Anda di halaman 1dari 30

Skenario

Seorang pasien perempuan usia 42 tahun yang berprofesi sebagai pegawai ingin
dibuatkan gigi tiruan. Pasien belum pernah memakai gigi tiruan. Kesehatan umum baik.
Pemeriksaan intraoral gigi 11,12,34,35,36 hilang. Ada oklusi. OH penderita bagus. Kemudian
dokter gigi melakukan rencana perawatan dengan membuatkan gigi tiruan sebagian lepasan
menggunakan anasir akrilik. Setelah itu, pada kunjungan berikutnya melakukan cetak anatomi
dan setelah menjadi model study, dokter gigi membuat desain dengan menggunakan
klasifikasi Kennedy dan melakukan survei.
STEP 1
1. Survei : prosedur diagnosis yang dapat menganalisis hubungan dimensional antara
jaringan keras dan jaringan lunak rongga mulut untuk kontur ketinggian dan posisi
gigi tiruan lepasan.
2. Klasifikasi Kennedy : terbagi 4 klasifikasi
(i) Bagian posterior tidak ada gigi (bilateral)
(ii) Bagian posterior tidak ada gigi satu sisi saja

(unilateral)
(iii) Tidak ada gigi diantara gigi posterior
(iv) Gigi bagian anterior hilang melibatkan midline

Klasifikasi tersebut juga digunakan sebagai panduan


pembuatan desain gigi tiruan sebagian lepasan
3. Ada oklusi

: yang dimaksud adalah minimal ada 3 gigi pada tiap regio sehingga

terdapat oklusi yang benar


STEP 2
1.
2.
3.
4.

Apa saja indikasi dan kontra indikasi pemakaian GTSL?


Apa pengaruh ada oklusi terhadap GTSL?
Apa saja pertimbangan drg memakai anasir/basis akrilik GTSL pasien?
Hal apa saja yang menjadi hambatan ketika GTSL mulai diinsersikan dalam rongga

5.
6.
7.
8.
9.

mulut pasien mengingat pasien belum pernah memakai GTSL?


Bagaimana desain gigi tiruan sebagian lepasan berdasarkan skenario?
Bagaimana cara melakukan survei? Apa saja tujuan dilakukan survei?
Bagaimana prosedur pembuatan GTSL?
Apa saja bagian-bagian dari GTSL?
Sebutkan faktor-faktor keberhasilan GTSL!

STEP 3
LAPORAN GTSL TUTORIAL 1

1. Indikasi GTSL :
a) Adanya satu atau beberapa gigi yang hilang
b) Gigi yang masih ada dalam kondisi baikbisa digunakan sebagai gigi penyangga
c) OH pasien baik
d) Pasien kooperatif
e) Kondisi tulang alveolar baik ( tidak terjadi resobsi lebih dari 1/3 tulang)
Kontraindikasi GTSL :
a) OH paien buruk
b) Psien non kooperatif
c) Memiliki penyakit sistemik berupa epilepsi dan diabetes melitus yang tidak
terkontrol
Bila memiliki epilepsi ditakutkan apabila kambuh bisa tertelan, dan diabetes
tidak terkontrol menyebabkan OH pasien sangat buruk, mudah iritasi dan
mudah terjadi kegoyangan pada gigi penyangga.
d) Alergi terhadap bahan basis GTSL
2. Pengaruh ada oklusi terhadap pembuatan GTSL
Yakni untuk mengetahui hubungan relasi yang tepat antara RA dan RB sebagai
patokan pembuatan GTSL selain itu adanya oklusi dapat mengetahui dimensi vertikal
pada RM pasien untuk hitungannya adalah rest posisi dikurangi dengan free way
space.
3. Apa saja pertimbangan drg memakai anasir/basis akrilik GTSL pasien?
Warna sesuai dengan gingiva sehat
Ringan jika dipakai
Teknik pembuatan mudah (mudah dibentuk dengan selective grinding)
Pasien tidak memiliki riwayat alergi dengan resin akrilik
4. Hal apa saja yang menjadi hambatan ketika GTSL diinsersikan dalam RM pasien
mengingat pasien belum pernah memakai gigi tiruan sebagian lepasan?
a. Menimbulkan ketidaknyamanan pada pasien meliputi rasa mual, sakit pada
daerah penyangga, ngilu, iritasi, sariawan, dll.
b. Adaptasi RM paien terhadap GTSL lama sehingga perlu diinstruksikan
memakai GTSL terus menerus dan menjaga oral hygine
c. Memperhatikan riwayat alergi pasien
5. Bagaimana desain GTSL dan klasifikasi Kennedy?
Jawaban di LO
6. Bagaimana cara melakukan survei? Apa tujuan dilakukan survei?
Evaluasi bidang bimbing dengan cara mencari permukaan proximal gigi yang
sejajar.
Evaluasi daerah retensi
Evaluasi masalah hambatan
Evaluasi estetika
Tujuan : untuk mengetahui kontur, posisi, bentuk GTSL yang akan dibuat.
LAPORAN GTSL TUTORIAL 1

