Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN KEPANITERAAN PROSTODONSIA

GIGI TIRUAN SEBAGIAN LEPASAN


RESIN AKRILIK

Disusun oleh:
Muhammad Al-Fatih
08/268039/KG/8354

Dosen Pembimbing :
drg. Murti Indrastuti M.Kes, Sp. Pros (K)

BAGIAN PROSTODONSIA
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2019

1
I. PENDAHULUAN

Gigi merupakan bagian penting dari awal mula sistem pencernaan. Gigi membantu
proses pencernaan dengan cara mekanis. Menurut Sturdevant, gigi memiliki 4 fungsi utama
yaitu penguyahan, fonasi, melindungi jaringan pendukung dan fumgsi estetika. Hilangnya
beberapa elemen gigi sebaiknya segera diatasi dengan dibuatkan gigi tiruan pengganti.
Beberapa hal yang dapat terjadi akibat hilangnya gigi-geligi, yaitu :
1. Migrasi dan rotasi gigi
Hilangnya kesinambungan pada lengkung gigi dapat menyebabkan pergeseran yaitu
miring atau berputarnya gigi lainnya. Gigi yang malposisi lebih sulit dibersihkan, sehingga
kemungkinan terjadinya karies dapat meningkat.
2. Erupsi berlebih
Bila gigi sudah tidak memiliki antagonis lagi, maka akan terjadi erupsi berlebih (over
eruption)/ekstrusi. Erupsi berlebih dapat terjadi tanpa atau disertai pertumbuhan tulang
alveolar. Bila hal ini terjadi tanpa pertumbuhan tulang alveolar, maka struktur periodontal akan
mengalami kemunduran sehingga gigi mulai ekstrusi.
3. Penurunan efisiensi kunyah
Hilangnya gigi yang cukup banyak, terutama gigi belakang, akan menyebabkan penurunan
kualitas pengunyahan pada penderitanya.
4. Gangguan pada sendi temporo mandibula
Kehilangan gigi terutama gigi posterior dapat menyebabkan kebiasaan mengunyah yang
buruk. Hal ini dapat menyebabkan berubahnya sendi temporo mandibular.
5. Beban berlebih pada jaringan pendukung
Bila penderita sudah kehilangan gigi aslinya, maka gigi yang masih ada akan menerima
tekanan mastikasi lebih besar, sehingga terjadi pembebanan berlebih (over loading). Hal ini
akan mengakibatkan kerusakan membran periodontal dan lama-kelamaan gigi tersebut menjadi
goyah dan akibatnya terpaksa dicabut.
6. Atrisi
Pada kasus tertentu, membran periodontal gigi asli yang masih mampu menerima beban
berlebih tidak akan mengalami kerusakan, akan tetapi tetap sehat. Toleransi terhadap beban
yang berlebih ini dapat berupa terjadinya atrisi pada gigi-gigi tersebut, sehingga dalam jangka
waktu panjang akan terjadi pengurangan dimensi vertikal wajah saat gigi dalam keadaan oklusi
sentrik.
7. Efek terhadap jaringan lunak mulut

2
Bila ada gigi yang hilang, ruang yang ditinggalkannya akan ditempati oleh jaringan lunak
pipi dan lidah. Jika berlangsung lama, hal ini mengakibatkan sulitnya beradaptasi terhadap gigi
tiruan yang akan dibuat, karena terdesaknya kembali jaringan lunak tadi dari daerah yang
ditempati protesa.
8. Kelainan bicara
Kehilangan gigi depan sering kali menyebabkan kelainan bicara, karena gigi termasuk
bagian organ fonetik.
9. Terganggunya kebersihan mulut
Migrasi dan rotasi gigi mengakibatkan gigi kehilangan kontak dengan gigi tetangganya.
Ruang interproksimal yang tidak wajar mengakibatkan makanan mudah terselip dicelah antara
gigi sehingga kebersihan mulut jadi terganggu dan mudah terbentuk plak. Selanjutnya dapat
mengakibatkan peningkatan karies gigi.
10. Memburuknya penampilan
Memburuknya penampilan disebabkan karena hilangnya gigi depan sehingga akan
mengurangi daya tarik seseorang.

