Anda di halaman 1dari 16

Comparative evaluation of Calcium Hydroxide,

Mineral Trioxide Aggregate, Biodentine, Platelet


Rich Fibrin as direct pulp capping agents: An in-
vivo study

1. Jaya Ria Rezky – J530215004


2. Respika Yulia – J530215005
A. Pulp Capping

Bertujuan untuk :
• Melindungi pulpa dari iritasi kimia, elektrik, thermal,
mekanis yang membahayakan vitalitas pulpa
• Merangsang pertumbuhan dentin reparatif
B. Indirect Capping
Kaping pulpa indirect diindikasikan pada kondisi gigi
yang masih menyisakan selapis tipis dentin sehingga
pulpa belum terlihat, belum terdapat inflamasi pulpa
(maksimal pulpitis reversible) dan pasien muda.

Two Stage
Approach

One Stage
Approach
Two Stage Approach
1. Menghilangkan jaringan karies.
Biasanya pada karies dentin yang dalam, karies menjadi keras dan berubah
warna. Karies tersebut dapat ditinggalkan karena khawatir preparasinya dapat
membuat pulpa terbuka.
2. Tempatkan lapisan kalsium hidroksida lalu lapisi dengan restorasi sementara
seperti zinc oxide eogenol atau GIC. Pada teknik ini, pastikan restorasi
sementara tertutup dengan baik selama beberapa bulan untuk mengisolasi
karies dan bakteri yang tersisa.
3. Beberapa bulan kemudian, pasien kembali untuk melakukan step kedua
perawatan. Pasien datang dan tidak mengeluhkan gejala nyeri atau patologi
lainnya. Restorasi sementara diambil Karies yang tersisa diangkat ke jaringan
keras dan restorasi akhir dilakukan. Harapannya selama beberapa bulan kurun
waktu dari perawatan pertama dan kedua, terjadi remineralisasi, pembentukan
formasi reperatif dentin dan dentinal bridge.
> Akan tetapi tidak semua dokter gigi mau meninggalkan sisa karies pada kavitas,
dan lebih memilih menghilangkan semua karies pada perawatan awal meskipun
adanya resiko pulpa terbuka
One Stage Approach
1. Menghilangkan infected dentin dan menyisakan affected dentin.
Salah satu teknik umum yang sering dilakukan adalah hanya menghilangkan
dentin yang terinfeksi yaitu dentin yang mengalami demineralisasi, bakteri
sudah masuk dan tidak dapat diperbaiki. Sedangkan affected dentin yaitu
dentin yang mengalami demineralisasi tetapi struktur kolagennya sebagian
masih utuh, bebas bakteri, dan masih ada potensi remineralisasi.
2. Selanjutnya adalah teknik menempatkan material kaping. Pada karies
kedalaman dentin, lakukan desinfeksi substrat menggunakan larutan
chlorexidine digluconate 2%, lalu menempatkan liner RMGI selapis tipis (<1mm)
sebelum menempatkan dentin bonding agent dan restorasi composite.
RMGI liner memiliki kualitas baik seperti adhesive yang baik dan sifat perekatan
yang baik melalui interaksi mikromekanis dan kimia dengan dentin. RMGI mudah
diaplikasikan serta melepas flouride yang tinggi, memiliki sifat antimikroba
signifikan, kelarutan rendah, efisien terhadap ekspansi thermal dan kontraksi mirip
dengan dentin.
C. Direct Capping
Kaping pulpa direk adalah prosedur perawatan dengan
cara mengaplikasikan bahan dressing/lining secara
langsung pada jaringan pulpa yang terbuka kurang dari 2
mm dan tidak ada inflamasi pulpa irreversible, tindakan
ini dilakukan biasanya karena trauma kurang dari 24 jam
atau karies yang dalam.
cont.
Indikasi :
a) Pulpa terbuka karena faktor mekanis misalnya terjadi perforasi pada waktu pengeboran sehingga terjadi
perdarahan dan timbul rasa nyeri
b) Pulpa terbuka karena trauma yang mengakibatkan tanduk pulpa terbuka, sehingga terjadi pendarahan
dan timbul rasa nyeri
c) Pada gigi pulpitis reversible dengan pulpa yang sudah terbuka

