Anda di halaman 1dari 32

Dental Anomali

Oleh:
Lusi Epsilawati
Klasifikasi Kelainan Perkembangan

Kelainan Perkembangan

Gigi Skeletal
Kelainan Pada Gigi

Jumlah Posisi

Struktur Bentuk

Ukuran
Kelainan dalam jumlah

1. Supernumerary teeth
 Sinonim : hyperdontia, distodens, mesiodens, peridens,
parateeth, dan supplemental teeth.
 Jumlah gigi yang berkebih dari jumlah gigi biasa
 Penamaan tergantung posisi gigi berlebih itu ada, tapi
secara umum dikatakan supernumerary Teeth
2. Missing Teeth
 Sinonim : hypodontia, oligodontia,
anodontia.
 Kondidi dimana gigi tidak muncul secara
klinis pada mulut dengan berbagai sebab
apapun
 Hypodontia : kehilangan satu atau
beberapa gigi dirahang
 Oligodontia : Kehilangan gigi hampir
menyeluruh
 Anodontia : tidak memiliki benih gigi
Oligodonsia

Hyperdonsia

Anodonsia
Kelainan pada ukuran
1. Makrodontia
 Ukuran gigi lebih
besar dari ukuran
biasanya , termasuk
disini gigi fusi dan
germinasi

2. Mikrodontia
 Ukuran gigi lebih kecil
dibandingkan ukuran
gigi biasanya
Kelainan Morfologi
1. Fusi
Penggabungan dua gigi
akibat dua gigi
bergabung dalam satu
anatomi yang besr
Kelainan pada bentuk
1. Fusi
Merupakan penyatuan dua gigi
yang sedang mengalami
pertumbuhan secara
bersamaan. Fusi dapat terjadi
secara total ataupun parsial,
pada parsial biasanya mahkota
terpisah.
2. Concrescence
Merupakan penyatuan dua atau lebih dari
akar gigi, yang menyatu pada sementum
gigi. Bisa terjadi pada gigi primery atau gigi
permanen
3. Germinasi
Sinonim : twinning. Geminasi adalah
anomali dimana gigi mencoba membelah
diri, dikatakan sempurna bila menghasilkan
satu gigi bary, parsial bila hanya berupa
tunas mahkota yang terbentuk. Terlihat
pembelahan dua gigi dimana pulpa tetap
tidak menjadi satu.
4. Taurodonsia
Kondisi dimana gigi memiliki ruang pulpa memanjang,
sehingga gigi secara klinis tampak memajang, furkasi gigi
pendek.
5. Dilaceration
Dilaserasi adalah gangguan
dalam pembentukan gigi
yang menghasilkan lengkungan
atau lengkungan tajam pada gigi
biasanya pafa akar gigi.
6. Dens Invaginatus
Sinonim : Dilated Odontome
Invaginasi/lipatan enamel ke bagian dalam gigi. Bentuk bervariasi
dapat invaginatus, atau yng lebih lebar odontome. Invaginasi dapat
terjadi di daerah cingulum (dens invaginatus) atau tepi insisal (dens in
dente).
7. Dens Evaginatus
Sinonim : Leong’s premolar
Secara klinis, dens evaginatus muncul
sebagai tuberkulum
pada permukaan enamel oklusal gigi.
Tonjolan merupakan polip di tengah
atau lingual ridge dari puncak bukal gigi
posterior dan di cingulum fossa gigi
anterior. Dens evaginatus dapat terjadi
secara bilateral,
Kelainan Morfologi
1. Amelogenesis Imperfecta
Amelogenesis imperfecta adalah anomali gigi akibat mutasi
dari 1-4 gen pembentuk email. Mutasi ini mengarah pada
perubahan pada email yang mengenai pada satu atau lebih
gigi. Enamel akan trelihat kekurangan struktur akibatnya,
gigi cepat berlubang. Bentuk dentin dan akar biasanya
normal. Terdiri atas 4 tipe umum :
(1) Hipoplastik
(2) Hypomaturation
(3) Hypocalcified, dan
(4) Hipomaturasi yang terkait dengan taurodontisme.
a. Tipe Hipoplastik
Enamel gigi memiliki ketebalan normal, konsistensi kasar,
permukaan mengkilap, warna kuning kecoklatan.
b. Tipe Hypomaturation
Enamel berbintik-bintik dengan ketebalan normal, lunak
kepadatan sama dengan dentin. Warnanya mungkin dari
transparan sampai putih, atau kuning. Hypomaturation
amelogenesis imperfecta, gigi berwarna enamel buram
atau dikenal sbg snow-capped teeth

Tipe hipoplastik : Perhatikan bentuk anatomi


gigi yang berbeda serta enael yang tipis
C. Tipe Hypocalcific
Ukuran dan bentuk mahkota gigi normal, begitu pula ketika
erupsi, juga ketebalan email normal, akan tetapi email
kekurangan mineral, oleh karena itu gigi mudah patah dan
karies. Gigi hypocalcified sehingga mudah bernoda.
d. Tipe Hypomaturasi dengan Taurodontisme
Merupakan kombinasi antara hipomaturasi dengan
taurodontisme.

