UNMAS DENPASAR
Oleh:
Luh Putu Sari Widyayanti Gunarta
2106129010051
Dosen Pembimbing:
drg. Ade Agus Indrayoga
DENPASAR
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang mana telah
memberikan karunia dan rahmatnya sehingga kami bisa menyelesaikan laporan
kasus mengenai gigi tiruan sebagian lepasan dengan apa yang diharapkan.
Kami juga mengucapkan banyak terima kasih kepada semua yang telah
membantu kami serta memberi ilmu maupun literatur mengenai laporan kasus gigi
tiruan sebagian lepasan.
Besar harapan saya mengenai makalah ini bisa bermanfaat baik sebagai
bahan bacaan maupun sebagai bahan referensi. Kritik dan saran yang membangun
sangat diharapkan, sehingga dalam penulisan laporan dan karya tulis ilmiah
selanjutnya bisa lebih baik lagi.
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
Gambar 2.1 Klasifikasi Kennedy Kelas 1,2,3,4 (Carr dan Brown 2011)
d. Merapihkan Model
Merapihkan dan membersihkan model kerja agar memperlancar dalam
proses pembuatan gigi tiruan sebagian lepasan. Merapihakn model
dilakukan menggunakan trimmer dan dibersihkan menggunakan lecron.
e. Survey
Prosedur ini yaitu menentukan lokasi dan garis luar dari kontur terbesar
serta undercut dan posisi gigi serta jaringan disekitarnya pada model
rahang. Survey dilakukan menggunakan surveyor untuk mengetahui
batas survey dan undercut pada model kerja.
f. Blockout
Blockout merupakan proses menutup daerah undercut dengan
menggunakan gips putih agar undercut yang tidak menguntungkan tidak
menghalangi keluar masuknya protesa gigi tiruan.
g. Desain
Desain merupakan rencana awal yang berfungsi sebagai panduan dalam
proses pembuatan gigi tiruan. Desain dibuat dengan menggambar pada
model kerja dengan menggunakan pensil (Itjingningsih,1991:45).
h. Pembuatan Bite Rim
Bite rim berfungsi menggantikan gigi untuk mendapatkkan hubungan
maksila dan mandibula dengan membuat bite rim dan bentuk landasan
dari malam (Itjiningsih, 1991:57).
i. Penanaman Model Kerja pada Okludator
Okludator adalah alat yang digunakan untuk meniru gerakan tinggi
bidang oklusal. Penanaman okludator dengan menyesuaikan bentuk
oklusi, garis median okludator harus berhimpitan dengan garis median
pada model, bidang oklusal sejajar dengan bidang datar, serta gips pada
model kerja rapih atau tidak menutupi batas anatomi model kerja.
Pemasangan okludator bertujuan untuk membantu proses penyusunan
elemen gigi.
j. Pembuatan Cengkram/Klamer
Cengkram dibuat mengelilingi gigi dan menyentuh sebagian besar kontur
gigi untuk memberikan retensi, stabilisasi serta sebagai support untuk
gigi tiruan sebagian lepasan. Pada pembuatan cengkeram harus
memenuhi syarat yaitu lengan cengkeram harus melewati garis survei,
sandaran dan badan tidak boleh mengganggu oklusi, ujung lengan
cengkeram harus dibulatkan dan tidak menyentuh gigi tetangga. (Gunadi
dkk,1991:161-162)
k. Penyusunan Elemen Gigi Tiruan
Penyusunan elemen gigi tiruan adalah salah satu yang paling penting,
karena hubungan antara gigi-gigi tersebut dengan gigi yang masih ada.
Penyusunan gigi dilakukan secara bertahap yaitu gigi anterior atas, gigi
anterior bawah, gigi posterior atas, gigi molar satu bawah dan gigi
posterior bawah lainnya (Itjingningsih,1991:85).
l. Wax Contouring
Wax contouring merupakan membentuk dasar dari geligi tiruan malam
sedemikian rupa sehingga harmonis dengan otot-otot orofasial penderita
dan semirip mungkin dengan anatomis gusi dan jaringan lunak mulut.
Adapun anatomis gusi dan jaringan lunak yang harus dibentuk antara lain
membentuk kontur servikal dengan membentuk sudut 45º menggunakan
lecron, membentuk alur tonjolan akar dari setiap gigi alurnya makin ke
arah apikal semakin sempit kadang-kadang tidak jelas, daerah
interproksimal harus sedikit cekung meniru daerah-daerah interdental
papilla sehingga higienis serta mencegah pengendapan sisi makanan dan
plak (Itjingningsih,1991:135).
m. Flasking
Flasking adalah suatu proses penanaman model malam dalam suatu kuvet
untuk mendapatkan suatu mould space dan bahan yang biasanya sering
digunakan adalah gips (plaster of paris) (Itjingningsih,1991:147). Ada 2
metode flasking dalam gigi tiruan, yaitu:
- Pulling the casting Dimana setelah boiling out, elemen gigi tiruan
akan ikut pada kuvet bagian atas, sedangkan model kerja tetap
berada pada kuvet bagian bawah.