Gigi yang hilang dapat diganti dengan gigi tiruan. Pada umumnya dikenal 2 tipe gigi
tiruan, ialah:
1. Gigi tiruan cekat, yang dilekatkan di dalam mulut dengan semen.
2. Gigi tiruan lepasan, yang tiap saat dapat dilepas dari mulut.
Gigi tiruan sebagian lepasan adalah gigi tiruan yang menggantikan satu gigi atau lebih,
tetapi tidak semua gigi asli, yang hilang dari satu atau dua lengkung gigi serta dapat dipasang
dan dilepas oleh pasien. Gigi tiruan sebagian mendapat dukungan dari gigi asli yang masih
tertinggal, mukosa mulut atau dukungan kombinasi dari mukosa dan gigi.
Tujuan pembuatan GTSL pada pasien yang kehilangan sebagian beberapa gigi adalah
mengembalikan fungsi pengunyahan, estetik, bicara, melestarikan jaringan mulut yang masih
tertinggal, meningkatkan distribusi beban kunyah, memperbaiki oklusi, dan mempertahankan
keadaan kesehatan individu lebih lanjut. Pembuatan gigi tiruan sebagian lepasan dapat
mempertahankan dan melindungi gigi yang masih ada serta jaringan sekitarnya, tidak
merugikan pasien dalam bentuk apapun, mempunyai konstruksi dan disain yang harmonis.
Keuntungan gigi tiruan sebagian lepasan adalah pasien dapat memakai dan melepas
sendiri sehingga mudah dan cepat dalam membersihkannya, mudah di preparasi bila ada
kerusakan, dan harganya relatif murah jika dibandingkan dengan GTC. Pembuatan gigi tiruan

3
sebagian sangat tergantung pada peran serta pasien untuk mau dan mampu beradaptasi saat
pemakaian gigi tiruan tersebut.

4
II. TINJAUAN PUSTAKA

Menurut Gunadi dkk. (1991) gigi tiruan sebagian adalah gigi tiruan yang
menggantikan satu atau lebih gigi, tapi tidak semua gigi, serta jaringan sekitarnya, didukung
oleh gigi dan jaringan di bawahnya dan dapat dipasang juga dilepas oleh pemakainya.
Menurut Mc. Craken (1973), adalah suatu restorasi prostetik yang mengganti gigi asli yang
hilang dan bagian lain rahang yang tidak bergigi sebagian, mendapat dukungan terutama dari
jaringan dibawahnya, dan sebagian dari gigi asli yang masih tinggal akan menjadi gigi
pegangan.

A. Indikasi Gigi Tiruan Sebagian Lepasan

1. Pasien mengeluhkan berkurangnya kemampuan mengunyah


2. Hilangnya satu gigi atau lebih
3. Gigi yang tertinggal dalam keadaan baik dan memenuhi syarat sebagai gigi pegangan
4. Keadaan processus alveolaris masih baik
5. Kesehatan umum dan kebersihan mulut pasien baik
6. Pasien mau dibuatkan gigi tiruan sebagian lepasan
(Osborne dan Alexander, 1968; Jepson, 2004).
B. Klasifikasi Gigi Tiruan Sebagian Lepasan

Tujuan utama pembuatan klasifikasi rahang dengan sebagian gigi yang telah hilang
adalah untuk memungkinkan dokter gigi berkomunikasi sejelas mungkin tentang keadaan
rongga mulut yang akan dibuatkan geligi tiruan. Suatu klasifikasi yang baik akan
membantu pengelompokan geligi yang hilang termasuk kombinasinya, serta variasi-
variasi yang jumlahnya tak terbatas dan terjadi karena adanya gigi yang dicabut (Gunadi
dkk., 1991).

Gigi tiruan sebagian lepasan dapat diklasifikasikan menjadi beberapa macam


berdasarkan beberapa hal, yaitu :

1. Berdasarkan saat pemasangan:


a. Protesa immediate, dipasang segera setelah pencabutan
b. Protesa konvensional, dipasang setelah gigi lama dicabut
2. Berdasarkan bahan yang digunakan:
a. Gigi tiruan kerangka logam (frame prosthesa/ metal prosthesa)

