Anda di halaman 1dari 58

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Gigi tiruan sebagian lepasan (removable partial denture) adalah gigi tiruan yang
menggantikan sebagian gigi asli yang hilang dan dapat dilepas dan dipasang sendiri oleh
pasien dari mulutnya. Berdasarkan bahannya, gigi tiruan sebagian lepasan terbuat dari
resin akrilik, logam, vulcanite, dan thermoplastic atau valplast (Abu Bakar, 2012).
Resin akrilik dipakai sebagai basis gigi tiruan karena bahan ini memiliki sifat tidak
toksik, tidak iritasi, tidak larut dalam cairan mulut, estetik baik, mudah dimanipulasi,
reparasinya mudah dan perubahan dimensinya kecil (David, 2005). Resin akrilik yang
digunakan di bidang kedokteran gigi umumnya dibedakan atas tiga jenis, yaitu resin
akrilik swapolimerisasi, resin akrilik polimerisasi sinar, dan resin akrilik polimerisasi
panas (RAPP). Hingga saat ini, RAPP banyak menjadi pilihan sebagai bahan pembuat
basis gigi tiruan lepasan karena bahan ini memiliki sejumlah keunggulan di antaranya
kualitas estetis yang cukup memuaskan, penyerapan air yang rendah, memiliki
konduktivitas termal yang baik, biokompatibel, mudah diproses dan direparasi tanpa
membutuhkan tenaga ahli laboratorium, serta ekonomis (Carr dkk, 2005).
Gigi tiruan resin akrilik selalu berkontak dengan saliva, minuman, dan makanan
sehingga gigi tiruan merupakan tempat terbentuknya stain, karang gigi, dan plak karena
kurangnya pemeliharaan kebersihan gigi tiruan resin akrilik. Pada pemakaian gigi tiruan
resin akrilik, mukosa akan tertutup sehingga menghalangi pembersihan permukaan
mukosa maupun permukaan gigi tiruan oleh lidah dan saliva sehingga terjadi akumulasi
plak pada gigi tiruan. Plak pada gigi tiruan merupakan faktor predisposisi yang dapat
menyebabkan inflamasi pada mukosa palatal dan terjadinya denture stomatitis. Faktor
yang menyebabkan denture stomatitis adalah Candida albicans, infeksi bakteri, alergi,
faktor psikologi, kurangnya kebersihan gigi tiruan, aliran saliva dan nutrisi
(Wahyuningtyas, 2008). Pemakaian gigi tiruan mempunyai tujuan bukan hanya
memperbaiki fungsi pengunyahan, fonetik, dan estetik saja, tetapi juga harus dapat
mempertahankan kesehatan jaringan tersisa. Untuk tujuan terakhir ini selain erat
kaitannya dengan pemeliharaan kebersihan mulut, juga bagaimana mengatur agar gaya-
gaya yang terjadi masih bersifat fungsional atau mengurangi besarnya gaya yang
kemungkinan akan merusak. Dalam proses pembuatan desain geligi tiruan sebagian
lepasan berlaku suatu yang umum dan penting. Pertama-tama, dokter gigi perlu
mengetahui selengkap-lengkapnya tentang keadaan fisik pasien yang akan menerima
protesa. Selain itu, sebelumnya, juga sudah memahami betul data-data mengenai
1
bentuk, indikasi dan fungsi dari cengkeram, letak sandaran, macam konektor,
bentuk sadel dan jenis dukungan yang akan diterapkan untuk sebuah geligi tiruan.
Selanjutnya, sebagai pemenuhan tanggung jawab kepada pasien, dokter gigi wajib
membuat rencana desain protesa yang akan diberikannya.

1.2 Skenario
Perempuan umur 51 tahun dating ke RSGM PSPDG FK Unsrat dengan keluhan gigi
34, 33, 32, 31, 41, 42, 43 sakit dan agak goyang. Pasien memiliki riwayat hipertensi, DM
yang terkontrol, dan gigi palsu. Dari pemeriksaan klinis bahwa pasien memakai gigi palsu
atas yang hanya 6 gigi 13, 12, 11, 21, 22, 23, terlihat rahang atas sudah tidak bergigi
semuanya di rahang bawah: gigi depan bawah banyak terdapat kalkulus supra maupun
subgingiva pada bagian lingual warna gingiva merah dan tidak berdarah. Dan pada daerah
35, 36, 37, 38 dan 45, 46, 47, 48 tidak bergigi.

1.3 Terminologi
a. Hipertensi
Tekanan darah atau denyut jantung yang lebih tinggi daripada normal karena penyempitan
pembuluh darah atau gangguan lainnya (KBBI)

b. Diabetes Melitus
Diabetes Melitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik
hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kinerja insulin atau kedua-
duanya (ADA, 2010).
Menurut WHO, Diabetes Melitus (DM) didefinisikan sebagai suatu penyakit atau
gangguan metabolisme kronis dengan multi etiologi yang ditandai dengan tingginya kadar
gula darah disertai dengan gangguan metabolisme karbohidrat, lipid dan protein sebagai
akibat dari insufisiensi fungsi insulin. Insufisiensi insulin dapat disebabkan oleh gangguan
produksi insulin oleh sel-sel beta Langerhans kelenjar pankreas atau disebabkan oleh
kurang responsifnya sel-sel tubuh terhadap insulin (Depkes, 2008).

c. Gigi palsu
Gigi palsu adalah suatu bentukan gigi yang menggantikan sebagian atau seluruh gigi asli
yang hilang dan atau jaringan pendukungnya (Jurnal UGM)

d. Sub-gingiva
Sub-gingiva adalah terletak, tampil, dan terjadi dibawah gingiva dan khususnya diantara
gusi dan bagian basal (permukaan dasar) dari mahkota gigi (Meriam-Webster Dictionary)

e. Pemeriksaan klinis umum


2
Pemeriksaan klinis umum adalah pemeriksaan mengenai tanda-tanda patologis pada tubuh
dengan jalan melakukan inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi. Keempat cara
pemeriksaan ini dilakukan dengan menggunakan semua indera dan dibantu oleh alat-alat
pemeriksaan yang lazim digunakan dibidang kedokteran. (Jurnal UNHAS)

f. Kalkulus Supra-Gingiva
Menurut definisinya, kalkulus supra-gingiva adalah kalkulus yang dapat ditemukan di
sebelah koronal dari tepi gingiva.

1.4 Rumusan Masalah


a. Pilihan perawatan GTSL Akrilik, Gigi Tiruan Kerangka Logam, Valplast, serta
Komponen-komponen GTSL Akrilik, Gigi Tiruan Kerangka Logam dan Valplast.
b. Prinsip-prinsip dasar perawatan GTSL pada kasus ini.
c. Diagnosa rencana perawatan, dan prognosa kasus ini.
d. Penentuan desain perawatan GTSL pada kasus ini.
e. Perawatan pendahuluan kasus ini.
f. Teknik mencetak model study, model kerja pada kasus ini.
g. Pelaksanaan pada saat survey model, beserta alat dan penjelasan bagian-bagiannya.
h. Apa saja yang terjadi pada kasus GTSL, kompleks seperti ini dan bagaimana
penanganannya?
i. Penentuan hubungan rahang kasus ini.

BAB II
ANALISIS MASALAH

2.1 Pilihan perawatan dan Komponen GTSL Akrilik, Gigi Tiruan Kerangka Logam,
Valplast

1) GTSL Akrilik
Menurut Rahmadhan tahun 2010, bahan GTSL bahan akrilik merupakan sejenis bahan
yang mirip plastik yang keras dan kaku. Bahan ini dipakai untuk plat pada kawat gigi yang
bisa dilepas pasang. Biasanya plat gigi tiruan yang terbuat dari akrilik dibuat agak tebal
agar plat tidak mudah patah. GTSL bahan akrilik dapat dilihat pada gambar berikut ini:

