Seorang pasien perempuan usia 42 tahun yang berprofesi sebagai pegawai ingin
dibuatkan gigi tiruan. Pasien belum pernah memakai gigi tiruan. Kesehatan umum baik.
Pemeriksaan intraoral gigi 11,12,34,35,36 hilang. Ada oklusi. OH penderita bagus. Kemudian
dokter gigi melakukan rencana perawatan dengan membuatkan gigi tiruan sebagian lepasan
menggunakan anasir akrilik. Setelah itu, pada kunjungan berikutnya melakukan cetak anatomi
dan setelah menjadi model study, dokter gigi membuat desain dengan menggunakan
klasifikasi Kennedy dan melakukan survei.
STEP 1
1. Survei : prosedur diagnosis yang dapat menganalisis hubungan dimensional antara
jaringan keras dan jaringan lunak rongga mulut untuk kontur ketinggian dan posisi
gigi tiruan lepasan.
2. Klasifikasi Kennedy : terbagi 4 klasifikasi
(i) Bagian posterior tidak ada gigi (bilateral)
(ii) Bagian posterior tidak ada gigi satu sisi saja
(unilateral)
(iii) Tidak ada gigi diantara gigi posterior
(iv) Gigi bagian anterior hilang melibatkan midline
: yang dimaksud adalah minimal ada 3 gigi pada tiap regio sehingga
5.
6.
7.
8.
9.
STEP 3
LAPORAN GTSL TUTORIAL 1
1. Indikasi GTSL :
a) Adanya satu atau beberapa gigi yang hilang
b) Gigi yang masih ada dalam kondisi baikbisa digunakan sebagai gigi penyangga
c) OH pasien baik
d) Pasien kooperatif
e) Kondisi tulang alveolar baik ( tidak terjadi resobsi lebih dari 1/3 tulang)
Kontraindikasi GTSL :
a) OH paien buruk
b) Psien non kooperatif
c) Memiliki penyakit sistemik berupa epilepsi dan diabetes melitus yang tidak
terkontrol
Bila memiliki epilepsi ditakutkan apabila kambuh bisa tertelan, dan diabetes
tidak terkontrol menyebabkan OH pasien sangat buruk, mudah iritasi dan
mudah terjadi kegoyangan pada gigi penyangga.
d) Alergi terhadap bahan basis GTSL
2. Pengaruh ada oklusi terhadap pembuatan GTSL
Yakni untuk mengetahui hubungan relasi yang tepat antara RA dan RB sebagai
patokan pembuatan GTSL selain itu adanya oklusi dapat mengetahui dimensi vertikal
pada RM pasien untuk hitungannya adalah rest posisi dikurangi dengan free way
space.
3. Apa saja pertimbangan drg memakai anasir/basis akrilik GTSL pasien?
Warna sesuai dengan gingiva sehat
Ringan jika dipakai
Teknik pembuatan mudah (mudah dibentuk dengan selective grinding)
Pasien tidak memiliki riwayat alergi dengan resin akrilik
4. Hal apa saja yang menjadi hambatan ketika GTSL diinsersikan dalam RM pasien
mengingat pasien belum pernah memakai gigi tiruan sebagian lepasan?
a. Menimbulkan ketidaknyamanan pada pasien meliputi rasa mual, sakit pada
daerah penyangga, ngilu, iritasi, sariawan, dll.
b. Adaptasi RM paien terhadap GTSL lama sehingga perlu diinstruksikan
memakai GTSL terus menerus dan menjaga oral hygine
c. Memperhatikan riwayat alergi pasien
5. Bagaimana desain GTSL dan klasifikasi Kennedy?
Jawaban di LO
6. Bagaimana cara melakukan survei? Apa tujuan dilakukan survei?
Evaluasi bidang bimbing dengan cara mencari permukaan proximal gigi yang
sejajar.
Evaluasi daerah retensi
Evaluasi masalah hambatan
Evaluasi estetika
Tujuan : untuk mengetahui kontur, posisi, bentuk GTSL yang akan dibuat.