5
b. Gigi tiruan akrilik
c. Kombinasi kerangka logam dan akrilik
3. Berdasarkan jaringan pendukungnya menurut Victor L.S. (1975):
a. Gigi tiruan dengan dukungan mukosa (mucosa supported), yaitu gigi tiruan yang hanya
mendapat dukungan dari jaringan mukosa
b. Gigi tiruan dengan dukungan gigi (tooth supported), yaitu gigi tiruan yang hanya
mendapat dukungan dari gigi asli
c. Gigi tiruan dengan dukungan mukosa dan gigi (mucosa and tooth supported), yaitu gigi
tiruan yang mendapat dukungan dari mukosa dan gigi asli.
4. Berdasarkan ada tidaknya wing/sayap:
a. Open face denture: GTS dibuat tanpa gusi tiruan di bagian bukal/labial. Gigi tiruan
open face diindikasikan pada bagian anterior bila tulang alveolar belum resorbsi
sehingga gigi artifisial dapat dipasang seolah-olah keluar dari gusi (tampak estetik
seperti gigi asli).
b. Close face denture: GTS dibuat dengan gusi tiruan di bagian bukal/labial. Gigi tiruan
close face diindikasikan pada bagian anterior bila tulang alveolar telah resorpsi karena
sayap dapat meningkatkan estetika dengan memberi dukungan bagi bibir.
5. Berdasarkan letak sadel bounded dan free end menurut Kennedy, cit. Soelarko R. M. Dan
Wachijaati H., (1980), yaitu :
a. Kelas I, yaitu adanya Bilateral Free End (ujung bebas pada dua sisi), mempunyai
daerah tak bergigi di belakang gigi yang tertinggal pada kedua sisi rahang
b. Kelas II, yaitu adanya Unilateral Free End (ujung bebas pada satu sisi), mempunyai
daerah tak bergigi di belakang gigi yang tertinggal pada satu sisi rahang
c. Kelas III, yaitu bila tidak ada Free End, daerah tak bergigi terletak di antara gigi yang
masih ada di bagian posterior (bounded saddle)
d. Kelas IV, yaitu adanya daerah tak bergigi di daerah anterior dan melewati median line.
6. Klasifikasi menurut Applegate-Kennedy:
a. Kelas I
Daerah tanpa gigi yang terletak di bagian posterior dari gigi yang tertinggal pada kedua
sisi rahang (bilateral Free end).
b. Kelas II
Daerah tanpa gigi yang terletak di bagian posterior dari gigi yang tertinggal tetapi hanya
pada satu sisi rahang (unilateral free end).
c. Kelas III
6
Daerah yang tidak bergigi terletak di antara gigi yang masih ada yang kedua gigi
tetangga tidak mampu memberi dukungan pada gigi tiruan.
d. Kelas IV
Daerah yang tidak bergigi terletak di bagian anterior dan melewati garis median.
e. Kelas V
Daerah tak bergigi paradental dimana gigi asli anterior tidak dapat dipakai sebagai gigi
penahan.
f. Kelas VI
Daerah tak bergigi paradental dengan kedua gigi tetangga asli dapat dipakai sebagai
penahan.
Bila terdapat daerah tak bergigi tambahan oleh Applegate-Kennedy disebut sebagai
modifikasi, kecuali kelas IV tidak ada modifikasi (Gunadi dkk., 1991).

7. Berdasarkan letak klamer menurut Miller


a. Kelas I, yaitu ada dua klamer yang letaknya lurus berhadapan dan tegak lurus terhadap
median line.
b. Kelas II, yaitu ada dua klamer yang letaknya membentuk diagonal dan melewati median
line
c. Kelas III, yaitu ada tiga klamer yang membentuk segitiga di tengah protesa bila
dihubungkan dengan garis
d. Kelas IV, yaitu ada empat klamer yang membentuk segi empat di tengah protesa bila
dihubungkan dengan garis.

8. Berdasarkan letak klamer menurut Cummer

a. Kelas I, yaitu ada dua klamer yang letaknya membentuk diagonal dan melewati median
line.
b. Kelas II, yaitu ada dua klamer yang letaknya berhadapan dan tegak lurus terhadap
median line
c. Kelas III, yaitu ada tiga klamer yang membentuk segitiga di tengah protesa bila
dihubungkan dengan garis
d. Kelas IV, yaitu ada empat klamer yang membentuk segi empat di tengah protesa bila
dihubungkan dengan garis.

