Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN KEPANITERAAN PROSTODONSIA

GIGI TIRUAN SEBAGIAN LEPASAN AKRILIK RAHANG


ATAS DAN RAHANG BAWAH

Disusun oleh :
ZWISTA YULIA DEWI
06/193978/KG/08054

Dosen Pembimbing :
drg. Suparyono Saleh, Sp.Prost (K)

BAGIAN ILMU PROSTODONSIA


FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2011

I. PENDAHULUAN

1
Kerusakan gigi geligi sangat bervariasi dari yang paling sederhana sampai kerusakan
yang luas, yaitu meliputi seluruh elemen gigi sampai kehilangan sebagian rahang. Gigi geligi
merupakan bagian tubuh yang penting untuk berfungsi baik untuk pengunyahan maupun
untuk bicara.
Definisi gigi tiruan sebagian (GTS) adalah gigi tiruan yang menggantikan satu atau lebih
gigi asli yang hilang (tidak seluruh gigi) yang didukung oleh gigi yang masih tinggal, mukosa
dan daerah tidak bergigi atau hanya didukung oleh mukosa dan sebagian sadel dapat dipasang
atau dilepas oleh pasien.
Akibat-akibat yang timbul karena hilangnya gigi dalam waktu yang lama dan tidak
dibuatkan gigi tiruan pengganti antara lain :
1. Pada gigi asli yang hilang dapat terjadi:
a. Penurunan efisiensi kunyah
Kehilangan cukup banyak gigi, apalagi gigi posterior akan menurunkan efisiensi daya
kunyah. Pada sekelompok orang yang dietnya lunak, hal ini tidak terlalu berpengaruh,
karena hanya melakukan sedikit proses pengunyahan saja.
b. Gangguan fungsi bicara
Kehilangan gigi depan atas dan bawah seringkali menyebabkan kelainan bicara.
c. Penampilan (estetis) menjadi berkurang
Kehilangan gigi depan akan mengurangi daya tarik wajah seseorang dipandang dari
segi estetisnya.
2. Pada gigi asli yang masih tinggal dapat terjadi:
a. Drifting dan tilting, yaitu bergeraknya gigi tetangga ke daerah yang tak bergigi.
Hilangnya kesinambungan pada lengkung gigi dapat menyebabkan pergeseran,
migrasi dan berputarnya gigi.
b. Erupsi gigi antagonis yang berlebihan (ekstrudent)
3. Gangguan pada sendi temporo mandibula
4. Terbentuknya gingival poket pada gigi yang miring, berlanjut menjadi periodontal poket.
5. Resesi gingival karena kurang stimulasi
6. Beban berlebihan pada jaringan pendukung
Bila penderita sudah kehilangan gigi aslinya, maka gigi yang masih ada akan menerima
tekanan mastikasi lebih besar, sehingga terjadi pembebanan berlebih (over loading). Hal
ini akan mengakibatkan kerusakan membran periodontal dan lama-kelamaan gigi tadi
menjadi goyah dan terpaksa harusdicabut.

2
7. Terjadi ketidaksesuaian oklusi dan terbentuk ruang interproksimal yang mudah disisipi
makanan sehingga mudah terjadi plak.
8. Trauma akibat gigi yang miring.
9. Terganggunya kebersihan mulut
Migrasi dan rotasi gigi mengakibatkan gigi kehilangan kontak dengan gigi tetangganya.
Adanya ruang interproksimal yang abnormal mengakibatkan celah di antara gigi mudah
masuk sisa makanan, sehingga kebersihan mulut jadi terganggu dan mudah terjadi plak.
Pada tahap berikut kejadian karies gigi dapat meningkat.
10. Pada gigi anterior menyebabkan berkurangnya estetika dan kurang sempurnanya
pengucapan huruf, sedangkan pada gigi posterior mengakibatkan gangguan pengunyahan
dan pencernaan.
11. Efek terhadap jaringan lunak mulut
Bila ada gigi yang hilang, ruang yang ditinggalkannya akan ditempati oleh jaringan
lunak pipi dan lidah. Jika berlangsung lama, hal ini akan mengakibatkan kesukaran
adaptasi terhadap gigi tiruan yang kemudian dibuat, karena terdesaknya kembali jaringan
lunak tadi dari daerah yang ditempati protesa. Dalam keadaan seperti ini, pemakaian gigi
tiruan akan dirasakan sebagai suatu benda asing yang cukup mengganggu.
12. Apabila gigi yang hilang cukup banyak dapat menyebabkan perubahan sendi rahang
13. Pada gigi posterior dapat mengakibatkan terganggunya alat
pencernaan karena kerjanya lebih berat

