Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN KASUS KEPANITERAAN UMUM

Removable Partial Denture with dual path of insertion: clinical case report

Disusun Oleh:

Kelompok 4

1. Chiara Azra Cendani Putri J520160042


2. Dhea Frensiana Hariningtyas J520160043
3. Dessy Rahmahwati J520160045
4. Aldy J520160047
5. Ieka Nurfitria J520160049
6. Syifa Larisa J520160050
7. Dicky Surya Nugraha J520160051
8. Irma Mustikasari J520160052
9. Ghinna Yulia Indarti J520160056
10. Sinta Almanik J520160057

KEPANITRAAN UMUM PERIODE 14


FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2020
I. PENDAHULUAN
Gigi adalah komponen fundamental dari sistem stomatognatik seluruh
tubuh. Apabila kehilangan gigi maka seseorang akan merasa dirugikan karena
mempengaruhi estetika, pengunyahan dan efisiensi bicara. Sehingga diperlukan
penggantian gigi yang hilang dengan memakai gigi tiruan. Terdapat berbagai
metode yang tersedia untuk pengelolaan kehilangan gigi sebagian yaitu dengan
menggunakan gigi tiruan sebagian lepasan (GTSL), gigi tiruan tetap (GTT) dan
implan.

Pada saat ini gigi tiruan sebagian lepasan (GTSL) masih menjadi pilihan
untuk memperbaiki estetika. Gigi tiruan sebagian lepasan (GTSL) adalah protesa
yang menggantikan beberapa gigi dalam satu lengkung geligi yang dapat dipasang
dan dilepas oleh penderita. Restorasi prostetik ini sering disebut juga removable
partial denture.

Pada beberapa kasus gigi tiruan sebagian lepasan (GTSL), jalur dual
insersi atau insersi rotasi dapat menjadi solusi pilihan untuk hasil estetika yang
baik. Desain dari gigi tiruan sebagai lepasan (GTSL) dengan jalur insersi rotasi
pada dasarnya menggunakan logam berstruktur kecil sebagi penyangga langsung
yang menggantikan clamp konvensional. Biasanya rigid retensi didapatkan dari
konektor minor. Sedangkan desain GTSL dual retensi memungkinkan untuk area
retensi dari gigi abutment melalui insersi rotasi.

A. Indikasi
1. Hilangnya satu gigi atau lebih
2. Keadaan yang membaik dari gigi yang masih tinggal dan memenuhi
syarat sebagai gigi abutment
3. Keadaan prosessus alveolaris yang masih baik
4. Kesehatan umum pasien dan kebersihan mulut pasien baik
B. Kontraindikasi
1. OHI buruk
2. Pasien tidak kooperatif
3. Gigi penyangga yang memiliki mahkota klinis pendek
4. Ridge yang tajam
5. Terdapat penurunan prosesus alveolaris
C. Komponen GTSL
1. Base(plat dasar): Basis atau plat protesa adalah salah satu komponen dari
gigi tiruan sebagian lepasan yang menutupi mukosa mulut di daerah
palatum, labial, bukal dan lingual. Plat dasar gigi tiruan merupakan bagian
dari gigi tiruan yang berkontak dengan mukosa mulut, tepat menempel dan
mendukung anasir gigi tiruan, menyalurkan tekanan oklusal ke jaringan
pendukung yang memberi retensi dan stabilisasi pada gigi tiruan
2. Retainer (penahan) adalah bagian geligi tiruan sebagian lepasan yang
berfungsi memberi retensi agar menahan protesa tetap pada
tempatnya.dibagi menjadi 2 yaitu
a. Retainer langsung berkontak langsung dengan permukaan gigi
penyangga berupa cengkram
b. Retainer tidak langsung memberikan retensi untuk melawan gaya yang
cenderung melepas protesa ke arah oklusal dan bekerja pada basis.
Berupa plat anterior setinggi cingulum.
3. Elemen gigi tiruan Elemen gigi tiruan merupakan bagian gigi tiruan
sebagian lepasan yang berfungsi menggantikan gigi asli yang hilang.
Pertimbangan dalam memeili anasir yaitu
a. Ukuran melihat panjang dari anasir gigi jika masih ada gigi maka
menyesuaikan gigi yang ada dan jika anterior tidak ada semua 2-3 mm
dari garis bibir saat rest. Lebar dasar hidung sama dengan jarak antara
puncak kaninus rahang atas yang diukur secara garis lurus. Jarak antara
kedua sudut mulut sama dengan lebar keenam gigi depan atas
b. Bentuk disesuaikan dengan
⚫ Profil wajah
⚫ Bentuk Wajah
⚫ Jenis kelamin
⚫ umur
c. Warna: Anasir gigitiruan posterior warnanya harus disesuaikan dengan
gigi yang masih ada
d. Bahan :
a. Akrilik
b. Porselen
D. Tipe Gigi Tiruan Sebagian Lepasan