3
Akrilik adalah rantai polimer terdiri dari unitunit metal metakrilat yang berulang.
Akrilik digunakan untuk membuat basis gigi tiruan rehabilitative, untuk plat ortodonsi,
maupun resoransi. Keuntungan poli metil metakrilat sebagai bahan basis protesa adalah
relatif mudah pengerjaannya. Bahan basis protesa poli metal metakrilat umumnya dikemas
dalam bentuk bubuk atau cairan. Cairan mengandung metil metakrilat tidak terpolimer dan
bubuk mengandung resain poli metil metakrilat pra-polimerisasi dalam bentuk butiran
kecil.
Tahapan pembuatan GTSL adalah:
 Pencetakan rahang, adalah bentuk negatif dari seluruh jaringan pendukung geligi
tiruan. Setelah dicor, maka akan didapatkan bentuk positif dari rahang atau model
rahang. Desain geligi tiruan, bersihkan model dari sisa-sisa gips dan buat desain geligi
tiruan yang akan dibuat, membuat garis median denture out line.
 Perencanaan dimensi vertical dan oklusi sentries, pasien yang kehilangan sebagian
giginya berarti sudah kehilangan bidang oklusi, tinggi gigitan atau dimensi vertical,
oklusi sentrik. Ketiga hal ini harus kita cari saat membuat geligi tiruan dengan media
tanggul gigitan, galangan gigit atau bagian noklusal bite trim.
 Memilih gigi, pada kasus pasien ompong, memilih gigi berpedoman pada bentuk
wajah, jenis kelamin dan umur pasien untuk menentukan warna dan tingkat
keaausanya, sedangkan ukuran gigi disesuaikan dengan garis orientasi pada tangul
gigitan.
 Penyusunan gigi, penyusunan gigi dilakukan diatas malam/ wax.
 Conturing, setelah bentuk kontur geligi tiruan dipendam dalam kuvet.
 Packing, proses mencampur monomer dan polimer resin akrilik.
 Procesing, polimerasi antara monomer yang bereaksi dengan polimernya bila
dipanaskan atau ditambahakan zat kimia
 Deflasking, bila curing telah selesai, maka flask dibiarkan sampai pada suhu kamar,
kemudian flask boleh dibuka
 Pemasangan kembali dan pengasahan selektif, pemasangan kembali geligi dalam
artikulator bertujuan untuk mengoreksi hubungan oklusi yang tidak harmonis dari
geligi tiruan yang baru selesai diproses atau dimasak.
 Penyelesain geligi tiruan, ini dilakukan dengan cara membuang sisa-sisa resain akrilik
pada batas geligi tiruan.
 Pemolesan geligi tiruan, menghaluskan dan mengkilapkan geligi tiruan tanpa merubah
kontur.

Keuntungan bahan akrilik :

 Warna menyerupai gingival

4
 mudah direparasi bila patah tanpa mengalami ditorsi
 mudah dibersihkan
 mudah dimanipulasi
 kekuatannya baik
 harganya terjangkau dan tahan lama

Kekurangan bahan akrilik :

 mudah fraktur
 menimbulkan porositas
 dapat mengalami perubahan bentuk
 toleransi terhadap jaringan kurang baik
 dapat menimbulkan alergi

2) Gigi Tiruan Kerangka Logam


Logam adalah bahan yang tahan terhadap abrasi, sehingga permukaannya tetap licin
dan mengkilat, serta tidak menyerap cairan mulut, sehingga sisa makanan sulit melekat
dan gigi mudah untuk dibersihkan. Gigi tiruan ini terdiri dari landasan gigi tiruan logam
sedangkan gigi buatannya dari bahan akrilik. Karena bahan logam cukup kuat, landasan
gigi tiruan kerangka logam dapat dibuat lebih tipis dan lebih kecil, sehingga si pemakai
merasa lebih nyaman . GTSL bahan logam dapat dilihat pada gambar berikut ini:

GTSL dengan kerangka logam memiliki kualitas mekanik sangat baik dan
memberikan kemungkinan desain denture yang mempertimbangkan kesehatan jaringan
periodonsium gigi abutment, estetis dan kenyamanan pasien. Hasil ini dapat dicapai
dengan membuatdesain kerangka sesederhana mungkin, untuk mengurangi efek negatif
dari oral hygiene yang buruk.
Elemen GTSL bahan logam adalah dibuat berdasarkan ruang protesa yang ada,
terutama untuk gigi posterior yang ruang protesanya sempit, estetis kurang baik, tahan
terhadap daya kunyah yang besar/kuat.
Untuk mengurangi ketebalan dan luasnya landasan, maka dapat digunakan gigi tiruan
kerangka logam. Gigi tiruan kerangka logam terdiri dari landasan gigi tiruan dari logam

5
sedang gigi buatannya dari akrilik atau porselen. Karena bahan logam cukup kuat,
landasan gigi tiruan kerangka logam dapat dibuat lebih tipis dan lebih kecil, sehingga si
pemakai merasa lebih nyaman. Kontak lidah dengan langit-langit tidak terlalu terganggu.
Logam yang digunakan adalah campuran logam khusus yang memerlukan manipulasi
lebih rumit, sehingga gigi tiruan ini lebih mahal dari gigi tiruan akrilik. Apabila patah pada
bagian logam, tidak dapat disambung seperti akrilik, tetapi harus dibuat ulang. Akan tetapi
bila yang patah hanya gigi akriliknya saja, masih dapat disambung/ diganti akriliknya saja.
Karena landasan logam harus dicoba dulu ketepatannya sebelum dipasangkan gigi-
giginya, maka kunjungan pasien ke dokter gigi lebih banyak dari pemasangan gigi akrilik,
karena kekuatan logam, landasan gigi tiruan tidak terlalu terganggu oleh keadaan cairan/
makanan di dalam rongga mulut, yang berpengaruh hanya bagian gigi buatannya saja.

Keuntungan bahan logam :

 dapat mencegah bau tak sedap pada rongga mulut


 karena gigi tiruan jenis ini tidak memiliki mikroporus yang dapat menjadi tempat
melekatnya plak dan bakteri yang menghasilkan bau mulut
 lebih nyaman dipakai (karena dapat dibuat tipis dan sempit)
 cukup kaku (rigid) walaupun tipis dan sempit
 semua bagian gigi tiruan merupakan satu kesatuan dan homogeny
 desain bagian gigi tiruan dapat dibuat idea
 gaya-gaya yang timbul akibat pengunyahan dapat disalurkan lebih baik
 ginggival sulcus lebih sehat (tidak tertutup/teriritasi landasan)
 menyalurkan panas lebih cepat.

Kekurangan bahan logam :

 kekurangan estetik bila logam terlihat dan


 biaya pembuatan lebih tinggi

3) Valplast
Valplast merupakan suatu basis gigi tiruan resin fleksibel yang ideal untuk gigi tiruan
sebagian lepasan. Resin tersebut merupakan bahan nilon termoplastik biokompatibel
dengan sifat fisik dan estetik yang unik. Valplast memungkinkan warna alami dari jaringan
mulut tampak melalui bahan tersebut, yang disesuaikan dengan kategori warna dasar,
misalnya medium, light pink atau meharry.
Valplast adalah nilon termoplastik yang lebih tipis dan lebih translusen dari pada gigi
palsu biasa. Pasien lebih menyukai karena nyaman dan bebas metal/logam. Valplast
fleksibel yang tetap kuat tidak bisa patah.

6
Valplast sangat baik dalam estetika, tidak menggunakan kawat retensi tetapi
perlekatan dalam rongga mulut sangat baik.
Valplast sebaiknya tidak digunakan pada free end unilateral atau bilateral karena akan
tidak stabil. Pasien dengan kondisi oral hygiene yang buruk akan menyebabkan valplast
menjadi berubah warna pada plat.

Keuntungan Valplast :

 Estetika
Material yang translusen menunjukkan warna jaringan dibawahnya, sehingga hampir tidak
mungkin untuk terdeteksi dalam mulut. Tidak ada clasp yang terlihat pada permukaan gigi
(bila digunakan dalam membuat clasp), meningkatkan estetik. Tidak ada clasp logam yang
terlihat

 Kekuatan
Bahan gigi tiruan fleksibel begitu kuat sehingga dapat dibuat sangat tipis menjadikannya
nyaman untuk dipakai dan secara estetik disukai.
 Akurasi
Sebagai gigi tiruan fleksibel yang dibuat dengan menggunakan teknik injeksi, gigi tiruan
tersebut menunjukkan akurasi yang lebih baik dibandingkan dengan teknik konvensional.
Penanganan undercut basis gigitiruan fleksibel beradaptasi dengan baik pada daerah
undercut. Jumlah penyesuaian yang diperlukan pada saat insersi gigitiruan sangat sedikit.