♣ Tujuan pembuatan GTS pada pasien yang kehilangan sebagian / beberapa gigi adalah,
sebagai berikut:
1. Mengembalikan fungsi pengunyahan
2. Mengembalikan estetik, salah satunya dengan memperbaiki profil muka yang
berubah yang disebabkan karena resorbsi tulang
3. Mengembalikan fungsi bicara
4. Mempertahankan keadaan kesehatan individu lebih lanjut
5. Memperbaiki oklusi
6. Meningkatkan distribusi beban kunyah
7. Mempertahankan jaringan mulut yang masih ada agar tetap sehat
Oleh karena itu perlu dilakukan pembuatan gigi tiruan sebagian lepasan yang
bertujuan antara lain untuk:
1. Mengembalikan fungsi estetik

3
2. Mengembalikan fungsi bicara atau fonetik
3. Memperbaiki dan meningkatkan fungsi pengunyahan
4. Mempertahankan jaringan mulut yang masih ada agar tetap sehat
5. Mencegah terjadinya migrasi gigi

♣ Pembuatan gigi tiruan sebagian harus memperhatikan beberapa hal, yaitu:


1. Harus tahan lama
2. Dapat mempertahankan dan melindungi gigi yang masih ada dan jaringan disekitarnya
3. Tidak merugikan pasien
4. Mempunyai konstruksi dan desain yang harmonis
Pada akhirnya pembuatan gigi tiruan sebagian lepasan sangat tergantung pada peran serta
pasien untuk mau dan dapat beradaptasi dalam pemakaiannya.

II. TINJAUAN PUSTAKA

4
Menurut Applegate (1959), gigi tiruan sebagian lepasan adalah salah satu alat yang
dapat dilepas yang berfungsi untuk mengembalikan beberapa gigi asli yang hilang dengan
dukungan utama jaringan lunak di bawah plat dasar dan dukungan tambahan adalah gigi asli
yang masih tertinggal dan terpilih sebagai pilar.
♣Indikasi gigi tiruan sebagian lepasan adalah :
1. Hilangnya satu atau lebih sebagian gigi
2. Gigi yang tertinggal dalam keadaan baik dan memenuhi syarat sebagai gigi pegangan
3. Keadaan processus alveolaris masih baik
4. Kesehatan umum dan kebersihan mulut pasien baik
5. Pasien mau dibuatkan gigi tiruan sebagian lepasan

Gambar 1. Gigi tiruan sebagian lepasan (www.dentalink.com)


Gigi tiruan sebagian lepasan dapat diklasifikasikan menjadi beberapa macam
berdasarkan pada beberapa hal, yaitu :
1. Berdasarkan saat pemasangannya :
a. Protesa immediate, dipasang segera setelah pencabutan
b. Protesa convensional, dibuat setelah gigi lama dicabut
2. Victor L.S.(1975) mengklasifikasikan berdasarkan jaringan pendukungnya :
a. Mucosa supported dentures : GT yang mendapat dukungan hanya dari jaringan
mukosa, misal : GTL.
b. Tooth supported dentures : GT yang mendapat dukungan sepenuhnya dari gigi
yang masih tertinggal, misal : GTC.
c. Mucosa tooth supported dentures : GT yang mendapat dukungan dari mukosa dan
gigi, misal : GTS lepasan

