Anda di halaman 1dari 19

BAHAN TUGAS MANDIRI

PEGANGAN MAHASISWA

MODUL GIGI TIRUAN PENUH

Drg. Krista Veronica Siagian MARS

PS. Pendidikan Dokter Gigi


Universitas Sam Ratulangi
~ KOMPETENSI DICAPAI ~

DOMAIN
III : Pemeriksaan Fisik Secara Umum dan Sistem Stomatognatik
IV : Pemulihan Fungsi Sistem Stomatognatik

KOMPETENSI UTAMA

9.3 Menggunakan rekam medik sebagai acuan dasar dalam melaksanakan perawatan
gigi dan mulut
10.1 Menegakkan diagnosis dan menetapkan prognosis penyakit / kelainan gigi dan
mulut melalui interpretasi, analisis dan sintesis hasil pemeriksaan pasien
11.1 Mengembangkan, mempresentasikan dan mendiskusikan rencana perawatan yang
didasarkan pada kondisi, kepentingan dan kemampuan pasien.
11.2 Menentukan rujukan yang sesuai
12.1 Mengendalikan rasa sakit dan kecemasan pasien disertai sikap empati

KOMPETENSI PENUNJANG

9.3.1 Membuat rekam medik secara akurat dan komprehensif (C1, P3, A4 )
9.3.2 Mengelola rekam medik sebagai dokumen legal dengan baik (C3,P3,A4).
9.3.3 Merencanakan perawatan medik kedokteran gigi berdasarkan catatan medik
yang tertulis pada rekam medik (C3,P3,A4).
10.1.8 Menjelaskan keadaan kehilangan gigi yang memerlukan tindakan rehabilitatif
(C2, P3, A4).
10.1.9 Menjelaskan keadaan akibat kelainan oklusal dan gangguan fungsi mastikasi
dan kondisi yang memerlukan perawatan (C4,P4,A4).
10.1.10 Mengidentifikasi kelainan oromaksilofasial (C4,P4,A4).
10.1.11 Menjelaskan hubungan kebiasaan buruk pasien dengan adanya kelainan
oromaksilofasial (C2,P3,A2).
10.1.14 Menganalisis dan menentukan derajat risiko penyakit rongga mulut dalam
segala usia guna menetapkan prognosis (C2,P3,A2).
10.1.15 Memastikan kelainan kongenital dan herediter dalam rongga mulut (C3,P4,A3).
11.1.1 Menganalisis derajat risiko penyakit gigi dan mulut (C4,P3,A2).
11.1.2 Merencanakan pengelolaan ketidaknyamanan dan kecemasan pasien yang
berkaitan dengan pelaksanaan perawatan (C3,P3,A3).
11.1.4 Merencanakan perawatan dengan memperhatikan kondisi sistemik pasien
(C3,P3,A3).
11.1.5 Mengembangkan rencana perawatan yang komprehensif dan rasional
berdasarkan diagnosis (C3,P3,A3).
11.1.8 Bekerjasama dengan profesi lain untuk merencanakan perawatan yang akurat
(C4,P3,A3).
11.2.1 Membuat surat rujukan kepada spesialis bidang lain terkait dengan penyakit/
kelainan pasien (C3,P3,A3).
11.2.2 Mampu melakukan rujukan kepada yang lebih kompeten sesuai dengan bidang
terkait (C3,P3,A3).
12.1.3 Menggunakan anastesi lokal untuk mengendalikan rasa sakit (control of pain)
untuk prosedur restorasi dan bedah (C4,P4,A4).
ABSTRACTS

Lecture 1
Definisi Gigi Tiruan Penuh/Full/Complete Denture

Dental prostetik adalah bagian dari ilmu prostetik yang memperbaiki keadaan dalam
mulut. Dental prostetik mencakup gigi tiruan, jembatan, obturator dan lain-lain. Pembuatan
complete denture diperuntukkan pada pasien dengan kondisi kehilangan seluruh gigi pada
rahang atas dan rahang bawah. Salah satu fungsi complete denture ini adalah memperbaiki
fungsi mastikasi dari pasien tak bergigi.

LEARNING TASK :

1. Apakah tujuan pembuatan complete denture?


2. Apakah definisi dari complete denture?

Lecture 2
Anatomi Rongga mulut pasien GTP

Sebelum memulai pembuatan complete denture, maka sebagai seorang dokter gigi
kita harus tahu terlebih dahulu anatomi dari rongga mulut. Hal ini sangat mempengaruhi
keberhasilan pembuatan complete denture.