7. Tahap pembuatan gigi tiruan sebagian lepasan


a. Mencetak anatomis RA dan RB dengan hidrokoloid irreversibel (alginat)
untuk mendapatkan model studi
b. Pencetakan fungsional pasien untuk mendapatkan model kerja
c. Survei model untuk memilih gigi mana yang digunakan untuk
penjangkaran (peletakan cangkolan)
d. Pembuatan basis gigi tiruan dengan malam merah yang dibuat sesuai
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.

dengan desain GTSL


Flashking
Wax elimination
Packing
Processing flashking kembali
Polishing
Percobaan basis gigi tiruan dengan cangkolan
Pembuatan gigitan kerja model RA RB dengan menggunakan selembar

l.
m.
n.
o.
p.

malam merah
Pemasangan model kerja pada artikulator
Penyusunan gigi tiruan
Diulangi kembali step e-i
Insersi pada pasien untuk mengetahui retensi dan stabilisasi
Cek oklusi dengan artikulating paper, bila ada tanda penebalan warna dapat
di grinding daerah gigi yang bersangkutan agar mencapai posisi oklusi
yang tepat

Dalam garis besar dapat disimpulkan sebagai berikut ;

Menentukan kelas klasifikasi Kennedy


Mementukan dukungan dukungan gigi, mukosa maupun dukungan

keduanya
Mementukan macam retainer gigi dan mukosa
Menentukan konektor konektor utama sebagai penyaluran daya kunyah
sedangkan konektor minor sebagai bagian GTSL yang menghubungkan

konektor utama dengan lainnya.


8. Bagian-bagian GTSL
i.
Retainer/penahan
Sebagai retensi protesa agar tetap pada tempatnya, dibagi atas dua yakni direct
dan indirect. Direct retainer adalah retainernya berkontak langsung dengan
permukaan adjustment berupa cengkraman. Indirect retainer berupa
pengimbang, sandaran untuk melawan gaya oklusi dan tidak berkontak
ii.

langsung dengan adjustment


Basis

LAPORAN GTSL TUTORIAL 1

Fungsinya untuk mendukung elemen gigi dan untuk meneruskan tekanan


oklusi jaringan dibawahnya
iii.
Gigi pengganti
iv. Konector mayor dan minor
v. Sandaran/rest
9. Indikator keberhasilan GTSL
a. Fungsi kunya, bicara, oklusi baik
b. Pasien selalu mengikuti instruksi yang diberikan oleh dokter (kooperatif)
c. Tidak terjadi alergi
d. Konstruksi dan design harmonis
e. Kondisi jaringan mulut tetap sehat ketika memakai gtsl
f. Gtsl tahan terhadap daya kunyah, stabil dan retentif
g. Gtsl tahan temal, tidak porus, halus, licin dan mengkilat.

LAPORAN GTSL TUTORIAL 1

STEP 4 ( MAPPING)

Partial edentulous

GTSL

Bagian

Tahapan

desain

Persiapan alat & bahan

Klasifikasi

prosedur

Stabilisasi dan retensi

Indikator Keberhasilan

LO
1. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami bagian-bagian GTSL
2. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami klasifikasi dan desain GTSL
berdasarkan skenario
3. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami tahapan pembuatan GTSL
4. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami tahapan survei
5. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami retensi dan stabilisasi GTSL
STEP 7

LAPORAN GTSL TUTORIAL 1

1. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami bagian-bagian GTSL


Gigi tiruan sebagian lepasan terdiri dari komponen-komponen:
1. Basis
Disebut juga plat protesa adalah bagian dari gigi tiruan yang menutupi
mukosa mulut di daerah palatum labial, bukal, lingual.
Macam-macam basis geligi tiruan:

Basis dukungan gigi Pada basis dukungan gigi, yang semata-mata


merupakan span yang dibatasi gigi asli pada kedua sisinya, tekanan
oklusal secara langsung disalurkan kepada gigi penyangga melalui
kedua sandaran oklusal. Selain fungsi tadi, basis bersama-sama elemen
gigi tiruan berfungsi pula mencegah migrasi horisontal gigi tetangga,

serta migrasi vertikal gigi antagonis.


Basis dukungan jaringan Dukungan jaringan ini penting, agar tekanan
kunyah dapat disalurkan ke permukaan yang lebih luas, sehingga
tekanan persatuan luas menjadi lebih kecil

Macam-macam bahan basis:


a. Metal Indikasi pemakaian basis metal

Penderita yang hipersensitif terhadap resin


Penderita dengan gaya kunyah abnormal
Ruang intermaksiller kecil
Kasus basis dukungan gigi dengan desain unilateral
Permintaan penderita

b. Resin Indikasi basis resin

2.