3. Berdasarkan ada tidaknya wing :

5
a.Open face denture, tanpa wing pada bagian bukal atau labial, biasanya untuk
anterior
b.Close face denture, pemakaian wing pada bagian bukal, biasanya untuk gigi
posterior
4. Berdasarkan bahan yang digunakan
a. Gigi tiruan kerangka logam (Frame prothesa/metal prothesa)
b. Gigi tiruan akrilik
c. Kombinasi kerangka logam dan akrilik
5. Kennedy (1923) mengklasifikasikan berdasarkan letak sadel dan free end :
a. Klas I, yaitu adanya Bilateral Free End (ujung bebas pada dua sisi), mempunyai
daerah tanpa gigi di belakang gigi yang tertinggal pada kedua sisi rahang
b. Klas II, yaitu adanya Unilateral Free End (ujung bebas pada satu sisi),
mempunyai daerah tanpa gigi di belakang gigi yang tertinggal pada satu sisi
rahang saja
c. Klas III, yaitu bila tidak ada Free End, mempunyai gigi tertinggal di muka dan di
belakang dan hanya pada satu sisi rahang (bounded sadel)
d. Klas IV, yaitu adanya letak sadel pada gigi anterior dan melewati median line
Bila daerah tak bergigi tambahan oleh Kennedy disebut sebagai modifikasi,
kecuali kelas IV tidak ada modifikasi.
6. Miller mengklasifikasikan berdasarkan letak klamer :
a. Klas I, yaitu ada dua klamer yang lurus berhadapan dan tegak lurus median
line
b. Klas II, yaitu ada dua klamer yang letaknya membentuk diagonal
c. Klas III, yaitu ada tiga klamer yang membentuk segitiga di tengah prothesa
bila dihubungkan dengan garis.
d. Klas IV, yaitu ada empat klamer yang membentuk segi empat di tengah
prothesa bila dihubungkan dengan garis.
7. Bila ada daerah tidak bergigi tambahan, maka daerah tersebut diberi istilah
“modifikasi” yang dimiliki oleh semuanya (klas I,II,III) tetapi tidak dimiliki oleh klas
IV.
Menurut Applegate Kennedy, Daerah Tak Bergigi (DTG) dapat dibagi atas 6
kelas dengan masing-masing Indikasi Protesanya yaitu :
a. Kelas I :
DTG : Berupa sadel berujung bebas (free end) pada kedua sisi

6
IP : Protesa lepasan, dua sisi (bilateral) dan dengan perluasan basis ke distal
b. Kelas II
DTG : Berupa sadel berujung bebas (free end) satu sisi
IP : Protesa lepasan, dua sisi dan dengan perluasan basis ke distal
c. Kelas III
DTG : Berupa sadel tertutup (paradental), kedua gigi tetangganya kuat tetapi
tidak mampu memberikan dukungan (support) sepenuhnya
IP : Protesa lepasan, dua sisi dan dengan dukungan dari gigi
d. Kelas IV
DTG : Berupa sadel tertutup dan melewati garis tengah
IP : Protesa cekat atau lepasan, dua sisi
e. Kelas V
DTG : Berupa sadel tertutup dan gigi tetangga bagian depan tidak kuat menerima
dukungan
IP : Protesa lepasan dua sisi
f. Kelas VI
DTG : Berupa sadel tertutup dan kedua gigi tetangganya kuat
IP : Protesa cekat atau lepasan, satu sisi dan dukungan dari gigi

♣Keuntungan dari pemakaian gigi tiruan sebagian lepasan adalah :


1. Gigi yang diganti tidak terbatas, bila dibandingkan dengan GTC
2. Mudah dibersihkan
3. Mudah direstorasi
Gigi tiruan sebagian lepasan akrilik adalah suatu gigi tiruan sebagian lepasan yang
terdiri dari akrilik serta elemen gigi tiruan. Bagian-bagian dari gigi tiruan sebagian lepasan
akrilik adalah :
1. Gigi pengganti / Artificial Teeth
Merupakan bagian dari gigi tiruan yang menggantikan gigi asli yang hilang
2. Basis atau plat akrilik
Merupakan basis atau landasan gigi tiruan sebagian lepasan terbuat dari resin
akrilik untuk tempat perlekatan elemen gigi dan bagian yang berkontak dengan
mukosa mulut. Fungsinya untuk mendukung gigi tiruan sebagian dan meneruskan
tekanan oklusal ke jaringan dibawahnya.
3. Cangkolan atau klamer