Tipe Hypocalcifikasi : terlihat


mahkota hilang setelah
pemakaian
2. Dentinogenesis Imperfecta
Sinonim hereditary opalescent dentin
Kelainan ini mengenai dentin akibat adanya anomali
genetik. Gigi biasanya tembus cahaya, warna mulai dari
kuning s/d biru-abu-abu. Mahkota berukuran normal, tetapi
ada penyempitan di bagian serviks gigi yang membuat
mahkota bulat atau penampilan bulbous crowns
3. Dentin Dysplasia
adalah kelainan autosomal dominan. Terdiri atas dua tipe:
(1) tipe I (radikular) dan (2) tipe II (koronal). Tipe I :
perubahan terlihat pada akar gigi. Tipe II : perubahan
terlihat pada mahkota dan bentuk kamar pulpa. Pada tipe I,
akar terlihat memenendek, pada gigi molar, akar terlihat
pendek dan dangkal dikatakan sebagai bentuk "W" yang
dangkal. Tipe II, ruang pulpa menghilang.
4. Odontodysplasia
Sinonim : Odontogenesis imperfecta dan ghost teeth. Gigi
kurang termineralisasi, sehingga memberikan gambaran
Runag pulpa besar dengan Saluran akar melebar, dentin
tipis, bentuk akar jelek, Email tipis dan tidak padat.
Tampilan senyerupai ghostlike appearance
5. Enamel Pearl
Sinonim : Enamel drop, enamel nodule, dan
enameloma
Secara radiograf akan terlihat menyerupao bola
radiopak halus, bulat, dan kadang dikelilingi
bayangan radilusen
6. Talon Cusp
adalah hiperplasia dari cingulum gigi seri Ra atau Rb,
menyerupai pembentukan cups tambahan. Secara
radiografi trelihat mahkota yang bertumpuk akan tetapi
tidak mengandung tanduk pulpa.

Gigi talon cup : terlihat gigi terdapat dua


invaginasi enamel, satu di dekat tepi insisal
dan yang kedua di daerah cingulum.
7. Turner’s Hypoplasia/ Turnrer’s Tooth
Hipoplasia Turner adalah istilah yang biasa digunakan
untuk menggambarkan gigi permanen dengan cacat
hipoplastik lokal. Kondisi ini disebabkan oleh ekstensi
dari infeksi periapikal dari pendahulunya. Secara radiografi
akan tampak spot kecoklatan acak di mahkota.

Hipoplasia Turner : terlihat


malformasi yang luas dan
hipomineralisasi pada mahkota
pada kedua mahkota gigi premolar
Resorption Pulpa
1. Interna
2. Eksternal

Kondisi dimana terjadi


resropsi pada kamar atau
saluran pulpa. Secara
radiografi tampak lepebaran
pada sebagaian atau satu
sudut daru kamar/sal akar.
Tumor Ganas
Kalsifikasi
 Carsinoma
1. Squamous cel carsinoma
2. Epidermoid Carsinoma
3. Adenocarsinoma
 Sarcoma
1. Osteosarcoma
2. Chindrosarcoma
3. Ewing’s Sarcoma
4. Fibrosarcoma
Yang perlu diingat
 Semua kondisi keganasan yang memlibatkan
jaringan keras dalam hal ini sarcoma akan
memcirikan terjadinya periosteal reaksi.
 Periosteal reaksi : reaksi tubuh pada tulang
sebagai bentuk pertahanan tubuh terhadap jejas
yang merusak
 Terdiri dari : lamela, union skin, sun ray
appearance, spiculated appearance
 Ciri khas lainnya pada awal terjadi pada tulang
akan terlihat Rx menyerupai osteomiletis
dengan mouth eaten appearence
Atas kiri : Sun ray’s
appearance, kanan
atas; spiculated, kiri
bawah : union skin dan
kanan bawah : mouth
eaten appearance
Impaksi M3
 Winter’s classification
Klasifikasi berdasarkan posisi gigi
Pell & Gregory's Classification
 Class A. oklusal plane dari gigi yang
impaksi sejajar dengan oklusal 2nd molar
 Class B. occlusal plane dari gigi impaksi
berada diantara oklusal dan cervikal 2nd
molar
 Class C. Gigi impaksi berada di bawah
sevical 2nd molar.
Class 1. Terdapat space antara ramus dan distal
2nd molar
Class 2. Space yang tersedia antara ramus dan
distal 2nd kurang untuk erupsi gigi 3rd molar.
Class 3. Gigi 3rd molar total terpendam di dala
ramus

Anda mungkin juga menyukai