Anda di halaman 1dari 34

Tutor drg.

Bayu Indra Sumana


Rizki Yulita Rahma
Haluanry Doane Santoso
Kasma Ernida Haida
Nina Annisa h.
Aizar Agi S.
Adib Muntasir
Putri Dwi Andriyani
Inayaty Humairo
Maya Sagita
Juli Harnida Purwaningayu
Gerda Marty Sura
Seorang kakek berusia 65 tahun datang ke praktek dokter
gigi X dengan keluhan gigi palsu rahang atasnya goyang-goyang
pada saat bicara dan terlepas saat makan. Hasil anamnesa
didapatkan bahwa: Kakek tersebut mulai memakai gigi palsu
sudah sekitar 1 tahun yang lalu. Pada awal pemakaian gigi
tersebut terasa enak dan bisa berfungsi dengan baik, tetapi
akhir-akhir ini terasa longgar dan sering lepas. Hasil
pemeriksaan klinis intra oral menunjukkan edentulous rahang
atas-bawah, tulang alveolar (ridge) yang sangat fibrous dan
terdapat lesi pada mukosa bukal regio gigi molar serta palatum
yang rendah. Hasil pemeriksaan gigi palsu didapatkan: Full
denture terdapat sisa makanan yang menempel di plat dasar,
oklusi seimbang, kotor dan bau sekali. Dokter gigi X berencana
mengganti plat dasar gigi tiruan tersebut.
Resorbsi
Tulang
Alveolar
etiologi
patogenesa
Tatalaksana
Lesi
GT
Pencegahan
komplikasi
1. Menjelaskan etiologi resorbsi tulang alveolar!
2. Menjelaskan etiologi GT Longgar!
3. Menjelaskan patogenesis tulang alveolar fibrous!
4. Menjelaskan tatalaksana untuk lesi!
5. Menjelaskan tatalaksana pada GT!
6. Menjelaskan macam-macam bahan base plate!
7. Menjelaskan kelebihan dan kekurangan
rebasing!
8. Menjelaskan indikasi dan kontraindikasi!
9. Menjelaskan instruksi thd pasien!
10. Menjelaskan pencegahan!
Lokal
Kondisi setelah ekstraksi gigi
Edentulous
Tekanan kunyah dari GT ke edentulous ridge
Sistemik
Usia
Jenis kelamin
Defisiensi Ca
Kelainan metabolisme Ca dan P
Osteoporosis
Ketidakseimbangan hormon

(Zlatari, et al. 2001)
Biasanya resorbsi dimulai pada umur 35-40
tahun produksi osteoblast (perkembangan,
pemeliharaan , perawatan, perbaikan tulang)
menurun dan proses resorpsi tulang lebih
cepat dibandingkan osteogenesis.

(Zmysowska, 2007)

Jenis Geligi Tiruan
Pada GTSL tekanan kunyah yang diterima gigi
penahan diteruskan ke jaringan tulang alveolar
sehingga tekanan seperti ini menambah kuat
dan padatnya tulang alveolar.
Sedangan Pada GTL gigi penahan tidak ada
sehingga tekanan akan diteruskan langsung
kepada jaringan lunak dan tulang dibawah GT
dan akhirnya menyebabkan resorbsi tulang.

(Gunadi. 1995)

Selama 1 thn pasca pencabutan, resorpsi tlg
alveolar yg terjadi kira-kira 2-3 mm pd
maksila dan 4-5 mm pd mandibula.
Proses resorpsi tlg biasanya terjadi pada usia
65 thn ke atas


(Nallaswamy. 2007)
Pemakaian gigi tiruan dalam jangka waktu
lama tekanan GT membebani dan
merusak tulang alveolar penurunan
tulang alveolar

(Zarn & Bolender, 2004; Damayanti, 2009)

Multifaktoral
Faktor anatomis
Ukuran, bentuk, densitas ridge.
Faktor metabolik
Nutrisi, hormon mempengaruhi pembentukan
dan penghancuran sel tulang
Faktor fungsional
Frekuensi, intensitas, durasi dan arah tekan pada saat
tulang berfungsi
Usia
Adanya proses aging.