7
Merupakan bagian dari GTS yang terletak pada gigi abutment, terbuat dari
kawat tahan karat. Pada GTS, klamer yang digunakan biasanya berbentuk C ( C
klamer), adapun fungsinya adalah untuk mencegah pergerakan gigi tiruan ke arah
oklusal dan mencegah tekanan oklusal yang berlebih pada jaringan dibawahnya.
Dalam menentukan desain dari gigi tiruan sebagian lepasan, perlu diperhatikan
beberapa faktor, yaitu :
1. Retensi
Adalah kemampuan gigi tiruan untuk melawan gaya pemindah yang cenderung
memindah protesa ke arah oklusal. Yang dapat memberikan retensi adalah : lengan
retentive, klamer, oklusal rest, kontur dan landasan gigi, oklusi, adhesi, tekanan
atmosfer, dan surface tension.
2. Stabilisasi
Adalah perlawanan atau ketahanan terhadap perpindahan gigi tiruan dalam arah
horisontal. Dalam hal ini semua bagian cengkeram berfungsi kecuali bagian
terminal/ujung lengan retentive. Stabilisasi terlihat bila dalam keadaan berfungsi. Gigi
yang mempunyai stabilisasi pasti mempunyai retensi, sedangkan gigi yang
mempunyai retensi belum tentu mempunyai stabilisasi.
3. Estetika
a. Penempatan klamer harus sedemikian rupa sehingga tidak terlihat dalam posisi
bagaimanapun juga
b. Gigi tiruan harus pantas dan tampak asli bagi pasien, meliputi warna gigi dan
inklinasi/ posisi tiap gigi
c. Kontur gingiva harus sesuai dengan keadaan pasien
d. Perlekatan gigi di atas ridge

III. LAPORAN KASUS

8
A. Identifikasi Pasien :
Nama : Tutuk Tugiyah
Umur : 60 tahun
Jenis kelamin : Wanita
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Alamat : Jl. Flamboyan no.22 Perum Sidoarum Blok I Sleman Yogyakarta
No. kartu : T-098998

B. Anamnesa
1. Pemeriksaan Subyektif :
Motivasi : Pasien datang ke klinik FKG UGM atas keinginan sendiri untuk
membuatkan gigi tiruan.
CC : Pasien merasa tidak percaya diri karena gigi depan atas hilang.
PI :   Sekarang tidak ada keluhan rasa sakit dan ingin dibuatkan gigi tiruan
sebagian lepasan.
PDH :   Pernah mencabutkan giginya tanpa komplikasi, pernah dibuatkan gigi tiruan
rahang atas.
PMH :   - sehat, tidak dicurigai menderita penyakit sistemik.
- tidak alergi terhadap obat-obatan
FH : Ayah : sehat, tidak dicurigai menderita penyakit sistemik
Ibu : sehat, tidak dicurigai menderita penyakit sistemik

2. Pemeriksaan Obyektif :
a.Umum :
- Jasmani : sehat, tak ada kelainan
- Rohani : komunikatif dan kooperatif
b.Lokal :
- Ekstra oral : Wajah : simetris, tidak ada kelainan
Pipi : simetris, tidak ada kelainan
Bibir : simetris, tidak ada kelainan
Lnn : tak teraba
- Intra Oral : Palatum : U, normal, tak ada kelainan
Mukosa : normal, tak ada kelainan

9
Gingiva : normal, tak ada kelainan
Lidah : normal, tak ada kelainan
c. Pemeriksaan Elemen :

V IV III II I I II III IV V
8 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 8
8 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 8
V IV III II I I II III IV V

Keterangan :
X : gigi telah dicabut
- : karies
● : tumpatan
O : tidak ada benih gigi

C. Diagnosis
Klasifikasi Kennedy klas III RA dan RB.
Rahang atas : Klasifikasi Applegate Kennedy klas III modifikasi 1A 2 P
Rahang bawah : Klasifikasi Applegate Kennedy klas III modifikasi 1P

10
IV. PROSEDUR KERJA DAN RENCANA PERAWATAN

A. Mouth Preparation
Merupakan persiapan-persiapan di dalam mulut sebelum dibuatkan gigi tiruan
sebagian, meliputi :
1.Perawatan periodontal dengan scaling untuk membersihkan karang gigi.
2.Perawatan bedah/surgical treatment, misalnya pencabutan gigi yang tidak mungkin
dipertahankan.
3.Perawatan konservasi terhadap gigi yang karies.

