Oleh:
Barzah Paturahman
1813101020039
Dosen Pembimbing:
drg. Pocut Aya Sofya, Sp. Pros.
1. Retainer
Merupakan komponen bridge yang direkatkan dengan semen pada gigi
penyangga yang telah dipersiapkan, menyambungkan pontik dan gigi
abutment. Macam-macam retainer; retainer ekstrakorona (crown, veneer) dan
retainer intrakorona (inlay, onlay).3,4
2. Konektor
Merupakan komponen bridge yang menghubungkan retiner-retainer,
pontik-pontik, dan retainer-pontik. Konektor harus dapat mencegah distorsi
atau fraktur selama gigi tiruan berfungsi. Tipe konektor; Rigid connector
(casting, soldering, welding) dan Non-rigid connector (dovetail dan male and
female.1,3,4
3. Pontik
Merupakan komponen bridge yang menggantikan gigi yang hilang. Tipe
pontik;
a) Pontik yang berkontak dengan residual ridge
1. Saddle/saddle-ridge-lap pontic
Berkontak dengan edentolous ridge
Tidak memiliki akses untuk dental floss sehingga tidak dapat
dibersihkan dan menyebabkan akumulasi plak.
Dapat menyebabkan inflamasi. 1,2
4. Abutment
Merupakan gigi atau implant yang mendukung bridge sebagai tempat retainer
direkatkan dengan semen.1,3,4 Jika memungkinkan gigi yang akan dijadikan
abutment harus vital. Namun, gigi yang telah dirawat endo dengan baik dan
asimptomatik juga bisa dijadikan abutment dengan syarat masih ada sebagian
struktur mahkota yang tersisa. Pada gigi seperti ini bisa dipasangkan dowel crown.
Jaringan periodontal disekitar gigi abutment harus dalam keadaan sehat dan bebas
inflamasi. Normalnya, gigi abutment tidak goyang, karena gigi tersebut akan
menahan beban tambahan. Akar dan jaringan pendukung harus dinilai
berdasarkan 3 faktor, yaitu;1
Indikasi Bridge
1. Kehilangan satu atau lebih gigi
2. Short span
3. Terdapat gigi penyangga yang adekuat untuk mendukung gigi tiruan
4. Keadaan umum dan OH baik
5. Keadaan periodontal baik1-4
Kontraindikasi Bridge
1. Kehilangan tulang yang terlalu besar
2. Pasien terlalu muda atau terlalu tua
3. Dukungan dan kesehatan jaringan periodontal buruk
4. Gigi malformasi dengan struktur tidak adekuat
5. Span yang sangat panjang1-4
Jenis-jenis Bridge
1. Gigi tiruan jembatan konvensional
a. Fixed-fixed bridge
Dihubungkan dengan konektor yang rigid dan kuat di kedua sisi.
Konektor dapat disolder atau dicasting langsung.
Dapat menahan beban mastikasi lebih baik dari tipe bridge yang lain.
Diindikasikan untuk gigi daerah posterior, daerah short span, dan jika gigi
abutment kuat.4
b. Fixed-movable bridge
Dihubungkan dengan konektor rigid di satu sisi dan non rigid di sisi
lainnya.
Memungkinkan pergerakan antara pontik-retainer => stress breaking
effect.
Minimal preparasi.
Tidak diindikasikan pada long span.4
Setelah itu, cetakan diisi dengan dental stone untuk mendapatkan model
anatomis.
Menurut Rosenstiel (2016) untuk mencapai hasil restorasi yang optimal maka
preparasi gigi harus memenuhi kriteria berikut:
1. B iologis , terkait kesehatan jaringan penyangga.
2. Me kanik, terkait integritas dan durabilitas restorasi.
3. Es te tik, terkait penampilan pasien.
4) Retraksi Gingiva
Retraksi gingiva yaitu suatu tindakan membuka tepi gusi ke arah lateral dari
tepi preparasi, tujuannya agar sewaktu mencetak fisiologis, bahan cetak dapat
masuk ke dalam sulkus gingiva sehingga daerah step/ servikal preparasi dapat
tercetak dengan akurat.
Macam-macam retraksi gingiva:
a. Secara mekanis
Mahkota sementara yang berisi gutta-percha lunak diletakkan pada gigi
yang telah dipreparasi.
Gutta-percha yang berlebih akan keluar dan mendorong gingiva ke lateral.
Mahkota dilepaskan dari gigi dan gutta-percha yang berlebih dirapikan
Bila dipasang ke gigi yang dipreparasi akan mendorong gusi secara baik.
Mahkota sementara dipasang pada gigi yang telah dipasang selama 12 jam.
b. Secara kimia
Serat-serat kapas dipintal ke dalam larutan tawas.
Kemudian serat tersebut dikeringkan.
Masukkan ke dalam sulkus gingiva selama kurang lebih 10 menit.
Tepi gingiva akan retraksi.
c. Secara kemis-mekanis
Benang yang telah diukur sepanjang keliling gigi kemudian dipotong.
Benang dicelupkan ke dalam adrenalin.
Benang dimasukkan ke dalam sulkus gingiva selama 5-10 menit.
Akan terjadi vasokontriksi sehingga gingiva retraksi.
d. Secara bedah
Dengan menggunakan elektroda (electrode surgery), dinding gingiva
dibuang sedikit sehingga gingiva terbuka.
5) Pencetakan Fisiologis
Pencetakan fisiologis dilakukan dengan menggunakan bahan cetak elastomer
silikon tipe II / adhesi yaitu putty dan wash. Teknik pencetakan fisiologis
diklasifikasikan atas 2 teknik, yaitu:
1. Single stage technique
Bahan cetak yang digunakan hanya satu jenis
Bahan diaduk sampai homogen, sebagian dimasukkan dalam syringe,
sebagian lagi dalam sendok cetak.
Bahan cetak dalam syringe disemprotkan ke gigi yang dipreparasi, mulai
dari gingiva ke oklusal.
Bahan cetak dalam sendok dicetakkan ke atas bahan cetak pada gigi yang
telah dipreprasi, kemudian ditekan selama kurang 8 menit.
Apabila bahan cetak telah keras atau kenyal, maka sendok cetak
dikeluarkan dari mulut.
2. Two stage technique
Retraksi gingiva
Rongga mulut dikeringkan
Letakkan putty pada sendok cetak
Buat cekungan di putty dengan ditekan tangan
Sendok cetak dimasukkan ke rongga mulut yang sudah dikeringkan
Tunggu sampai setengah mengeras dan keluarkan
Retraksi gingiva dilepas dan daerah tersebut dikeringkan
Letakkan wash di atas cekungan putty yang setengah mengeras tadi
Wash pada syringe diinjeksikan pada gigi yang dipreparasi dimulai dari
sela gusi menuju oklusal
Sendok cetak dimasukkan ke rongga mulut yang sudah dikeringkan
Tunggu sampai mengeras dan keluarkan
DAFTAR PUSTAKA