Kontraindikasi :
a) Terbukti sudah pulpitis irreversible
b) Adanya sakit yang spontan
c) Perkusi positif sakit
d) Adanya pembengkakaan
e) Adanya lesi periapikal
f) Incisivus yang immatur yang pulpanya udah mati
cont.
Tahap perawatan :
1)Isolasi daerah kerja dengan rubberdam dan atau cotton roll
2)Semua jaringan karies dihilangkan
3)Hentikan perdarahan dengan menekan menggunakan cottonpellet yang telah direndam
dengan clorhexsidine
4)Keringkan dengan menggunakan cotton pellet
5)Lettakan bahan kaping pulpa seperti kasium hidroxida menggunakan ball aplikator atau
semen seng oxide menggunakan plastis insturment
6)Diatas bahan caping dapat diaplikasikan SIK tipe III atau semen seng fosfat
7)Ditumpat sementara dengan menggunakan cavit atau fleter. Untuk kavitas besar dan
mengalami tekan kunyah yang besar maka lebih baik menggunakan fletcher.
8)Evaluasi / kontrol (evaluasi pasien boleh dilakukan setelah 1 minggu perawatan
(pembentukan dentin tersier abru dimulai), dilakukan pemeriksaan subjektif, apakah selama
perawatan gejal –gejala pulpitis reversible hilang atau tidak (misal sebelumnya untuk makan
atau minumsakit, sekarang masih atau tidak sakit). Bila sakit bertambah apakah
menunjukkan perawatan tidak berhasil dan gigi mungkin memerlukan perawatan saluran
akar.
9)Apabia sudah tidak sakit , dilakukan tes lainnya yaitu test vitalitas perkusi dan palpasi.
10)
Bila gigi tetap vital, perkusi dan palpasi negative dapat dilakukan restorasi permanen.
D. Bahan Capping

