Prinsip Desain RPD

Desain RPD harus dikembangkan secara sistematis dan dibuat dengan ketepatan yang maksimal
berdasarkan model kerja. Terutama bagaimana support, retensi, dan bagaimana semua komponen
terhubung satu sama lain sehingga tekanan dapat menyebar secara merata. (Carr dkk, 2005)

1. Support
Daerah ideal yang dapat dijadikan rest adalah permukaan oklusal, cingulum, atau insisal
yang berdekatan dengan daerah edentulous. Pertimbangan gigi yang akan dijadikan
sebagai abutment adalah kesehatan periodontalnya, morfologi mahkota dan akar serta
lokasinya. Sedangkan pada desain RPD yang tissue supported, daerah distal extension
didukung oleh jaringan mukosa dan tulang alveolar di daerah residual ridge (Gambar 1)
(Carr dkk, 2005). Pertimbangan daerah edentulous adalah kontur, kesehatan periodontal
serta tulang alveolar. Tekanan oklusal dapat yang diterima oleh edentulous ridge dapat
dikurangi dengan mengurangi area kontak pada anasir. Anasir gigi dibuat lebih kecil dan
sempit unttuk mengurangi daerah kontak. (Gambar 2)

Gambar 1. Tissue supported (A) dan Tooth supported (B) (Carr dkk, 2005)
 Gambar 2. Desain Anasir Gigi pada RPD (Carr dkk, 2005)

2. Konektor
Konektor terdiri atas konektor mayor dan konektor minor. (Tyson dkk, 2007) Konektor
mayor harus bersifat rigid agar distribusi tekanan dapat disebarkan secara merata pada
komponen pendukung. Lingual bar connector yang digunakan pada mandibular harus
berbentuk tapered di bagian atas dan harus mengikuti kontur jaringan mukosa
dibawahnya. Bagian bawah konektor juga harus berbentuk bulat agar tidak terjadi iritasi
pada mukosa. (Radnai dkk, 2013) Penggunaan linguoplate connector diindikasi ketika
terdapat masalah periodontal pada gigi anterior mandibular. Palatal plate connector juga
harus bersifat rigid untuk alasan stabilitas. (Carr dkk, 2005) (Gambar 3).

Gambar 3. Palatal plate dan lingual bar

3. Direct Retainer
Retainer berfungsi agar gigi tiruan tidak berpindah dari tempatnya. Klamer
Circumferential dan klamer tipe bar sering digunakan untuk desain RPD yang tooth
supported karena alasan mekanik dan ekonomi. Klamer tidak boleh terlalu dekat dengan
gingiva dan tidak boleh memberikan torsi yang besar pada gigi abutment pada saat
dilepas-pasang. Ujung klamer harus diletakan pada daerah undercut, ketika daerah
undercut dekat dengan gingiva maka klamer yang digunakan adalah klamer tipe bar.
(Tyson dkk, 2007) Namun apabila ada undercut jaringan, klamer yang digunakan adalah
tipe circumferential. RPD dengan desain tissue supported menggunakan klamer yang
dapat bertindak sebagai stress breaker. Klamer yang digunakan adalah tipe
circumferential, bar dan modifikasi. (Carr dkk, 2005)
 Gambar 4. Klamer tipe bar dan circumferential (Tyson dkk, 2007)

4. Indirect Retainer
Indirect retainer harus diletakan seanterior mungkin dari garis fulkrum, hal ini untuk
mencegah terlepasnya distal extension dari tempatnya. Indirect retainer tidak dapat
diletakan pada gigi dengan inklinasi yang salah. Caninus dan premolar sering dijadikan
sebagai support indirect retainer. Incisal rest dan lingual rest pada gigi anterior juga dapat
digunakan tergantung garis fulkrum. (Carr dkk, 2005)

5. Komponen Stabilisasi
Komponen stabilisasi adalah komponen dari kerangka logam yang bersifat rigid untuk
mencegah pergerakan gigi tiruan secara horizontal. Hal ini berkaitan dengan komponen
konektor minor yang menghubungkan rest dan klamer dengan konektor mayor. Konektor
minor diletakan pada titik tengah permukaan lingual gigi abutment (Gambar 5). Hal ini
bertujuan untuk mengurangi area yang menutupi gingiva dan meningkatkan stabilitas
RPD. (Carr dkk, 2005)

Gambar 5. Konektor minor

Daftar Pustaka
Carr, A.B., McGivney,G.P., dan Brown,D.T.,2005,McCracken Removable Partial
Prosthodontics, Elsevier
Radnai,M., Saini,R., dan Gorzo,I., 2013, Removable Partial Denture with Bar or Plate:
How should We Decide, International Journal of Experimental Dental Science,
Vol.2(2),hal.104-109

Tyson,K., Yemm,R., dan Scot,B.,2007,Understanding Partial Denture Design, Oxford

University Press