7
Hal ini juga mengurangi keluhan setelah insersi gigitiruan yang dapat menimbulkan
trauma (ulserasi).

 Biokompatibilitas
Biokompatibilitas seluruhnya terpenuhi karena bahan tersebut bebas dari monomer dan
logam, ini menjadi prinsip penyebab reaksi alergi pada bahan gigitiruan konvensional.
 Gigi tiruan sementara
Gigi tiruan sementara dianjurkan oleh dokter gigi selama masa penyembuhan. Setelah
bedah rekonstruksi rahang atas yang edentulous baik dengan augmentasi alveolar atau
prosedur distrakasi dan penempatan implan perlu untuk mengakomodasi pasien selama
periode antara operasi dan pembuatan gigitiruan definitif. Dalam masa setelah operasi
selama fase konsolidasi rahang atas yang direkonstruksi, sebuah gigi tiruan fleksibel
menawarkan solusi sementara yang memungkinkan pasien untuk melanjutkan aktifitas
hariannya. Gigi tiruan yang terbuat dari bahan fleksibel mencegah adanya tekanan yang
paling besar dan dengan demikian, menjaga regenerasi jaringan tulang yang lebih banyak
dari pada gigitiruan resin akrilik yang keras. Pembuatan gigi tiruan fleksibel selama fase
konsolidasi tulang yang dicangkokkan dan implan memungkinkan pasien untuk
menjembatani waktu yang dibutuhkan untuk penyatuan tulang yang optimal dari gigi
implan dan pembuatan gigi tiruan definitif tanpa membahayakan regenerasi jaringan
tulang.
 Pengelolaan fraktur midline
Fraktur midline gigi tiruan penuh telah dilaporkan sebagai jenis fraktur kedua yang paling
sering terjadi pada gigi tiruan. Bahan gigi tiruan fleksibel dilaporkan memiliki keuntungan
terapi dalam mengatasi fraktur midline gigi tiruan.
 Kenyaman yang lebih baik untuk pasien
Bentuk gigi tiruan fleksibel merupakan alternatif yang sangat baik untuk gigi tiruan yang
keras. Pasien memperlihatkan kerjasama yang sangat baik karena tidak ada logam yang
terlihat. Bahan menjadi lembut dan kuat dapat dibuat tipis dan ringan dibandingkan
dengan gigi tiruan konvensional. Hal ini mendorong adaptasi lidah dan pipi yang lebih
baik terhadap basis gigi tiruan. Gigi tiruan fleksibel tidak akan menyebabkan sore spots
(bintik-bintik merah yang sakit) dan memiliki tingkat kenyamanan yang lebih baik yang

8
dapat menghasilkan modulus elastisitas yang rendah. Gigi tiruan ini menyerap sedikit air
yang menjadikan gigitiruan kompatibel terhadap jaringan lunak.
 Keuntungan lain
Gigi tiruan fleksibel juga dapat digunakan untuk membuat night guard dan sleep apnea,
microstomia, jaringan parut pada mulut dan wajah akibat penyakit, trauma, atau luka
bakar.

Kekurangan Valplast :

 Distribusi tekanan
Aplikasi gigi tiruan fleksibel pada kondisi Kennedy kelas I dan II tidak diindikasikan
karena daerah gigi tiruan fleksibel analog dengan konektor utama cetakan gigi tiruan juga
fleksibel. Oleh karena itu sebenarnya tidak ada cara untuk mengontrol dan memahami cara
tekanan ditransmisikan pada gigi tiruan fleksibel.
 Perubahan warna
Gigi tiruan fleksibel dilaporkan mengalami pemudaran warna basis gigi tiruan secara
bertahap selama 12-24 bulan. Penelitian dan perbaikan selanjutnya dalam hal bahan
dibutuhkan untuk mengatasi masalah ini.
 Terlepasnya gigi
Kelemahan utama lainnya yang terlihat adalah terlepasnya gigi dari basis gigi tiruan.
Bahan dasar poliamida pada gigi tiruan memiliki sifat unik yang tidak memiliki ikatan
kimia dengan salah satu resin akrilik/porselin, sehingga ikatan mekanik merupakan satu-
satunya bentuk yang digunakan pada bahan dasar gigi tiruan poliamida. Tinggi yang cukup
pada gigi yang dipilih diperlukan untuk ikatan mekanik. Undercut mekanik (diatorik)
harus dilakukan dibagian tengah masing-masing gigi sehingga cairan poliamida dapat
mengalir kedalam undercut sehingga menjadi penahan gigi dalam gigi tiruan.
 Ruang antar rahang yang memadai
Pasien dengan dimensi vertikal yang kurang dan panjang mahkota yang kecil tidak sesuai
untuk kasus gigitiruan fleksibel. Modifikasi dalam desain gigi dapat dilakukan untuk
mengatasi masalah ini.

 Perbaikan ulang dan relining


Masalah lain yang dihadapi dengan bahan ini adalah tidak ada perbaikan ulang atau
relining yang mungkin untuk dilakukan.
 Gigi tiruan definitive
Gigi tiruan fleksibel umumnya tidak digunakan untuk restorasi jangka panjang dan
dimaksudkan hanya untuk aplikasi sementara atau temporer.

9
Komponen-komponen GTSL Akrilik, Gigi Tiruan Kerangka Logam dan Valplast

1. Bagian-bagian gigi tiruan resin akrilik


1) Penahan/retainer :
 Retainer Langsung : Berupa cengkeram
 Retainer tidak langsung : berupa plat anterior setinggi cingulum
2) Anasir Gigi
 Akrilik
 Porcelain
3) Basis

2. Bagian-bagian gigi turuan sebagian lepasan kerangka logam


1) Gigi tiruan (anasir gigi)
2) Sandaran oklusal
3) Penahan :
 Langsung
 Tidak langsung
4) Konektor utama (mayor connector)
5) Konektor tambahan (minor connector)

3. Bagian-bagian gigi tiruan fleksibel


1) Retainer
2) Gigi artificial
3) Plat dasar

10
2.2 Prinsip-prinsip dasar perawatan GTSL

BIOMEKANIKA DAN TIPE PENGUNGKIT

Biomekanika pada gigi tiruan lepas memiliki aspek :

1. Gaya gaya yang terjadi


2. Reaksi dari jaringan yang terlibat terhadap beban yang diberikan
3. Resistensi dan stabilisasi yang baik.

Beberapa prinsip sederhana yang menggambarkan biomekanika GTSL


yaitu lever (tuas), wedge (baji), skrew (skrup), wheel & axle (roda dan poros),
pulley (katrol) dan inclined plane (bidang miring). Namun lever (tuas), wedge
(baji), dan inclined plane (bidang miring) harus dihindari dalam design gigi tiruan
sebagian lepasan. The fulcrum, wedge (baji), and inclined plane (bidang miring)
adalah masalah yang menjadi perhatian dalam desain gigi tiruan sebagian yang
dapat dilepas karena berpotensi membahayakan jika tidak sesuai dikontrol.

Tiga jenis tuas digunakan: kelas pertama, kedua, dan ketiga (lihat Gambar 4-2)

11
12
Ada 3 tipe jenis tuas, yaitu kelas 1, kelas 2, dan kelas 3 (gambar).

Gigi tiruan sebagian lepasan di dalam mulut dapat diilustrasikan sebagai


pengungkit dan inclined plane. Pengungkit didukung oleh beberapa titik dan
ketika ada tekanan, maka akan terjadi perputaran di sekitar pendukung. Gaya yang
berlawanan dengan inclined plane akan menghasilkan gerakan pada inclined
plane. Titik dukungan dari pengungkit terletak pada fulcrum dan pengungkit
bergerak disekitar fulcrum. Berdasarkan letak titik fulcrum, ada tiga tipe
pengungkit yaitu:

1. Pengungkit Klas I : titik fulcrum di tengah, tahanan pada salah satu


ujung dan tekanan pada ujung yang berlawanan

2. Pengungkit Klas II : titik fulcrum berada di ujung, tekanan pada ujung


yang berlawanan dan tahanan berada di tengah

3. Pengungkit Klas III : titik fulcrum berada di ujung, tahanan pada ujung
yang lain dan tekanan berada di tengah

Tipe pengungkit klas I dan klas II umumnya ditemukan pada kasus gigi tiruan
sebagian lepasan.

13
Terdapat 3 tipe pengungkit yaitu:

a. Pengungkit kelas I (first-class lever), terjadi pada kasus Kennedy


Kelas III

Gambar. Tipe pengungkit kelas I. R (resistence/ tahanan), E (effort/


tekanan), F (fulkrum)

b. Pengungkit kelas II (second-class lever), terjadi pada kasus


Kennedy Kelas I

Gambar. Tipe pengungkit kelas II. R (resistence/ tahanan), E (effort/


tekanan), F (fulkrum)

c. Pengungkit kelas III (third-class lever), tidak terjadi pada GTS

Gambar. Tipe pengungkit kelas III. R (resistence/ tahanan), E


(effort/ tekanan), F (fulkrum)

14
DUKUNGAN GIGI TIRUAN

A. Dukungan gigi

Mekanisme tentang dukungan gigi telah diteliti lebih dari 20 tahun,


baik pada manusia maupun hewan percobaan dan sejumlah kesimpulan
telah diambil. Sesaat setelah gigi asli erupsi dan terjadi kontak oklusi,
maka serat periodontal yang tadinya tidak aktif, segera memulai
fungsinya. Serat inilah yang akan memberikan stabilisasi maksimal pada
gigi dalam soketnya, serta memungkinkan kebebasan bergerak secara
fisiologik sejauh 0.05 mm ke segala arah.