7
C. Bagian-bagian Gigi Tiruan Sebagian Lepasan

Gigi tiruan sebagian lepasan akrilik adalah suatu gigi tiruan sebagian lepasan yang
terdiri dari akrilik serta elemen gigi tiruan. Bagian-bagian dari gigi tiruan sebagian lepasan
akrilik adalah :
a. Retainer/penahan
Retainer merupakan bagian gigi tiruan sebagian lepasan yang berfungsi memberi
retensi sehingga menahan protesa tetap pada tempatnya. Retainer dibagi menjadi 2
kelompok:
 Retainer langsung (direct retainer), yaitu bagian dari gigi tiruan yang berkontak
langsung dengan permukaan gigi abutment, dan dapat berupa cengkeram atau
kaitan presisi.
 Retainer tidak langsung (indirect retainer), yaitu bagian dari gigi tiruan yang
memberikan retensi untuk melawan gaya yang cenderung melepas protesa ke arah
oklusal dan bekerja pada basis. Retensi tak langsung ini diperoleh dengan cara
memberikan retensi pada sisi berlawanan dari garis fulkrum dimana gaya tadi
bekerja. Retensi tidak langsung dapat berupa lengan pengimbang, sandaran/rest
(bagian dari cangkolan yang bersandar pada bidang oklusal atau incisal gigi
pegangan yang memberikan dukungan vertikal terhadap gigi tiruan).
b. Basis / Plat Akrilik
Merupakan pendukung atau landasan gigi tiruan sebagian lepasan yang terbuat dari
resin akrilik. Fungsinya :
a. mendukung gigi (elemen) tiruan
b. meneruskan tekanan oklusal ke jaringan di bawahnya
c. memberikan retensi dan stabilisasi kepada gigi tiruan
Basis biasanya terbuat dari bahan metal, resin, atau kombinasi metal-resin.
c. Gigi Pengganti / Artificial Teeth
Merupakan bagian dari gigi tiruan yang menggantikan gigi asli yang hilang.

D. Desain Gigi Tiruan Sebagian Lepasan Resin Akrilik

Rencana pembuatan desain merupakan salah satu tahap penting dan salah satu
faktor penentu keberhasilan atau kegagalan sebuah gigi tiruan. Dalam pembuatan desain
gigi tiruan diketahui terdapat empat tahap yaitu:

8
a. Tahap I: menentukan klasifikasi dari masing-masing daerah tak bergigi (sadel).
b. Tahap II: menentukan macam dukungan dari setiap sadel.
Dukungan bagi gigi tiruan sebagian lepasan merupakan semua dukungan yang
diterima dari jaringan mulut untuk melawan atau menahan atau menyangga gaya
oklusal yang diterima protesa. Dukungan terbaik untuk protesa sebagian lepasan dapat
diperoleh dengan memperhatikan dan mempertimbangkan beberapa faktor, seperti
keadaan jaringan pendukung, panjang sadel, jumlah sadel, dan keadaan rahang yang
akan dipasangi gigi tiruan (Gunadi dkk., 1991).
Bentuk daerah tak bergigi ada dua macam, yaitu sadel tertutup (paradental) dan
daerah berujung bebas (free end). Ada tiga pilihan untuk dukungan sadel paradental,
yaitu dukungan dari gigi, dari mukosa, atau dari gigi dan mukosa (kombinasi),
sedangkan untuk sadel berujung bebas, dukungan bisa berasal dari mukosa, atau gigi
dan mukosa (kombinasi).
c. Tahap III: menentukan jenis penahan (retainer)
Ada dua macam retainer untuk gigi tiruan, yaitu direct retainer dan indirect
retainer. Penentuan jenis retainer yang akan dipilih perlu memperhatikan faktor dari
dukungan sadel, stabilisasi gigi tiruan, dan estetika (Gunadi dkk., 1991).
d. Tahap IV: menentukan jenis konektor
Konektor pada tiap rahang terbagi menjadi:
a. Konektor utama (major connector)
Merupakan bagian gigi tiruan sebagian lepasan yang menghubungkan bagian
protesa yang terletak pada salah satu sisi rahang dengan yang ada pada sisi lainnya.
Konektor untuk protesa resin yang dipakai biasanya adalah konektor berbentuk
pelat.
b. Konektor minor atau tambahan (minor connector)
Merupakan bagian gigi tiruan sebagian lepasan yang mengubungkan konektor
utama dengan bagian lain, misalnya suatu penahan langsung atau sandaran oklusal
dihubungkan dengan konektor utama melalui suatu konektor minor.
(Gunadi dkk., 1991)