LAPORAN GTSL TUTORIAL 1
l.
m.
n.
o.
p.
malam merah
Pemasangan model kerja pada artikulator
Penyusunan gigi tiruan
Diulangi kembali step e-i
Insersi pada pasien untuk mengetahui retensi dan stabilisasi
Cek oklusi dengan artikulating paper, bila ada tanda penebalan warna dapat
di grinding daerah gigi yang bersangkutan agar mencapai posisi oklusi
yang tepat
keduanya
Mementukan macam retainer gigi dan mukosa
Menentukan konektor konektor utama sebagai penyaluran daya kunyah
sedangkan konektor minor sebagai bagian GTSL yang menghubungkan
STEP 4 ( MAPPING)
Partial edentulous
GTSL
Bagian
Tahapan
desain
Klasifikasi
prosedur
Indikator Keberhasilan
LO
1. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami bagian-bagian GTSL
2. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami klasifikasi dan desain GTSL
berdasarkan skenario
3. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami tahapan pembuatan GTSL
4. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami tahapan survei
5. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami retensi dan stabilisasi GTSL
STEP 7
2.
Sadel
Adalah bagian dari gigi tiruan yang menutupi mukosa di atas prosesus
alveolaris dan mendukung elemen gigi tiruan. Bila sadel letaknya: a. Antara
gigi asli diseut bounded saddle b. Posterior dari gigi asli disebut free end
saddle
yang kuat
Perlekatannya dengan basis merupakan persenyawaaan kimia, karena
bahannya sama
Dapat berubah warna
Mudah tergores
Mudah dibentuk/diperkecil sesuai dengan ruangan
Lebih ringan dibanding gigi tiruan yang dari porselen dan logam
Dapat diasah dan dipoles Karena sifat mudah aus, baik sekali dipakai
untuk prosesus alvolaris yang datar
4. Cengkeram
Disebut juga klammer. Cengekram adalah bagian dari gigi tiruan lepas
yang berbentuk bulat/gepeng. Terbuat dari kawat stainless steel/ logam tuang,
yang melingkari/memegang gigi penjangakaran jaringan periodontal sehat,
tidak ada kelainan periapikal, sedapat mungkin tidak goyang.
Syarat-syarat cengkeram gigi tiruan adalah:
I.
II.
rasa nyeri
Ujung jari cengkeram tidak boleh tajam, harus dibelokkan agar tidak
III.
IV.
V.
diperhatikan.
Jarak bagian jari cengkeram ke servikal gigi untuk cengkeram
paradental yaitu 0,5-1 mm, sedangkan untuk cengkeram gingival yaitu
VI.
1,5-2 mm.
Bagian retensi yang tertanam dalam akrilik harus dibengkokkan.
Cengkeram Jackson
Desain cengkeram ini mulai dari palatal /lingual, terus
ke oklusal di atas titik kontak, turun ke bukal melalui di bawah
lingkaran terbesar, naik lagi ke oklusal di atas titik kontak, turun
ke lingual masuk retensi akrilik
Indikasi : gigi molar, premolar yang mempunyai kontak yang
baik di bagian mesial dan distalnya. Bila gigi penjangkarnya
terlalu cembung, seringkali cengkeram ini sulit masuk pada
waktu pemasangan protesa.
Cengkeram S
Desain cengkeram ini mulai dari bukal terus ke oklusal
insisal di atas titik kontak, turun ke lingual melalui atas
singulum, kemudian turun ke bawah masuk ke dalam akrilik.
Indikasi : Untuk kaninus rahang atas agar letak cengkeram tidak
mengganggu oklusi.
10
Cengkeram panah
Disebut Panah, karena berbentuk anak panah yang
ditempatkan pada interdental gigi, dan diperuntukkan bagi
anak-anak dimana retensi kurang. Itulah sebabnya cengkeram
ini dipakai untuk protesa sementara selama masa pertumbuhan.
