PENDAHULUAN
dilepas oleh pasien sendiri. hal ini tidak berarti bahwa piranti lepasan
membuat piranti lepasan yang ditoleransi pasien (Rahardjo, 2009). Alat ortodonti
lepasan terdiri dari dari komponen utama yaitu plat dasar / baseplate, komponen
2011).
Plat merupakan rangka dari alat ortodontik lepasan, umumnya berupa plat
Acrylic resin merupakan bahan yang terbuat dari proses polimerisasi radial
1
normal,tahap polimerisasi adalah aktivator, initiator, dan terminator.acrylic resin
sebagai alat-alat ortodontik, basis gigi tiruan sebagian lepasan, gigi tiruan
lengkap, gigi tiruan dengan pendukung gigi atau implan, dan untuk temporary
1991). Selain itu resin akrilik self cured juga mempunyai kecepatan polimerisasi
yang lebih cepat sehingga membutuhkan waktu yang cukup singkat dalam
Pembuatan plat akrilik memakai resin acrylic self curing sekarang makin
plat yang trasparan, dan tersedia beraneka warna pilihan (Dentaurum, 2007).
Dalam karya tulis ini akan dibahas tentang teknik pembuatan plat akrilik
yang merupakan salah satu komponen dari alat orthodonsi lepas, dengan
dilaboratorium tentang teknik pembuatan plat akrilik yang bila dilakukan sesuai
dengan prosedur akan menghasilkan plat akrilik yang memuaskan. hal ini
2
mengingat bahwa plat akrilik ini penting untuk menentukan keberhasilan dari alat
lainnya.
pembuatan plat akrilik dengan bahan self cured dengan teknik tetes tabur dan
teknik pengadukan.
1.3 Tujuan
Agar para mahasiswa sebagai calon tekniker gigi dapat terbuka pola
pikirnya didalam melakukan prosedur kerja laboratorium teknik gigi secara efektif
Untuk mengetahui pembuatan plat akrilik dengan bahan self cured dengan
1.4 Manfaat
akademik teknik gigi pada khususnya tentang pembuatan plat akrilik supaya
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Acrylic resin adalah bahan yang terbuat dari proses polimerisasi radikal
akrilik, yaitu :
yang tipis.
e. Mempunyai kekuatan impact tinggi sehingga tidak mudah patah atau pecah
4
g. Estetis cukup baik, hendaknya transparan atau translusen dan mudah
a. Sifat Biologi
Resin acrylic tidak memiliki rasa, tidak berbau, tidak toksin dan tidak
mengiritasi jaringan mulut. untuk memenuhi persyaratan ini bahan tersebut sama
sekali tidak boleh larut dalam saliva atau cairan lain yang dimasukkan ke dalam
mulut, serta tidak dapat tembus cairan mulut,dalam arti tidak boleh menjadi sehat
b. Sifat Fisik
Resin acrylic memiliki kekuatan dan kepegasan serta tahan terhadap tekanan
c. Sifat Estetik
sehingga dengan penampilan jaringan mulut yang digantinya. bahan juga harus
dapat diwarnai atau pigmentasi,dan harus tidak berubah warna atau penampilan
setelah pembentukan.
5
2.1.3 Jenis –Jenis Acrylic
menggunakan sinar tampak (visible light). dengan cara ini terjadi polimerisasi
tidak mengalami hambatan, terutama oleh karena adanya oksigen pada bagian
empat buah lampu halogen yang dapat menghasilkan panjang gelombang 400-
Merupakan resin yang teraktivasi secara kimia. resin yang teraktivasi secara
kimia tidak memerlukan penggunaan energi termal dan dapat dilakukan pada suhu
6
2.2 Resin Self Cured Acrylic Dibidang Ortodonti
Self cured acrylic telah banyak digunakan dalam bidang ilmu kedokteran
gigi,salah satunya dibidang ortodonti. self cured digunakan sebagai basis atau
Acrylic resin baik head cured maupun self cured dapat digunakan dalam
pembuatan plat ortodonti. tetapi saat ini penggunaan resin acrylic head cured
tidak digunakan lagi pada ortodonti lepasan. head cured resin akrilik
membutuhkan waktu yang cukup lama. oleh karena itu sebaiknya menggunakan
bahan self cured karena dalam polimerisasinya tidak membutuhkan panas dan
lebih banyak, yang menyebabkan kekuatannya menjadi lebih rendah. selain itu
self cured acrylic memiliki kecepatan polimerisasi yang lebih cepat sehingga
2009).
