Anda di halaman 1dari 18

Pemeriksaan Ekstraoral

Pemeriksaan Ekstraoral – Fasial


• Analisis proporsional wajah secara vertical
Tujuan: untuk melihat kesimetrisan wajah pasien
Pemeriksaan Ekstraoral – Neuromuskuler
• Palpasi masseter
Dilakukan secara bimanual. Jari diletakkan di kedua pipi dekat ramus mandibular lalu
pasien diminta untuk melakukan gerakan mengunyah
•Palpasi temporalis
Langsung pada region temporal dan meminta pasien untuk mengoklusikan gigi
geliginya
•Palpasi pterygoid lateral
Menempatkan jari sedikit di belakang tuberositas maksila, pasien diminta untuk
memajukkan dagu.
•Palpasi pterygoid medial
Palpasi secara intraoral pada bagian lingual pada ramus mandibular
Catatan
1. Tr (Trichion) : batas atas dahi yang ditandai dengan garis rambut frontal.
2. G (Glabella) : bagian paling menonjol di bagian tengah antara alis mata.
3. N (Nasion) : titik terdalam antara dahi dan hidung.
4. Prn (Pronasale) : titik paling menonjol pada ujung hidung.
5. C’ (Columella) : titik paling rendah dan anterior dari hidung
6. Sn (Subnasale) : titik dimana bibir atas bertemu dengan columella.
7. Menton (Me), titik paling inferior dari simfisis atau titik paling bawah dari mandibula.

*bidigital = palpasi menggunakan 2 jari

Manual = menggunakan semua jari dalam satu tangan


• Prosedur palpasi terdiri atas bidigital dan bimanual. Palpasi bidigital
ialah penekanan struktur dengan ibu jari dan telunjuk. Palpasi bidigital
 dapatdigunakan untuk evaluasi nodul pada bibir, mukosa bukal, dan d
aun
telinga. Sedangkan palpasi bimanual ialah menggunakan jari pada satu
 bagian dan tangan pada bagian lain. Biasa digunakan untuk palpasi
kelenjar submandibular dengan jari telunjuk pada dasar mulut dan jari 
tanganlainnya ditekan pada kulit.
Pemeriksaan Ekstraoral – Kelenjar Ludah
• Pemeriksaan fisik kelenjar ludah meliputi pemeriksaan inspeksi dan palpasi kelenjar ludah.
Pemeriksaan Ekstraoral – Kelenjar Ludah
• Kelainan kelenjar ludah yang disebabkan infeksi bakteri
- Acute suppurative Sialedenitis 
- Sialodochitis (inflamasi yang terjadi baik pada duktus Warthon maupun Stensen. Biasanya terjadi dilatasi pada obstruksi distal.)
• Kelainan kelenjar ludah yang disebabkan infeksi virus
- Kasus paling umum yaitu viral parotitis (mumps) yang disebabkan oleh RNA virus dari kelompok paramyxovirus. Pada
tahap awal infeksi melibatkan kelenjar parotis namun juga dapat berkembang di kelenjar submandibula maupun sublingual.
• Kelainan kelenjar ludah yang disebabkan inflamasi
- Sialolithiasis (batu kelenjar ludah)
• Kelainan kista kelenjar ludah :
- Mucocele (penyakit pada mukosa rongga mulut yang dihasilkan dari suatu perubahan pada kelenjar saliva minor sehingga menyebabkan penumpukan mukus
pada jaringan sekitar)

- Ranula ( kista atau benjolan yang muncul akibat tersumbatnya kelenjar air liur di mulut. Kista tersebut tumbuh di bawah lidah atau di dasar mulut
dengan ukuran yang berbeda-beda dan berwarna bening atau kebiruan.)
•Kondisi Imun dan Medikasi yang Menginduksi Disfungsi Kelenjar Saliva
- Benign Lymphoepithelial Lesion (Mikulicz’s Disease)
- Sjorgen Syndrome
Pemeriksaan Ekstraoral – Limfonodi
• (5) VIDEO PANDUAN OSCE SEMESTER 3 : PEMERIKSAAN TIROID & KEL
ENJAR LIMFE – YouTube
• (5) PEMERIKSAAN KLINIS INTRA ORAL - YouTube
Pemeriksaan Ekstraoral – Limfonodi
• Kelenjar limfe utama terdapat di dalam leher, axial, thorax, abdomen, dan lipat paha.
•Pemeriksaan pada kelenjar limfonodi tercatat sebagai berikut :