Berdasarkan bahan basis yang digunakan, gigi tiruan lepasan dibagi dua
yaitu:

1. Gigi tiruan lepasan resin akrilik


Bahan basis gigi tiruan resin akrilik jenis heat
cured, mempunyai kelebihan estetik yang baik,
karena basis dapat didesain sesuai warna normal
gingiva, lebih ringan, dan nyaman digunakan.
Namun, bahan tersebut juga mempunyai
kekurangan yaitu menyerap cairan dan
mempunyai sifat porus yang merupakan tempat
ideal untuk pengendapan sisa makanan sehingga
mikroorganisme dapat tumbuh dan berkembang biak.
2. Gigi tiruan lepasan kerangka logam
Memelihara gigi tiruan sebagian lepasan
kerangka logam pada dasarnya sama dengan gigi
tiruan sebagian lepasan resin akrilik (Wagner,
2012). Gigi tiruan kerangka logam lebih baik
dibandingkan gigi tiruan akrilik, karena dapat
dibuat lebih sempit, lebih tipis, lebih rigid, dan
lebih kuat, sehingga dapat dibuat disain yang
tepat. Gigi tiruan kerangka logam mempunyai
beberapa kekurangan seperti, estetik kurang baik karena logam terlihat,
dan proses pembuatan yang rumit serta biaya lebih tinggi.

E. Removable Partial Denture With Dual Path of Insertion (GTSL


dengan dual arah pemasangan)

Gigi tiruan sebagian lepasan dengan arah pemasangan dual atau rotasi
merupakan salah satu teknik insersi GTSL dengan cara satu segmen gigi
tiruan sebagian sudah terpasang terlebih dahulu, kemudian sisa protesa diputar
ke posisinya. Teknik ini digunakan sebagai upaya untuk menunjang estetika
pada pasien dengan GTSL. Adapun indikasi yang menggunakan teknik insersi
rotasi adalah pada klas IV Kennedy, klas III Kennedy modifikasi 1, gigi
pendukung memiliki kekuatan retensi yang baik.

Menurut Firtell & Jacobson (1983), ada beberapa klasifikasi dari teknik
insersi rotasi :

● Antero-posterior (AP) : rigid direct retainer berada di mesial gigi dan


conventional direct retainer berada di distal gigi pendukung
● Poste-anterior (PA) : rigid direct retainer berada di distal gigi, dan
conventional direct retainer berada di mesial gigi pendukung
● Sisi : menggunakan rigid retainer, permukaan distal retentive dari
mesial gigi pendukung, dan permukaan mesial retentive dari distal gigi
pendukung pada sisi lengkung yang sama di mana pusat rotasi
diletakkan.
Berikut ini desain dari GTSL dengan dual arah pemasangan:

Pada dasarnya, GTSL ini menggunakan struktur logam yang kecil sebagai
rigid direct retainer untuk menggantikan klamer konvensional. Biasanya rigid
retainer berasal dari konektor minor atau plat proksimal yang disebabkan oleh
kontak dengan permukaan proksimal retentive dari gigi pendukung, memperkuat
retensi saat terkena gaya. Penyatuan garis imajiner antara pusat rotasi diposisikan
pada gingiva dari konektor minor atau plat proksimal, menentukan sumbu
tumpuan untuk rotasi. Desain ini dapat memunkinkan area retentive pada gigi
pendukung melalui insersi rotasi.