Resin merupakan bahan terpilih untuk basis protesa


Sebagai basis resin menunjukkan kelebihan
Warnanya harmonis dengan jaringan sekitarnya
Dapat dilapisi dan dicekatkan kembali dengan mudah
Relatif lebih ringan
Teknik pembuatan dan pemolesannya mudah
Harganya murah

Sadel

LAPORAN GTSL TUTORIAL 1

Adalah bagian dari gigi tiruan yang menutupi mukosa di atas prosesus
alveolaris dan mendukung elemen gigi tiruan. Bila sadel letaknya: a. Antara
gigi asli diseut bounded saddle b. Posterior dari gigi asli disebut free end
saddle

3. Elemen gigi tiruan


Adalah bagian dari gigi tiruan yang merupakan bentuk gigi tiruan dari gigi asli
yang hilang. Bahan dasar gigi tiruan dapat bermacam-macam, yaitu:resin
akrilik, porselen,logam.
Elemen gigi tiruan resin akrilik:

Mudah aus, terutama pada penderita yang mempunyai kekuatan kunyah

yang kuat
Perlekatannya dengan basis merupakan persenyawaaan kimia, karena

bahannya sama
Dapat berubah warna
Mudah tergores
Mudah dibentuk/diperkecil sesuai dengan ruangan
Lebih ringan dibanding gigi tiruan yang dari porselen dan logam
Dapat diasah dan dipoles Karena sifat mudah aus, baik sekali dipakai
untuk prosesus alvolaris yang datar

Elemen gigi tiruan porselen:


Tidak mudah aus/tergores
Perlekatannya dengan basis secara mekanis, sehingga elemen gigi
tiruan harus mempunyai retensi untuk pelekatnya terhadap basis bentuk

retensi gigi tiruan porselen: undercur, pin, alur


Tidak berubah warna
Tidak dapat diasah
Lebih berat daripada akrilik
Tidak baik dipakai untuk prosesus alveoalris yang datar(resorbsi).

Elemen gigi tiruan logam:


Biasanya dibuat sendiri sesuai dengan ruang protesa yang ada, terutama
untuk gigi posterior yang ruang protesanya sempit.
Estetis kurang baik
Tahan terhadap daya kunyah yang besar/kuat
LAPORAN GTSL TUTORIAL 1

4. Cengkeram
Disebut juga klammer. Cengekram adalah bagian dari gigi tiruan lepas
yang berbentuk bulat/gepeng. Terbuat dari kawat stainless steel/ logam tuang,
yang melingkari/memegang gigi penjangakaran jaringan periodontal sehat,
tidak ada kelainan periapikal, sedapat mungkin tidak goyang.
Syarat-syarat cengkeram gigi tiruan adalah:
I.

Tidak boleh terlalu menekan gigi abutment, karena dapat menimbulkan

II.

rasa nyeri
Ujung jari cengkeram tidak boleh tajam, harus dibelokkan agar tidak

III.

melukai jaringan lunak rongga mulut.


Tidak terdapat lekukan bekas tang pada lengan cengkeram. Hal ini
perlu diperhatikan saat proses manipulasi cengkeram agar dokter
gigi/teknisi yang membuat cengkeram lebih berhati-hati dan tidak

IV.

menggunakan kawat cengkeram yang telah berulang kali dimanipulasi.


Bagian cengkeram yang melewati bidang oklusal gigi tidak boleh
mengganggu oklusi. Oleh karena itu, preparasi gigi abutment harus

V.

diperhatikan.
Jarak bagian jari cengkeram ke servikal gigi untuk cengkeram
paradental yaitu 0,5-1 mm, sedangkan untuk cengkeram gingival yaitu

VI.

1,5-2 mm.
Bagian retensi yang tertanam dalam akrilik harus dibengkokkan.

Macam macam cengkram :


a. Cengkeram Oklusal
Yaitu cengkeram yang digunakan selain dari retensi dan
stabilisasi protesa, juga sebagai alat untuk meneruskan beban kunyah
yang diterima gigi tiruan ke gigi penjangkarannya. Jadi, cengkeram
oklusal harus mempunyai bagian yang melalui bagian oklusal gigi
penjangkaran atau melalui titik kontak antara gigi penjangkaran dengan
gigi tetangganya.
Contohnya :
Cengkeram tiga jari

LAPORAN GTSL TUTORIAL 1

Indikasi : gigi molar dan premolar


Cengkeram dua jari
Berbentuk sama seperti Akers Clasp tetapi tanpa
sandaran, yang bila perlu dapat ditambahkan berupa sandaran
cor.

Cengkeram Jackson
Desain cengkeram ini mulai dari palatal /lingual, terus
ke oklusal di atas titik kontak, turun ke bukal melalui di bawah
lingkaran terbesar, naik lagi ke oklusal di atas titik kontak, turun
ke lingual masuk retensi akrilik
Indikasi : gigi molar, premolar yang mempunyai kontak yang
baik di bagian mesial dan distalnya. Bila gigi penjangkarnya
terlalu cembung, seringkali cengkeram ini sulit masuk pada
waktu pemasangan protesa.

LAPORAN GTSL TUTORIAL 1

Cengkeram Half Jackson


Desainnya dimulai dari bukal terus ke oklusal di atas
titik kontak, turun ke lingual dan terus ke retensi akrilik.
Indikasi : gigi molar dan premolar yang terlalu cembung
sehingga cengkeram Jackson sulit melaluinya pada titik kontak
yang baik diantara 2 gigi.

