Anda di halaman 1dari 24

Pasien GTC

Anamnesis, P. Objektif, dan P. Penunjang


Oleh : Kelompok 3 & 4
Kelompok 3

Raniah Fariha Rifkah Rizky Rahmayanti Regita Octavia Wulandari


1 (J520170021) 5 (J520170026) 9 (J520170030)

Putri Puspaningrum Feby Aurelita Jaya Pradana Sandi Mahputra


2 (J520170022) 6 (J520170027) 10 (J520170032)

Deddy Hartarto Syafira Alma Raudia


3 (J520170023) 7 (J520170028)

Deanita Putri Kisari


Oktavia Novitasari
4 (J520170025) 8 (J520170029)
Kelompok 4

Risma Ayu Priyandani


1
Kurniasari Ediningtyas
(J520170033) 5 (J520170037) 9 Arya Antariksa A.
(J520170041)

Novyana Tedia Sutisna Shafira Annas Haykal


10
Ericha Zahra Mufida D.
2 (J520170034) 6 (J520170038) (J520170057)

Alvira Meidhy Alboneh


Indri Devi S.
3 (J520170035) 7 (J520170039)

Meita Rahma Diwatri


8
M. Ridhar Adi Gumilar
4 (J520170036)
(J520170040)
Content

Part 01 Pendahuluan

Part 02 Pembahasan

Part 03 Kesimpulan

Part 04 Saran
PENDAHULUAN

Kehilangan gigi dapat mengganggu fungsi


estetik, fungsi bicara dan gangguan psikologis.
Hilangnya fungsi estetik dapat terjadi akibat
Add title
pergeseran gigi-gigi tetangga, tilting, hilang
kontak antar gigi, elongasi gigi antagonis,
traumatik oklusi, serta karies pada gigi
sebelahnya.
Pendahuluan : Bagian-bagian GTC

Pontik
bagian dari GTC yang
menggantikan gigi asli yang
hilang
Retainer
bagian GTC yang
dilekatkan pada gigi
abutment

Connector
bagian GTC yang
menghubungkan
retainer dan pontic

Abutment
mahkota gigi asli yang telah
dipreparasi untuk penempatan
retainer dan mendukung bridge.
Indikasi GTC
berusia 20-50 th

mempunyai struktur
gigi yang sehat

hygiene mulut baik

gigi abutment mampu


menerima tekanan pontik,

oklusi dan jaringan


periodonsium baik

kesehatan umum dan


sosial indikasi baik

tidak mempunyai
kebiasaan buruk
Kontrandikasi GTC
pasien terlalu muda atau tua

struktur gigi terlalu buruk

oral hygiene buruk

oklusi abnormal

kondisi daerah tak


bergigi mengalami
resobrbsi eksisi

alveolus pendukung gigi


kurang dari 2/3 akar gigi

tidak terjalin kooperasi


dari pasien dan operator

gigi hipersensitif walaupun sudah dianestesi.


Pendahuluan : Macam GTC

Fixed-fixed bridge Cantilever bridge


01 yaitu suatu gigi tiruan yang pontiknya Semi fixed bridge
03 yaitu suatu gigi tiruan yang satu ujung
didukung secara kaku pada kedua sisi
oleh satu atau lebih gigi penyangga. 02 yaitu suatu gigi tiruan yang salah satu
bridge melekat secara rigid pada
retainer, sedangkan ujung yang lain
pontik dihubungkan pada retainer bebas menggantung.
dengan konektor non rigid, sedangkan
yang satunya dihubungkan dengan
konektor rigid.

Compound bridge
Spring cantilever bridge 05
04 yaitu suatu gigi tiruan cekat yang yaitu merupakan gabungan atau
kombinasi dari dua macam gigi tiruan
mempunyai pontik jauh dari retainer cekat dan bersatu menjadi suatu
dan dihubungkan dengan palatal bar. kesatuan.
PEMBAHASAN