Gaya oklusal yang dibebankan kepada gigi asli dikontrol oleh


mekanisme refleks neuromuskular dari sistem mastikasi. Mekanisme ini
terjadi karena adanya reseptor refleks di dalam jaringan otot tendon, sendi
dan jaringan periodontal. Sistem inilah yang mengatur pergerakan
mandibula. Karakteristik atau ciri khas gaya oklusal adalah sifatnya yang
terputus-putus (intermittent), berirama dan dinamis. Selama proses
tumbuh-kembang seseorang, terlihat perubahan demi perubahan pola gaya
oklusal, umpamanya pada saat gigi tumbuh, erupsi, kehilangan gigi
antagonis dan pemakaian gigi tiruan. (Suryatenggara, 1991)

15
Besar dan lama kerjanya suatu gaya dapat menyebabkan perubahan
dalam struktur jaringan periodontal. Perubahan ini dapat terlihat,
umpamanya pada pembebanan gaya sampai batas tertentu akan terjadi
pembesaran atau pelebaran membrana periodontal, karena jumlah serat
dan kepadatannya bertambah. Besar gaya oklusal yang dapat ditahan oleh
suatu gigi asli tergantung pada kesehatan gigi itu sendiri; gigi yang sehat
dengan sendirinya dapat memikul beban yang lebih besar, dibanding gigi
yang kurang atau tidak sehat. Selanjutnya, kesehatan gigi asli dipengaruhi
oleh faktor-faktor berikut:

1) Besar, kecepatan dan lamanya gaya bekerja pada gigi.

2) Status biologik dari ligamen periodontal, yang berkaitan dengan


penerimaan gaya per hari sebelumnya.

3) Umur dan keadaan sistemik penderita.

4) Kebersihan mulut, seperti adanya plak dsb.

B. Dukungan jaringan

Jaringan lunak atau mukosa yang membungkus prosesus alveolaris


terdiri dari tiga lapisan, yaitu mukosa, submukosa dan periosteum. Mukosa
terdiri dari epitel berlapis gepeng. Epitel mukosa ini terbagi atas tiga lapis;
bagian luar disebut Stratum Corneum, bagian tengah Stratum Medium
yang terdiri dari S. Spinosum dan S. Granulosum, sedangkan bagian
basalnya adalah Stratum Germinativum. Epitel berlapis gepeng ini
merupakan lapisan tipis dengan ketebalan bervariasi, baik secara individu
maupun lokasinya. (Suryatenggara, 1991) Submukosa dimana terdapat
pembuluh darah, syaraf dan limfe, serta serat kolagen yang masuk ke
dalam lapisan periosteal tulang terdiri dari jaringan ikat. Pada bagian ini
terdapat cairan ekstraselular.

16
C. Dukungan kombinasi

Sudah dikemukakan bahwa pada kasus berujung bebas, gigi tiruan


mendapat dukungan kombinasi antara jaringan dan gigi, karena pada salah
satu ujung sadel seperti ini tidak ada gigi lagi. Semua kasus semacam ini
hendaknya diusahakan mendapat dukungan kombinasi, karena itu gigi
penyangga yang masih ada perlu dipertahankan selama mungkin.
(Suryatenggara, 1991) Cara-cara berikut dapat ditempuh untuk mencapai
maksud tersebut di atas :
1) Pengurangan gaya oklusal
2) Penyaluran gaya oklusal pada gigi penyangga dan jaringan mukosa,
dengan jalan:
a. Pencetakan fungsional.
b. Penempatan sandaran menjauhi basis, sehingga sebagtan gaya
oklusal akan dibebankan ke mukosa dan sekaligus mengurangi geya
ungkit pada gigi penyangga.
c. Penggunaan peredam stres (stress breaker).
3) Pendistribusian gaya oklusal kepada permukaan seluas mungkin.
Dengan perluasan basis selebar mungkin, biasanya ke ctrah distal, pada
kasus berujung bebas, protesa ini sering disebut gigi tiruan sebagian
lepasan dengan perluasan basis distal.
4) Pendistribusian gaya oklusal dapat juga dilakukan dengan memperluas
konektor utama dan menggunakan sebanyak mungkin sandaran oklusal

17
GAYA-GAYA YANG TERJADI PADA GTSL

Pada proses pengunyahan berlangsung akan timbul gaya-gaya dan rotasi yaitu:

1. Gaya oklusal/vertikal
2. Gaya lateral
3. Gaya antero-posterior
4. Gaya pemindah
5. Gaya ungkit
6. Rotasi

1. Gaya oklusal/ vertical

Gaya ini merupakan gaya yang timbul pada waktu bolus makanan
berada di permukaan oklusal GTSL sebelum dan pada waktu beroklusi.
Pada kasus gigi tiruan yang kedua sisinya dibatasi gigi asli (bounded
saddle) gaya oklusinya akan disangga oleh olusal cengkram namun pada
kasus gigi tiruan free end sebagian diterima oleh gigi penyangga dan
sebagian lagi oleh jaringan mukosa dibawah protesa.

18
Gaya  oklusi  makanan  oklusal gigi  berfungsi/ tidak berfungsi

Pada GTS kasus kelas III Kennedy  gaya oklusal didukung oleh
sandaran oklusi dari klamer

Gaya oklusal akan disalurkan ke akar gigi  membrana periodontal 


tulang alveolar

19
 Pada GTS ujung bebas (klas I Kennedy) : sebagian gaya oklusal diterima
oleh gigi pendukung, sisanya  jaringan mukosa dibawah basis

 Gaya oklusal  gigi pendukung dipengaruhi :

a. Besar, kecepatan dan lama gaya bekerja pada gigi pendukung

b. Ligamentum periodontal

c. Umur dan sistemik penderita

d. Kebersihan mulut

Gaya oklusal ditahan lingir sisa dipengaruhi :

a. Kualitas lingir sisa

b. Besar beban gaya oklusal

c. Keakuratan basis GTS

d. Keakuratan cetakan

Cara penanganan gaya oklusal pada lingir sisa :

20
a. Mengurangi luas permukaan oklusal

b. Memperluas basis plat protesa selebar mungkin

Pada saat berfungsi, terjadi juga gaya horizontal yang akan


berpengaruh terhadap kestabilan gigi tiruan. Berdasarkan arahnya, gaya
horizontal dapat dibedakan menjadi gaya antero-posterior dan gaya ke
lateral.

Gambar. Gaya horizontal dan aktivitas otot di sekitar geligi tiruan

2. Gaya Lateral (Gaya Horizontal (fulcrum line))

Gaya lateral terjadi pada saat rahang bawah bergerak dari posisi
kontak oklusi eksentrik ke posisi sentrik dan sebaliknya, kemudian akan
diteruskan ke gigi penjangkaran serta jaringan pendukung oleh lengan
cengkram.

Gambar. Gaya lateral pada rahang atas (A) dan bawah (B)

21
Gaya lateral timbul pada saat Rahang Bawah bergerak  posisi
kontak oklusi eksentrik ke posisi sentrik atau sebaliknya

Pusat gerak : akar gigi + 1/3 bag. Aeks

Ditimbulkan  lengan retentif  memakai GTS

Gaya lateral  gaya paling merusak gigi asli dan tulang alveolar pada
daerah tidak bergigi  sebagian serat periodontal dan mukosa yang
menyangga

Gaya horizontal : gaya lateral dan anteroposterior

 Gaya lateral diimbangi dengan

1. Penyaluran gaya sebanyak mungkin pada gigi asli

2. Pengurangan sudut tonjol gigi

3. Luas permukaan oklusal gigi artifisial dikurangi

4. Desain klamer bilateral seimbang

5. Penyusunan oklusi seimbang

3. Gaya Antero-posterior (Gaya Horizontal (fulcrum line))

22
Gaya antero-posterior terjadi saat gerakan rahang dimana gigi anterior pada
posisi edge-to-edge atau protrusif ke oklusi sentris dan sebaliknya. Sedangkan

 Gaya yang dihasilkan dari gerak bolak – balik rahang bawah ke anterior
dan posterior, pada posisi edge to edge ke posisi sentrik atau sebaliknya

Gigi Tiruan RB bergerak ke posterior diimbangi :

1. Penempatan lengan klamer sampai ke mesial

2. Sandaran dan minor konektor  mesial

3. Perluasan basis  retromolarpad

4. Pengurangan sudut tonjol gigi

5. Oklusi dan artikulasi harmonis

Gigi tiruan RA bergerak ke anterior diimbangi :

1. Perluasan basis  tuber maksila

2. Penempatan lengan klamer dan konektor minor  distal

3. Perluasan mayor konektor sampai anterior

4. Pengurangan sudut tonjol gigi

5. Oklusi dan artikulasi harmonis

23
Gambar. Gaya anteroposterior pada (A) protesa atas dan (B) protesa
bawah

4. Gaya Pemindah

Gaya yang dapat menyebabkan gigi tiruan bergerak ke oklusal


(pada saat mulut terbuka). Keadaan ini terjadi karena adanya makanan
lengket yang melekat pada elemen gigi tiruan pada saat mengunyah.
Pergerakan otot pengunyahan, kekuatan tidak terkontrol (batuk, bersin)
dan gaya berat GTSL RA juga termasuk ke dalam gaya pemindah.

