Laporan Kasus
Dosen Pembimbing:
drg. Setiadi W. Logamarta, Sp. Ort
Disusun Oleh:
Hana Belinda Katriani
G4B017008
FAKULTAS KEDOKTERAN
PURWOKERTO
2018
2
BAB I
PENDAHULUAN
Gigi geligi memiliki banyak fungsi bagi setiap orang diantaranya untuk
mengunyah, berbicara, dan meningkakan penampilan. Gigi geligi yang tidak
dirawat maka semakin lama akan menyebabkan timbulnya kerusakan kemudian
tanggal. Kehilangan gigi dapat disebabkan oleh karies, penyakit periodontal,
ataupun trauma. Kehilangan gigi akan menyebabkan perubahan secara anatomis,
fisiologis, dan fungsional, bahkan dapat mempengaruhi aktivitas sosial dan keadaan
psikologis. Semakin bertambahnya usia maka semakin tinggi pula kerentanan
seseorang kehilangan gigi. Persentase kehilangan gigi di Indonesia pada usia 35-44
tahun sebesar 0,4% dan pada usia 65 tahun ke atas yaitu sebesar 17,6%. (Jatuadomi
dkk, 2016).
Secara umum, komponen gigi tiriuan sebagian lepasan terdiri dari basis,
konektor, dan penahan. Basis merupakan bagian gigi tiruan yang terletak diatas
mukosa sebagai tempat elemen gigi tiruan diletakkan. Beberapa syarat basis gigi
tiruan yang harus dimiliki yaitu dapat beradaptasi dengan jaringan, tidak
mengiritasi jaringan, kuat menahan fraktur atau distorsi saat penggunaan, estetis
baik, mudah dibersihkan, memiliki konduktivitas termal yang baik. Bahan-bahan
yang dapat digunakan sebagai basis diantaranya resin akrilik, kerangka logam, dan
nilon termoplastik (Agustina, 2016).
Akrilik diindikasikan untuk pasien yang alergi terhadap logam, memiliki estetis
yang baik, warnanya menyerupai gingiva, ringan, harga relatif murah, tahan
terhadap fraktur, mudah direparasi, dan cukup stabil terhadap panas.
Kekurangannya adalah penyerapan airnya tinggi dan menimbulkan porositas
sehingga mempermudah menyebabkan retensi mikroba. Logam dindikasikan untuk
pasien dengan dukungan gigi dan jarak antar lengkungnya tidak memadai.
Kerangka logam lebih baik dibandingkan akrilik, karena dapat dibuat lebih sempit,
tipis, rigid, dan kuat. Kekurangan kerangka logam yaitu secara estetis kurang baik
dan proses pembuatannya lebih rumit sehingga biayanya lebih mahal (Wahjuni dan
Mandanie, 2017). Nilon termoplastik dapat diindikasikan pada pasien yang alergi
terhadap akrilik. Bahan ini lebih fleksibel, lebih tipis, ketahanan fraktur tinggi,
warna menyerupai gingiva dan tidak memerlukan kawat retensi sehingga secara
estetis lebih baik dibandingkan akrilik. Kekurangannya yaitu pengerutan,
perubahan dimensi, penyerapan air tinggi, dan sulit untuk direparasi (Naini, 2012)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
Gigi tiruan sebagian lepasan (GTSL) adalah gigi tiruan yang menggantikan satu
atau lebih gigi yang hilang pada rahang atas maupun bawah dan dapat dilepas
pasang oleh pasien. Perawatan dengan GTSL ini sangat dibutuhkan karena apabila
gigi tidak diperbaiki maka akan menimbulkan beberapa kondisi seperti migrasi dan
rotasi gigi sebelahnya, penurunan efisiensi daya kunyah, ekstrusi gigi antagonisnya,
dan gangguan sendi temporomandibular. Syarat GTSL diantaranya adalah mampu
memenuhi tujuan pembuatan GTSL, tidak menimbulkan kerusakan pada gigi yang
tersisa dan jaringan pendukung, dapat dilepas pasang oleh pasien, mudah
dibersihkan, mudah diperbaiki, stabil, dan retentif.