11
Cengkeram Adam
Cengkeram ini merupakan Penahan Langsung Ortodontik
Cengkeram Gingival
Yaitu cengkeram yang fungsinya hanya untuk retensi
dan stabilisasi protesa, Jadi, karena tidak berfungsi umtuk
meneruskan beban kunyah yang diterima protesa ke gigi
penjangkaran, maka cengkeram ini tidak mempunyai bagian
yang melalui bagian oklusal gigi penjangkaran.
Contohnya :
Cengkeram Meacock
Cengkeram yang khusus untuk bagian interdental,
terutama pada molar 1 ini, merupakan cengkeram protesa
dukungan jaringan. Dipakai pada anak anak pada masa
petumbuhan, cengkeram ini menambah retensi untuk spoon
denture.
12
13
Cengkeram C
Lengan retentive cengkeram ini seperti cengkeram
Setengah Jackson dengan Standar (pangkal) ditanam dalam
basis.
2. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami klasifikasi dan desain gigi tiruan
Maksud utama pembuatan klasifikasi (penggolongan)untuk rahang yang sebagian
giginya sudah hilang adalah untuk memungkinkan dokter gigi berkomunikasi
sejelas mungkin ,tentang keadaan rongga mulut yang dibuatkan geligi tiruan.Suatu
klasifikasi yang baik akan membantu pengelompokkan gigi geligi yang hilang
termasuk kombinasinya,serta variasi-variasi yang jumlahnya tak terbatas dan
terjadi karena adanya gigi yang dicabut.
Keuntungan tambahan adanya klasifikasi yang baik adalah membantu kita
mempelajari dasar-dasar atau prinsip pembuatan desain geligi tiruan lepasan.desain
geligi tiruan yang baik dan benar dari suatu klas tertentu,dalam banyak hal dapat pula
LAPORAN GTSL TUTORIAL 1
14
relatif
masih
sehat,
dalam
bentuk
gigi
tiruan
No
1
2
3
4
5
6
7
Proses pembuatan
Kekuatan
Penghantar panas
Menyerap air
Perubahan warna
Luas basis
Biaya
Akrilik
Mudah
Kurang
Kurang
Dapat
Dapat
Luas/lebar
Murah
logam
Sukar
Kuat
Baik
Tidak dapat
Tidak dapat
Tak luas
mahal
15
16
o Kelas I : daerah tak bergigi berupa sadel berujung bebas (free end) pada kedua sisi
(Kelas I ennedy).Keadaan ini sering dijumpai pada rahang bawah dan biasanya telah
beberapa tahun kehilangan gigi.
o Kelas II : Daerah tak bergigi sama seperti Kelas II Kennedy. Kelas ini sering tidak
diperhatikan pasien
o Kelas III : keadaan tak bergigi paradental dengan dua gigi tetangganya tidak lagi
mamapu memberikan dukungan pada protesa secara keseluruhan.
17
o Kelas V
: daerah dengan sadel tertutup dan gigi tetangga bagian depan tidak kuat
o Kelas VI : daerah dengan sadel tertutup dan kedua gigi tetangganya kuat. Indikasi
protesanya berupa protesa cekat atau lepasan, satu sisi dan dukungan dari gigi.
18
19
Pada rahang atas perluasan plat (basis) hingga M1, diberi oklusal rest pada gigi 13.
Sedangkan cangkolan yang digunakan yakni cangkolan jackson pada gigi 16 dan 25. Pada
rahang bawah oklusal rest diletakkan pada 33, menggunkan cengkram jackson pada gigi 45
3. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami pembuatan GTSL
Prosedur klinis dalam pembuatan GTSL resin akrilik.
a) Pemeriksaan
intraoral
berupa
pemeriksaan
klinis
lengkap
dan
dan
diagnosa
kondisi
intraoral.
Juga
dianalisa
apakah
20
21
digunakan untuk penahan langsung gigi tiruan pada gigi asli yang tersisa.
Blockout model : master cast dilakukan blockout pada undercut jaringan
lunak dan jaringan keras spesifik untuk mencegah resin akrilik dari locking
ke undercut dan komplikasi insersi protesa.
22
herat-curing tradisional.