Gaya  waktu pengunyahan yaitu adanya makanan lengket yang


menempel pada olusal gigi tiruan atau gigi asli
Pada waktu mandibula membuka mulut, gigi tiruan akan terangkat dari
kedudukannya. Gaya pemindah ditahan oleh lengan retenttif klamer.
Gaya pemindah  aktifitas otot perifer, batuk, bersin
Diimbangi retensi mekanis dan fisiologis

5. Gaya Ungkit

 Penempatan sandaran permukaan disto oklusal dengan lengan retentif pada


undercut mesio bukal  gaya ungkit jenis pertama.

- Mengungkit gigi pendukung ke posterior

24
- Menyebabkan mobilitas gigi

 Penempatan sandaran di mesial akan mengubah gaya ungkit jenis pertama


menjadi gaya ungkit jenis kedua.

 Gaya oklusal  GT  gigi pendukung diungkit ke anterior  seluruh


gigi asli dianterior  bersatu manahannya

6. Rotasi

Pada waktu berfungsi, terutama GTSL berujung bebas, akan terjadi


pergerakan rotasi. Ada tiga kemungkinan terjadinya pergerakan rotasi,
yaitu pada:

o garis fulkrum
o sumbu longitudinal
o imajiner yang tegak lurus pusat rahang
a. Rotasi pada garis fulkrum

 Gerak rotasi pada garis fulkrum terjadi di sekeliling sumbu putar yang
terbentuk oleh dua buah sandaran utama. Garis ini disebut garis fulkrum
(garis rotasi), yang merupakan pusat rotasi gigi tiruan dalam arah vertikal.

 Garis fulkrum atau garis rotasi adalah garis yang dibentuk oleh dua
sandaran utama

 Pergerakan yang terjadi disekeliling sumbu putar atau garis fulkrum


disebut rotasi pada garis fulkrum

 Gaya oklusal diterima protesa, maka gigi tiruan akan bergerak ke jaringan
mukosa

 Gaya vertikal/ oklusal yang bekerja pada gigi tiruan dan aksi makin
lengket pada gigi, oklusal gigi akan menyebabkan rotasi pada garis
fulkrum.

25
 Rotasi pada garisk fulkrum diimbangi dengan:

1. Lengan retentif bilateral seimbang

2. Indirect retainer bilateral seimbang

Gambar. Pergerakan rotasi sekeliling garis fulcrum

b. Rotasi pada sumbu vertikal pada pusat rahang

 Pergerakan sumbu imajiner tegak lurus pusat rahang, terjadi karena adanya
gaya kunyah horizontal dan diagonal pada GTSL. Pergerakan ini dapat
dicegah dengan adanya lengan cengkram bilateral dan kontak basis gigi
tiruan, badan cengkram dengan permukaan vertikal gigi asli.

 Gaya horizontal pada saat menekan dan gaya lateral dari lidah yang
bekerja pada basis protesa menyebabkan basis berotasi pada sumbu
vertikal pada pusat rahang

 Diimbangi dengan konektor mayor yang tegar

26
Gambar.
Pergerakan
rotasi pada pusat
rahang

c. Rotasi pada sumbu longitudinal

Pergerakan rotasi pada sumbu longitudinal terjadi pada sumbu longitudinal


yang melalui pusat sandaran dan puncak ”alveolar ridge”. Pada saat berfungsi,
basis GTSL berujung bebas akan berputar di puncak ridge. Pergerakan ini
ditanggulangi oleh basis gigi tiruan dan lengan cengkram yang terletak
bilateral. Pada pengunyahan satu sisi rahang atau sisi kerja saja akan terjadi
rotasi pada puncak lingir sisa sehingga gigi tiruan sebelahnya akan terangkat
dari kedudukan

 Diimbangi :

1. Pengunyahan pada kedua sisi rahang

2. Lengan retentif harus bilateral seimbang

27
Gambar. Pergerakan rotasi pada sumbu longitudinal

28
29
2.3 Diagnosis : Sindrom Kombinasi

PENCEGAHAN DAN PERAWATAN SINDROM KOMBINASI

a. Pencegahan Sindrom Kombinasi

Sindrom kombinasi dapat dicegah dengan cara:

1. Menghindari kombinasi dari gigi tiruan lengkap rahang atas yang


berkontak dengan gigi rahang bawah kelas 1 Kennedy

2. Mempertahankan gigi-gigi posterior yang lemah sebagai penyangga


dengan rekomendasi perawatan endodontik dan periodontik

3. Membuat overdenture pada rahang bawah

b. Perawatan Sindrom Kombinasi

Adapun hal-hal yang berkaitan dengan munculnya sindrom


kombinasi antara lain:

1. Riwayat kesehatan umum dan kesehatan gigi

2. Evaluasi klinis dan radiografis baik jaringan keras maupun lunak yang
berhubungan dengan penggunaan gigi tiruan

3. Gambaran dari beberapa tanda-tanda inflamasi, jika ada

4. Pemeriksaan kemungkinan dari karies pada pasien-pasien pengguna


gigi tiruan, status periodontal, dan kebersihan mulutnya

5. Faktor-faktor yang diperlukan gigi sebagai penyangga (vitalitas gigi,


perubahan morfologi gigi, jumlah akar, dukungan tulang, kegoyangan
gigi, perbandingan mahkota-akar, ada/tidak dan posisi restorasi, posisi
gigi di dalam lengkung, kemampuan retensi dan guide plane)

30
Perawatan konvensional sindrom kombinasi dapat dilakukan
dengan dua cara, yaitu hanya dengan perawatan prostodontik saja, atau
dengan kombinasi perawatan prostodontik dan bedah pra-prostetik.

Perawatan Dasar dari Sindrom Kombinasi

Saunders et al tahun 1979 menyatakan bahwa perawatan dasar


yang objektif dalam merawat pasien-pasien sindrom kombinasi adalah
untuk mendapatkan dataran oklusal yang lebih baik yang mana terjadi
penekanan oklusal pada regio anterior rahang atas, baik pada posisi sentrik
maupun eksentrik. Beberapa perawatan objektif khusus yang disebutkan
antara lain:
1. Gigi tiruan sebagian lepasan rahang bawah harus memberikan dukungan
oklusal yang positif dari gigi-gigi asli dan memiliki penutupan maksimal
pada landasan yang diperluas ke arah distal. Hal ini sebanding dengan
pendapat Kelly, yaitu landasan gigi tiruan sebagian rahang bawah
sebaiknya diperluas seluruhnya dan harus menutupi retromolar pad dan
area buccal shelf

2. Desain gigi tiruan harus kaku dan menghasilkan stabilitas yang maksimal

3. Dataran oklusalnya harus berada tepat saat posisi relasi sentrik dan sesuai
dengan dimensi vertikal

4. Gigi-gigi anterior sebaiknya hanya digunakan untuk kebutuhan fonetik dan


estetik saja

5. Gigi-gigi posterior sebaiknya dalam oklusi yang berimbang

Pada tahun 1985, Stephen M. Schmitt menjelaskan pendekatan


perawatan yang dapat meminimalkan perubahan atau kerusakan, dengan
menggunakan perawatan objektif yang dikemukakan Saunders et al, yaitu:

1. Gigi tiruan dibuat dalam 2 tahap

31
2. G
i
g
i

Penggunaan implant sebagai penyangga gigi tiruan lengkap


tiruan sebagian rahang bawah dibuat terlebih dahulu

3. Gigi resin akrilik digunakan untuk menggantikan gigi anterior rahang atas

4. Melapisi permukaan oklusal gigi artifisial posterior dengan cast gold

Agar pasien dapat melakukan gerakan “menggiling” dengan baik,


inklinasi cuspal tidak mungkin sama dengan pasien-pasien lainnya, dan
diperlukan teknik pembuatan khusus untuk bagian oklusal gigi tiruan
rahang atas. Lapisan cast gold pada bagian oklusal dapat digunakan, tetapi
harganya mahal dan membutuhkan waktu yang lebih lama dalam
pembuatannya. Pendekatan lain, yang telah berhasil dilakukan, adalah
mengubah anatomi oklusal gigi tiruan rahang atas dengan menggunakan
light-cured resin komposit, atau amalgam.