B. Perawatan
Kunjungan I
a. Membuat cetakan untuk studi model (RA dan RB)
Alat : sendok cetak perforated stock tray no. 3
Bahan cetak : alginat (irreversible hydrocolloid)
Cara mencetak : mukostatik
Sebelum mencetak, sendok cetak dicobakan ke dalam rongga mulut pasien.
1. Pencetakan Rahang Atas :
a). Pasien duduk dengan posisi sedemikian rupa sehingga kepala dan punggung terletak
pada satu garis lurus, dataran oklusal sejajar lantai. Mulut pasien setinggi siku
operator.
b). Operator berdiri di belakang samping kanan pasien.
c). Sendok cetak rahang atas yang berisis adonan alginat dimasukkan kemulut pasien
dengan menempelkan bagian posterior lebih dahulu lalu sedikit demi sedikit ke arah
amterior sampai seluruh gigi terbenam alginat. Selanjutnya pasien diinstruksikan
mengucapkan “U” lalu dilakukan muscle triming di bagian bukal dan labial.
d). Setelah alginat setting, sendok cetak dilepas.
2. Pencetakan Rahang Bawah :
a). Sama seperti pada rahang atas, tetapi posisi operator di sebelah kanan depan.
b). Lidah diangkat keatas.
Kemudian dilanjutkan dengan pekerjaan laboratorium yaitu mengisi hasil cetakan
studi model dengan stone gips, kemudian dibuat model form (boxing).

11
b. Membuat desain GTSL Akrilik
1. Menentukan kelas dari masing-masing daerah tak bergigi
Berdasarkan gigi yang hilang, maka kasus ini termasuk klas III Applegate Kennedy
modifikasi 1A 2P pada RA dan klas III Applegate Kennedy modifikasi 1P RB. Gigi
yang hilamg adalah gigi 7 6 2 1 1 3 4 6 dan pada rahang bawah gigi yang hilang
adalah 7 6 5 6 Indikasi protesa adalah protesa lepasan, desain bilateral pada RA dan
RB dengan dukungan gigi.
2. Menentukan macam dukungan dari setiap sadel
Pada RA keadaan gigi tetangga masih kuat akan tetapi tidak mampu memberikan
dukungan sepenuhnya, maka dukungan yang dipilih adalah dukungan dari gigi, yaitu
gigi 8 5 dan 5 8 . Pada RB keadaan gigi tetangga masih kuat, maka dukungan yang
dipilih adalah dukungan dari gigi, yaitu gigi 8 dan 4 .
3. Menentukan macam penahan
Direct retainer berupa C Klamer pada gigi 8 5 5 8 dan gigi 8 4 .
4. Menentukan macam konektor
Konektor berupa plat akrilik.

DESAIN GIGI TIRUAN SEBAGIAN LEPASAN AKRILIK PADA RAHANG ATAS

Keterangan :
1. Plat akrilik
2. Anasir gigi
3. C Klamer
4. Buccal flange

12
DESAIN GIGI TIRUAN SEBAGIAN LEPASAN AKRILIK PADA RAHANG
BAWAH

Keterangan :
1. Plat akrilik
2. Anasir gigi
3. C Klamer
4. Buccal flange

Kunjungan II
a. Membuat work model
Alat : sendok cetak perforated stock tray no 3
Bahan cetak : alginat (irreversible hydrocolloid)
Cara mencetak : mukostatik
b. Membuat gigitan sentrik
Fungsi dari gigitan sentrik adalah untuk mendapatkan hubungan yang tepat antara
gigi geligi RA dan RB sesuai sentrik oklusi. Dua lapis malam merah dibuat tapal kuda,
ukuran disesuaikan dengan lengkung gigi pasien. Malam dilunakkan dan pasien disuruh
menggigit malam tersebut.
Pekerjaan laboratorium yaitu pemasangan gigi tiruan. Gigi tiruan yang dipilih harus
disusun pada model kerja yang dipasang pada artikulator. Posisi gigi-gigi ditentukan oleh
kebutuhan untuk mendapatkan oklusi yang memuaskan dengan gigi asli atau gigi tiruan
antagonis untuk mendapatkan derajat oklusi yang seimbang. Malam dibentuk sesuai
kontur alami processus alveolaris dan tepi gingiva.
Kemudian dilakukan proses flasking, wax elimination, packing, processing,
deflasking, finishing dan polishing.

