perawatan prostetik
Analisa Kondisi Rongga Mulut:
1. Wanita, 71 tahun
2. Pernah memakai gigi tiruan RA
3. Sisa akar 26
4. RB anodontia totalis
5. Pembengkakan di palatal RA, tidak sakit
6. Penonjolan RB kanan regio kaninus, terasa sakit ditekan/hyperemia
7. Ingin gigi tiruan yang nyaman dipakai, tidak longgar, sempurna, dan warna gigi putih
Mendiagnosis
Evaluasi atau pemeriksaan pada lansia memerlukan beberapa modifikasi dan
penambahan pemeriksaan klinis yang dilakukan pada pasien muda. Komponen dari riwayat
pasien dan pemeriksaan klinis dan juga lingkungan fisik dan kemampuan komunikasi penting.
Anamnesa
a. Keluhan utama
Penting untuk menentukan keluhan utama pasien atau masalah yang mendorong pasien
berkunjung ke dokter gigi. Pasien harus diarahkan untuk mendiskusikan semua aspek dari
masalah saat ini, meliputi permulaan, durasi, gejala, dan faktor yang berhubungan, sehingga
dapat ditentukan test diagnostik apa yang perlu untuk menentukan penyebab dan perawatan
untuk keluhan.
b. Review medis
Melalui riwayat medis ini dokter gigi diharapkan dapat mengidentifikasi :
(1) penyakit menular yang memerlukan perhatian khusus, pencegahan, prosedur, atau konsul;
(2) alergi atau medikasi yang dapat mengkontraindikasikan penggunaan obat-obatan tertentu;
(3) penyakit sistemik dan abnormalitas jantung yang memerlukan prosedur yang kurang berat
atau penggunaan antibiotik profilaksis; dan
(4) perubahan fisologis yang berhubungan dengan penuaan yang dapat mengubah tampak
klinis dan mempengaruhi perawatan. Dokter juga dapat mengidentifikasi kebutuhan untuk
konsultasi medis atau konsul ke dokter lain sebelum melakukan perawatan dental.
d. Riwayat dental
Meliputi menilai pengalaman dental terdahulu, dan masalah dental sekarang. Beberapa hal
yang perlu dinilai seperti masalah dan perawatan dental terdahulu, frekuensi perawatan dental
dan presepsi perawatan yang dapat mengindikasikan perilaku pasien yang akan datang.
Sekaligus untuk mengetahui apakah pasien mampu menorelansi perawatan dental, ada
masalah dengan perawatan dental, indetifikasi maslah lainnya.
e. Penilaian resiko
Kebanyakan penyakit berhubungan dengan beberapa kebiasaan/sosiodemografik,
fisik/lingkugan, mikrobiologi atau faktor host.
Pemeriksaan medis
Penampilan fisik pasien, status nutrisi, gaya berjalan, postur tubuh, sikap dan perilaku
dapat memberikan petunjuk penting selama proses pemeriksaan dan diagnosis. Dalam
pemeriksaan ini harus mendapat informasi penting mengenai riwayat medis, kondisi atau
penyakit sistemik yang diderita, dan informasi medis yang penting lainnya.
Selain itu dilakukan pula pemeriksaan fisik dan tanda-tanda vital misalnya, tekanan
darah, denyut jantung, respirasi, temperatur tubuh, dan lain-lain. Status mental juga dicatat dan
diperhatikan. Kelainan mental afektif dan organik sering terjadi pada lansia.
e. Oklusi
Beberapa hal yang harus diperiksa yaitu, deviasi dan defleksi yang berkaitan dengan garis tengah
maksila dan mandibula selama membuka dan menutup mulut; kelainan oklusi; keluhan yang
berkaitan dengan TMJ, periodonsium, atau gigi, keausan oklusal, dan migrasi atau kegoyangan
gigi; hubungan gigi ke rahang. Pembuatan cetakan diagnostik dapat dilakukan untuk memantu
mempelajari bentuk, ukuran, dan posisi gigi, sisi oklusal, dan struktur jaringan pendukung pad
alansia.