Cengkeram S
Desain cengkeram ini mulai dari bukal terus ke oklusal
insisal di atas titik kontak, turun ke lingual melalui atas
singulum, kemudian turun ke bawah masuk ke dalam akrilik.
Indikasi : Untuk kaninus rahang atas agar letak cengkeram tidak
mengganggu oklusi.

LAPORAN GTSL TUTORIAL 1

10

Cengkerm rush angker


Desainnya mulai dari oklusal di proksimal (daerah
mesial/distal) teru ke arah lingual ke bawah, masuk dalam
akrilik.
Indikasi : molar, premolar yang mempunyai titik kontak yang
baik.
Fungsi : hanya untuk mneruskan beban kunyah protesa ke gigi
pnjangkaran dan sebagai retensi pada pembuatan splin.

Cengkeram panah
Disebut Panah, karena berbentuk anak panah yang
ditempatkan pada interdental gigi, dan diperuntukkan bagi
anak-anak dimana retensi kurang. Itulah sebabnya cengkeram
ini dipakai untuk protesa sementara selama masa pertumbuhan.

LAPORAN GTSL TUTORIAL 1

11

Cengkeram Adam
Cengkeram ini merupakan Penahan Langsung Ortodontik

Cengkeram Gingival
Yaitu cengkeram yang fungsinya hanya untuk retensi
dan stabilisasi protesa, Jadi, karena tidak berfungsi umtuk
meneruskan beban kunyah yang diterima protesa ke gigi
penjangkaran, maka cengkeram ini tidak mempunyai bagian
yang melalui bagian oklusal gigi penjangkaran.
Contohnya :
Cengkeram Meacock
Cengkeram yang khusus untuk bagian interdental,
terutama pada molar 1 ini, merupakan cengkeram protesa
dukungan jaringan. Dipakai pada anak anak pada masa
petumbuhan, cengkeram ini menambah retensi untuk spoon
denture.

LAPORAN GTSL TUTORIAL 1

12

Cengkeram panah angker


Dikenal sebagai Arrow Anchor Clasp dan merupakan
cengkeram interdental atau proksimal. Tersedia juga dalam
bentuk siap pakai, untuk disoldir pada kerangka atau ditanam
dalam basis.

Cengkeram Penahan Bola


Indikasi pemakaiannya sama seperti pada butir 2, cengkeram ini
sebetulnya disebut Ball Retainer Clasp.

LAPORAN GTSL TUTORIAL 1

13

Cengkeram C
Lengan retentive cengkeram ini seperti cengkeram
Setengah Jackson dengan Standar (pangkal) ditanam dalam
basis.

2. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami klasifikasi dan desain gigi tiruan
Maksud utama pembuatan klasifikasi (penggolongan)untuk rahang yang sebagian
giginya sudah hilang adalah untuk memungkinkan dokter gigi berkomunikasi
sejelas mungkin ,tentang keadaan rongga mulut yang dibuatkan geligi tiruan.Suatu
klasifikasi yang baik akan membantu pengelompokkan gigi geligi yang hilang
termasuk kombinasinya,serta variasi-variasi yang jumlahnya tak terbatas dan
terjadi karena adanya gigi yang dicabut.
Keuntungan tambahan adanya klasifikasi yang baik adalah membantu kita
mempelajari dasar-dasar atau prinsip pembuatan desain geligi tiruan lepasan.desain
geligi tiruan yang baik dan benar dari suatu klas tertentu,dalam banyak hal dapat pula
LAPORAN GTSL TUTORIAL 1

14

diterapkan untuk pembuatan desain protesa lain yang kelasnya serupa,mungkin


dengan sedikit modifikasi..
1. KLASIFIKASI MENURUT BAHANNYA
a) Gigi sebagian lepasan dengan kerangka logam
GTSKL memiliki kualitas mekanik sangat baik dan memberikan
kemungkinan desain denture yang mempertimbangkan kesehatan jaringan
periodonsium gigi abutment, estetis dan kenyamanan pasien. Hasil ini dapat
dicapai dengan membuat desain kerangka sesederhana mungkin, dengan basis
dan konektor major dan minor yang didesain tidak berkontak dengan alveolar
ridge atau palatum secara aproksimal 3 mm dari gigi, untuk mencegah atau
mengurangi efek negatif dari oral hygiene yang buruk.
b) Gigi tiruan sebagian lepasan resin akrilik
Gigi tiruan sebagian lepasan resin akrilik secara normal tidak
digunakan untuk lebih dari beberapa bulan, karena gigi tiruan jenis ini
memiliki kualitas mekanik yang buruk, lebih tidak nyaman digunakan, dan
kondusif bagi oral hygiene yang buruk, namun gigi tiruan jenis ini banyak
digunakan, khususnya pada prostodontik geriatri, karena relatif tidak mahal
dan mudah dimodifikasi.Perawatan dengan gigi tiruan sebagian lepasan resin
akrilik diindikasikan pada pasien lanjut usia dengan gigi yang jaringan
periodonsiumnya.

relatif

masih

sehat,

dalam

bentuk

gigi

tiruan

sementara.Penggunaan gigi tiruan sementara ini membantu pasien untuk


beradaptasi dengan gigi tiruan penuh nantinya dan gigi tiruan sementara sering
dapat dengan mudah ditansformasikan menjadi gigi tiruan penuh.
Ketika perawatan dengan gigi tiruan sebagian lepasan dengan kerangka
logam terhambat karena alasan keuangan, gigi tiruan sebagian lepasan resin
akrilik sering menjadi alternatif yang lebih baik daripada gigi tiruan penuh jika
pasien tidak memiliki masalah fungsional.