E. Pemilihan Gigi Abutment


1. Gigi harus cukup kuat.
a. Akarnya panjang
b. Makin banyak akar makin kuat

9
c. Masuk kedalam prosesus alveolaris dalam dan tidak longgar
d. Gigi pilar tidak boleh goyang
e. Tidak ada kelainan jaringan periodontal pada gigi penyangga.
2. Gigi tersebut masih vital atau tidak mengalami perawatan.
3. Bentuk mahkota sedapat mungkin sesuai dengan macam klamer yang digunakan.
4. Kedudukan gigi tersebut hendaknya tegak lurus dengan prosesus alveolaris, gigi yang
letaknya rotasi atau berputar tidak baik untuk pilar.
5. Bila memerlukan dua klamer atau lebih maka hendaknya dipilihkan gigi yang
letaknya sejajar.

F. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam mendesain GTS


1. Retensi
Adalah kemampuan gigi tiruan untuk melawan gaya pemindah yang cenderung
memindah protesa ke arah oklusal. Retensi diperoleh dari lengan retentive, klamer,
occlusal rest, kontur dan landasan gigi, oklusi, adhesi, tekanan atmosfer, dan surface
tension.
2. Stabilisasi
Yaitu kemampuan gigi tiruan untuk melawan gaya pemindah dalam arah horisontal.
Semua bagian cengkeram berfungsi kecuali bagian terminal/ujung lengan retentif.
Stabilisasi terlihat bila dalam keadaan berfungsi. Stagnasi ditentukan oleh tiga titik
sandaran yang harus meliputi luas permukaan yang sebesar-besarnya agar beban yang
diterima protesa dapat sekecil mungkin. Gigi yang mempunyai stabilisasi pasti
mempunyai retensi, sedangkan gigi yang mempunyai retensi belum tentu mempunyai
stabilisasi.
3. Estetika
a. Penempatan klamer harus sedemikian rupa sehingga tidak terlihat dalam posisi
bagaimanapun juga.
b. Gigi tiruan harus pantas dan tampak asli bagi pasien, meliputi warna gigi dan
inklinasi/ posisi tiap gigi.
c. Kontur gingiva harus sesuai dengan keadaan pasien.
d. Perlekatan gigi di atas ridge (Gunadi dkk., 1991).
4. Kenyamanan pasien

10
III. LAPORAN KASUS

A. Identifikasi
Nama : Dwi Siwi Pribadi
Tanggal Lahir : 17/09/1966
Umur : 53 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Bangsa : Indonesia
Alamat : Dipowinatan MG1/266, Yogyakarta
Tgl pemeriksaan : 7 Agustus 2019
No. Kartu : 21 12 84

B. Anamnesa
1. Pemeriksaan Subyektif
Motivasi : Pasien dengan keinginan sendiri ingin dibuatkan gigi tiruan untuk
mengembalikan fungsi pengunyahan dan estetika dari gigi-gigi yang telah
hilang.
CC : Pasien merasa tidak nyaman mengunyah makanan karena beberapa gigi
belakang kanan dan kiri rahang atas sudah hilang, sehingga ingin dibuatkan
gigi tiruan
PI : Tidak ada keluhan sakit.
PDH : Pernah mencabutkan gigi tanpa komplikasi, pasien pernah menambalkan
giginya dengan tambalan resin komposit
PMH : Pasien tidak memiliki penyakit sistemik, tidak memiliki alergi terhadap obat,
makanan dan cuaca.
FH : Ayah: Tidak ada riwayat alergi dan tidak dicurigai menderita penyakit sistemik
Ibu: Tidak ada riwayat alergi dan tidak dicurigai menderita penyakit sistemik.

2. Pemeriksaan Obyektif
a. Umum: Jasmani : sehat, t.a.k.
Rohani : kooperatif dan komunikatif
b. Lokal:
EO: Bentuk muka : simetris, t.a.k.
11
Pipi : simetris, t.a.k
Bibir : simetris, t.a.k
Lnn : tidak teraba
IO: Mukosa : normal, t.a.k
Gingiva : normal, t.a.k
Lidah : normal, t.a.k
Palatum : tinggi, t.a.k
Keadaan gigi geligi:
 Jumlah : 27
 Warna : putih kekuningan, shade guide A2
 Bentuk : Persegi
Oral hygiene: Sedang