Pemeriksaan kelenjar submandibula;  Kanan/kiri : teraba (+/-), lunak/kenyal/keras, nyeri tekan (+/-)

Pemeriksaan kelenjar submental : teraba (+/-), lunak/kenyal/keras, nyeri tekan (+/-)

Pemeriksaan kelenjar servikal; Kanan/kiri : teraba (+/-), lunak/kenyal/keras, nyeri tekan (+/-)
Pemeriksaan Ekstraoral – Limfonodi
•Kelenjar limfe normal •Kelenjar limfe abnormal
- pada keadaan sehat tidak teraba - konsistensi kenyal atau lunak
(kecuali kelenjar limfe inguinal) - ukuran tidak terlalu besar
- konsistensi lunak - nyeri terhadap tekanan
- mudah digerakkan dari kulit atas - bisa digerakkan
maupun dari dasarnya
- suhu normal
- permukaan licin
- tidak ada nyeri tekan
Pemeriksaan Ekstraoral – Limfonodi
•Limfadenopati merujuk pada kelenjar getah bening yang abnormal pada ukuran, jumlah atau
konsistensi dan sering digunakan sebagai sinonim dari pembengkakan atau pembesaran kelenjar
getah bening.

• Limfadenitis adalah peradangan kelenjar getah bening (kelenjar limfe) sering karena respon


terhadap bakteri, virus atau jamur. Kelenjar yang membengkak  biasanya ditemui di dekat daerah
infeksi, tumor atau inflamasi.
Pemeriksaan Ekstraoral – Sendi
Temporomandibular
•Pemeriksaan klinis TMJ dapat dilakukan dengan auskultasi dan palpasi. Penemuan klinis dapat berupa :
(a) sakit saat ditekan
(b) clicking pada joint :
(c) krepitasi
(d) pergerakan kondilus yang tidak sama

Inspeksi
 Perhatikan apakah ada pembengkakan, deformasi, deviasi dagu, dan atrisi gigi
 Adanya pembengkakan dapat menjadi suatu tanda inflamasi akibat penyakit sendi. Pastikan pembengkakan
berasal dari TMJ, bukan dari struktur sekitarnya mis. kelenjar parotis
 Deviasi dagu dan asimetri bisa jadi merupakan hasil dari penyakit sendi tahap lanjut
 Atrisi gigi geligi akan menyebabkan perubahan oklusi sehingga berdampak pada kerusakan TMJ
Pemeriksaan Ekstraoral – Sendi
Temporomandibular
•Pergerakan aktif (range of motion)
Ukur jarak interinsisal maksimal pada saat membuka mulut. Jarak normal berkisar 36-38 mm namun
dapat bervariasi mulai dari 30-67 mm.
- Instruksikan pasien untuk meletakkan buku jari telunjuk dan jari tengah di antara insisivus atas dan
bawah
- Kemudian pasien diminta untuk menutup mulut
- Setelah itu, pasien diminta mendeviasikan mandibula ke kanan dan kiri serta melakukan gerakan
protrusi
- Perhatikan apakah ada gangguan pergerakan
Pemeriksaan Ekstraoral – Sendi
Temporomandibular
• Palpasi
i) TMJ lateral : gunakan tekanan pada prosesus kondiloid dengan jari telunjuk. Palpasi kedua sisi secara
bersamaan. Catat jika terdapat rasa sakit saat TMJ dipalpasi dan jika terdapat perbedaan pergerakan kondilus
selama gerakan membuka dan menutup mulut.
ii) TMJ posterior : posisikan jari kelingking di meatus auditorius eksternus dan palpasi permukaan posterior
kondilus selama pergerakan membuka dan menutup mandibula. Palpasi harus dilakukan hati-hati karena
kondilus akan memindahkan posisi jari kelingking saat menutup dengan oklusi penuh.

Anda mungkin juga menyukai