Sub base

Base dan
dressing
cont.
Syarat - syarat sub base dan base adalah :
• Harus dapat mencegah kebocoran marginal
• Tidak bereaksi dengan tumpatan yang digunakan
• Jika sudah setting dapat di perbaiki tanpa rusak
• Harus dapat mencegah thermal shock
• Mencegah perembesan asam dari bahan tumpatan
• Mencegah penetrasi Hg
• Mempunyai kekuatan yang cukup,terutama bila
digunakan tumpatan yang pengisiannya memerlukan
tekanan yang cukup besar
• Tidak boleh mengiritasi pulpa
cont.
Sub base
• Ca(OH)2
Sampai saat ini, kalsium hidroksida merupakan bahan direct pulp capping yang
paling populer sebagai terapi pulpa vital. Ca(OH)2 sebagai antibakteri karena
memiliki pH alkali.
• Mineral Trioxide Aggregate (MTA)
MTA memiliki kemampuan mengisi yang baik, tidak bersifat toksik, tidak
menimbulkan inflamasi, biokompatibel, mudah memanipulasikannya, tidak
terpengaruh terhadap adanya kontaminasi darah, tidak larut dan dapat merangsang
pembentukan jaringan keras (tulang dan sementum). Disamping itu MTA juga
memiliki sifat antibakteri dan lebih radiopak dari dentin schingga mempermudah
membedakannya daJam radiografi. Karena sifat-sifatnya ini MTA digunakan sebagai
bahan perawatan dalam bidang endodontik yaitu: sebagai perawatan perforasi
saluran akar, pulpotomi, apeksifikasi akar dan direct pulp capping
• Vernish
Vernis tidak digunakan bila restorasi tersebut adalah komposit atau resin nirpasi.
Begitu resin berkontak dengan vernis, polimerisasi resin dapat menghambat
sehingga menghasilkan perlunakan pada permukaan antara vernis dan resin.
cont.
Base dan dressing
• Base (biasanya 1-2 mm) digunakan untuk memberikan
perlindungan termal untuk pulpa dan menambahkan
dukungan mekanis untuk restorasi dengan
mendistribusikan stress local dari restorasi ke
permukaan dentin di bawahnya. Base memberikan
perlindungan bagi pulpa :
Protective base : melindungi pulpa sebelum
peletakkan bahan restorasi
Insulating base : melindungi pulpa dari shock termal
Sedative base : medikasi pulpa yang mengalami
injury
cont.
• Semen Oksida Seng Eugenol
Merupakan semen tipe sedatif yang lembut. Biasanya disediakan
dalam bentuk bubuk dan cairan, berfungsi sebagai basis insulatif
(penghambat). Semen ini sering dipakai karena bersifat paling
sedikit mengiritasi dan memiliki pH mendekati 7. Eugenol memiliki
efek paliatif terhadap pulpa dan dapat meminimalkan kebocoran
mikro serta memberikan perlindungna terhadap pulpa. Campuran
konvensional dari oksida seng dan eugenol masih lemah.
• Semen Seng Fosfat (ZP)
Semen zinc phosphate agak mengiritasi pulpa dan jangan
digunakan untuk kavitas yang dalam tanpa diberi liner. Semen ini
merupakan isolator termal yang baik dandapat dimanipulasi
dengan baik. Bila mengeras, semen ini merupakan bahan yang
paling kuat diantara semen yang lain dan dapat diasah dengan
instrumen rotasi tanpa menjadi retak
cont.
• Semen Polikarboksilat
Merupakan semen gigi yang baru dan memberi perlekatan yang baik pada komponen kalsium dari
struktur gigi. Walaupun sulit dimanipulasi, memiliki potensi untuk adhesi klinis ke ion kalsium pada email
dan dentin. Karena bahan ini cenderung cepat mengeras, tidak dilakukan upaya mengaduk semen hingga
menyerupai konsisten pasta pada semen zinc phospat. Bubuk semen ini sama dengan semen seng
phospat bubuk mengandung oksida seng dan sejumlah kecil oksida magnesium. Pada saat ini oksida
magnesium sering digantikan dengan oksida stanic dan stanius flourida untuk memodifikasi waktu
pengerasan dan meningkatkan kekuatan dan karakteristik manipulasinya. Cairannya adalah asam
poliakrilik dan air. pH semen polikarboksilat, pada awalnya mirip dengan pH semen seng fosfat tetapi
respon pulpanya mirip dengan semen ESO. Suatu penjelasan yang mungkin untuk tingkat iritasi yang
rendah adalah ukuran molekul poliakrilik yang besar membatasi penetrasi melalui dentin dan
penarikannya terhadap protein yang dapat membatasi difusinya melalui tubulus dentin.
• Semen Silikophospat
Semen ini merupakan hibrid kombinasi dari semen sing fosfat dan semen silikat, sering disebut sebagai
semen silikofosfat. Semen ini terdiri dari 90% semen silikat dan 10 % semen seng fosfat. Dengan adanya
kandungan florida dalam bagian silikat dari bubuk tersebut, semen ini memberikan pencegahan karies
sekunder. Dari titik pandang sifat anti kariesnya, seng siliko fosfat sering merupakan bahan semen pilihan
untuk mulut kariesnya tinggi. Aksi untuk perlindungan pulpa adalah sama dengan seng fosfat.
• Semen Ionomer Kaca (GIC)
Karena sifat biologis dari GI yang baik dan memiliki potensi perlekatan kekalsium yang ada didialam gigi,
ionomer kaca terutama digunakan sebagai bahan restoratif untuk perawatan daerah erosi dan sebagai
bahan penyemenan. Selain itu GI digunakan sebagai basis walaupun bahan tersebut sangat sensitif
terhadap air dan membutuhkan daerah yang kering
I. Kesimpulan dan Saran
Perawatan kaping pulpa bertujuan untuk melindungi pulpa dari iritasi kimia, elektrik,
thermal, mekanis yang membahayakan vitalitas pulpa serta merangsang pertumbuhan
dentin reparative. Klasifikasi kaping pulpa dibagi menjadi 2 yaitu indirect pulpa dan
direct pulpa. Dari case report ini menunjukkan hasil klinis yang baik setelah 22 bulan gigi
yang telah direstorasi dapat terlihat dari adanya dentin bridging. Kesuksesan perawatan
ini kemungkinan dari kombinasi produk yang digunakan seperti chlorhexidine, TheraCal
LC dan vitrebond RMGI liner. Bukan dari produk tertentu. Kemungkinan keberhasilan
pada kasus ini juga disebabkan karena bakteri yang terkontrol dan pulpa yang cukup
sehat untuk memulai dan masih memiliki kapitas untuk memperbaiki diri sendiri.
Kemudian ditutup dengan baik sehingga memungkinkan pemulihan respon fisiologis
yang normal dan terjadinya penyembuhan.
Sekian Terima Kasih…

Anda mungkin juga menyukai