1.) P. Subjektif

1. Identification
Data Umum Pasien

2. Chief Complaint
Keluhan Utama

3. History of Present Illness


Riwayat Penyakit Sekarang

4. History of Past Illness


Riwayat Penyakit Terdahulu

5. History of Family Illness


Riwayat Penyakit Keluarga

6. Social History
Riwayat Kebiasaan/Sosial
PEMBAHASAN

2.) P. Objektif

2. Pemeriksaan Ekstra Oral


1. Pengamatan penampilan dan terdiri dari : Kepala/muka, Neuro
kesehatan umum pasien muskuler,Kelenjar saliva,Kelenjar
limfonodi,Tulang rahang,TMJ.
a. Kesan umum kesehatan pasien : jasmani dan
rohani
b. Pemeriksaan tanda – tanda vital : Pengukuran
suhu tubuh (axial,oral,or rectal), Denyut nadi,
Tekanan darah terdiri dari sistole dan diastole,
Respirasi / pernafasan
3. Pemeriksaan Intra Oral
c. Pemeriksaan status nutrisi dan tinggi badan. terdiri dari : saliva, mukosa bibir, mukosa
bukal, frenulum bukal labial, palatum
molle, palatum durum, uvula, lidah,
frenulum lidah, gingiva, gigi geligi, tulang
alveolar, ruang protesa.
PEMBAHASAN

3.) P. Penunjang

Rontgen foto gigi penyangga dan daerah


edentulous dengan menggunakan teknik
radiografi periapikal untuk melihat rasio
mahkota banding akar, letak pulpa, bentuk
dan panjang mahkota beserta akar, mengukur
panjang kerja pasak.
Sumber : Journal of Indian Society of Periodontology
Laporan Kasus

Pasien laki-laki berusia 26 tahun, pekerjaan wiraswasta,


datang ke klinik Prostodonsia FKG- UGM. Berdasarkan
pemeriksaan subyektif pasien merasa terganggu serta
kurang percaya diri dengan kondisi kehilangan gigi incisivus
pertama. Pemeriksaan obyektif terlihat space bekas gigi
incisivus centralis pertama telah mengalami penyempitan
dan hanya tersisa setengah dari space yang seharusnya.
Perawatan yang akan dilakukan adalah pembuatan gigi
tiruan cekat dengan fiber-reinforced composite memakai
metode langsung.
Laporan Kasus
Penatalaksanaan
Perawatan

Pada saat kunjungan pertama dilakukan pemeriksaan subyektif dan


obyektif, rontgen foto gigi penyangga dan daerah gigi yang hilang,
serta pen- cetakan rahang atas dan bawah dengan bahan cetak
KUNJUNGAN
irreversible hydrocolloid (alginat), hasil cetakan diisi dengan stone
PERTAMA
gips.
Laporan Kasus
Prosedur persiapan awal dilakukan dengan melakukan
simulasi untuk menentukan pontik mengenai ukuran,
bentuk dan warna gigi dengan cara membuat out line
dan mempreparasi model gigi 11 pada sisi mesio labial,
gigi 22 pada sisi facial, gigi 23 pada sisi mesio labial,
untuk memberikan ruang membentuk kembali anatomi
dari sisi facial gigi 11, 21, 22, dan 23 agar terlihat
proporsional dan estetis. Demikian juga pada sisi
palatinal gigi 11 dan 22 dipreparasi untuk tempat bagi
fiber-reinforced composite dengan kedalaman 2 mm,
serta lebar 2 mm. Langkah selanjutnya adalah membuat
model malam gigi 11, 21, 22, dan 23. Setelah model
malam selesai, malam diganti dengan akrilik self cure.
Laporan Kasus : Penatalaksanaan Perawatan

Pada kunjungan kedua dilakukan prosedur persiapan awal dan pemasangan dengan
cara mencetak hasil simulasi akrilik dengan putty, baik dari sisi labial maupun
palatinal yang nantinya digunakan sebagai index. Index putty dari sisi palatinal

KUNJUNGAN dipergunakan sebagai bantuan dalam membentuk anatomi sisi palatinal gigi 11, 21,
KEDUA dan 22, demikian juga index putty sisi labial untuk membantu mempermudah dalam
pembentukan anatomi sisi labial gigi 11, 21, 22 dan 23.
Laporan Kasus : Penatalaksanaan Perawatan

