Anda di halaman 1dari 9

BIDANG ILMU PERIODONTIA

LAPORAN KASUS
SCALING DAN ROOT PLANING

Supervisor:
drg. Fanni KD, M.Sc

Oleh:
Cintya Rakhma Duhita
G4B016032

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
JURUSAN KEDOKTERAN GIGI
PURWOKERTO

2019

1
LANDASAN TEORI

I. Scaling dan Root Planing

A. Gambaran Umum
Menurut Krisnariono (2018) scaling merupakan tindakan perawatan
untuk menghilangkan plak, kalkulus dan stain pada permukaan mahkota dan
akar gigi. Sedangkan root planing merupakan suatu tindakan untuk
membersihkan dan menghaluskan permukaan akar dari jaringan nekrotik
maupun sisa bakteri dan produknya yang melekat pada permukaan akar
(sementum). Pada kasus periodontitis, scaling dan root planing tidak dapat
dipisahkan.
Scaling dan root planning adalah proses membuang plak dan karang
gigi yang dapat menyebabkan inflamasi untuk memulihkan kesehatan gusi
secara menyeluruh. Scaling adalah proses dimana plak dan karang gigi
dibuang dari permukaan supragingiva (bagian atas gusi) dan subgingiva
(bagian bawah gusi), sementara root planing adalah proses dimana sisa karang
gigi yang berada di sementum dikeluarkan dari akar gigi untuk menghasilkan
permukaan gigi yang halus, keras, dan bersih. Scaling dan root planing bukan
merupakan dua prosedur yang terpisah; keduanya termasuk dalam perawatan
periodontal dasar (Dibart, 2010).
B. Tujuan
Tindakan scaling perlu diikuti dengan root planing dengan harapan
permukaan akar menjadi halus sehingga menghambat akumulasi plak dan
perlekatan kalkulus. Scaling dan root planing merupakan terapi mendasar
untuk perawatan penyakit periodontal. Meskipun perawatan ini mempunyai
keterbatasan, antara lain yaitu tidak dapat mencapai daerah poket dengan
kedalaman lebih dari 3mm dan tidak dapat mencapai daerah bifurkasi yang
merupakan cekungan pada akar gigi, namun scaling dan root planing masih

2
tetap merupakan perawatan utama, karena dapat mengurangi inflamasi dan
mengurangi kolonisasi bakteri di dalam sulkus gingival (Krisnariono, 2018).
C. Indikasi
Menurut Andriani (2012), Indikasi dari prosedur scaling dan root planning
diantaranya ialah:
1. Preventive periodontic
Hal ini berkaitan dengan kontrol bakteri yang merupakan etiologi utama
dari penyakit periodontal. Sehingga dengan melakukan scaling dan root
planning ini mampu menghilangkan etiologi dari penyakit periodontal,
serta mencegah penjalaran penyakit kearah lebih parah jika telah terjadi
keradangan.
2. Terjadi keradangan berupa gingivitis dan periodontitis
Keradangan yang telah mengenai gingiva dan jaringan periodontal ini
difokuskan pada yang memiliki poket yang dalam, yaitu lebih dari 2-3mm
poket normal. Inflamasi ini disebabkan oleh bakteri dan plak. Dengan
adanya prosedur scaling dan root planning dapat mengurangi terjadinya
edema dan hemoragic.
3. Mempertahankan kesehatan jaringan periodontal
Dengan mengeleminasi faktor etiologi utama dari penyakit periodontal,
diharapkan kesehatan jaringan periodontal tetap terjaga.
D. Kontraindikasi
Menurut Andriani (2012), kontraindikasi prosedur scaling dan root planning
diantaranya ialah:
1. Pasien anak dengan menggunakan ultrasonic scaler
2. Pasien yang memiliki penyakit menular melalui udara seperti Tuberkulosis
3. Pasien yang mengalami abses
4. Kalkulus yang meluas ke daerah apical
5. Pasien dengan hipertensi tidak terkontrol
6. Pasien hemofilia