LEARNING TASK

1. Sebutkan dan jelaskan anatomi landmark rahang atas!


2. Sebutkan dan jelaskan anatomi landmark rahang bawah!
3. Sebutkan otot-otot pengunyahan utama dan tambahan!
Lecture 3 :

Cetak dan Model Anatomi

Dalam pembuatan complete denture, pencetakan rahang sangat berpengaruh


terhadap keberhasilan perlekatan complete denture pada ridge. Oleh karena itu pada
complete denture pencetakan berbeda dari pencetakan pada kasus pembuatan partial
denture.

LEARNING TASK:

1. Bahan cetak apa saja yang dipergunakan untuk pencetakan pada pembuatan
complete denture?
2. Bagaimanakah perlekatan complete denture pada ridge?
3. Mengapa diperlukan border moulding?

Lecture 4,5,6 :

Treatment planning, Tahanan jaringan, sendok cetak individual, Border moulding dan
pencetakan fungsional

Sebelum menetapkan rencana perawatan perlu diketahui keluhan pasien ,riwayat


kesehatan pasien, ekstra oral, intra oral, riwayat penggunaan gigi tiruan, dan kelainan
lainnya, sehingga dapat ditentukan prognosis perawatannya.
Untuk mendapatkan model kerja pada pasien complete denture dibuat dahulu sendok
cetak individual dari model anatomis. Kemudian dilakukan border moulding dengan
green stick dan dilakukan cetak fungsional dengan elastomer.

LEARNING TASK :
1. Apa saja yang perlu diperiksa sebelum menentukan rencana perawatan?
2. Gambarkan outline stopper pada RA dan RB?
3. Apa guna spacer malam dan stopper?
4. Jelaskan tujuan border moulding?
5. Jelaskan tahapan border moulding?
6. Jelaskan tahapan mencetak fungsional RA dan RB?

Lecture 7 :
Pengenalan laboratorium complete denture

Dalam pengerjaan suatu gigi tiruan penuh atau kita kenal dengan complete
denture tidak bisa dipisahkan dari proses dental laboratories. Untuk mendapatkan
suatu gigi tiuran complete denture yang baik tentunya sebagai dokter gigi sangat
penting untuk mengetahui dan memahami tentang alat, bahan-bahan sampai
prosedur dental laboratorisnya sehingga nantinya kita dapat berkomunikasi dengan
baik dengan dental teknisi untuk meminimalkan kesalahan dalam proses
pembuatanya.
Lecture 8 :
Model kerja, lempeng gigit dan galengan gigit(BiteRim)

Pada pembuatan complete denture salah satu faktor terpenting adalah


mendapatkan model kerja yg sesuai dengan kondisi asli didalam rongga mulut
dimana gigi tiruan tersebut akan duduk. Setelah diperoleh model kerja yang
memenuhi syarat, dilanjutkan dengan pembuatan lempeng gigi dan galengan gigi.
Lempeng dan galengan gigi ini nantinya akan digunakan untuk melakukan penetapan
gigit.

LEARNING TASK

1. Apa perbedaan model kerja pada complete denture & tipe gips apa yang
sebaiknya digunakan, jelaskan?
2. Apa syarat model kerja yang baik pada complete denture?
3. Jelaskan tahapan pembuatan galengan gigit?

Lecture 9 :

Penetapan gigit/hubungan rahang

Penetapan gigit merupakan penentuan, pengukuran dan pencatatan


hubungan atau relasi mandibula terhadap maksila dalam dimensi vertikal dan
horizontal. Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk melakukan penetapan
gigit. Umumnya dalam perhitungannya digunakan minimal 2 metode untuk
mendekati relasi yang sesuai.

LEARNING TASK

1. Sebutkan perbedaan penetapan gigi pada pasien bergigi dengan tidak bergigi

2. Sebutkan dan jelaskan metode2 yang dapat digunakan untuk melakukan


penetapan gigit
3. Apa yang dimaksud dengan free way space

Lecture 10 :
Armamentarium Complete Denture

Dalam pengerjaan suatu complete denture sangat diperlukan pengetahuan


tentang alat/ instrument yang memadai untuk memudahkan operator atau dental
teknisi dalam pekerjaannya. Dengan pemakaian alat yang tepat dan prosedur yang
benar, tentunya hasil pekerjaan complete denture akan semakin baik.