1. Penahan (retainer)
6
b. Penahan tak langsung bekerja pada basis untuk melawan gaya yang
dapat melepas protesa ke arah oklusal dan berkerja pada basis. Retensi
diperoleh dari garis fulkrum tempat gaya tadi bekerja. Misalnya
dukungan ruggae dan perluasan basis.
2. Sandaran (rest)
Sandaran merupakan bagian yang bersandar pada permukaan gigi
penyangga yang berfungsi untuk memberikan dukungan vertikal pada
protesa. Sandaran dapat ditempatkan pada permukaan oklusal premolar,
molar, atau lingual anterior. Sandaran pada gigi posterior dapat berupa
sandaran oklusal, sandaran internal, sandaran onlay, dan sandaran kail,
sedangkan pada gigi anterior dapat berupa sandaran singulum, sandaran
insisal, sandaran restorasi, dan bahu lingual sirkumferensial.
3. Konektor
Konektor pada masing-masing rahang dibedakan menjadi 2 yaitu.
7
BAB III
LAPORAN KASUS
Pasien perempuan usia 39 tahun datang ke Rumah Sakit Gigi dan Mulut Unsoed
dengan keluhan ingin dibuatkan gigi palsu lepasan karena beberapa gigi bawahnya
yang hilang. Pasien merasa kesulitan pada saat mengunyah makanan. Sebelumnya
pasien telah menjalankan perawatan praprostetik berupa pembersihan karang gigi.
Pasien seorang ibu rumah tangga dan tidak memiliki riwayat penyakit sistemik.
A. Pemeriksaan Subjektif
1. Chief Complain : Pasien ingin dibuatkan gigi palsu lepasan karena
beberapa gigi bawahnya hilang.
2. Present Illness : Pasien merasa kesulitan saat mengunyah makanan
3. Post Medical History : Pasien tidak memiliki riwayat penyakit sistemik.
4. Post Dental History : Pasien melakukan pembersihan karang gigi satu
bulan yang lalu
5. Social History : Pasien adalah ibu rumah tangga
6. Family History : Tidak ada kelainan.
B. Pemeriksaan Objektif
1. Pemeriksaan Ekstraoral
a. Bentuk Wajah : Bulat
b. Profil muka : Lurus
c. Pupil : Simetris kanan dan kiri
d. Tragus : Simetris kanan dan kiri
e. Hidung : Simetris, pernafasan melalui hidung lancar
f. Bibir Atas : Simetris, normal
g. Bibir Bawah : Simetris, normal
h. Sendi rahang : Tidak ada kelainan
i. Kelainan Lain : Tidak ada kelainan
9
2. Pemeriksaan Intraoral
a. Pemeriksaan Umum
1) Saliva
a) Kuantitas : Normal
b) Konsistensi : Normal
2) Lidah
a) Ukuran : Normal
b) Posisi : Wright kelas I
c) Mobilitas : Normal
3) Refleks Muntah : Rendah
4) Gigitan : Ada, stabil, dengan hubungan rahang
ortgnati
5) Mukosa Mulut : Tidak ada kelainan
6) Kebiasaan buruk : Tidak ada
7) Vestibulum
a) Rahang Atas : Sedang
b) Rahang Bawah : Sedang
8) Prosesus Alveolaris
Rahang Atas :
a) Bentuk : Oval
b) Tahanan Jaringan : Rendah
c) Bentuk Permukaan : Bagian anterior dan posterior rata
d) Ketinggian : Sedang
Rahang Bawah :
a) Bentuk : Oval
b) Tahanan Jaringan : Sedang
c) Bentuk Permukaan : Bagian posterior rata.
d) Ketinggian : Sedang.
Relasi Rahang : Normal.
10
9) Frenulum
a) Labialis Superior : Sedang
b) Bukalis Superior Kanan : Sedang
c) Bukalis Superior Kiri : Sedang
d) Labialis Inferior : Sedang
e) Bukalis Inferior Kanan : Sedang
f) Bukalis Inferior Kiri : Sedang
g) Lingualis : Rendah.