No
1
2
3
4
5
6
7

Proses pembuatan
Kekuatan
Penghantar panas
Menyerap air
Perubahan warna
Luas basis
Biaya

LAPORAN GTSL TUTORIAL 1

Akrilik
Mudah
Kurang
Kurang
Dapat
Dapat
Luas/lebar
Murah

logam
Sukar
Kuat
Baik
Tidak dapat
Tidak dapat
Tak luas
mahal
15

KLASIFIKASI BERDASARKAN JARINGAN PENDUKUNG GIGI


Pembagian gigi tiruan sebagian berdasarkan dukungannya menurut Osborne
dan Lammie (1974)
a. Tooth-borne (paradontal) jika semua gaya oklusal didukung oleh gigi-gigi
penyangga yang membatasi daerah tak bergigi.
b. Mucosa-borne (gingival) bila dukungan berasal dari jaringan lunak dan tulang yang
berada di bawahnya.
c. Kombinasi tooth-mucosa-borne yaitu apabila dukungan diperoleh dari gigi dan
jaringan lunak serta tulang
KLASIFIKASI BERDASARKAN TEKNIK PEMASANGAN
1. Konvensional yaitu gigi tiruan yang dibuat dan dipasang setelah luka pencabutan
sembuh.
2. Immadiate yaitu gigi tiruan yang dibuat sebelum pencabutan dan segera dipasang
setelah pencabutan
KLASIFIKASI BERDASARKAN GIGI YANG HILANG / SADLE
a. KLASIFIKASI KENNEDY
Kelas I : daerah tak bergigi terletak di bagian posterior dari gigi yang
masih ada dan berada pada ke dua sisi rahang (bilateral).
Kelas II : daerah tak bergigi terletak di bagian posterior dari gigi yang
masih ada, tetapi berada hanya pada salah satu sisi rahang saja
(unilateral).
Kelas III : daerah tak bergigi terletak di antara gigi-gigi yang masih ada
di bagian posterior maupun anteriornya dan unilateral.
Kelas IV : daerah tak bergigi terletak pada bagian anterior dari gigi-gigi
yang masih ada dan melewati garis tengah rahang.
KLASIFIKASI MENURUT APPLEGATE-KENNEDY

LAPORAN GTSL TUTORIAL 1

16

o Kelas I : daerah tak bergigi berupa sadel berujung bebas (free end) pada kedua sisi
(Kelas I ennedy).Keadaan ini sering dijumpai pada rahang bawah dan biasanya telah
beberapa tahun kehilangan gigi.

o Kelas II : Daerah tak bergigi sama seperti Kelas II Kennedy. Kelas ini sering tidak
diperhatikan pasien

o Kelas III : keadaan tak bergigi paradental dengan dua gigi tetangganya tidak lagi
mamapu memberikan dukungan pada protesa secara keseluruhan.

o Kelas IV : daerah tak bergigi sama dengan Kelas IV Kennedy.

LAPORAN GTSL TUTORIAL 1

17

o Kelas V

: daerah dengan sadel tertutup dan gigi tetangga bagian depan tidak kuat

menerima dukungan. Indikasi protesanya berupa protesa lepasan dua sisi.

o Kelas VI : daerah dengan sadel tertutup dan kedua gigi tetangganya kuat. Indikasi
protesanya berupa protesa cekat atau lepasan, satu sisi dan dukungan dari gigi.

KLASIFIKASI MENURUT SWENSON


Kalsifikasi ini hamper sama dengan klasifikasi kennedy tetapi hanya
dibalikkan saja antara kelas 1 kennedy = kelas 2 soelarko dan kelas 2 kennedy=
kelas 1 soelarko sedangkan kelas 3 dan kelas 4

LAPORAN GTSL TUTORIAL 1

18

KLASIFIKASI BERDASARKAN LETAK CANGKOLAN


MENURUT MILLER
a) Klas I Ada dua cangkolan yang lurus berhadapan dan tegak lurus median line
b) Klas II Ada dua cangkolan yang letaknya diagonal
Klas III Ada tiga cangkolan yang membentuk segitiga di tengah prothesa bila
dihubungan dengan garis.
c) Klas IV Ada empat cangkolan yang membentuk segi empat di tengah prothesa
bila dihubungan dengan garis.
MENURUT Cummer
Klas I Diagonal, yang menggunakan 2 buah cangkolan berhadapan diagonal
Klas II Diametric, yang menggunakan 2 cangkolan yang berhadapan tegak
lurus
Klas III Unilateral, cangkolan terletak pada satu sisi rahang
Klas IV Multilateral, cangkolan dapat berupa segitiga maupun segiempat.