Formula gigi geligi

X X T X
8 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 8

8 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 8

Keterangan: X: telah dicabut V: luksasi T: tumpatan

C. Klasifikasi
Klasifikasi Kennedy :
RA : Applegate Kennedy Kelas III modifikasi 1P

12
IV. PROSEDUR KERJA DAN TAHAPAN PERAWATAN

Persiapan di Dalam Mulut/Mouth Preparation


Merupakan persiapan-persiapan di dalam mulut sebelum dibuatkan gigi tiruan
sebagian, meliputi :
1. Perawatan bedah/surgical treatment, misalnya pencabutan gigi yang tidak mungkin
dipertahankan
2. Perawatan periodontal/periodontal treatment, misalnya pemeriksaan gigi, gusi, dan tulang
pendukungnya
3. Perawatan konservasi/konservatif treatment, misalnya restorasi gigi yang karies. Hal ini
dilakukan untuk mengurangi hambatan, mencari bidang bimbing, membuat sandaran
oklusal dan bila perlu menciptakan daerah-daerah untuk retensi mekanis.

KUNJUNGAN I
Anamnesis
Selain dilakukan pemeriksaan secara subjektif maupun objektif, pasien juga harus
dijelaskan tentang jalannya perawatan dalam pembuatan gigi tiruan sebagian lepasan.

Membuat studi model RA dan RB


Sendok cetak : perforated stock tray
Bahan cetak : Hydrocoloid Irreversible
Cara mencetak : mukostatik
Model studi ini dipergunakan untuk membuat desain yang meliputi :
1. Letak gigi abutment
2. Letak klamer
3. Jumlah gigi yang hilang
4. Perluasan basis protesa
Cara mencetak:
1. Pasien duduk dengan posisi sedemikian rupa sehingga kepala dan punggung terletak pada
satu garis lurus, dataran oklusal sejajar lantai. Mulut pasien setinggi siku operator.
2. Operator berdiri di belakang samping kanan pasien untuk mencetak gigi rahang atas dan di
depan kanan pasien untuk mencetak gigi rahang bawah.
3. Sendok cetak rahang atas yang berisi adonan hydrocolloid irreversible dimasukkan ke
mulut pasien dengan menempelkan bagian posterior lebih dahulu lalu sedikit demi sedikit
13
ke arah anterior sampai seluruh gigi tertutupi bahan cetak. Selanjutnya pasien
diinstruksikan mengucapkan “U” lalu dilakukan muscle triming di bagian bukal dan labial.
Pasien diminta mengangkat lidah saat mencetak gigi rahang bawah.
4. Setelah alginat setting, sendok cetak dilepas.
Kemudian dilanjutkan dengan pekerjaan laboratorium yaitu mengisi hasil cetakan studi
model dengan stone gips, kemudian dibuat model form (boxing).

Membuat desain gigi tiruan sebagian lepasan


1. Tahap I: Menentukan kelas dari masing-masing daerah tak bergigi (sadel)
RA: Applegate Kennedy Kelas III modifikasi 3P
Kennedy Klas III modifikasi 1P
Gigi yang diganti 5 4 5
Indikasi protesa: Protesa lepasan, dua sisi dan dengan dukungan kombinasi
2. Tahap II: Menentukan macam dukungan dari setiap sadel
Dukungan yang dipilih pada kasus ini adalah dukungan gigi. Gigi yang digunakan sebagai
dukungan adalah gigi:
RA: Gigi 6 3 3 6
3. Tahap III: Menentukan jenis penahan
a. Penahan langsung (direct retainer)
RA: Gigi 6 cengkeram C dengan pundak di sebelah distal
Gigi 3 cengkeram C dengan pundak di sebelah mesial
Gigi 3 cengkeram C dengan pundak di sebelah mesial
Gigi 6 cengkeram C dengan pundak di sebelah distal
b. Penahan tak langsung (indirect retainer): berupa plat akrilik setinggi singulum pada
gigi anterior dan gigi tiruan closed face pada bagian anterior dan posterior.
4. Tahap IV: Menentukan jenis konektor
Konektor utama adalah plat akrilik palatal untuk rahang atas.