10) Palatum
a) Bentuk : Oval
b) Kedalaman : Dalam
c) Torus Palatinus : Tidak ada
d) Palatum Molle : House Kelas I.
11) Tuberositas Maksilaris / Alveolaris : Kanan dan Kiri, kecil.
12) Ruang Retromilohioid : Sedang.
13) Bentuk Lengkung Rahang
a) Rahang Atas : Oval
b) Rahang Bawah : Oval
14) Lainnya :
Pasien mengalami kehilangan gigi pada elemen 36, 35, dan 46
3. Pemeriksaan Penunjang
Tidak dilakukan pemeriksaan penunjang pada pasien.
4. Sikap Mental
Filosofis
11
5. Model Studi
Tampak Depan
6. Diagnosis
Rahang Bawah : Kelas VI modifikasi 1P.
7. Rencana perawatan
Pembuatan gigi tiruan sebagian lepasan dengan bahan akrilik.
12
warna dan bahan dari elemen anasir. Panduan dalam penyusunan anasir
gigi antara lain:
a) Gigi geligi harus disusun tepat pada puncak ridge.
b) Gigi geligi yang disusun harus kontak dengan gigi sebelahnya, serta
gigi antagonis, sehingga diperoleh oklusi gigi yang baik antar gigi
asli dengan anasir gigi tiruan atau antar anasir gigi tiruan (Tamin
dkk., 2012).
10) Kontur akhir
Kontur akhir dilakukan untuk membentuk kontur gigi dan
mukosa mulut sehingga menyerupai anatomis asli jaringan lunak yang
menyangga gigi geligi (Tamin dkk., 2012).
11) Hasil kasar akrilik
Hasil kasar akrilik didapatkan setelah gigi tiruan setelah di
kontur kemudian dilakukan proses packing. Beberapa hal yang perlu
diperhatikan yaitu:
a) Akrilik tidak boleh terdapat porus.
b) Tidak boleh ada bagian yang kasar dan tajam pada pemukaan gigi
tiruan yang menghadap mukosa.
c) Kontur gingiva termasuk servikal gigi tetap dipertahankan
bentuknya.
d) Akrilik dibersihkan dari sisa-sisa gips yang menempel (Tamin dkk.,
2012).
12) Percobaan gigi tiruan dan selectif grinding
Percobaan gigi tiruan terlebih dahulu dicobakan pada pasien,
pada proses ini yang harus diperhatikan yaitu:
a) Retensi
Retensi diperiksa dengan cara menggerakan pipi dan bibir pasien.
Penempatan occlusal rest harus sesuai dengan rest seat dan lengan
retentif klamer terletak pada bagian undercut gigi penyangga.
b) Stabilisasi
16
14) Kontrol
Kontrol dilakukan seminggu setelah insersi, saat kontrol dapat
diperiksa adanya keluhan baik secara subjektif maupun objektif seperti
rasa sakit atau longgarnya gigi tiruan tersebut (Tamin dkk., 2012).
18
DAFTAR PUSTAKA
Jahongiri, L., Moghadham, M., Choi, M., and Fergusm, M, 2011, Clinical Casesin
Prosthodontics (Terj), Singapore: Blackwell Publishing.
Jatuadomi, Gunawan, P.N, SIagian, K.V, 2016, Alasan Pemakaian Gigi Tiruan
Lepasan pada Pasien Poliklinik Gigi di BLU RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou
Manado, Jurnal e-Gigi, 4(1): 40-45.
Naini, A., 2012, Perbedaan Stabilitas Warna Bahan Basis Gigi Tiruan Resin
Akrilik dengan Resin Nilon Termoplastis terhadap Penyerapan Cairan,
Stomatognatic J.K.G Unej, 9(1): 28-32.
Tamin, H. Z., Zulkarnain, M., dan Ariyani, 2012, Bahan Ajar Ilmu Gigi Tiruan
Sebagian Lepasan, Medan: Departemen Prostodonsia Fakultas Kedokteran
Gigi Univeritas Sumatera Utara.