Desain GTSL menurut skenario

LAPORAN GTSL TUTORIAL 1

19

Pada rahang atas perluasan plat (basis) hingga M1, diberi oklusal rest pada gigi 13.
Sedangkan cangkolan yang digunakan yakni cangkolan jackson pada gigi 16 dan 25. Pada
rahang bawah oklusal rest diletakkan pada 33, menggunkan cengkram jackson pada gigi 45
3. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami pembuatan GTSL
Prosedur klinis dalam pembuatan GTSL resin akrilik.
a) Pemeriksaan

intraoral

berupa

pemeriksaan

klinis

lengkap

dan

evaluasiradiografi untuk menetapkan jaringan keras dan lunak sebagai


pendukung

dan

diagnosa

kondisi

intraoral.

Juga

dianalisa

apakah

membutuhkan perawatan pendahuluan atau tidak.

LAPORAN GTSL TUTORIAL 1

20

b) Model diagnostik : dibuat dengan bahan cetak hidrokoloid ireversibel. Model


diagnostik sebagai bagian dari data pasien yang merepresentatifkan kondisi
pasien saat itu. Model tambahan harus dibuat sebagai master cast untuk teknisi
dental laboratorium yang akan digunakan untuk membuata protesa.
c) Desain GTSL : desain dan bahan dapat didiskusikan antara dokter gigi dan
teknisi laboratorium.
d) Evaluasi protesa: dokter gigi harus mengevaluasi gigi tiruan yang berhubungan
dengan desain dan kualitas dianggap cukup baik, selesai pengerjaannya dan
telah dipoles. Pada protesa lain harus diinspeksi dibawah magnifikasi untuk
mengidentifikasi adanya nodul atau daerah yang tajam akan membuat rasa
tidak nyama dan mengganggu saat diinsersikan di rongga mulut.
e) Penyesuaian intraoral : setelah inspeksi awal, gunakan disclosing medium
misalnya dengan pressure indicator paste untuk mengidentifikasi apakah
protesa menekan jaringan keras dan jaringan lunak pendukung.
f) Penyesuaian oklusal : evaluasi oklusi pasien dan sesuaikan dengan articulating
paper untuk menandai area yang perlu dihaluskan.
g) Pemeliharaan kebersihan rongga mulut dan edukasi pasien : rencana preventif
kedokteran gigi dan edukasi pasien dalam merawat rongga mulut, sebagaimana
pemeliharaan protesa, yang merupakan bagian dari perawatan gigi tiruan.
h) Perawatan post insersi dan perawatan jangka panjang : lakukan evaluasi pada
pasien dalam 24 jam setelah penempatan protesa untuk memastikan
kenyamanan dan fungsional bagi pasien. (Jones dan Garcia, 2009)
Prosedur secara laboratoris:
a

Desain GTSL : desain GTSL akrilik termasuk penggunaan penahan


langsung atau clasp seperti adaptasi wrought wire atau cast wire untuk
mendukung gigi asli atau penggunaan ball clasp, yang secara teknik sebagai
penahan retenstif dan, apabila diposisikan diatas permukaan oklusal gigi

asli, akan mencegah displacement vertikal terhadap rest.


Menghilangkan stone teeth : hal ini hanya jika salah satu adalah konstruksi
immediate transitional removable partial denture.

LAPORAN GTSL TUTORIAL 1

21

Gb. stone teeth dihilangkan dari


model. (Jones dan Garcia, 2009)

Preparasi daerah ekstraksi : master cast dibutuhkan untuk rencana ektraksi


gigi guna immediate transitional partial denture. Daerah preparasi pada
master cast sangat penting uttuk menentukan adaptasi baik pada protesa
akhir.

Gb. gigi yang dihilangkan dari


master cast telah selesai dilakukan.
Pemilihan gigi protesa
: pemilihan
(Jones
dan Garcia,ukuran,
2009) bentuk, dan kontur gigi protesa

untuk mencapai estetik yang baik pada pasien.


Pembuatan khusus dari gigi protesa : frekuensi basis untuk rekontur gigi
protesa untuk memperbaiki tampak luar gigi protesa dan menyamakan

bentuk dan pebandingan kontur terhadap gigi asli yang tersisa.


Memilih clasp : wrought wire atau ball clasp dengan ukuran kecil biasanya

digunakan untuk penahan langsung gigi tiruan pada gigi asli yang tersisa.
Blockout model : master cast dilakukan blockout pada undercut jaringan
lunak dan jaringan keras spesifik untuk mencegah resin akrilik dari locking
ke undercut dan komplikasi insersi protesa.