32
Gambar 4.1 Gigi tiruan lengkap rahang atas dengan amalgam pada permukaan
oklusal gigi artifisial posterior

Post pembedahan graft jaringan lunak dengan menggunakan resorbable


hydroxyapatite

33
2.4 Penentuan Desain Perawatan Kasus

Desain GTSL
 Fungsi desain GTSL:
a. Sebagai penuntun dari gigi tiruan sebagian lepas (GTSKL) yang
akan dibuat
b. Sebagai sarana komunikasi antara dokter gigi dengan tekniker gigi
dalam hal pendelegasian pembuatan gigi tiruan di laboratorium

 Tujuan desain GTSL adalah untuk mendapatkan suatu gigi tiruan


dengan :
- Retensi yang baik
- Stabilisasi yang baik
- Pembagian beban kunyah lebih merata antara gigi
penjangkaran dengan jaringan pendukung lainnya

 Prinsip dasar desain GTSL adalah memelihara/ mempertahankan


kesehatan jaringan pendukung gigi tiruan sebagian lepas dengan
memperhatikan:
- Tekanan yang luas (melalui cengkram)
- Mempersamakan tekanan (keseimbangan kiri dan kanan)
- Physiologic basing (tekanan fisiologis pada mukosa di bawah
basis)

Kelas I
a. Prinsip Desain GTSL Kelas I

34
Pada desain gigi tiruan lepasan untuk klasifikasi Kennedy Kelas I
berbentuk bilateral free end atau distal extension dengan atau tanpa
modifikasi.

b. Dasar Desain atau terapi : Yang Mendasari Prinsip Desain GTSL


Kennedy Kelas I adalah adanya perbedaan kompresibilitas antara
jaringan periodontal gigi penjangkaran dan jaringan submucosa
(mucoperiosteum) edentulous ridge, dan denture bearing area rahang
bawah lebih sempit dari rahang atas. Pada dasarnya desain dibuat
dengan usaha untuk mengurangi beban, membagi beban antara gigi dan
ridge, membagi beban seluas-luasnya, dan atau menyebarkanluaskan
beban.
Untuk mengurangi beban dilakukan cara-cara berikut ini :
1. Mengurangi jumlah anasir gigi yang diganti, misalnya M3 tidak
diganti
2. Memperkecil luas permukaan gigi yang diganti, misalnya P diganti
C, M diganti P, memakai anasir yang lebih sedikit
3. Memperluas outline saddle : pada rahang bawah sampai retromolar
pad (tertutupi 10 mm), dan pada rahang bawah sampai hamular notch
Dan untuk mengurangi beban antara gigi dan ridge dilakukan dengan
cara :
1. Membuat variasi hubungan antara klammer dan sadel
2. Menempatkan Rest Oklusal Lebih ke Anterior Makin ke anterior
letak rest oklusal makin besar daya yang diterima oleh edentulous
ridge.
3. Dengan Membuat Cetakan Mukokompresi Tujuannya agar
kompresibilitas GTSL sebanding dengan jaringan periodontal gigi
penjangkaran, dengan cara memampatkan mukosa pada edentulous
ridge terlebih dahulu sehingga menghasilkan cetakan final yang
mukostatis.

35
36
2.5 Perawatan Pendahuluan

Perawatan pendahuluan adalah tindakan yang dilakukan terhadap


gigi, jaringan lunak maupun keras, dalam rangka mempersiapkan
mulut untuk menerima gigitiruan. Keberhasilan atau gagalnya gigitiruan
sebagian lepasan tergantung pada beberapa faktor diantarnya meliputi:

1.Kondisi mulut pasien

2.Keadaan periodontal gigi yang dipilih

3.Prognosa gigi tersebut

Tujuan perawatan pendahuluan selain untuk mengadakan sanitasi


mulut, juga untuk menciptakan kondisi oklusi normal, yang menjamin
kesehatan gigi dan jaringan pendukungnya.

Dalam usaha mempersiapkan mulut untuk menerima gigitiruan ada 2 (dua)


hal penting yang harus diperhatikan, yaitu:

1.Pemeriksaan mulut, gigi geligi dan jaringan mulut lainnya.

2.Usaha mempersiapkan gigi dan mulut dalam menerima gigitiruan.

37
Kedua hal tersebut merupakan tindakan dasar dengan
mengembalikan kesehatan mulut dan menyingkirkan keadaan-
keadaan yang dapat menyebabkan kegagalan dalam tujuan
pemakaian gigitiruan.

Langkah-langkah persiapan gigi dan mulut adalah sebagai berikut:

1.Penentuan dataran oklusal

2.Pengkonturan kembali permukaan proksimal posterior

3.Pengkonturan kembali permukaan proksimal anterior

4.pengkonturan kembali permukaan fasial dan lingual gigi

5.Pembuatan preparasi gigi sandaran

6.Pengahalusan preparasi gigi sandaran

7.Penghalusan dan pemolesan seluruh dasar permukaan

Perawatan ini meliputi:

1)Tindakan-tindakan yang berhubu-ngan dengan perawatan bedah.

Umumnya pembedahan mencakup jaringan keras dan lunak


yang memerlukan waktu penyenbuhan yang cukup sebelum
pembuatan gigitiruan. Makin lama jarak waktu pembedahan dengan
pencetakan makin sempurna penyembuhan sehingga gigitiruan lebih
stabil.

Antara lain :

a. Pencabutan.

Gigi yang akan dicabut harus ditentukan dengan teliti. Setiap


gigi diperiksa apakah cukup penting dan masih dapat dipertahankan
untuk keberhasilan gigitiruan yang akan dibuat atau harus dicabut.

38
Gigi yang cukup kuat yang akan dijadikan sandaran dapat
dipertahankan sebaliknya gigi yang dapat menimbulkan kesulitan
dalam pembuatan gigitiruan sebaiknya dicabut.

b.Penyingkiran sisa akar yang tinggal dan gigi impaksi

Pengambilan sisa akar yang terpenting dapat dilakukan dari


permukaan labial/bukal, atau palatal tanpa mengurangi tinggi alveolar
ridge. Pengambilan gigi yang impaksi dilakukan sedini mungkin
agar dapat mencegah infeksi akut dan kronis.

c. Kista dan tumor odontogenik

Semua gambaran radiolusen dan radiopak harus diselidiki. Penderita


harus diyakinkan tentang keadaan mulutnya yang mempunyai kelainan
berdasarkan laporan akhir patologis.

d.Penonjolan tulang

Penonjolan tulang yang menghalangi pemasangan gigitiruan harus


disingkirkan. Misalnya :

•Torus palatinus yang meluas sampai pada pertemuan palatum mole


sehingga menghalangi adanya posteror palatal seal

•Torus palatinus yang sangat besar sehingga memenuhi palatum dan


akan menyebabkan ketidakstabilan gigitiruan.

•Torus palatinus yang menyebabkan penumpukan debris.

e.Bedah periodontal

Bedah periodontal dilakukan untuk mendapatkan keadaan jaringan


yang sehat sebagai pendukung gigitiruan. Penyingkiran saku

39
gusi dapat dilakukan dengan cara kuretase dan eksisi surgical.
Misalnya :

•Gingivectomy

•Reposisi flep

2)Tindakan-tindakan yang berhubungan dengan perawatan jaringan


pendukung.

Hal ini berguna untuk mendapatkan jaringan yang sehat pada


gigi yang ada sehingga dapat memberikan dukungan dan fungsi
yang baik untuk gigitiruan. Antara lain :

•Menghilangkan kalkulus

•Menghilangkan pocket periodontal

•Melakukan splinting terhadap gigi-gigi yang mobiliti

•Memperbaiki tambalan yang tidak baik, seperti tambalan menggantung.

•Menghilangkan gangguan oklusal

3)Tindakan Konservasi

Sebelum merencanakan gigi tiruan harus diketahui perbaikan yang akurat


terhadap gigi-gigi yang ada. Antara lain :

•Penambalan

•Pembuatan inlay, dsb

•Kedudukan rest

4)Tindakan-tindakan ortodonti

Misalnya ada kasus diastema sentralis, sebaiknya dilakukan


perawatan ortodonti terlebih dahulu sebelum pembuatan gigitiruan.

40
Aspek yang lebih signifikan dari perawatan desain gigitiruan
sebagian lepasan adalah rencana perawatan yang tepat dan persiapan
mulut dan keakuratan hasil melalui proses pembuatan. Perlu
diperhatikan desain gigitiruan tidak akan berhasil tanpa penyelesaian
yang sangat teliti dan prosedur klinis serta prosedur laboratorium.

Keuntungan dari perencanaan, pembuatan dan pelaksanaan


persiapan di dalam mulut yang teliti adalah sangat mendasar.
Preparasi kedudukan sandaran yang tepat dan pengepasan sandaran
secara akurat akan mengarahkan gaya pengunyahan, sehingga gigi
dan desain gigitiruan sebagian lepasan akan mendukung satu sama lain.
Gaya yang seimbang dan didistribusikan dengan sesuai dapat
membantu mempertahankan struktur rongga mulut yang masih ada dan
restorasi. Akhirnya keadaan ini dapat menghasilkan ramalan,
prognosa yang baik untuk suatu restorasi. Setelah dilakukan perawatan
pendahuluan yang baik, barulah dapat dilakukan pengambilan
cetakan pada pasien untuk pembuatan gigitiruan, karena
gigitiruan dapat bertindak sebagai pengganti fungsi gigi yang hilang
dan mengembalikan kesehatan jaringan mulut.

Jadi, perawatan pendahuluan pada kasus ini yang utama adalah usaha
mempersiapkan mulut untuk menerima gigitiruan

2 (dua) hal penting yang harus diperhatikan, yaitu:

1.Pemeriksaan mulut, gigi geligi dan jaringan mulut lainnya.

2.Usaha mempersiapkan gigi dan mulut dalam menerima gigitiruan.