Tahap selanjutnya adalah melakukan preparasi klas III dengan membentuk dove tail
pada permukaan palato mesial gigi 11 dan 22 yang nantinya digunakan untuk
tempat fiber reinforced composite Demikian juga pada sisi mesio labial gigi 11, sisi
labial gigi 22, serta sisi mesio labial gigi 23 dilaku kan preparasi secukupnya dengan
TAHAP
SELANJUTNYA tetap mempertahan kan kontur gigi asli serta dibentuk bevel. Semua permukaan
yang telah dipreparasi diolesi dengan dentin bonding agent dan dilakukan
penyinaran.
Laporan Kasus : Penatalaksanaan Perawatan

Langkah selanjutnya mempersiapkan fiber


dengan cara menentukan dan memotong
fiber sesuai ukuran yang diperlukan
kemudian lumuri dengan flowable.
TAHAP
SELANJUTNYA Flowable juga diinjeksikan ke dalam
kavitas palatinal gigi abutment, kemudian
dimasukkan satu lembar serat fiber
reinforced composite yang sudah dilumuri
flowable, ditekan dan kemudian dilaku
kan penyinaran.
Laporan Kasus : Penatalaksanaan Perawatan

Tahap selanjutnya yang dilakukan adalah pembentukan sisi sebelah palatinal dengan
menggunakan komposit dengan bantuan index putty yang telah dibuat sebelumnya
dan dilakukan penyinaran. Demikian juga untuk sisi labial juga dilakukan
pembentukan kembali anatomi gigi 11, 21, 22, dan 23 dengan mendasari restorasi
TAHAP
SELANJUTNYA dengan universal dentin dan ditutup dengan komposit sesuai dengan warna alami
gigi.

Setelah selesai pembentukan dengan komposit, kemudian dilaku kan occlusal


adjustment dengan menggunakan composite finishing bur dan dilakukan pemolesan
dengan polishing serta diakhiri dengan brush. Instruksi yang diberikan kepada pasien
adalah untuk menjaga kebersihan gigi dan mulutnya, tidak makan atau menggigit
makanan yang keras dahulu. Bila terdapat keluhan rasa sakit segera kontrol.
Laporan Kasus : Penatalaksanaan Perawatan

KONTROL

Pada waktu kontrol sepuluh hari setelah pemakaian gigi tiruan cekat dengan fiber
reinforced compisites dilakukan pemeriksaan subyektif dimana tidak ditemukan
keluhan rasa sakit, maupun perasaan yang mengganggu. Pada waktu pemeriksaan
obyektif, dilakukan pemeriksaan oklusi, dan tepi-tepi restorasi
KESIMPULAN . SARAN . DAFTAR PUSTAKA

KESIMPULAN
Gigi tiruan cekat adalah suatu gigi tiruan sebagian yang tidak dapat
dilepas dengan mudah oleh pasiennya maupun dokter gigi. Gigi tiruan
cekat dilekatkan secara tetap pada satu atau lebih gigi yang masih ada.
Pembuatan gigi tiruan cekat harus mempertimbangkan beberapa hal
diantaranya gigi tiruan harus dapat mempertahankan dan melindungi
gigi-gigi yang masih ada beserta jaringan sekitarnya, mempunyai
susunan yang sesuai dengan kasusnya, harus dapat bertahan lama, dan
tidak boleh merugikan pemakainya dalam bentuk apapun.
KESIMPULAN . SARAN . DAFTAR PUSTAKA

SARAN
Dalam pembuatan gigi tiruan hendaknya diperlukan pemeriksaan
subjektif, objektif dan juga pemeriksaan penunjang terlebih dahulu
untuk menentukan jenis gigi tiruan mana yang sesuai dengan kondisi
pasien.
KESIMPULAN . SARAN . DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR PUSTAKA
Santoso, Budi, dkk. 2011. Gigi Tiruan Cekat dengan Fiber-
Reinforced Composites pada Kehilangan Gigi Anterior dengan Space
Menyempit. 18(1):48-52.

Sumartati, Yusrina, dkk. 2012. Pembuatan Cantilever Bridge


Anterior Rahang Atas sebagai Koreksi Estetik. 19(2) :167-170.
Pasien GTC
Anamnesis, P. Objektif, dan P. Penunjang
Kelompok 3 dan 4

SEKIAN.

Anda mungkin juga menyukai