Anda di halaman 1dari 3

Pulpcapping

Pulp capping adalah perawatan yang dilakukan pada gigi yang mengalami inflamasi (pulpitis
reversibel) dengan tujuan mengembalikan keadaan pulpa dalam keadaan sehat dan menjaga
vitalitas pulpa dengan cara pemberian bahan (Widyastuti, 2017)

Pulp capping ada 2 jenisnya

a. Pulp capping direct


perawatan kaping pulpa direk diindikasikan untuk pulpa terbuka karena trauma atau
karena prosedur operatif. Kaping pulpa direk harus dilakukan jika pulpa terbuka secara
mekanis atau karena karies, setelah dilakukan pengendalian perdarahan dan
perdarahannya berhenti, bahan kaping pulpa dapat diaplikasikan pada daerah pulpa yang
terbuka lalu diikuti dengan restorasi sementaranya.
b. Pulp capping indirect
Perawatan kaping pulpa indirek diindikasikan untuk karies dentin yang dalam tetapi
masih terdapat lapisan dentin pada dasar kavitas yang apabila dilakukan pemeriksaan
klinis dan radiografi tidak ditemukan degenerasi pulpa. Kaping pulpa indirek hanya
dipertimbangkan jika tidak ada riwayat pulpalgia atau tidak ada tanda-tanda pulpitis
ireversibel, setelah semua dentin lunak dibuang, diatas dentin sisa diletakan kalsium
hidroksida guna menekan bakteri, setelah beberapa minggu tambalan sementara dan
kalsium hidroksida dibuang lalu diganti dengan restorasi permanen (Walton dan
Torabinejad, 2008).

Prosedur pulp capping (Widyastuti, 2017):

1. Pembukaan kavitas
2. Pembersihan karies dan debris dihilangkan dengan ekskavator
3. Isolasi dengan cotton roll pada labial
4. Manipulasi CaOH (base dan katalis).
5. Aplikasi CaOH setebal 0,5 mm pada dasar kavitas yang terbuka (daerah yang perforasi)
dengan ball aplicator, tunggu hingga setting.
CaOH tidak boleh terlalu tebal, karena bersifat basa kuat apabila terlalu banyak akan
menyebabkan resopsi. Apabila resopsi maka retensi tumpatan rendah.
6. Aplikasi SIK tipe III sebagai lining, diatas CaOH dengan ketebalan kira-kira 1 mm
menggunakan plastis instrument. Tunggu setting 3-5 menit.
7. Pemberian tumpatan sementara (cavit)
8. Instruksikan untuk kontrol dan evaluasi seminggu kemudian. Dan dilakukan tumpat
permanen.

Faktor ketidak berhasilan pulpcapping (Murray dan Garvia Godoy, 2006):

1. Adanya kebocoran bakteri


2. Pembersihan kavitas kurang bersih, sehingga debris tertinggal.
3. Aktivitas sel radang pada pulpa
4. Kegagalan terbentuknya jembatan dentin
Ada beberapa factor yang mempengaruhi terbentuknya jembatan dentin:
- Usia pasien
- Derajat trauma
- Bahan kaping pulpa yang digunakan
- Adanya mikroorganisme. Pada pulpa terbuka yang disertai kontaminasi
mikroorganisme biasanya menunjukkan adanya kegagalan dalam pembentukan dentin
reparatif.
Daftar Pustaka

Murray, E.P., Garcia Godoy, F. 2006. The Incidence of Pulp Healing Defects with Direct
Capping Matterials. Am J Dent. 19: 171-177
Walton, R.E., & Torabinejad, M. 2008. Prinsip dan Praktik Ilmu Endodontik (3 rd ed.). Jakarta:
EGC.
Widyastuti, Noor Hafida. 2017. Penyakit Pulpa dan Periapikal Beserta
Penatalaksanaannya. Surakarta : Muhammadiyah University
Press.

Anda mungkin juga menyukai