LEARNING TASK

1. Sebutkan dan jelaskan fungsi instrument yang digunakan dalam proses


pembuatan gigi tiruan complete denture
2. Apa yang anda ketahui tentang bite plate?
3. Jelaskan cara pemakaian bite plate
Lecture 11 :
Artikulator

Untuk menyusun complete denture, model kerja akan ditanam dalam


articulator terlebih dahulu. Articulator merupakan alat yang dibuat mewakili relasi
rahang atas dan rahang bawah. Ada beberapa jenis articulator dari yang sederhana
sampai yang mendekati pergerakan rahang atas dan rahang bawah

LEARNING TASK

1. Sebutkan jenis-jenis articulator


2. Apa fungsi facebow transfer pada articulator jenis semi adjustable

3. Kenapa sebaiknya kita menggunakan articulator semi adjustable pada


pembuatan complete denture?

Lecture 12 :
Memilih bentuk dan warna gigi

Dalam pembuatan gigi tiruan lengkap (complete denture), salah satu hal yang perlu
diperhatikan adalah pemilihan anasir/elemen gigi. Secara umum biasanya ukuran gigi pada
wanita cenderung lebih kecil daripada pria. Oleh karena itu ada beberapa hal yang harus
diperhatikan dalam pemilihan bentuk, ukuran dan warna gigi.

LEARNING TASK :
1. Apa saja yang harus diperhatikan dalam pemilihan bentuk dan warna gigi?
2. Bagaimana cara kita mencocokkan warna gigi pada pasien yang sudah tidak bergigi?

Lecture 13 :
penyusunan gigi

Setelah dilakukan pemilihan anasir/elemen gigi yang tepat, maka tahap selanjutnya
yang harus dilakukan adalah penyusunan gigi. Pada penyusunan gigi ada beberapa tahap
dan urutan penyusunan yang harus diperhatikan, serta harus memperhitungkan kurva spee
dan kurva Wilson.

LEARNING TASK :
1. Apa yang dimaksud kurva spee dan kurva Wilson?
2. Bagaimanakan tahap dan urutan penyusunan anasir/elemen gigi?

Lecture 14 :

Pengisian Kartu status

Jelaskan apa yang mesti diisikan dalam rekam medik, berdasarkan pemeriksaan subjektif dan objektif untuk
perawatan gigi Tiruan penuh

Lecture 15,16,17 :
Denture Wax, Try in ,wax contouring akhir, flasking, cuvet, processing
Gigi tiruan malam yang telah selesai disusun diperiksa kembali di artikulator,
kemudian dilakukan pasang coba pada pasien. Setelah sesuai dilakukan kontur akhir,
flasking, dan processing.

LEARNING TASK :

1. Apa yang diperiksa pada GTL malam setelah dilakukan penyusunan gigi?
2. Apa tujuan dari pembuatan relief chamber?
3. Apa tujuan pembuatan post dam dan cara pembuatan post dam?
4. Jelaskan bagaimana cara penanaman model dalam kuvet?

Lecture 18 :
Remounting dan selective grinding I
Setelah dilakukan prosesing akrilik, model kerja beserta gigi tiruan ditanam
kembali ke posisi yang tepat pada articulator yang disebut dengan remounting.
Kemudian dilanjutkan dengan tahapan selective grinding I yang bertujuan
mengoreksi kesalahan selama proses akrilik

LEARNING TASK :

1. Mengapa perlu dilakukan remounting I


2. Jelaskan tahapan remounting I
3. Bagaimana caranya melakukan selective grinding I

Lecture 19 :
Intermaxillary record, selective grinding II
Intermaxillary relation record disebut juga dengan interocclusal recording
merupakan catatan hubungan antara permukaan oklusal gigi tiruan rahang atas dan
rahang bawah dalam mulut. Intrerocclusal recording dilakukan sebelum remounting

II dan dilanjutkan dengan selective grinding II yang bertujuan untuk memperbaiki


oklusi sentrik, eksentrik dan dimensi vertical.