14
Desain Gigi Tiruan
Keterangan :
1. Plat dasar akrilik
2. Cengkeram C
3. Anasir gigi
4. Buccal flang

KUNJUNGAN II
Membuat work model
1. Alat : sendok cetak perforated stock tray no 1
2. Bahan cetak : Hydrocolloid Irreversible
3. Cara mencetak : mukostatik

Membuat gigitan sentrik


Fungsinya adalah untuk mendapatkan hubungan yang tepat antara gigi geligi rahang
atas dan rahang bawah sesuai sentrik oklusi. Dua lapis malam merah dibuat berbentuk tapal
kuda, ukuran disesuaikan dengan lengkung gigi pasien. Malam dilunakkan dan pasien disuruh
menggigit malam tersebut. Setelah didapatkan gigitan sentrik, model kerja dipasang pada
artikulator
Tahap laboratoris
1. Memasang model kerja pada articulator
2. Pembuatan klamer
3. Pemasangan gigi pengganti ditentukan oleh kebutuhan untuk mendapatkan oklusi yang
memuaskan dengan gigi asli atau gigi tiruan antagonis untuk mendapatkan derajat oklusi
yang seimbang
4. Model malam dibentuk sesuai kontur alami processus alveolaris dan tepi gingiva.
5. Flasking
6. Boiling out/wax elimination
7. Packing
15
8. Processing
9. Deflasking
10. Finishing dan polishing

KUNJUNGAN III
Insersi Gigi Tiruan Sebagian Lepasan
Insersi gigi tiruan sebagian lepasan yaitu pemasangan gigi tiruan sebagian lepasan
dalam mulut pasien. Selain kenyamanan pasien perlu diperhatikan:
1. Pemasangan dan pengeluaran gigi tiruan
Hambatan pada permukaan gigi atau jaringan yang dijumpai pada saat pemasangan
dan pengeluaran gigi tiruan dapat dihilangkan dengan cara pengasahan gigi tiruan (hanya
pada bagian yang perlu saja)
2. Retensi
Kemampuan GTS untuk melawan gaya pemindah yang cenderung memindahkan
gigi tiruan kearah oklusal. Cara mengecek retensi gigi tiruan adalah dengan cara memasang
gigi tiruan tersebut ke dalam mulut pasien. Jika tidak mempunyai retensi maka gigi tiruan
tersebut akan terlepas setelah dipasang, namun jika tidak terlepas berarti gigi tiruan tersebut
sudah mempunyai retensi.
3. Stabilisasi
Yaitu perlawanan atau ketahanan GTS terhadap gaya yang menyebabkan
perpindahan tempat atau gaya horizontal. Stabilisasi terlihat dalam keadaan berfungsi,
misal pada mastikasi. Pemeriksaan stabilisasi gigi tiruan dengan cara menekan bagian
depan dan belakang gigi tiruan secara bergantian. Gigi tiruan tidak boleh menunjukkan
pergerakan pada saat tes ini.
4. Oklusi
Pemeriksaan aspek oklusi pada saat posisi sentrik, lateral dan anteroposterior.
Pengecekan dilakukan terhadap balancing side, working side, dan ada tidaknya premature
contact. Pengecekan dilakukan dengan cara memakai kertas artikulasi yang diletakkan di
antara gigi atas dan bawah, kemudian pasien diminta melakukan gerakan membuka dan
menutup. Setelah itu kertas artikulasi diangkat dan dilakukan pemeriksaan oklusal gigi.
Pada keadaan normal terlihat warna yang tersebar secara merata pada permukaan gigi. Bila
terlihat warna yang tidak merata pada oklusal gigi maka dilakukan pengurangan pada gigi
yang bersangkutan dengan metode selective grinding. Pengecekan oklusi ini dilakukan
sampai tidak terjadi traumatik oklusi.
16
Instruksi kepada pasien
1. Cara pemakaian gigi tiruan tersebut
Pasien diminta untuk selalu memakai gigi tiruan tersebut, dan hanya dilepas saat
akan tidur dan saat akan dibersihkan. Tujuannya adalah agar pasien terbiasa dengan gigi
tiruannya.
2. Efek yang timbul pada saat pemakaian pertama gigi tiruan
Pada pemakaian pertama kali, pasien biasanya akan merasakan sakit dan
mengalami hipersalivasi sebagai reaksi penolakan tubuh terhadap benda asing. Pasien
dijelaskan mengenai keadaan tersebut merupakan hal yang normal dan keadaan tersebut
akan hilang sendirinya setelah 1 minggu pemakaian. Pasien juga disarankan untuk
mengkonsumsi makanan-makanan lunak selama 1 minggu pertama.
3. Kebersihan gigi tiruan dan rongga mulut harus dijaga.
Pasien diberikan penjelasan mengenai cara membersihkan gigi tiruan. Cara
membersihkannya adalah dengan menyikatnya menggunakan sikat gigi dengan pasta gigi
atau sabun di bawah genangan air. Fungsi genangan air adalah untuk menghalangi jatuhnya
gigi tiruan ke permukaan yang kasar yang bisa menyebabkan kerusakan gigi tiruan.
4. Cara memelihara gigi tiruannya
Pasien diberitahukan untuk tidak sembarangan meletakkan gigi tiruannya. Pada saat
malam hari atau pada saat gigi tiruan tidak digunakan, gigi tiruan sebaiknya direndam
dalam air bersih agar gigi tiruan tersebut tidak berubah ukurannya (tidak mengkerut).
5. Kontrol seminggu berikutnya setelah insersi yang pertama kali.