3
E. Prosedur Scaling dan Root Planning
Prosedur scaling dapat dilakukan dengan dua cara yaitu scaling USS dan
scaling manual. Dimana scaling USS dilakukan dengan menggunakan scaler
ultrasonic dengan menggunakan tenaga listrik. Sedangkan scaling manual
dilakukan dengan prinsip (Kodir dkk., 2014):
1. Instrumen dipegang dengan posisi modified pen grasp
2. Instrumen dimasukan kedalam sulkus gingiva dengan posisi sejajar
sumbu gigi dengan dimiringkan 45-90% dengan cutting menghadap gigi
3. Instrumen digerakan dengan arah vertikal atau oblique kearah koronal
(vertical pull stroke)
4. Kalkulus diangkat dari subgingiva ke CEJ
Macam alat yang digunakan diantaranya yaitu:
1. Kalkulus supragingiva: sickle scaler, curved sickle scaller, hoe scaller,
chisel scaller
2. Kalkulus subgingiva: menggunakan kuret universal, kuret gracey’s
dengan nomer tertentu (1-4 = gigi anterior, 5–6 = gigi anterior dan P, 7–
10 = bukal dan lingual gigi posterior, 11-12 = mesial gigi posterior, 13-14
= distal gigi posterior)
Menurut Kodir dkk., (2014), prosedur tindakan scaling dan root planning:
1. Pemeriksaan Subjektif
2. Pemeriksaan Objektif: deteksi kalkulus supragingiva, deteksi kalkulus
subgingiva, dan kedalaman poket gingiva.
3. Prosedur scaling supragingiva: membersihkan karang gigi diatas gusi
(mahkota gigi)

Gambar 1. Prosedur scaling supragingiva

4
4. Prosedur scaling subgingiva: membersihkan kalkulus yang berada
dibawah gusi (akar gigi)

Gambar 2. Prosedur scaling subgingiva


5. Prosedur root planning: kelanjutan dari scaling subgingiva yaitu
membersihkan karang gigi pada sementum.
6. Aplikasi povidone iodine pada seluruh area yang dilakukan scaling dan root

planing

7. Kontrol dilakukan untuk mengetahui perbaikan keradangan gingiva dan jaringan

periodontal

5
LAPORAN KASUS

1. Kasus
Seorang pasien laki-laki usia 43 tahun datang dengan keluhan terdapat karang
gigi pada rongga mulutnya. Pasien memiliki kebiasaan merokok sudah sekitar 10
tahun yang lalu. Pasien seorang wiraswasta.

2. Identitas Pasien
Inisial pasien : Tn. S
Jenis kelamin : Laki-laki
Usia : 43 tahun
Pekerjaan : Wiraswasta

3. Pemeriksaan Subjektif
a. Chief complain:
Pasien datang ke RSGM Unsoed dengan keluhan terdapat karang gigi pada
rongga mulutnya
b. Present illness:
Karang gigi tersebut terasa kasar dan terkadang merasakan bau mulut
c. Post medical history:
Pasien tidak dicurigai mempunyai riwayat penyakit sistemik dan tidak sedang
mengkonsumsi obat / menjalani perawatan apapun.
d. Post dental history:
Pasien belum pernah datang kedokter gigi
e. Family history:
Orang tua dan keluarga pasien tidak dicurigai memiliki kelainan sistemik.
f. Social history:
Pasien memiliki kebiasaan merokok. Pasien adalah seorang wiraswasta..

