distribusi gigi pendukung, aplikasi bahan pelapis lunak, pemakaian stres absorbing elemen dan pemakaian konektor non rigid. Perbedaan gerakan gigi dan implan dapat menyebabkan berbagai bentuk kegagalan pemakaian gigi tiruan jembatan dukungazn gigi dan implan. Usaha yang paling penting untuk diperhatikan dalam mencegah berbagai bentuk kegagalan tersebut adalah dengan mencegah terjadinya tekanan berlebihan pada pendukung gigi tiruan jembatan yang timbul akibat perbedaan pergerakan tersebut.

Pemilihan warna gigi : sesuai dengan warna gigi tetangga dengan bantuan pedoman warna (shade guide) untuk menentukan value (tingkat warna gelap ke terang), chroma(kepekatan warna), hue (merah atau kuning)

Tahap VIII : Temporary bridge (Mahkota sementara) Dilakukan wax up pada work model untuk proses Bridge. Setelah preparasi selesai, maka pasien dipasangkan mahkota sementara. Selanjutnya lakukan wax up pada model kerja untuk proses bridge, kemudian dilakukan pemilihan warna gigi yang sesuai dengan gigi asli. Jembatan sementara yang baik adalah mampu memenuhi persyaratan sebagai berikut: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Pelindungan pulpa Stabilitas kedudukan Fungsi oklusal Mudah dibersihkan Tepi retainer yang tepat (tidak menyebabkan peradangan mukosa) Kekuatan dan retensi Estetis (terutama pada gigi depan)

Bahan : ethil metacrylate, epimine resin, methyl metacrilate Cara pembuatan: 1. Direct ; lebih dari 1 x kunjungan

Cetak gigi sebelum preparasi, kemudian di preparasi, isi cetakan 1 dengan self curing akrilik, masukkan catakan 1 ke dalam mulut (pada gigi yang dipreparasi) 2. Indirect : lebih dari 1 x kunjungan

Cetakan 1 isi dengan gips (model) , lalu preparasi , cetakan 2 (isi dengan gips/model 2) , lalu masukkan cetakan 1 pada model 2. 3. Penyemenan jembatan sementara : dengan semen zinc oxide eugenol yang cukup tebal.

Dicampur sedikit vaselin untuk mengurangi kekuatan semen dan akan mempermudah pembongkaran kembali nantinya. Setelah penyemenan selesai, sisa-sisa semen dihilangkan sebab dapat mengiritasi jaringan lunak. Tahap IX : Proses laboratorium Pembuatan Die : bagian dari model kerja yang slicing untuk dapat dibuka dan dipasangkan lagi pada model yang bertujuan untuk membuat mahkota terutama bagian proksimal Alat : Bowl dan spatula

Strock tray Lekron Pin Jarum pentul Gergaji triplek Bur bulat Kuas kecil Mikromotor dan handpiece Pencil

Bahan : Bahan cetak rubber base Gips bentuk atau plaster of paris (gips type 1) Gips keras Vaselin Wax merah

Cara Kerja : 1. 2. Pencetakan gigi yang telah dipreparasi dengan bahan rubber base (silicon). Penentuan letak pin. Tandai lebar masing-masing gigi. Tusukkan jarum pentul pada posisi bukkal atau labial dan palatal atau lingual gigi yang telah

dipreparasi dengan posisi tegak lurus, tandai lebar gigi (bagian proximal). 3. 4. Pengisian gips keras (sampai Penanaman pin (bentuk retensi linggir alveolar). lingkaran).

Setelah gips keras, tanamkan pin. Posisi harus sejajar dengan jarum pentul. Sisa gips dibuat bulatan-bulatan kecil Gips mengeras, lepaskan jarum pentul dengan menggunakan bur bulat, buat lekukan

setengah lingkaran. 5. 6. Ambil wax merah (bulatkan), letakkan pada ujung pin. Olesi permukaan gigi dengan vaselin menggunakan kuas kecil. Boxing dan pembuatan basis Dengan menggunalan base plate wax setelah cetakan di boxing. Penggergajian Buat pola : garis dengan pensil pada model di sisi mesial dan distal gigi yang diperbaiki Gergaji sampai batas gips keras

7. -

Trimming die Menggunakan bur bulat, trimming tepat di bawah servikal dengan kedalaman 1 mm.