KUNJUNGAN IV
Kontrol
1. Pemeriksaan subyektif
a. Apakah ada keluhan rasa sakit atau rasa mengganjal saat pemakaian gigi tiruan;
b. Apakah gigi tiruannya berfungsi dengan baik pada saat makan;
c. Apakah gigi tiruannya menimbulkan gangguan pada saat berbicara;
2. Pemeriksaan obyektif
a. Keadaan mulut dan jaringan mulut
b. Gigi abutment dan jaringan pendukungnya,
c. Keadaan gigi tiruan sebagian lepasan pada base plate (fitting surface dan tepi gigi
tiruan) dan posisi cengkeramannya,

17
d. Oklusi, stabilisasi, dan retensi gigi tiruan.

18
V. DISKUSI

Pada kasus ini pasien kehilangan gigi 5 4 5. Pembuatan GTS ini bertujuan untuk
mengembalikan fungsi pengunyahan. Klasifikasi kasus pada rahang atas adalah Applegate
Kennedy Klas 3 modifikasi 1P. Hal ini merupakan indikasi pembuatan protesa gigi tiruan
lepasan desain bilateral dengan dukungan dari gigi.
Gigi yang digunakan sebagai dukungan adalah gigi gigi 6 3 3 6 yang diberi direct
retainer berupa cengkeram C karena masih kuat dan memungkinkan secara estetis. Indirect
retainer berupa plat akrilik setinggi singulum pada gigi anterior dan gigi tiruan closed face
pada bagian anterior dan posterior. Konektor utama adalah plat akrilik palatal untuk rahang
atas.
Gigi pengganti dibuat dari resin akrilik dengan warna, bentuk, dan ukuran yang sesuai
dengan gigi asli yang masih tinggal dan ruang yang tersedia. Pada pemasangan gigi tiruan harus
dihindari adanya traumatik oklusi

VI. PROGNOSIS

Diperkirakan hasil perawatan adalah baik, karena :


1. Kesehatan umum pasien baik.
2. Jaringan pendukung baik.
3. Motivasi pasien berasal dari diri sendiri.
4. Pasien kooperatif dan menyadari arti pentingnya pemakaian gigi tiruan tersebut.

VII. KESIMPULAN

. Pembuatan gigi tiruan sebagian lepasan untuk pasien yang kehilangan giginya adalah
tindakan rehabilitatif yang dapat mengembalikan fungsi mastikasi, fungsi bicara dan fungsi
estetik sehingga diharapkan dapat mempertahankan jaringan mulut. Keberhasilan perawatan
gigi tiruan sebagian lepasan sangat ditentukan oleh kerjasama yang baik antara pasien dan
operator.

19
DAFTAR PUSTAKA

Gunadi, H.A., 1991, Buku Ajar Ilmu Geligi Tiruan Sebagian Lepasan , jilid 1, Hipocrates,
Jakarta
Jepson, N.J.A., 2004, Removable Partial Denture, Quintessence Publishing Co.Ltd., London.
Osborne, J & Lammie. G.E.1968. Partial Dentures. Blackwell Scientiefic Publications Oxford
& Edinburgh
Soelarko, R.M., dan Wachijati, H., 1980, Diktat Prostodonsia Gigi Tiruan Sebagian Lepasan,
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjajaran, Bandung

20

Anda mungkin juga menyukai