- Holding the casting Model beserta seluruh elemen gigi tiruan berada
di kuvet bawah dan ditutup dengan gips, sehingga setelah boiling out
akan terlihat seperti ruangan kecil. Pada waktu packing adonan
akrilik harus melewati bagian bawah gigi untuk mencapai daerah
sayap (Itjingningsih, 1991:153).
n. Boiling Out
Boiling out bertujuan untuk menghilangkan wax dari model yang telah
ditanam di kuvet untuk mendapatkan mould space. Boilling out
dilakukan dengan cara memasukan ke dalam air mendidih selama 5-10
menit, kemudian kuvet diangkat lalu dibuka, sisa malam dibersihkan
dengan disiram air panas, rapihkan mould space dari gips yang tajam dan
olesi CMS sampai merata (Itjingningsih,1991:151).
o. Packing
Packing ialah suatu proses pencampuran antara polimer dan monomer
resin akrilik, dengan perbandingan antara polimer dan monomer yaitu
3:1. Ada 2 metode packing, yaitu dry method adalah cara mencampur
monomer dan polimer langsung di dalam mold. Wet method adalah cara
mencampur monomer dan polimer di luar mould dan bila sudah
mencapai stadium dough stage baru di masukkan ke dalam mould
(Itjingningsih,1991:155).
p. Curing
Curing adalah proses polimerisasi antara monomer yang bereaksi dengan
polimernya bila dipanaskan atau ditambah zat kimia lain. Pada
pembuatan gigi tiruan sebagian lepasan, polimerisasi dilakukan secara
thermis yaitu disebut heat curing acrylic (memerlukan pemanasan dalam
proses polimerisasinya) yaitu dengan cara merebus protesa di kuvet
tersebut pada air dalam keadaan dingin sampai naik pada suhu 100º
celcius perebusan kuvet dilakukan ± selama 1 jam kemudian tunggu
hingga kuvet berada pada suhu ruangan(Itjingningsih,1991:163).
q. Deflasking
Deflasking ialah proses melepaskan protesa gigi tiruan resin akrilik dari
kuvet dan bahan tanamnya, dengan cara memotong-motong gips
sehingga dapat dikeluarkan secara utuh (Itjingningsih,1991:170).
r. Finishing
Finishing dalah proses menyempurnakan bentuk akhir gigi tiruan dengan
membuang sisa-sisa resin akrilik pada batas gigi tiruan dn membersihkan
sisasisa bahan tanam yang masih menempel pada gigi tiruan. Finishing
dapat dilakukan menggunakan mata bur round untuk membersihkan sisa
gips pada daerah interdental gigi dan mata bur frezer untuk merapihkan
dan menghaluskan permukaan basis gigi tiruan (Itjingningsih,1991:183).
s. Polishing
Polishing adalah proses pemolesan gigi tiruan. Pemolesan gigi tiruan
terdiri dari proses menghaluskan dan mengkilapkan gigi tiruan tanpa
mengubah konturnya. Polishing dilakukan menggunakan sikat hitam
dengan bahan pumice untuk menghaluskan dan sikat putih dengan bahan
CaCO3 untuk mengkilapkan basis gigi tiruan (Itjingningsih,1991:187)
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Pada laporan kasus diatas, terdapat beberapa kasus seperti adanya kalkulus
dan adanya gigi yang hilang sebagian dapat disimpulkan bahwa kesadaran pasien
dalam menjaga rongga mulut masih rendah. Penyebab adanya kalkulus pada gigi
dikarenakan pasien kurang menjaga oral hygine dengan rajin menggosok gigi,
menggunakan dental flosh dan kontrol periodik ke dokter gigi dan adanya
kehilangan sebagian gigi juga diakibatkan karena adanya penyakit periodontal
pada pasien dan karies gigi yang berangsur-angsur menyebabkan gigi pasien
keropos.
Pada kasus diatas dapat dilakukan perawatan untuk mengembalikan
kepercayaan diri pasien seperti kalkulus pada gigi dapat dihilangkan dengan cara
scaling gigi, scaling gigi merupakan tindakan perawatan untuk menghilangkan
plak, kalkulus dan stain pada permukaan mahkota dan akar gigi. Kehilangan
sebagian gigi dapat dilakukan pembuatan gigi tiruan sebagian lepasan.
4.2 Saran
Pada masa pandemi ini sebaiknya motivasi pasien tentang menjaga
kesehatan gigi dan mulut harus ditingkatkan. Meningkatkan motivasi masyarakat
dapat dilakukan dengan DHE atau Dental Health Education, mengajak rajin untuk
kontrol ke dokter gigi setiap 6 bulan sekali dan meningkatkan imunitas tubuh.
DAFTAR PUSTAKA
Phoenix R.D., Cagna D.R, DeFreest C.F., 2008, “Stewart’s Clinical Removable
Partial Prosthodontics Fourth Edition”, Hanover Park, IL 60133:
Quintessence Publishing Co, inc
Wahjuni Sri, Mandanie Sefy Ayu, 2017, Pembuatan Protesa Kombinasi Dengan
Castable Extracoronal Attachments, Departement Of Health Faculty Of
Vocation Universitas Airlangga, Surabaya, 81 halaman.
.