Pembuatan Model/ pola malam mahkota/ bridge & pembuatan pontik: 1. 2. Pembuatan pola malam (retainer dan pontik) diusahakan: Kontak oklusal merata dengan gigi lawan Pengurangan dimensi buko-palatal untu mengurangi beban kunyah (long span bridge) Pembuatan pontik : dengan jenis ridge lap pontik dengan bahan kombinasi metal

keramik (porselen fused to metal), lalu siapkan kontak bentuk garis antara logam dengan mukosa labial/bukal berbentuk cembung atau lurus, sifatnya self cleansing

Cara kerja : 1. 2. 3. 4. 5. Oleskan permukaan preparasi pada die dengan air sabun, tunggu sampai kering. Panaskan malam. Gunakan lekron untuk mengukir mahkota atau bridge. Pada bridge bentuk pola pontik sesuai dengan bentuk anatomis gigi yang digantikan. Lepaskan pola malam dari dai, letakkan pada model kerja. Pada bridge, dengan bantuan

sonde, sambungkan pontik dengan gigi penyangga. 6. 7. Periksa hubungan dengan gigi tetangga, pola malam harus mencapai kontak yang baik. Jika pola malam berkontak berlebihan maka untuk koreksinya taburkan bedak.

Prossesing Mahkota dan Bridge 1. Penanaman dalam Kuvet (Flasking)

Cara kerja : Model malam atau die ditanamkan di tengah kuvet bawah yang telah diisi gips putih dengan

bagian labial menghadap ke atas. 2. Permukaan gips dihaluskan. Permukaan gips dan model malam diolesi vaselin sebagai separating medium. Olesi model malam dengan gips menggunakan kuas, tunggu keras. Pasang kuvet atas dan isi dengan gips, dipres agar tidak lepas. Mengeluarkan malam (Wax Elimination)

Cara kerja : Kuvet direbus utnuk mengeluarkan malam atau kuvet yang dipres dan gips sudah mengeras,

dibuka lalu wax dihilangkan dengan mengalirkan air panas. Setelah kuvet dibuka, wax harus sudah tidak ada lagi dalam permukaan gips. Dinginkan permukaan kuvet.

3. -

Pengisian aklirik (Packing) Ruangan cetakan model malam (mould) dan sekitarnya diolesi Could Mould Seal (CMS)

tunggu kering. Pengisian aklirik yang sudah diaduk, sambil mengetok kuvet. Tutup bagian atas aklirik dengan selopan atau plastic, tutup dengan kuvet atas, press lalu

buka dan potong kelebihan aklirik dengan pisau model. 4. 5. 6. 7. Pasang dan tutup kuvet atas lalu press. Pengisian akrilik (Prossesing) Kuvet dalam keadaan dipress dimasukkan ke dalam wadah perebusan Polimerisasi dengan cara direbus Membuka kuvet (Deflasking) Keluarkan model (dai) dengan tang potong gips atau gergaji kecil. Gips yang masih melekat dibersihkan dengan brush. Finishing Membersihkan sisa aklirik dengan bur protesha (cardide bur, disc bur) dan kertas pasir. Polishing Menghaluskan, melicinkan, dan mengkilatkan mahkota (stone bur, rubbercup, wool bur 1 jam

dengan bubuk pumis)

Tahap X: Pemasangan / insersi dan penyemenan 1. Try in bridge yang harus diperhatikan adalah keadaan estetis (warna dan bentuk), kontak

proksimal antara tepi mahkota jaket dengan gigi sebelahnya dan tidak boleh menekan gingiva serta pemeriksaan kontak oklusal dan kontak marginal. 2. a. Penyemenan Bridge Mahkota bridge dibersihkan dan disterilkan lalu dikeringkan , gigi yang akan dipasangi

mahkota bridge juga dikeringkan b. Menggunakan zinc phospat cement, cara mengaduk ZnPO4 : Letakkan powder dan liquid pada glass plate 1:1 Aduk sengan semen spatel, powder mencapai liquid sedikit demi sedikit hingga homogen Siap masuk ke dalam crown apabila semen ditarik sudah terbentuk benang dan tidak putus Semenkan ada gigi penyangga dengan ditekankan dan pasien disuruh menggigit kapas Setelah semen mengeras bersihkan sisa semen Periksa oklusi sebelum pasien pulang Operator perlu memberi tahu cara membersihkan jembatan tersebut.

3. -

Instruksi untuk memeliharaan gigi tiruan jembatan yang telah dipasangkan : Penyikatan yang baik ( tekanan ringan dan sikat yang lunak) Pemakaian dental floss, oral irigating & alat pembersih lainnya yangberfungsi untuk

membersihkan daerah yang sukar terlihat (daerah interdetal/ dasar pontik) Tahap XI : Kontrol dilakukan jika terjadi kesalahan atau kegagalan dalam pembuatan bridge Kegagalan yang mungkin terjadi : 1. 2. 3. 4. 5. 6. Kegagalan sementasi Jemabatn patah secara mekanikal Iritasi dan resesi gingiva Kelainan jaringan periodontal Karies Nekrosis pulpa

Anda mungkin juga menyukai