Kunjungan III
Dilakukan insersi yaitu pemasangan GTS lepasan dalam mulut pasien, yang perlu
diperhatikan antara lain: retensi, stabilisasi, oklusi, dan kenyamanan pasien.
1. Pemasangan dan pengeluaran gigi tiruan
Hambatan pada permukaan gigi atau jaringan yang dijumpai pada saat pemasangan dan
pengeluaran gigi tiruan dapat dihilangkan dengan cara pengasahan gigi tiruan.

13
2. Retensi
Kemampuan GTS untuk melawan gaya pemindah yang cenderung memindahkan gigi
tiruan kearah oklusal. Cara mengecek retensi gigi tiruan adalah dengan cara memasang
gigi tiruan tersebut ke dalam mulut pasien. Jika tidak mempunyai retensi maka gigi tiruan
tersebut akan terlepas setelah dipasang, namun jika tidak terlepas berarti gigi tiruan
tersebut sudah mempunyai retensi.
3. Stabilisasi
Merupakan perlawanan atau ketahanan GTS terhadap gaya yang menyebabkan
perpindahan tempat atau gaya horizontal. Stabilisasi terlihat dalam keadaan berfungsi,
misal pada mastikasi. Pemeriksaan stabilisasi gigi tiruan dengan cara menekan bagian
depan dan belakang gigi tiruan secara bergantian. Gigi tiruan tidak boleh menunjukkan
pergerakan pada saat tes ini.
4. Oklusi
Pemeriksaan aspek oklusi pada saat posisi sentrik, lateral dan anteroposterior. Caranya
dengan memakai kertas artikulasi yang diletakkan di antara gigi atas dan bawah,
kemudian pasien diminta melakukan gerakan mengunyah. Setelah itu kertas artikulasi
diangkat dan dilakukan pemeriksaan oklusal gigi. Pada keadaan normal terlihat warna
yang tersebar secara merata pada permukaan gigi. Bila terlihat warna yang tidak merata
pada oklusal gigi maka dilakukan pengurangan pada gigi yang bersangkutan dengan
metode selective grinding. Pengecekan oklusi ini dilakukan sampai tidak terjadi traumatik
oklusi.

♣Instruksi yang harus disampaikan kepada pasien setelah gigi tiruan dipakai adalah :
1. Mengenai cara pemakaian gigi tiruan tersebut
2. Pasien diminta memakai gigi tiruan tersebut terus menerus selama beberapa waktu
agar pasien terbiasa
3. Kebersihan gigi tiruan dan rongga mulut harus dijaga.
4. Pada malam hari atau pada saat protesa tidak digunakan, protesa dilepas atau
direndam dalam air dingin yang bersih agar gigi tiruan tersebut tidak berubah
ukurannya.
5. Jangan dipakai untuk makan makanan yang keras dan lengket
6. Apabila timbul rasa sakit setelah pemasangan, pasien harap segera kontrol
7. Kontrol seminggu berikutnya setelah insersi yang pertama kali.

14
Kunjungan IV
Kontrol dilakukan untuk memperbaiki kesalahan yang mungkin terjadi
1. Pemeriksaan subyektif
Mengenai keluhan rasa sakit atau rasa mengganjal saat pemakaian gigi tiruan dan
mengenai adanya gangguan dalam fungsi bicara atau tidak.
2. Pemeriksaan obyektif
Melihat keadaan mulut dan jaringan mulut, melihat keadaan GTS lepasan baik pada base
platenya maupun pada mukosa di bawahnya, posisi cengkeramannya, keadaan gigi
abutment dan jaringan pendukungnya, oklusi, stabilisasi, dan retensi gigi tiruan.