(Zarn & Bolender, 2004; Damayanti, 2009)
Hilangkan faktor penyebab: haluskan tepi
sayap bukal yang melukai
Instruksikan pasien untuk menjaga OH
(proses penyembuhan lesi/traumatik ulser 7-
10 hari setelah faktor penyebab dihilangkan
dg kondisi RM yang bersih)
Jika sakit : sodium bikarbonat atau antiseptik
mouthwash (Chlorhexidine atau
benzydamine)

DeLong L. 2008.
A. Pemeriksaan:

Anamnesis
Data pribadi dan keluarga pasien, keluhan pasien, ada alergi atau tidak, riwayat
penyakit pasien, dan riwayat pemakaian GT

(Levin B, 2002)
Ekstra oral
Otot wajah
Hubungan antar rahang
TMJ
Profil wajah

Intra Oral
Keadaan mukosa rongga mulut
Residual ridge
Bentuk palatal
Kebersihan Rongga mulut
Stabilitas dan retensi gigi tiruan
Saliva.

(Levin B, 2002)
Pemeriksaan klinis

Membuat cetakan rahang pasien dengan menggunakan gigi tiruan
lama sebagai sendok cetaknya dan gunakan bahan cetak
mukostatik yaitu Zinc Oxide Eugenol

Meletakkan gigi tiruan dan model kerja pada bagian atas
articulator dan diberi indeks oklusal dari gips pada bagian bawah.
Jika gips sudah keras, articulator dibuka

Gigi tiruan dilepas dari model kerja. Bahan cetak dibuang dan di
trim landasan akrilik gigi tiruannya dan disisakan secukupnya
untuk menahan geliginya
( Itjingningsih. 1996)
1. Membuat landasan / basis gigi tiruan baru dari malam
dan lakukan waxing
2. Uji coba dalam mulut pasien dan permeriksaan estetik,
fonetik, ukur dimensi vertical
3. Setelah sesuai, lakukan flasking, packing, curing,
deflasking, dan remounting
4. Gigi tiruan di poles dan pasang dalam mulut pasien

Gigi tiruan
Bahan cetak gigi tiruan (elastomer, metalic
oxides)
Artikulator semi adjustable
Dental flask
Border moulding
Wax
Bahan basis gigi tiruan

(Nallaswamy D. Textbook of Prosthodontics. New
Delhi. India. Jaypee. 2003. P: 238-241)

Heat Cure Acrylic






[Anusavice, 2003]
Kelebihan :
1.Warna lebih stabil
2.Biokompatibilitas
lebih baik dari CCA
3.Tidak mudah retak
Kekurangan :
1.Pengerjaan lebih
lama
2.Adaptasi di dalam
RM kurang
Cold Cure Acrylic






[Anusavice, 2003]

Kelebihan :
1.Pengerjaan lebih
cepat
2.Adaptasi di dalam
RM lebih baik
Kekurangan :
1.Warna tidak stabil
2.Biokompatibilitas
kurang baik
3.Mudah retak
Logam
Kelebihan :
1. Penghantar
panas sehingga
terdapat sensasi
panas-dingin.
2. Lebih fit
3. Pada RB retensi
lbh baik
Kekurangan :
1. Pada RA retensi
kurang (mudah
lepas)
2. Berat
3. Lebih mahal


[Anusavice, 2003]
Kombinasi Akrilik-Logam
Kelebihan :
1. Adaptasi dlm RM
lbh baik
2. Sbg penghantar
panas shg terdapat
sensasi panas-
dingin
3. Lebih fit
Kekurangan :
1. Lebih mahal
2. Waktu
pengerjaannya lebih
lama


[Anusavice, 2003]
Valplast
Kelebihan :
1. Estetik bagus
2. Sangat kuat
3. Bisa dibuat tipis
sehingga nyaman
dipakai
4. Akurasi bentuk lebih
baik
5. Free monomer shg
jarang menyebabkan
alergi

Kekurangan :
1. Diskolorisasi dlm 1-2
thn
2. Lepasnya elemen gigi
karena valplast tdk
mengikat elemen gigi dri
resin/porselen
3. Tidak dapat direlining
4. Memacu timbulnya
resorpsi tulang alveolar
5. Menghambat aliran
darah
[Prashanti et al, 2010]
Mengurangi frekuensi kunjungan pasien
Ekonomis bagi pasien
Meningkatkan fungsi dan kecekatan gigi
tiruan
Dapat digunakan pada kasus perubahan
dimensi vertikal

Nallaswamy D. 2008

Kemungkinan dapat mengubah hubungan
rahang selama proses rebasing
Tidak dapat mengoreksi estetik dan
hubungan rahang
Tidak dapat mengoreksi susunan oklusal

Nallaswamy D. 2008
Mengganti landasan gigi tiruan yang
mengalami kerusakan tetapi masih memenuhi
syarat untuk dipakai lagi.
GT sudah longgar, tidak nyaman.
Desain rangka protesa masih baik
Elemen gigi tiruan tidak aus atau patah
Diskolorisasi

Knechtel & Loney, 2007

Estetik sudah jelek
Bidang oklusal sudah hilang dan tidak dapat
diperbaiki.