Kedua hal tersebut merupakan tindakan dasar dengan


mengembalikan kesehatan mulut dan menyingkirkan keadaan-
keadaan yang dapat menyebabkan kegagalan dalam tujuan
pemakaian gigitiruan.

41
Perawatan pendahulan untuk rahang bawah akan di lakukan perawatan
yang berhubungan dengan jaringan pendukung (periodontal), sepeeti :

- menghilangkan kalkulus

- melakukan splinting terhadap gigi geligi yang mobiliti

Prosedur pencetakan
a. Cetakan Anatomis
Bahan : Hydrokoloid irreversible/alginate
Sendok : Stock tray yang berlubang dan tanpa sudut
Prosedur pencetakan
a. Cetakan Anatomis
Bahan : Hydrokoloid irreversible/alginate
Sendok : Stock tray yang berlubang dan tanpa sudut
Prosedur pencetakan
a. Cetakan Anatomis
Bahan : Hydrokoloid irreversible/alginate
Sendok : Stock tray yang berlubang dan tanpa sudut
Prosedur pencetakan
a. Cetakan Anatomis
Bahan : Hydrokoloid irreversible/alginate
Sendok : Stock tray yang berlubang dan tanpa sudut

42
2.6 Teknik mencetak dengan
penekanan yang selektif
antara gigi dan jaringan pendukung

• Teknik mukokompresi

Jaringan lunak mulut di bawah penekanan. Pencetakan dilakukan dengan


menggunakan bahan yang mempunyai viskositas tinggi, sehingga tekanan
lebih dibutuhkan ke arah mukosa di bawahnya.

• Teknik mukostatis

Jaringan lunak mulut berada dalam keadaan istirahat. Pencetakan yang


demikian dilakukan dengan menggunakan bahan yang mempunyai viskositas
yang sangat rendah, dimana hanya sejumlah kecil tekanan yang dibutuhkan,
sehingga pada keadaan ini sedikit atau tidak ada sama sekali terjadi
pergerakan dari mukosa.

43
Teknik Pencetakan Fungsional Rahang Tak Bergigi

IMPRESSION TECHNIQUE

a.  Single stage impression technique

- Stock tray (complete denture)


- Putty
- Light body
- Adhesive tray
- Scalpel
- Handskun

Keuntungan:

a.  Memerlukan waktu yang lebih singkat

b.  Memerlukan bahan yang lebih sedikit

c.  Kesalahan dalam satu segmen/satu sisi tidak akan menyebar luas ke
segmen yang lain

b.  Two stage impression technique

1) single step border moulding


- Individual tray (closed fitting tray)
- Heavy body
- Light body
- Adhesive tray
- Hanskun Latex/Nitride

44
2) Selective pressure technique
- Individual tray (window type)
- Heavy body
- Light body
- Adhesive tray
- Hanskun Latex/Nitride

Untuk kasus ini pada RA


dilakukan teknik prostodonik
konvensional dengan
perhatian khusus
pada &aringan yang flabby gunakan teknik mencetak selective pressure.

45
2.7 Survei Model

Survey merupakan prosedur diagnostik yang dapat menganalisis hubungan


dimensional antara jaringan lunak dan keras dalam mulut.Surveyor adalah
paralelisasi yang digunakan dalam dalam pembangunan lokasi dari protesis dan
menggambarkan kontur dan posisi relatif dari gigi penyangga dan struktur
terkait. Ini adalah alat yang digunakan untuk menentukan pararelismerelatif
dari dua atau lebih permukaan gigi atau bagian lain dari tuangan pada lengkung
gigi. Selainitu juga digunakan untuk preparasi restorasi gigi seperti lepasan dan
jembatan fixed dan dentur darimodel gigi dari pasien.

Ada beberapa kegunaan dari surveyor adalah:

• Menguji paralelisasi dari preparasi-preparasi gigi.Paralelisasi dari gigi


FPD yang dipreparasi dapat dievaluasi dengan surveyor gigi.

• Membuat diagnosa surveyingSatu kegunaan utama dari surveyor gigi


adalah untuk meneliti pembuatan diagnosa untuk :
a) Membentuk kontur dan jaringan lunak/keras dari gigi ketika dibentuk
oleh RPD,
b) Rencanamodifikasi dari gigi dan jaringan lunak/keras untuk RPD,
c) Menguji preparasi yang cukupkomplit.

• Pola kontur wax (lilin) untuk mahkota.Pola wax untuk mahkota dapat
dikontur dengan potongan khusus menggunakan surveyor gigi.Terutama
untuk pembentukan mahkota dari gigi penyangga untuk RPD. Mereka
menyebutnyaMAHKOTA SURVEYER dan harus dipotong khusus untuk
clasp atau attachment yang digunakan pada RPD

46
• Kontur Mahkota Permukaan mahkota metal dan porselen dapat di
kontur untuk mencapaai pemotongan khususmenggunakan bur pada
untuk keamanan handpiece untuk keamanan pada vertikal spindel
darisurveyor gigi. Proses dari pemotongan permukaan mahkota secara
paralel untuk memneri jalankecil pada penempatan dari RPD
menggunakan bur yang disebut MILLING.G

• Ketika menggunakan alat presision dan semipresision.Surveyor gigi


digunakan untuk meluruskan alat presision dan semipresision.

• Model kerangka RPD pada tuangan utama Surveyor gigi digunakan untuk
menandai batas survey dan undercut pada master cast prior untuk kerangka
outlining RPD.

• Menghalangi master castSurveyor digunakan untuk menghalangi


undesirable undercuts pada master cast sebagai langkadalam produksi
kerangka RPD.

Bagian-bagian Surveyor

Surveyor mekanikal terdiri dari tiga bagian utama : surveyor, cast holder dan
berbagai alat-alat

survey.

Surveyor terdiri dari:

1. PLATFORM yang memegang cast duduk.

2. KOLOM vertikal yang mendukung lengan lurus.

3. LENGAN LURUS dari spindle vertikal adalah suspend.

47
4. SPINDLE VERTIKAL dengan cekaman pada akhir inferior.

5. CHUCK (CEKAMAN) pada akhir inferior dari spindle, dimana berbagai alat-
alat survey

dapat dijamin.

Bagian-bagian Surveyor

Surveyor mekanikal terdiri dari tiga bagian utama :


Surveyor, cast holder dan berbagai alat-alatsurvey.

Surveyor terdiri dari:


1. PLATFORM yang memegang cast duduk.
2. KOLOM vertikal yang mendukung lengan lurus.
3. LENGAN LURUS dari spindle vertikal adalah suspend.
4. SPINDLE VERTIKAL dengan cekaman pada akhir inferior.
5. CHUCK (CEKAMAN) pada akhir inferior dari spindle, dimana berbagai alat-
alat surveydapat dijamin.

Cast holder terdiri dari:


1. CAST CLAMP sebagai pengaman casp untuk cast holder.
2. BASE yang didukung cast clamp dan sandaran pada platform dari surveyor.
3. BALL JOINT yang desediakan cast clamp untuk merotasi berbagai posisi pada
hubungandengan base.

48
Jenis surveyor yang banyak dipakai ialah The Ney dan Jalenko. Kedua jenis
surveyor ini mempunyai disain yang sederhana tetapi mencukupi untuk beberapa
keperluan.

Bagian – Bagian The Ney Surveyor

1. Platform Pelat dasar, di atas bagian ini basis dapat digerakkan.


2. Vertical arm Bagian ini mendukung bagian-bagian atas lainnya.
3. Horizontal arm Tempat tergantungnya alat-alat untuk mensurvey.
4. Vertical spindle Tongkat vertikal yang akan berhubungan dengan alat-alat
untuk mensurvey ( surveying tools).
5. Model table Memiliki klem untuk memegang model.
6. Basis meja model Tempat meja model bergerak dengan menggunakan
sendi peluru.
7. Mandrel Tempat untuk menyimpan alat-alat khusus.
8. Surveying tools
9. Analyzing rod (A) Untuk menganalisa dan melakukan kesejajaran
10. Carbon marker (B) Untuk memperoleh garis ketinggian kontur permukaan
gigi sandaran
11. Wax trimmer (C) Untuk membuang kelebihan lilin (misalnya pada
restorasi makhota)
12. Undercut gaugae (D; E; F) Untuk mengukur kedalaman daerah gerong
(undercut)

49
Langkah-langkah :

a. Pemiringan model rahang

1. Pemiringan anterior

Tepi anterior dimiringkan ke bawah dan digunakan untuk kasus berujung bebas

yang lebih posterior dari gigi premolar, memberikan arah pemasangan dari

posterior ke anterior, dengan memanfaatkan gerong yang ada pada bagian


distal premolar.

2. Pemiringan posterior

Pada kasus kehilangan banyak gigi anterior, disini gerong mesial dari premolar
dan

molar yang dimanfaatkan.

