DPJP :
drg. Irfan Dwiandhono, Sp, KG, M. Biomed.
Disusun Oleh :
Ridlo Taqwa Haniifa
G4B017062
Komponen
Pembelajaran Resume Diskusi
Daring
Nilai dan
tanggal
14 September 2020 14 September 2020
Tanda
Tangan DPJP
drg. Irfan Dwiandhono, drg. Irfan Dwiandhono,
Sp. KG, M. Biomed Sp. KG, M. Biomed
2020
“Pulp Capping”
A. Landasan Teori
1. Gambaran Umum
Pulp capping merupakan salah satu perawatan endodonti yang dilakukan
untuk menjaga serta melindungi vitalitas pulpa dari iritasi kimia, elektrik,
termal dan mekanis (Soeprapto, 2017). Menurut tarigan (2006) tujuan
dilakukannya perawatan pulp capping diantaranya adalah untuk mencegah
terjadinya inflamasi pulpa akibat bakteri dan iritan-iritan lainnya yang dapat
mengiritasi pulpa secara langsung maupun secara tidak langsung, selain itu
untuk merangsang pembentukan dentin reparatif. Berdarsarkan kondisi atap
kamar pulpa, perawatan pulp capping dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu
direct pulp capping dan indirect pulp capping (Soeprapto, 2017).
Menurut Soeprapto (2017), faktor yang dapat mempengaruhi
keberhasilan perawatan pulp capping adalah sebagai berikut
a. Perforasi pulpa, semakin besar ukuran perforasi, prognosisnya semakin
buruk. Perforasi pulpa dikarenakan karies prognosisnya semakin buruk
dibandingka dengan perforasi dikarenakan trauma.
b. Kondisi sistemik pasien, akan mempengaruhi proses penyembuhan dan
respon peradangan
c. Usia pasien, pasien usia muda biasanya prognosisnya semakin baik.
d. Kondisi jaringan periodontal, jika tidak ada kelainan jaringan periodontal
prognosisnya baik
e. Asepsis
Menurut Tarigan (2006) indikasi dilakukannya perawatan pulp capping
adalah sebagai berikut
a. Gigi vital
b. Pulpitis irreversible
c. Tidak ada keluhan nyeri spontan
d. Karies profunda dikarenakan iatrogenik
Menurut Tarigan (2006) kontraindikasi dilakukannya perawatan pulp
capping adalah sebagai berikut
a. Keluhan nyeri spontan
b. Resorbsi tulang alveolar
c. Pelebaran ligamen periodontal
d. Terdapat kelainan periapikal
Menurut Walton dan Torabinejad (2008) syarat bahan yang dapat
digunakan dalam perawatan pulp capping adalah sebagi berikut
a. Tidak terlalu mengiritasi jaringan pulpa
b. Merangsang terbentuknya dentinal bridge
c. Dapat diletakkan diatas perforasi pulpa tanpa tekanan
d. Antiseptik
e. Isolator
f. Cepat mengeras
B. Laporan Kasus
1. Rangkuman Kasus
Seorang anak perempuan, 14 tahun, datang bersama pengasuhnya ke poli
gigi untuk memeriksakan giginya secara rutin. Pada saat anamnesis pasien
tidak mengeluhkan sakit pada giginya atau perubahan sistemik. Pada
pemeriksaan intraoral, gigi molar pertama permanen kiri rahang atas terlihat
lebih opak pada permukaan oklusalnya dengan kavitas kecil di bagian
palatalnya. Pada pemeriksaan radiografi menunjukkan terdapat karies yang
dalam, mengkonfirmasi adanya karies tersembunyi.
2. Pemeriksaan Subyektif
CC : pasien dating untuk memeriksakan giginya secara rutin
PI : pasien tidak mengeluhkan adanya sakit pada gigi serta perubahan
sistemik lainnya
PDH : tidak ada keterangan
PMH : tidak ada keterangan
FH : tidak ada keterangan
SH : tidak ada keterangan
3. Pemeriksaan Obyektif
a. Pemeriksaan ekstraoral : t. a. k
b. Pemeriksaan intraoral
Gigi 26 pada bagian oklusal terlihat lebih opak dan pada bagian palatal
terdapat kavitas kecil
Gambar 1. Kondisi gigi pasien sebelum perawatan
c. Pemeriksaan radiografi
5. Rencana Perawatan
Indirect pulp capping dengan bahan glass ionomer cement follow-up direct
restoration dengan bahan komposit
6. Tahapan Perawatan
a. Penghilangan dental biofilm pada permukaan gigi menggunakan pumice
dan air.
b. Pemilihan warna gigi (A1)
c. Anestesi local
d. Pemasangan rubber dam
Garg, N., Garg, A., 2015, Textbook of Operative Dentistry, Third Edition, Jaypee,
New Delhi.
McCabe, J. F., Walls, A. W. G., 2008, Applied Dental Materials, Ninth Edition,
Blackwell Publishing, Oxford.
Rosa, M. P., Taques, T. R., Gevert, M. V., Ribeiro, A. E., Chibinski, A. C. R.,
2018, Indirect Pulp Capping and Occlusal Matrix : A Minimally Invasive
Approach for Restoring Young Permanent Molars with Deep Carious
Lesions, Acta Scientific Dental Science, 2(8), 57-63.
Soeprapto, A., 2017, pedoman dan Tatalaksana Praktik Kedokteran Gigi, STPI
Bina Insan Mulia, Yogyakarta.
Tarigan, R., 2006, Perawatan Pulpa Gigi (Endodontik), EGC, Jakarta.
Walton, E. R., Torabinejad, M., 2008, Prinsip dan Praktik Ilmu Endodonsia,
Edisi 3, EGC Jakarta.