Laboratory remount : dilakukan remounting cast dengan protesa untuk
memproses dan memperbaiki kesalahan laboratoris, prosedur remounting
permukaan yang halus dan berkilau untuk pasien. (Jones dan Garcia, 2009)
4. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami tahapan survei GTSLMelakukan
survei
Menggunakan alat surveyor. Surveyor pertama kali dikenalkan pada
tahun 1918. Surveyor ini memiliki lengan arah vertical yang
memungkinkan berkontak dengan gigi dan ridge dari dental cast, hal
ini memungkinkan surveyor untuk dapat mengidentifikasi permukaan
parallel dan titik kontur maksimal. Survey ini bertujuan untuk
menghasilkan
design
yang
berfungsi
sebagai
petunjuk
untuk
23
gb 1. Surveyor
Komponen dalam surveyor
1
Analysing rod
Analyzing rod ini diletakkan pada gigi dan ridge selama analisis awal dari model
kerja untuk mengidentifikasi area undercut dan untuk menentukan kesejajaran
permukaan tanpa menandai di cetakan/cast. (Davenport dan Basker, 2000)
gb 2. Analysing rod
2
Graphite marker
Graphite marker digerakkan di sekitar gigi dan sepanjang alveolar ridge untuk
mengidentifikasi dan menandai posisi maksimum convexity atau garis survey yang
memisahkan daerah non-undercut dan daerah undercut. Ketika melakukan survey
ke gigi, ujung graphite marker harus satu level dengan margin gingiva, sehingga
sisi dari graphite marker dapat menandai di permukaan gigi. (Davenport dan
Basker, 2000)
24
gb 3. Graphite marker
3
Undercut gauge
Undercut gauge ini menyediakan pengukuran kea rah horizontal undercut.
Undercut gauge ini tersedia dalam beberapa ukuran yaitu 0.25 mm, 0.5 mm, dan
0.75 mm. Tujuannya adalah untuk mendapatkan tempat yang tepat untuk retentive
clasp arm.
gb 4. Undercut gauge
4
Trimming knife
Alat ini digunakan untuk mengeliminasi undercut yang tidak diinginkan pada
master cast. Caranya malam ditambahkan pada daerah undercut yang tidak
diinginkan dan kemudian kelebihan wax dihilangkan dengan trimmer, sehingga
permukaan yang sudah dimodifikasi sejajar dengan path insersi
yang dipilih.
Duplikat cast kemudian dibuat pada GTSL yang akan dibuat. (Davenport dan
Basker, 2000)
25
gb 5. Trimming knife
Langkah-langkah survey :
1
Survey awal
Cast diposisikan horizontal dengan bidang oklusal. Gigi dan ridge kemudian disurvey
untuk mengidentifikasi daerah undercut yang mungkin digunakan untuk menyediakan
retensi dalam hubungannya terhadap arah displacement. Posisi garis survey dan variasi
di sepanjang horizontal undercut berhubungan dengan garis survey harus dicatat.
Jumlah dari undercut dapat dinilai dari unkuran triangle of light antara marker dan
bagian servikal gigi atau diukur menggunakan undercut gauge. Penilaian ini dapat
digunakan untuk menentukan apakah undercut itu dapat digunakan untuk retensi yang
memadai atau tidak. (Davenport dan Basker, 2000)
26
Analisis
GTSL dapat didesai pada cast yang telah disurvey terhadap bidang horizontal oklusal.