Pemeriksaan Penunjang
Evaluasi radiografik diperlukan untuk mengidentifikasi karies, lesi periapikal, penyakit
periodontal dan lesi intraosseous, yang disesuaikan dengan pemeriksaan klinis dan
riwayat kasus. Radiografik juga dapat membantu mengevaluasi sinus, pertimbangan
preprostetik, identifikasi trauma dan deteksi abnormalitas lainnya
Tes laboratorium merupakan metode tambahan untuk memeriksa lansia. Termasuk : tes
mikrobiologi, tes darah (meliputi serologi, hematologi, kimia darah dan
imunohematologi), analisis urin (untuk penyakit ginjal, diabetes melitus, dan
hipertiroidism), tes kontak alergi, sitologi ekfoliasi oral, dan biopsi oral, eksisi dan insisi
dengan biopsi.
Evaluasi Prostetik harus dilakukan dengan baik. Cara bicara pasien harus dicatat. Begitu
pula dengan tampilan estetik pasien. Ketika protesa dilepas, harus dinilai :
1) defek akibat gigi tiruan (retakan, gigi yang hilang, gigi yang aus, atau dasar gigi
tiruan),
2) penggunaan bahan adesif untuk gigi tiruan,
3) identifikasi gigi tiruan. Ketika protesa dipakai kembali, dinilai :
1) stabilitas, 2) retensi), 3) dimensi vertikal oklusi,
4) kontak oklusal,
5) perpanjangan batasan periferal, dan
6) posisi relatif dari protesa maksila dan/atau mandibula.
Pada kasus tersebut, kelompok kami mendiagnosis pasien dengan:
Pembengkakan pada rahang atas: torus maksila atau torus palatina, merupakan
eksostosis yang terbentuk oleh tulang kortikal padat dan sumsum tulang yang terbatas,
dan tertutupi oleh mukosa tipis dengan vaskularisasi yang buruk. Pada kebanyakan kasus,
penemuan torus biasanya secara incidental dan diamati selama pemeriksana klinis pada
tempat praktik dokter gigi. Kondisi ini terjadi karena torus bersifat asimptomatik, dan
mereka yang memiliki torus tidak menyadarinya. Beberapa pasien mungkin mengalami
gangguan fonetik, keterbatasan mekanisme mastikasi, ulserasi mukosa, deposit makanan,
dan ketidakstabilan prostetik.
Penonjolan pada rahang bawah: tulang atau lingir tajam (eksostosis), merupakan
tonjolan tulang pada prosesus alveolaris yang berbentuk membulat seperti torus
mandibula serta tajam akibat pencabutan gigi. Bila diraba terasa sakit dan tidak dapat
digerakkan.
Sisa akar gigi 26
Anodontia totalis RB, adalah suatu keadaan dimana semua benih gigi tida terbentuk
sama sekali dan merupakan suatu kelainan yang sangat jarang terjadi. Anodontia dapat
terjadi hanya pada periode gigi tetap/permanen, walaupun gigi sulung terbentuk dalam
jumlah yang lengkap.
Edentulous Maksila
Perawatan prostetik dengan gigitiruan penuh tidak sekedar untuk mengganti gigi
yang hilang tetapi harus bertujuan meningkatkan kualitas kesehatan jaringan mulut, yang
akan memperbaiki fungsi pengunyahan, fungsi estetik dan fonetik. Gigi tiruan lengkap lepasan
atau full pothesa adalah gigi tiruan untuk menggantikan semua gigi asli beserta bagian jaringan
gusi yang hilang, seseorang yang telah kehilangan semua gigi geliginya, akan dapat menghambat
fungsi pengunyahan, fungsi fonetik, fungsi estetik dan mempengaruhi keadaan psikis.
Gigi tiruan akrilik merupakan gigi tiruan yang paling sering dan umum dibuat pada saat
ini, baik untuk kehilangan satu atau seluruh gigi. Gigi tiruan ini mudah dipasang dan dilepas oleh
pasien. Bahan akrilik merupakan campuran bahan sejenis plastic yang manipulasinya mudah,
murah, ringan dan bisa diwarnai sesuai dengan warna gigi dan warna gusi.