Keuntungan dari GTSL dengan arah pemasangan dual atau rotasi adalah

1. Mengurangi jumlah komponen GTSL dengan tetap menyesuaikan


indikasi
2. Secara visual memberikan hasil estetika yang lebih baik
3. Kemungkinan kecil terjadi deformasi permanen dari direct retainer
4. Mengurangi akumulasi plak dan bakteri yang dapat mempengaruhi
kesehatan periodontal dan indeks karies

GTSL dengan arah pemasangan dual atau rotasi adalah

1. Penguat dari guide plane perlu diperhatikan


2. Memerlukan dudukan yang baik
II. LAPORAN KASUS
1. IDENTITAS

Nama Lengkap : -

Tempat / Tanggal Lahir : -

Usia : 25 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : -

Pekerjaan/Status : -

Agama : -

2. DATA MEDIK UMUM

Golongan Darah : -

Alergi : -

Penyakit Sistemik : -

A. Pemeriksaan Subjektif

CC: -

PI: -
PDH: -

PMH: -

FH:

Umum:

a. Ayah : -

b. Ibu : -

Gigi dan Mulut:

a. Ayah : -

b. Ibu : -

SH : -

B. Pemeriksaan Objektif

Pemeriksaan Ekstraoral : -

 Kesan Umum Kesehatan Penderita

Jasmani : -

Mental : -

 Vital Sign

Tekanan Darah : -

Nadi : -

Pernafasan : -

Suhu : -

Berat Badan : -
Tinggi Badan : -

 Kesehatan Umum Berdasarkan Sistem Tubuh

o Sistem Endokrin : -

o Sistem Gastrointestinal : -

o Sistem Hepatopoetik : -

o Sistem Kardiovaskuler : -

o Sistem Muskuloskeletal :

 Pemeriksaan Ekstra Oral

 Pemeriksaan Intraoral

1. Edentulous pada gigi 11, 12, 16, 21, 22

Tahapan Perawatan

1. Pembuatan model studi dan analisis model studi


2. Perencanaan dan desain pada model studi
3. Pembuatan wax relief dengan compass

4. Pengiriman hasil wax ke lab untuk dibuatkan frame metal


5. Ketika sudah jadi frame metalnya dicoba untuk insersi pada pasien

6. Jika sudah dipasang pada artikulator untuk pemasangan gigi palsu (anasir)
7. Pemasangan pada pasien dengan melihat retensi yang terdapat pada GT
8. Hasil profil wajah pada pasien
III. PEMBAHASAN

Penggunaan jalur insersi rotasi menjadi nilai yang lebih untuk solusi kasus Kelas
IV Kennedy. Keuntungannya pada dasarnya adalah berkurangnya jumlah
komponen GTSL tanpa mengorbankan kebutuhan dasar direct retainers.
Penurunan jumlah komponen ini memberikan hasil estetika yang lebih baik pada
pasien, kemungkinan kecil deformasi permanen direct retainers dan lebih sedikit
akumulasi plak, bakteri, yang dapat mempengaruhi kesehatan periodontal dan
indeks karies. Desain ini juga menyediakan penggunaan proximal undercuts tanpa
adanya retensi di area bukal dan lingual.

Namun, ini membutuhkan studi model diagnostik yang penuh perhatian,


serta pengetahuan profesional tentang lintasan dari konsep rotasi. Persiapan
dukungan dengan format khusus, membutuhkan pelatihan profesional dan
ketrampilan dalam pelaksanaannya, serta teknisi laboratorium dengan pengertian
mengenai GTSL dengan lintasan rotasi.

Biasanya, indikasi dari teknik ini adalah kasus penyangga gigi, namun,
beberapa penulis menggunakannya dalam kasus Kelas II Kennedy. Karya seperti
Jacobson menunjukkan keawetan dan keefektifan jenis prostesis ini selama
sepuluh tahun dan yang kedua Firtell & Jacobson ketika dirancang dan dibangun
dengan benar, penggunaan lintasan dari insersi rotasi dapat menghasilkan GTSL
secara kokoh, higienis dan estetika.
IV. KESIMPULAN

Removable Partial Denture (RPD) dengan jalur penyisipan ganda


membutuhkan teknik dan keterampilan yang baik saat pembuatannya, tetapi bila
direncanakan dan dibuat dengan benar bisa sangat berguna
V. DAFTAR PUSTAKA

Uemura, E. S., Silva, J. M. F. da, Kojima, A. N., Torres, C. R. G., & Vieira, C. S.
(2017). PPR com dupla trajetória de inserção: Relato de caso clínico.
Brazilian Dental Science, 20(2), 146–151.
Veeraiyan, D., Ramalingam, K., & Bhat, V. (2003). Introduction to Maxillofacial
Prosthodontics. In Textbook of Prosthodontics (pp. 681–681).
Wahjuni, S., & Mandanie, S. A. (2017). Fabrication of Combined Prosthesis With
Castable Extracoronal Attachments (Laboratory Procedure). Journal Of
Vocational Health Studies, 1(2), 75.

Anda mungkin juga menyukai