6
4. Pemeriksaan Objektif
a. Keadaan umum pasien baik ”compos mentis”
b. Tekanan darah 120/80 mmHg
c. Denyut nadi 80x/ menit
d. Pernafasan 20x/menit
e. Suhu tubuh: 36,5°C
f. Inspeksi
Ekstra Oral : Tidak ada kelainan
Intra Oral : Terdapat kalkulus subgingiva pada regio 3 dan 4. Terdapat
pembengkakan gusi pada area anterior regio 3 dan 4, stipling hilang, PD= 5-
6 mm, CAL = 3 mm. Terdapat resesi pada gigi 13,23,33 dan 43. OHIS = 1,2
(sedang) dan o’leary = 30% (good)..
5. Assessment
Periodontitis Kronis Marginalis Lokalisata
6. Planning
Scaling dan root planing
7. Prognosis
Fair
8. Prosedur Perawatan
a. Anamnesis, pemeriksaan klinis, pemeriksaan penunjang, pemeriksaan
anastesi, persiapan alat dan bahan
Alat :
Diagnostic set Chisel scaller
Tray stainless Hoe scaller
Sickle scaller Kuret graceys
Curved sickled scaller Probe
Bahan:Handscoon
Slaber Cotton pellet
Suction Kassa
Gelas kumur Alkohol
Masker Larutan antiseptik
Cotton roll (povidone iodine 3%) 7
b. Desinfeksi intraoral menggunakan povidone iodine
c. Prosedur scaling supragingiva: membersihkan karang gigi diatas gusi
(mahkota gigi). Dapat menggunakan sickle scaller, curved sickled scaller,
chisel scaller, hoe scaller
d. Prosedur scaling subgingiva: membersihkan kalkulus yang berada dibawah
gusi (akar gigi). Dapat menggunakan kuret universal atau kuret graceys.
e. Prosedur root planning: kelanjutan dari scaling subgingiva yaitu
membersihkan karang gigi pada sementum.
f. Aplikasi povidone iodine pada seluruh area yang dilakukan scaling dan root
planing
g. Kontrol 1 minggu dilakukan untuk mengetahui perbaikan keradangan gingiva dan
jaringan periodontal
h. Instruksi pasien
1) Menjaga kebersihan mulut dengan tetap menggosok gigi dan dihindari
untuk berkumur keras
2) Hindari makan dan minum panas.
3) Tidak boleh merokok.
9. Pembahasan
Perawatan scaling dan root planning dilakukan sesuai dengan prosedur yang
berlaku. Setelah dilakukan scaling dan root planning dilakukan kontrol 1 minggu
dan 2 minggu kemudian, didapatkan perbaikan dengan keterangan sebagai
berikut:
a. Pasca kontrol 1 minggu
Pembengkakan gusi masih ada pada area anterior regio 3 dan 4, stipling
hilang, PD= 3-4 mm, CAL = 1 mm. Terdapat resesi pada gigi 13,23,33 dan
43. OHIS = 1,2 (sedang) dan o’leary = 27% (good).
b. Pasca kontrol 2 minggu
Pembengkakan gusi sudah menghilang hanya tersisa kemerahan gusi pada
area anterior regio 3 dan 4, stipling hilang, PD= 2-3 mm. Terdapat resesi pada
gigi 13,23,33 dan 43. OHIS = 0,7 (baik) dan o’leary = 20% (good).
DAFTAR PUSTAKA

Andriani, I., 2012, Efektivitas Antara Scaling Root Planing Dengan dan Tanpa
Pemberian Ciprofloxacin Per Oral Pada Penderita Periodontitis, International
Dental Journal, 1(2):70-81.
Dibart, S., Dietrich, T., 2010, Practical Periodontal Diagnosis and Treatment
Planning, Bllackwell Publishing, Lowa.
Kodir, A.I.A., Herawati, D., Murdiastuti, K., 2014, Perbedaan Efektivitas Antara
Pemberian Secara Sistemik Ciprofloksasin dan Amoksisilin Setelah Scaling dan
Root Planing pada Periodontitis Kronis Penderita Hipertensi, Jurnal
Kedokteran Gigi, 5(4): 323-328.
Krisnariono, A., 2018, Prinsip-Prinsip Dasar Scaling dan Root Planing dalam
Perawatan Periodontal, Periodontic Journal, 1(1):1-5.

Anda mungkin juga menyukai