Tutorial B :
Afifah Rizki F. (161610101011)
Rosi Latifa H. (161610101012)
Oksalani Cahaya R. (161610101013)
Ananda Regina P. D. (161610101014)
Devi Komala (161610101015)
Lisa Wahyu Z. F. (161610101016)
Choridatul Aini A. (161610101017)
Dinda Atika S. (161610101019)
Pramita Wahyu D. (161610101020)
Dosen Tutorial:
drg. Dyah Setyorini, M.Kes
Seorang pasien perempuan usia 50 tahun yang berprofesi sebagai ibu rumah tangga
ingin dibuatkan gigi tiruan. Pasien pernah memakai gigi tiruan sejak 7 tahun yang lalu.
Kesehatan umum baik. Pemeriksaan intra oral: gigi 36 karies profunda preforasi, 35, 37,38
hilang, 45,46 memakai gigi tiruan. Ada oklusi. OH penderita bagus. Kemudian dokter gigi
melakukan rencana perawatan dengan melakukan ekstraksi pada gigi 36, membuatkan gigi
tiruan sebagian lepasan menggunakan anasir akrilik, basis akrilik. Dokter gigi membuat
model studi, membuat model kerja dan membuat desain dengan menentukan klasifikasi
berdasarkan Kennedy dan melakukan survey.
Step 1 (Clarifying Unfamiliar Terms)
1. Survey:
Proses diagnosis berupa analisis dimensional jar lunak dan keras dalam RM
untuk desain gigi tiruan sebagian lepasan, mengetahui adanya undercut
2. Model studi
Model untuk melakukan rencana perawatan, membandingkan sebelum dan
sesudah perawatan, memperlihatkan gambaran 3 dimensi jar lunak dan keras RM
gips tipe II
3. Model kerja
Model untuk media pembuatan gigi tiruan gips tipe I dan tipe III
4. Klasifikasi Kennedy
Penggolongan berdasarkan lengkung yang tidak bergigi untuk menentukan
pembuatan GTSL, klasifikasi berdasarkan kehilangan gigi pada regio lengkung rahang
5. Gigi tiruan sebagian lepasan
Penggantikan satu atau beberapa gigi asli yang hilang dengan gigi tiruan pada
RA atau RB yg didukung oleh gigi dan mukosa rahang atas atau rahang bawah yang
dapat dilepas dan dipasang secara mandiri oleh pasien. Berfungsi untuk memperbaiki
fungsi kunyah dan fonetik pasien.
Step 3 (Brainstorming)
1. Dampak yang ditimbulkan apabila gigi yang diekstraksi tidak digantikan gigi tiruan:
- Migrasi dan rotasi gigi space pada lengkung rahang dapat membuat gigi
sebelahnya bergeser atau perputaran gigi ke ruang yg kosong sulit pembersihan
OH buruk Karies
- Ekstrusi gigi antagonis
- Penurunan fungsi kunyah
- Kelainan berbicara kehilangan gigi anterior
- Menurunkan estetik
- Resorbsi tulang alveolar edentulus ridge menjadi flat shg sulit retensi gigi tiruan
- Kerusakan membran periodontal
- Kelainan TMJ akibat mengunyah satu sisi
- Atrisi gigi dimensi vertikal wajah berkurang
- Perubahan jaringan lunak RM
- Beban kunyah berlebih
2. Komponen gigi tiruan sebagian lepasan (GTSL)
a. Basis plat protesa, bagian gigi tiruan yang menutupi mukosa mulut di daerah
palatum, labial, bukal, lingual
- Basis dukungan gigi tekanan didistribusikan ke gigi
- Basis dukungan jaringan tekanan didistribusikan ke jaringan
Fungsi: meneruskan tekanan kunyah, retensi protesa, tempat melekatnya cengkeram,
memberi dukungan jaringan
b. Sadel bagian gigi tiruan yg menutupi mukosa di atas proc. Alveolaris, dan
mendukung elemen gigi tiruan
- Bonded sadle
- Free end sadle
c. Elemen gigi tiruan bentuk gigi tiruan dari gigi asli yang hilang
- Ukuran dan bentukgigi tiruan disesuaikan dengan jenis kelamin
- Warna gigi tiruan menggunakan shade guide estetis
- Keadaan rongga mulut pasien; lengkung rahang sempit ukuran gigi kecil
d. Cengkeram kewat stainless steel atau logam yang melingkari gigi penjangkar
- Gigi anterior cengkram C dan half jackson
- Gigi posterior cengkram kuat
e. Konektor
- Mayor menghubungkan sadle dengan sadle
- Minor menghubungkan mayor konektor dengan bagian GTSL
f. Retainer
- Retainer langsung cengkeram
- Retainer tidak langsung oklusal rest, bentukan rugae, perluasan basis
3. Bahan pembuatan basis dan anasir gigi tiruan
Anasir:
- Akrilik mudah dimanipulasi, mudah aus dan tergores, perlekatan terhadap basis
akrilik secara kimiawi
- Porselen estetika bagus, tidak mudah aus, harga mahal, perlekatan terhadap
basis akrilik secara mekanis
- Logam kekuatan lebih besar (tahan terhadap beban kunyah yg besar), estetika
kurang, sulit dimanipulasi, dapat meyebabkan alergi
Basis
- Akrilik mudah dimanipulasi, mudah aus dan fraktur, warna menyerupai jaringan
lunak, estetis baik, porositas tinggi, mudah terjadi perubahan warna dan bentuk
- Valplast bahan nilon termoplastis, estetis baik, resisten terhadap suhu, tingkat
kelenturan bagus, modulus elastisitas rendah, mahal
- Logam kekuatan besar, estetika kurang, tidak mudah aus, dapat meyebabkan
alergi, penghantar panas yang baik, tidak mudah berubah warna, lebih mahal
4. Alasan pembuatan desain GTSL menggunakan klasifikasi Kennedy
Karena kunci utama pada klasifikasi Kennedy adalah adanya kehilangan gigi
pada lengkung posterior. Klasifikasi Kennedy:
Kennedy kelas I: bilateral free end
kelas II: unilateral free end
kelas III: ada kehilangan gigi tapi gigi paling posterior masih ada
kelas IV: kehilangan gigi anterior melibatkan midline
Syarat:
a. Klasifikasi dibuat setelah semua pencabutan gigi selesai dilaksanakan atau
gigi yang diindikasikan untuk dicabut selesai dicabut.