Pada kasus kehilangan gigi yang terjadi pada bagian anterior maupun posterior

Langkah-langkah Survei Model :

a. Pemiringan model rahang

1. Pemiringan anterior

50
Tepi anterior dimiringkan ke bawah dan digunakan untuk kasus berujung
bebasyang lebih posterior dari gigi premolar, memberikan arah pemasangan
dari posterior ke anterior, dengan memanfaatkan gerong yang ada pada bagian
distal premolar.

2. Pemiringan posterior

Pada kasus kehilangan banyak gigi anterior, disini gerong mesial dari premolar
danmolar yang dimanfaatkan.Pada kasus kehilangan gigi yang terjadi pada bagian
anterior maupun posterior

3. Pemiringan lateral

Pada kasus dengan posisi salah satu gigi penyangganya abnormal seperti gigi
molar kiri bawah sangat miring ke lingual serta gerong jaringan tertentu
sepertituberositas yang menonjol.

b. Pengukuran retensiDengan mempergunakan alat undercut gauge yang


besarnya 0.01-0.03 inci.
c. Pemilihan final arah pemasanganHarus memenuhi empat syarat yaitu aspek
bidang bimbing, retensi, hambatan dan estetik.d. Penutupan bagian model
kerjaSetiap gerong yang akan dilewati bagian kaku kerangka protesa harus
ditutupi dengan cara blocking out dengan menggunakan malam.
d. Rilif bagian model kerjaRilif dianjurkan untuk keadaan tertentu seperti lereng
jaringan yang miring dan pada semua bagian gingival yang harus dilindungi
dari kemungkinan terjadinya penekanan berlebihkerangka protesa. Rilif

51
dilakukan dengan pemasangan selapis tipis malam pada permukaanmodel
kerja, diatas malam baru dipasang konektor atau bagian lain.

e. Rekaman hubungan model kerja dengan surveyor (recording)


1. Tripoding (tripodization)

2. Pemberian tanda garis pada tiga sisi berlainan pada model

3. Pemberian tanda goresan pada tiga sisi berlainan pada model

4. Pemasangan pin yang disemen

52
2.8 Penjelasan mengenai apa yang terjadi pada kasus GTSL kompleks
seperti ini dan penanganannya

Yang terjadi :

Secara umum, terdapat tujuh karakteristik yang khas berhubungan dengan


sindrom ini, yaitu:

1. Kehilangan tulang pada bagian anterior dari linggir maksila

2. Tuberositas yang menonjol

53
3. Hiperplasia papila dari mukosa palatum keras

4. Ekstrusi dari gigi-gigi anterior rahang bawah

5. Kehilangan tulang alveolar dan ketinggian linggir di bawah landasan gigi tiruan
lepasan rahang bawah

6. Gangguan estetik

7. Penurunan tinggi dimensi vertikal

Menurut Ellsworth Kelly, terdapat lima tanda atau gejala yang umum terjadi pada
sindrom ini, yaitu:

1.Kehilangan tulang dari linggir maksila anterior

2.Pertumbuhan yang berlebih dari tuberositas

3.Hiperplasia papila pada palatum keras

4.Ekstrusi gigi-gigi anterior rahang bawah

5.Kehilangan tulang di bawah landasan gigi


tiruan sebagian

Sedangkan, Saunders et al menjelaskan terdapat enam tanda atau gejala klinis


yang berhubungan dengan sindrom ini, yaitu:
1.Kehilangan dimensi vertikal dari oklusi
2.Perubahan dataran oklusal
3.Reposisi mandibula ke anterior
4.Adaptasi yang buruk dari gigi tiruan
5.Epulis fissuratum
6.Perubahan periodontal

54
Penanganannya:
Perawatan konvensional sindrom kombinasi dapat dilakukan dengan dua cara,
yaitu hanya dengan perawatan prostodontik saja, atau dengan kombinasi
perawatan prostodontik dan bedah pra-prostetik.
Kelly berpendapat bahwa sebelum dilakukan perawatan dengan menggunakan
gigi tiruan, perubahan-perubahan besar yang sudah ada sebaiknya dilakukan
perawatan bedah terlebih dahulu. Kondisi ini termasuk jaringan flabby
(hiperplastik), hiperplasia papila, dan tuberositas yang membesar. Gigi tiruan
lengkap rahang bawah menghasilkan prognosis yang lebih baik pada pasien
sindrom kombinasi dan gigi-gigi asli anterior rahang bawah ada keterlibatan
periodontal.
Sedangkan Saunders et al tahun 1979 menyatakan bahwa perawatan dasar yang
objektif dalam merawat pasien-pasien sindrom kombinasi adalah untuk
mendapatkan dataran oklusal yang lebih baik yang mana terjadi penekanan
oklusal pada regio anterior rahang atas
2.9 Penentuan Hubungan Rahang

Hubungan rahang didefinisikan sebagai suatu keadaan hubungan rahang


bawah terhadap rahang atas, dan dinyatakan dengan hubungan rahang dalam arah
vertikal dan hubungan rahang dalam arah horizontal. Kedua hubungan rahang ini
saling mempengaruhi satu sama lain.

Hubungan rahang dalam arah vertikal disebut juga dengan dimensi


vertikal. Dua keadaan dimensi vertikal yaitu vertikal oklusi dan vertikal istirahat

55
fisiologis, sehingga dalam mulut terdapat selisih ruang dari kedua dimensi vertikal
tersebut yang dikenal sebagai jarak interoklusal atau free way space.

Pengukuran dimensi vertikal:

Pada pasien yang telah kehilangan semua gigi (adodonsia penuh), dimensi
vertikalnya telah hilang sehungga harus dilakukan pencarian kembali dengan
rumus:

Dimensi vertikal = Physiological rest position- free way space

Dimensi vertikal posisi istirahat:

1) Ukur dimensi vertikal dengan bite rim rahang atas dan rahang bawah
dalam mulut.

2) Tentukan dua titik pada wajah pasien sejajar dengan median line.
Pengukuran dilakukan dengan menggunakan jangka sorong dari titik
subnasion sampai titik gnation.

3) Pasien diinstruksikan untuk menghitung satu hingga sepuluh serta saat


tersebut jarak kedua titik diukur.

4) Penderita disuruh mengucapkan beberapa kata yang berakhiran “s” dan


diukur kembali dengan jarak kedua titik tersebut.

5) Seterusnya penderita disuruh menelan dan dalam keadaan rleks dilakukan


pengukuran ketiga.

6) Pasien harus mengambil physiological rest position saat bite rim


dimasukkan ke dalam mulut. Tanpa mengganggu posisi istirahat, bibir
pasien dibuka perlahan untuk melihat paakah ada ruang bebas antara bite
rim atas dan bawah, biasanya sebesar 2-4mm.

7) Hasil pengukuran tersebut dikurangi dengan free way space (antara 2-


4mm) untuk memperoleh besar dimensi vertikal.

56
8) Bila relasi vertikal terlalu tinggi, maka ketinggian bite rim rahang bawah
harus dikurangi supaya tidak mengganggu estetika, kecuali bila
memerlukan pengurangan yang banyak, barulah bite rim atas bisa
dikurangi.

9) Pengurangan bite rim rahang atas harus berhati-hati jangan sampai


kehilangan kesejajaran bidang orientasi yang telah didapat.

10) Bila relasi vertikal terlalu rendah, maka dapat dilakukan penambahan bite
rim rahang bawah dengan menggunakan wax agar ketebalannya merata
dan tidak mengganggu kesejajaran bidang orientasi.

11) Jangan pernah menambah bite rim rahang atas, karena akan menambah
garis insisal yang telah ditentukan sebelumnya

BAB III

57
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan kasus skenario 1, diagnosis untuk kasus ini


adalah Sindroma Kombinasi, yakni kondisi yang disebabkan oleh adanya gigi
pada anterior mandibula dan anodonsia/edentulous maksila. Perawatan
konvensional sindrom kombinasi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu hanya
dengan perawatan prostodontik saja, atau dengan kombinasi perawatan
prostodontik dan bedah pra-prostetik. Untuk kasus ini, pada pasien dilakukan
teknik prostodonik konvensional dengan perhatian khusus pada jaringan
yang flabby gunakan teknik mencetak selective pressure.

Dan pada desain gigi tiruan lepasan untuk klasifikasi Kennedy Kelas
I berbentuk bilateral free end atau distal extension dengan atau tanpa
modifikasi dibuat dengan usaha untuk mengurangi beban, membagi beban
antara gigi dan ridge, membagi beban seluas-luasnya, dan atau menyebarkan
luaskan beban.

3.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan yang diambil, saran dari kami berupa


diperlukannya pembelajaran lebih mendalam bagi mahasiswa maupun dokter gigi
agar dapat memberikan pendekatan perawatan kepada pasien secara terus-
menerus sehingga dapat membangun inisiatif dalam memberikan perawatan yang
efektif,efisien dan bisa bekerjasama dengan pasien sehingga kemungkinan
bertahan lamanya gigi tiruan yang nyaman digunakan dengan sesedikit mungkin
terjadi kerusakan jaringan dapat terealisasikan.

58

Anda mungkin juga menyukai