Akan tetapi terdapat perbedaan ketika tilting cast diindikasikan sehingga arah
pemasangan dan displacement berbeda. Sebelum diputuskan apakah cast harus
ditilting untuk survey akhir, graphite marker di surveyor diganti terlebih dahulu
dengan analyzing rod sehingga berbagai variasi posisi yang ditentukan tidak tertandai
di gigi. Analisis selanjutnya dilanjutkan dengan berbagai aspek, satu atau lebih yang
mungkin sesuai survey akhir yang berhubungan dengan penampilan, interferensi dan
retensi. (Davenport dan Basker, 2000)
Survey akhir
Setalah cast ditilting, analyzing rod diganti dengan marker dengan warna yang
berbeda dari sebelumnya. Kemudian disurvey sehingga didapatkan dua garis survey
yang bersilangan satu sama lain. Untuk mendapatkan retensi yang maksimum erlu
pemahamam cara meletakkan clasp dengan hubungan kedua garis survey. Garis survey
hasil dari tilting berhubungan dengan arah insersi dan penarikan. Sedangkan garis
survey hasil dari posisi horizontal berhubungan dengan arah displacement. (Davenport
dan Basker, 2000)
27
Kualitas klamer
Oklusal rest
Kontur
Landasan denture
Oklusi
Adhesi
Tekanan atmosfer
Surface tension
Stabilisasi adalah suatu kemampuan gigi tiruan untuk bertahan pada kedudukannya terhadap
daya yang dapat merubah kedudukannya. Stabilisasi gigi tiruan dapat dilihat saat dalam
keadaan berfungsi., misalnya saat mastikasi. Pemeriksaan stabilisasi gigi tiruan dilakukan
dengan cara menekan tepi gigi tiruan bagian depan dan belakang secara bergantian. Gigi
tiruan tidak boleh menunjukkan pergeseran saat dilakukan pemeriksaan ini. Untuk
mendapatkan stagnansi gigi tiruan, dapat ditentukan oleh titik-titik sandaran yang harus
meliputi luas permukaan yang sebesar-besarnya agar beban yang diterima protesa setiap
unitnya bisa diperkecil
Faktor yang mempengaruhi stabilisasi gigi tiruan adalah :
Otot-otot mastikasi
Proses mastikasi
c. Berbicara Adaptasi yang baik antara gigi tiruan dengan mukosa mulut. Ketepatan
kontak antara basis gigi tiruan denganmukosa mulut, tergantung dari efektivitas gayagaya fisik dari adhesi dan kohesi, yang bersama-sama dikenalsebagai adhesi selektif
d. Perluasan basis gigi tiruan yang menempel pada mukosa (fitting surface). Retensi gigi
tiruan berbandinglangsung dengan luas daerah yang ditutupi oleh basis gigi tiruan.
28
29
Daftar Pustaka
1. Bakar, Abu. 2012. Kedokteran Gigi Klinis edisi 2. Yogyakarta : penerbit Quantum
Sinergis Media
2. Basker RM, Davenport JC, Tomlin HR. Perawatan prostodontik bagi pasien tak
bergigi. Alih Bahasa. Titi S. Soebekti, Hazmia Arsil. Edisi 3. Jakarta: EGC; 1996. h. 12, 216-8
3. Jones, John D., Lily T. Garcia. 2009. Removable Partial Dentures : A Clinicians
Guide. USA : Wiley-Blackwell
4. Gunadi, Haryanto A. dkk.1991.BUKU AJAR ILMU GELIGI TIRUAN SEBAGIAN
LEPASAN.Jakarta : Hipokrates
5. Academy of Prosthodontics, The Glossary of Prosthodontic Terms, Academy of
Prosthodontics, Mosby, 1999.
6. B. Carr Alan, Mc. Givney Glen P., Brown David T, Mc, 2005. Crackens Removable
Partial Prosthodontics, Universitas Michigan, Mosby.
7. Be Kien Nio, 1987. Preventive Dentisry Untuk Sekolah Pengatur Rawat Gigi, YKGI,
Bandung.
8. Komfeld M. Mouth Rehabilitation Clinical and Laboratory Procedures. Mosby
Company, St. Louis, 1974.
9. Rahmadhan, A.G., 2010, Serba Serbi Kesehatan Gigi dan Mulut, PT. Bukune, Jakarta.
10. Widiarti, T., 2010, Penggunaan Gigi Tiruan Sebagian Lepasan Akrilik sebagai Salah
Satu Upaya Penanggulangan Fungsi Pengunyahan, Skripsi, Jurusan Keperawatan
Gigi, Politeknik Kesehatan Tasikmalaya.
30