b. Bila gigi M3 hilang dan tidak diganti, tidak termasuk dalam klasifikasi.
c. Bila gigi M3 masih ada dan digunakan sebagai pengganti, gigi ini dimasukkan
klasifikasi
d. M2 hilang tidak diganti jika antagonisnya sudah hilang.
e. Bagian tidak bergigi paling posterior menentukan Klas utama dalam
klasifikasi.
f. Daerah tidak bergigi lain daripada yang sudah ditetapkan dalam klasifikasi
masuk dalam modifikasi dan disebut sesuai dengan jumlah daerah atau
ruangannya.
g. Tidak ada modifikasi pada klasifikasi Kennedy Klas IV.
5. Klasifikasi Kennedy pada skenario
- Klas II Seluruh gigi posterior 35 36 37 38 hilang (unilateral free end)
- Modifikasi I terdapat kehilangan gigi 45 dan 46 (terdapat 1 space)
6. Tahapan pembuatan GTSL
- Kunjungan I:
Anamnesa dan pemeriksaan objektif diagnosa dan rencana perawatan
perawatan pendahuluan GTSL (penyembuhan jaringan lunak, ekstraksi, PSA)
pencetakan menggunakan alginat pembuatan model negatif dicor membuat model
studi
- Kunjungan II
Pembuatan model kerja membuat desain gigi tiruan (retensi, stabilisasi,
survey model, dan menentukan undercut) pembuatan cangkolan sebagai retensi
gigi tiruan membuatan basis dengan malam merah
- Kunjungan III
Try in basis membuatn gigitan kerja pemasangan pada artikulator->
penyusunan gigi flasking, packing (manipulasi polimer dan monomer
metakrilat), proccesing
- Kunjungan IV : Insersi gigi tiruan pada pasien
- Kunjungan V : Kontrol
Step 4 (Mapping)
Kehilangan Gigi
Sebagian
Step 7 (Reporting/Generalisation)
1. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tujuan survey
Tujuan survey pada model study
1. Menentukan arah pemasangan terbaik, sehingga hambatan pada saat pemasangan
dan pengeluaran protesa menjadi minim.
2. Menemukan permukaan proksimal yang bisa disejajarkan, sehingga bisa dipakai
sebaga bidang bimbing (guidline)
3. Menetapkan apakah daerah-daerah hambatan pada tulang maupun gigi perlu
dibuang atau cukup dengan pemilihan arah pemasangan lain saja.
4. Menentukan arah pemasangan paling sesuai, sehingga penetapan cengkeram
memenuhi faktor estetik.
5. Menentukan dan mengukur daerah yang dapat dimanfaatkan sebagai retensi.
6. Memungkinkan pemberian tanda bagi persiapan mulut, termasuk pemotongan
jaringan proksimal dan kontur gigi berebih untuk mengurangi hambatan.
7. Menggambar garis kontur terbesar pada gigi pendukung dan menentukan gerong
tak diharapkan yang perlu ditutupi, dihindari atau dibuang.
8. Merekam hubungan posisis model terhadap arah pemasangan yang sudah
ditetapkan.
Survey Model Kerja
a. Penempatan Model Kerja pada Surveyor
Model kerja diletakkan pada meja survey.
b. Menentukan Bidang Bimbing (Guiding Plane)
Bidang bimbing diperlukan untuk mempermudah pemasangan dan
pengeluaran gigi tiruan tanpa paksaan. Bidang bimbing dapat ditemukan dengan
mencari kesejajaran antara permukaan proksimal gigi. Kesejajaran ini dapat didapat
dengan cara meletakkan model kerja dengan posisi bidang oklusal sejajar dengan
meja basis surveyor, sehingga arah pemasangan dapat tegak lurus permukaan oklusal.
Tetapi bila dengan posisi tersebut tidak dapat ditemukan kesejajaran antara
permukaan proksimal gigi, maka dapat dilakukan pemiringan model kerja (tilting)
agar ditemukan bidang bimbing. Patokan pasti untuk melakukan pemiringan model
tidak berlaku sama pada setiap kasus, tetapi petunjuk berikut ini dapat digunakan
sebagai pegangan. Masing-masing cara ini ada indikasi penggunaannya sesuai dengan
kasus. Macam pemiringan model tersebut:
Pemiringan Anterior
Pada cara ini, tepi anterior model dimiringkan ke bawah dan digunakan untuk
kasus berujung bebas yang lebih posterior dari gigi premolar. Pemiringan semacam
ini memberikan arah pemasangan dari posterior ke anterior, dengan memanfaatkan
gerong yang ada pada bagian distal premolar.