Knechtel & Loney, 2007
Kelebihan rebasing satu kali kunjungan
pasien tidak perlu menunggu lama dan cepat
bisa mempunyai gigi.
Kekurangan rebaisng satu kali kunjungan
adalah tidak stabilnya warna yang
diperlihatkan oleh bahan cold curing dan
tidak dapat digunakan dalam jangka panjang.

(Gunadi.1995)
Pemeriksaan jaringan lunak
Perubahan jaringan lunak mungkin terjadi
karena:
1. ketidaktepatan/ketidakseimbangan oklusi
(pada kasus koreksi oklusal disharmoni)
2. Perubahan jaringan pendukung, adanya
perubahan dimensi vertikal -> rebasing

Nallaswamy D. Textbook of Prosthodontics.
New Delhi. India. Jaypee. 2003. P: 238-241

GTL sebaiknya jangan digunakan selama
penyembuhan jaringan lunak.
Melepas gigi tiruan pada malam hari dan
membersihkan GTL tersebut.
Menjaga OH.
Merendam gigi tiruan dengan denture cleanser &
disikat dgn sikat gigi berbulu lembut.
Kontrol rutin.

(William.2011)
Gunakan denture cleanser
1. Hipoklorit
Antibakteri
Perubahan warna pada denture

2. Oxygenating Agent
Membersihkan debris dr permukaan denture

3. Phosphoric Acid
Dapat menghilangkan kalkulus

(Rahn AO. 2009)


Kontrol periodik, minimal 2 kali per tahun
mencegah kerusakan lanjut yang mungkin
terjadi misal goyangnya GT.




(Aryanto, 1993)
1. Levin B and Richardson GD. Complete Denture Prostodntics A Manual for Clinical Procedures. 17
th
Ed.
Universitity of Southern California School of dentistry. 2002.
2. Itjingningsih. Gigi Tiruan Lengkap Lepasan. 1996. EGC : Jakarta.
3. Damayanti, Lisda. Perawatan Pasien Lansia dengan Flat Ridge/Flabby Tissue. Bandung:
Bag.Prostodonsia FKG Unpad. 2009.
4. Raflesya EB. Persiapan jaringan pendukung gigi tiruan penuh untuk meningkatkan retensi dan
stabilitas pada pasien geriatrik. Medan: Universitas Sumatera Utara. 2003.
5. Nallaswamy, Deepak. Textbook of Prosthodontics. New Delhi, India : Jaypee Brothers Medical
Publisher. 2007. Page : 239-240.
6. Williams DW, Tomoari K, Sonia S, Sladiana M, Michae AOL. Candida Biofilms and oral candidosis : treatment
and prevention. Periodontology 2000, vol. 55, 2011, 250-265.
7. Zlatari, Dubravka Knezovi, Asja elebi, Biserka Lazi. Resorptive changes of maxillary and
mandibular bone structures in removable denture wearers. Acta Stomatol Croat. 2002; 36:
261-265.
8. E. Zmysowska. Factors affecting mandibular residual ridge resorption in edentulous patients:
a preliminary report. 2007.
9. Damayanti, Lisda. Perawatan pasien lansia dengan flat ridge/ flabby tissue. Bagian
Prostodonsia. FKG UNPAD. Bandung. 2009; 4.
10. DeLong L, Burkhart NW. General and Oral Pathology fot the Dental Hygienist. Philadelphia.
Wolters Kluwer. 2008. p 256-257.)
11. Nallaswamy D. Textbook of Prosthodontics. New Delhi. India. Jaypee. P: 238-241
12. Zarb G & Bolender CL. Prosthodontic Treatment for edentulous Patient: Complete Denture
and Implant-supported prostheses. 12th Ed. St.Louis. Mosby. 2004
13. Knechtel ME & Loney RW. Clinical Showcase; Improving the Outcame of Denture Relining.
JCDA. 2007(7):587-591
14. Gunadi HA, Lusiana KB, Freddy S, Anton M, dan Indra S. Buku Ajar Ilmu Geligi Tiruan
Sebagian Lepasan Jilid II. EGC. Jakarta. 1995. hal 413-426.
15. Anusavice, Kenneth J. Buku Ajar Ilmu Bahan Kedokteran Gigi. Jakarta: EGC, 2003.
16. Prashanti et al. Flexible denture: a flexible option to treat edentulous patients. Journal of nepal
dental association, 2010; 11(1): 85-87.

Anda mungkin juga menyukai