♣Komplikasi setelah pemakaian GTS dapat berupa :


a. Rasa sakit akibat tepi GTS yang tajam maupun karena bagian yang tertekan
b. Terdapat suara akibat sentrik oklusi yang tinggi sehingga menimbulkan suara pada bagian
oklusal
c. Retensi yang kurang menyebabkan GTS tidak stabil
d. Muntah akibat plat yang terletak terlalu ke posterior
e. Kesukaran berbicara akibat overjet terlalu besar sehingga retensi kurang
g. Kesukaran dalam mengunyah akibat oklusi yang tidak seimbang
h. Gigi tiruan goyang : perlu diperiksa oklusinya dengan kertas artikulating paper
i. Saliva berlebihan : adanya stimulasi pada glndula salivarius karena gigi tiruan, namun
dapat hilang setelah beradaptasi

15
V. DISKUSI

Pada kasus ini pasien kehilangan gigi 7 6 2 1 1 3 4 6 dan pada rahang bawah gigi
yang hilang adalah 7 6 5 6. Pembuatan GTS ini bertujuan untuk mengembalikan fungsi
estetik dan pengunyahan.
Berdasarkan gigi yang hilang, maka kasus tersebut termasuk dalam Applegate
Kennedy Klas III modifikasi 1A 2P dan klas III Applegate Kennedy modifikasi 1P RB, dan
merupakan indikasi pembuatan protesa gigi tiruan lepasan dukungan gigi dengan desain
bilateral untuk RA dan RB.
Tahap-tahap yang perlu diperhatikan dalam membuat desain gigi tiruan sebagian
lepasan adalah :
1. Base plate
Bagian yang melekat pada mukosa mulut yang fungsinya memindahkan tekanan oklusal
ke jaringan di bawahnya.
2. Gigi Abutmen
Gigi yang dipilih sebagai gigi abutmen adalah gigi 8 5 5 8 dan gigi 8 4 .
3. Gigi pengganti
Ukuran gigi pengganti disesuaikan dengan ruang yang tersedia dan warna gigi sesuai
dengan gigi aslinya.

16
VI. PROGNOSA

Diperkirakan hasil perawatan adalah baik, karena :


1. Kesehatan umum pasien baik.
2. Jaringan pendukung baik.
3. Pasien sangat mementingkan faktor estetik
4. Pasien kooperatif dan menyadari arti pentingnya pemakaian gigi tiruan tersebut.

17
VII. KESIMPULAN

Pembuatan gigi tiruan sebagian lepasan untuk pasien yang kehilangan giginya adalah
tindakan rehabilitatif yang dapat mengembalikan fungsi mastikasi, fungsi bicara dan fungsi
estetik sehingga dapat mempertahankan jaringan mulut. Keberhasilan perawatan gigi tiruan
sebagian lepasan sangat ditentukan oleh kerjasama yang baik antara pasien dan operator.

18
VIII. DAFTAR PUSTAKA

Applegate, 1959, Essential of Removable Partial Denture Prosthesis, 2th ed., W.B. Sounders
Co., Philadelphia, London.

David, M., Watt, 1992, Penentuan Desain Geligi Tiruan Sebagian Lepasan, Hipocrates,
Jakarta.

Gunadi, H.A., 1982, Buku Ajar Ilmu Geligi Tiruan Sebagian Lepasan , jilid 1, Hipocrates,
Jakarta.

Haryanto, 1992, Buku Ajar Ilmu Gigi Tiruan Sebagian Lepasan, 2th ed., Hipocrates, Jakarta.

Itjiningsih, 1980, Dental Teknologi, cetakan ke-1, Fakultas Kedoteran Gigi Universitas
Trisakti, Jakarta

Soelarko, R.M., dan Wachijati, H., 1980, Diktat Prostodonsia Gigi Tiruan Sebagian Lepasan,
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjajaran, Bandung

Swenson, M.G., and Terkla, I.G., Partial Denture, The CV. Mosby Co., St. Louis
www.dentalink.com. removable partial denture.diunduh tanggal 11 Mei 2011.

19

Anda mungkin juga menyukai