LAPORAN GTSL TUTORIAL 1

22

Gb. teknisi laboratoris melakukan block


out
daerah
undercut
sepanjang
permukaan lingual untuk pemrosesan
Pemrosesan resin
: bahan(Jones
terbaru
digunakan
resin akrilik.
dandapat
Garcia,
2009) dalam pembuatan semua

protesa resin dan untuk menghilangkan pertahanan penggunaan teknik


konvensional. Teknik laborat konvensional dapat digunakan, seperti resun
akrilik yang di curing dengan chemical cure dan diatur dalam pressure pot
atau heta cure dalam sebuah flask mengunakan air mendidih dan proses
i

herat-curing tradisional.
Laboratory remount : dilakukan remounting cast dengan protesa untuk
memproses dan memperbaiki kesalahan laboratoris, prosedur remounting

laboratoris akan membantu mengurangi waktu kunjungan pasien.


Penyelesaian protesa : bahan resin akrilik harus diselesaikan dan dipoles
yang akan memberi kualiatas pada protesa. Prosedur laboratoris digunakan
untuk penyelesaian dan pemolesan protesa sehingga menghasilkan

permukaan yang halus dan berkilau untuk pasien. (Jones dan Garcia, 2009)
4. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami tahapan survei GTSLMelakukan
survei
Menggunakan alat surveyor. Surveyor pertama kali dikenalkan pada
tahun 1918. Surveyor ini memiliki lengan arah vertical yang
memungkinkan berkontak dengan gigi dan ridge dari dental cast, hal
ini memungkinkan surveyor untuk dapat mengidentifikasi permukaan
parallel dan titik kontur maksimal. Survey ini bertujuan untuk
menghasilkan

design

yang

berfungsi

sebagai

petunjuk

untuk

memutuskan perawatan pre-prostetik. (Davenport dan Basker, 2000)

LAPORAN GTSL TUTORIAL 1

23

gb 1. Surveyor
Komponen dalam surveyor
1

Analysing rod
Analyzing rod ini diletakkan pada gigi dan ridge selama analisis awal dari model
kerja untuk mengidentifikasi area undercut dan untuk menentukan kesejajaran
permukaan tanpa menandai di cetakan/cast. (Davenport dan Basker, 2000)

gb 2. Analysing rod
2

Graphite marker
Graphite marker digerakkan di sekitar gigi dan sepanjang alveolar ridge untuk
mengidentifikasi dan menandai posisi maksimum convexity atau garis survey yang
memisahkan daerah non-undercut dan daerah undercut. Ketika melakukan survey
ke gigi, ujung graphite marker harus satu level dengan margin gingiva, sehingga
sisi dari graphite marker dapat menandai di permukaan gigi. (Davenport dan
Basker, 2000)

LAPORAN GTSL TUTORIAL 1

24

gb 3. Graphite marker
3

Undercut gauge
Undercut gauge ini menyediakan pengukuran kea rah horizontal undercut.
Undercut gauge ini tersedia dalam beberapa ukuran yaitu 0.25 mm, 0.5 mm, dan
0.75 mm. Tujuannya adalah untuk mendapatkan tempat yang tepat untuk retentive
clasp arm.

gb 4. Undercut gauge
4

Trimming knife
Alat ini digunakan untuk mengeliminasi undercut yang tidak diinginkan pada
master cast. Caranya malam ditambahkan pada daerah undercut yang tidak
diinginkan dan kemudian kelebihan wax dihilangkan dengan trimmer, sehingga
permukaan yang sudah dimodifikasi sejajar dengan path insersi

yang dipilih.

Duplikat cast kemudian dibuat pada GTSL yang akan dibuat. (Davenport dan
Basker, 2000)

LAPORAN GTSL TUTORIAL 1

25

gb 5. Trimming knife
Langkah-langkah survey :
1

Penilaian pendahuluan secara visual dari model study


Cast dipegang di tangan dan diinspeksi dari atas. Dilihat bentuk umum, susunan gigi,
dan ridge.

Survey awal
Cast diposisikan horizontal dengan bidang oklusal. Gigi dan ridge kemudian disurvey
untuk mengidentifikasi daerah undercut yang mungkin digunakan untuk menyediakan
retensi dalam hubungannya terhadap arah displacement. Posisi garis survey dan variasi
di sepanjang horizontal undercut berhubungan dengan garis survey harus dicatat.
Jumlah dari undercut dapat dinilai dari unkuran triangle of light antara marker dan
bagian servikal gigi atau diukur menggunakan undercut gauge. Penilaian ini dapat
digunakan untuk menentukan apakah undercut itu dapat digunakan untuk retensi yang
memadai atau tidak. (Davenport dan Basker, 2000)

LAPORAN GTSL TUTORIAL 1

26

Analisis
GTSL dapat didesai pada cast yang telah disurvey terhadap bidang horizontal oklusal.
Akan tetapi terdapat perbedaan ketika tilting cast diindikasikan sehingga arah
pemasangan dan displacement berbeda. Sebelum diputuskan apakah cast harus
ditilting untuk survey akhir, graphite marker di surveyor diganti terlebih dahulu
dengan analyzing rod sehingga berbagai variasi posisi yang ditentukan tidak tertandai
di gigi. Analisis selanjutnya dilanjutkan dengan berbagai aspek, satu atau lebih yang
mungkin sesuai survey akhir yang berhubungan dengan penampilan, interferensi dan
retensi. (Davenport dan Basker, 2000)