LEARNING TASK :
1. Jelaskan cara melakukan intermaxillary relation record
2. Apa tujuan dilakukan selective grinding II
3. Sebutkan tahapan pada selective grinding II

Lecture 20 :
Insersi Kontrol

Setelah melewati tahapan selective grinding II dan polishing akhir gigi tiruan
complete denture diinsersikan pada pasien. Pasien diberikan instruksi mengenai cara
memakai dan merawat gigi tiruan. Setelah insersi gigi tiruan sangan diperlukan
evaluasi atau kontrol untuk mengetahui keluhan pasien selama pemakaian gigi tiruan

LEARNING TASK :

1. Persiapan apa saja yang perlu dilakukan sebelum insersi gigi tiruan complete
denture

2. Apa saja yang dilakukan saat insersi ,control 1 dan 2setelah pemakaian gigi tiruan
complete denture

3. Sebutkan faktor-faktor penyebab mudah lepasnya gigi tiruan complete denture


setelah insersi
Lecture 21 :
Single denture
Single denture adalah gigi tiruan lengkap tunggal yang berlawanan dengan gigi asli.
Jadi single denture dijumpai pada kasus dimana seorang pasien kehilangan seluruh gigi pada
salah satu rahangnya saja.

LEARNING TASK :
1. Apakah permasalahan utama yang dijumpai pada pembuatan single denture?
2. Mengapa single denture rahang bawah merupakan kontra indikasi? Jelaskan!

Lecture 22 :
Reparasi gigi

Penggunaan dan penyimpanan gigi tiruan yang tidak hati-hati dapat menyebabkan
gigi tiruan tersebut patah. Pada kasus gigi tiruan patah yang tidak parah, kita nantinya
sebagai dokter gigi tidak selalu harus membuatkan gigi tiruan yang baru, tetapi kita dapat
melakukan reparasi pada gigi tiruan yang patah tersebut.
LEARNING TASK :

1. Sebutkan tahapan yang harus dilakukan untuk melakukan reparasi gigi tiruan!

Lecture 23 :
Relaining dan rebasing
Relining adalah proses penambahan akrilik baru pada bagian tepi / pada permukaan
dalam GT. Rebasing merupakan proses penggantian seluruh basis GT dengan yang baru
dimana anasir GT yang lama tetap digunakan.

LEARNING TASK :

1. Sebutkan indikasi relining dan rebasing?


2. Jelaskan metode melakukan relining?
3. Jelaskan metode melakukan rebasing?
4. Sebutkan perubahan klinis yang terjadi pada resorbsi tulang alveolar?

Lecture 24 :
Over Denture

Overdenture adalah gigi tiruan lepasan yang disangga oleh mucoperiosteum dan gigi
atau akar yang telah dirawat endodontik atau telah mengalami modifikasi perawatan. Untuk
menentukan apakah pasien masih diindikasikan untuk perawatan overdenture, diperlukan
evaluasi dan seleksi dari gigi penyangga yang akan dipilih. Belum tentu semua sisa akar
dapat dipergunakan sebagai penyangga overdenture.

LEARNING TASK :

1. Apakah yang harus diperhatikan dalam pemilihan gigi atau sisa akar sebagai
penyangga overdenture?

2. Sebutkan macam-macam overdenture!

3. Apa sajakah indikasi dan kontra indikasi untuk perawatan overdenture?

Lecture 25 :
Posisi Operator dan Pasien

Posisi operator dan pasien saat melakukan proses pembuatan gigitiruan cekat
maupun lepasan sangat penting untuk diketahui. Kesalahan posisi tidak hanya dapat
membuat masalah pada tubuh fisik operator tetapi juga pada hasil pengerjaan
seperti hasil preparasi maupun hasil cetakan , tentu saja hal ini akan berpengaruh
terhadap hasil akhir dari proses tersebut. Posisi yang benar akan meminimalisir
kesalahan pengerjaan sehingga dicapai hasil seperti yang diharapkan operator
maupun pasien.
Lecture 26 :
Kontrol Infeksi Prostodonsia

Profesi dokter gigi dan teknisi lab gigi berisiko tinggi untuk terjadinya infeksi
silang ketika menangani pasien dan hasil cetakan atau protesa pasien. Potensi
transmisi penyakit sangat mungkin terjadi karena sebagian besar mikro pathogen
manusia di isolasi dari sekresi rongga mulut. Oleh karena paparan berulang dari
mikroorganiosme yang berada dalam darah, saliva, maka insiden penyakit
menular banyak diderita oleh dokter gigi, antara lain Hepatitis B, HIV,
Tuberculosis dan infeksi Virus Herpes Simplex.

LEARNING TASK:

1. Bagaimana proses terjadinya infeksi silang dalam perawatan GTP

2. 2. Jelaskan penatalaksanaan tindakan kedokteran gigi dalam menghidari infeksi


silang ini
REFERENSI

1.Text Book of Prosthodontics © 2003 Deepak Nallaswamy Veeraiyan

Anda mungkin juga menyukai