Survey akhir
Setalah cast ditilting, analyzing rod diganti dengan marker dengan warna yang
berbeda dari sebelumnya. Kemudian disurvey sehingga didapatkan dua garis survey
yang bersilangan satu sama lain. Untuk mendapatkan retensi yang maksimum erlu
pemahamam cara meletakkan clasp dengan hubungan kedua garis survey. Garis survey
hasil dari tilting berhubungan dengan arah insersi dan penarikan. Sedangkan garis
survey hasil dari posisi horizontal berhubungan dengan arah displacement. (Davenport
dan Basker, 2000)

LAPORAN GTSL TUTORIAL 1

27

Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami retensi dan stabilisasi GTSL


Retensi adalah suatu kemampuan gigi tiruan untuk bertahan pada
kedudukannya terhadap daya yang arahnya berlawanan dengan arah pasang gigi.

Retensi gigi tiruan dapat diperoleh dengan cara:


a. Retensi fisiologis, diperoleh dari retensi yang erat antara basis gigi tiruan dengan
membrana mukosa di bawahnya.
b. Retensi mekanik, diperoleh dari bagian gigi tiruan yang bergesekan dengan struktur
anatomi gigi dalam rongga mulut. Retensi ini terutama diperoleh dari lengan
cengkeram yang menempati gigi abutment
Faktor yang mempengaruhi retensi gigi tiruan adalah :

Kualitas klamer
Oklusal rest
Kontur
Landasan denture
Oklusi
Adhesi
Tekanan atmosfer
Surface tension

Stabilisasi adalah suatu kemampuan gigi tiruan untuk bertahan pada kedudukannya terhadap
daya yang dapat merubah kedudukannya. Stabilisasi gigi tiruan dapat dilihat saat dalam
keadaan berfungsi., misalnya saat mastikasi. Pemeriksaan stabilisasi gigi tiruan dilakukan
dengan cara menekan tepi gigi tiruan bagian depan dan belakang secara bergantian. Gigi
tiruan tidak boleh menunjukkan pergeseran saat dilakukan pemeriksaan ini. Untuk
mendapatkan stagnansi gigi tiruan, dapat ditentukan oleh titik-titik sandaran yang harus
meliputi luas permukaan yang sebesar-besarnya agar beban yang diterima protesa setiap
unitnya bisa diperkecil
Faktor yang mempengaruhi stabilisasi gigi tiruan adalah :
Otot-otot mastikasi
Proses mastikasi
c. Berbicara Adaptasi yang baik antara gigi tiruan dengan mukosa mulut. Ketepatan
kontak antara basis gigi tiruan denganmukosa mulut, tergantung dari efektivitas gayagaya fisik dari adhesi dan kohesi, yang bersama-sama dikenalsebagai adhesi selektif
d. Perluasan basis gigi tiruan yang menempel pada mukosa (fitting surface). Retensi gigi
tiruan berbandinglangsung dengan luas daerah yang ditutupi oleh basis gigi tiruan.

LAPORAN GTSL TUTORIAL 1

28

LAPORAN GTSL TUTORIAL 1

29

Daftar Pustaka
1. Bakar, Abu. 2012. Kedokteran Gigi Klinis edisi 2. Yogyakarta : penerbit Quantum
Sinergis Media
2. Basker RM, Davenport JC, Tomlin HR. Perawatan prostodontik bagi pasien tak
bergigi. Alih Bahasa. Titi S. Soebekti, Hazmia Arsil. Edisi 3. Jakarta: EGC; 1996. h. 12, 216-8
3. Jones, John D., Lily T. Garcia. 2009. Removable Partial Dentures : A Clinicians
Guide. USA : Wiley-Blackwell
4. Gunadi, Haryanto A. dkk.1991.BUKU AJAR ILMU GELIGI TIRUAN SEBAGIAN
LEPASAN.Jakarta : Hipokrates
5. Academy of Prosthodontics, The Glossary of Prosthodontic Terms, Academy of
Prosthodontics, Mosby, 1999.
6. B. Carr Alan, Mc. Givney Glen P., Brown David T, Mc, 2005. Crackens Removable
Partial Prosthodontics, Universitas Michigan, Mosby.
7. Be Kien Nio, 1987. Preventive Dentisry Untuk Sekolah Pengatur Rawat Gigi, YKGI,
Bandung.
8. Komfeld M. Mouth Rehabilitation Clinical and Laboratory Procedures. Mosby
Company, St. Louis, 1974.
9. Rahmadhan, A.G., 2010, Serba Serbi Kesehatan Gigi dan Mulut, PT. Bukune, Jakarta.
10. Widiarti, T., 2010, Penggunaan Gigi Tiruan Sebagian Lepasan Akrilik sebagai Salah
Satu Upaya Penanggulangan Fungsi Pengunyahan, Skripsi, Jurusan Keperawatan
Gigi, Politeknik Kesehatan Tasikmalaya.

LAPORAN GTSL TUTORIAL 1

30

Anda mungkin juga menyukai