7
Gambar 2.3. Bahan orto resin quick self cured (Anusavice, 2009).
b. Penghematan waktu
d. Warna trasparan, sehingga daerah yang tertekan dan sisa makanan dapat
dilihat
a. Kekuatan rendah tetapi hal ini dapat diatasi dengan membuat ketebalan plat
d. Mudah aus
8
2.5 Komposisi Resin Akrilik Self Cured
Resin akrilik self cured terdiri dari bubuk (polimer) dan cairan (monomer).
toluidin sedangkan bubuk ( polimer) terdiri dari bahan dasar berupa poly methyl
methacrylate, benzoil peroksida, serta fiber. golongan amina ini berguna untuk
Resin akrilik jenis self cured aktivasi secara kimia ini berasal dari amina
bebas. inhibitor dalam cairan dapat merusak radikal bebas yang sudah terbentuk
dan tidak dapat bereaksi kembali. ketika inhibitor digunakan selama waktu dough
stage, reaksi kimia berubah menjadi reaksi polimerisasi sehingga bahan adonan
mengental dan menjadi keras. reaksi itu menghasilkan panas yang baik sehingga
Menurut (Combe, 1990), porusitas resin akrilik jenis self cured lebih besar.
hal ini disebabkan karena udara dalam cairan/ monomer yang tidak meresap
9
Pada umunnya berat molekul resin akrilik jenis self cured lebih rendah dan
mengandung banyak monomer sisa, yaitu sebesar 3 sampai 5%. hal ini dan dapat
lebih rendah dari akrilik head cured. hal ini karena porusitas yang terjadi resin
akrilik jenis self cured lebih timbul pada akhir proses polimerisasi sehingga
Resin akrilik ini memiliki stabilitas warna yang kurang baik, serta dapat
berubah warna setelah pemakaian dalam jangkan waktu yang lama. kestabilan
warna ini berkaitan dengan adanya amina tersier, gugus amina tersier tersebut
rentan terhadap oksidasi dan selanjutnya terjadi perubahan warna (Combe, 1992).
Proses polimerisasi resin akrilik self cured dapat terjadi pada suhu kamar.
aktivasi self cured dicapai melalui penambahan amina tersier terhadap cairan basis
protesa, yaitu monomer. bila komponen bubuk dan cairan diaduk, amina tersier
radikal bebas dan polimerisasi dimulai. umumnya derajat polimerisasi self cured
kurang sempurna, hal ini menunjukkan adanya monomer dalam jumlah lebih
besar. biasanya monomer yang tidak beraksi ini akan mengakibatkan dampak
negatif, contohnya monomer residu akan bertindak sebagai iritan jaringan dan
10
akan menyebabkan penuruan kekuatan transversal. monomer sisa ini dapat
proses kimia dan dengan proses ligh cured. reaksi polimerisasi dengan proses
1. Inisiasi
inisiator. radikal bebas ini mengandung satu elektron bebas yang sangat
2. Propagasi
3. Terminasi
Pembuatan plat akrilik dibuat setipis mungkin agar tidak menggangu rongga
mulut sehingga bisa enak dipakai oleh pasien (comfortable), tetapi memliki
ketebalan yang sesuai sehingga cukup kuat jika dipakai didalam mulut. umumnya
11
Stabilisasi alat didalam mulut yang bebas dari goncangan ketika mulut
depan. untuk mencapai stabilitas yang maksimal beberapa hal yang harus
karena plat yang terlalu lebar akan menganggu fungsi lidah dan
kenyamanan pemakaian.
sehingga tidak tertahan setelah mendapatkan tekanan dari pir atau busur
adapun beberapa hal khusus yang perlu diperhatikan untuk plat rahang atas
Plat dibuat selebar mungkin, tepi distal sampai mencapai daerah perbatasan
sehingga cukup luas daerah palatinal yang bebas agar tidak menggangu
12
sulcus lingualis tempat perlekatan frenulum linguale plat dipersempit agar
terdapat daerah undercut yang cukup dalam meluas sampai pangkal lidah,
didaerah ini ujung kawat basis klamer tidak boleh menempel tapi tegak
lurus turun ke bawah, tepi plat dibagian bawah dipertebal sehingga jika
tidak menjadi terlalu tipis dan kawat basis yang tertanam didalam plat tidak
Dengan jalan lain dapat dilakukan dengan menutup (block out) daerah
undercut dengan gips, kawat basis klamer lewat diatasnya baru kemudian
pengrindingan tepi plat bagian bawah untuk membebaskan plat dari daerah
1. Metode Flasking
Menggunakan bahan head curing acrylic (HCA) yaitu bahan akrilik yang
kemudian digodok.
13
2. Metode Quick Curing
Menggunakan bahan cold curing acrylic (CCA) Atau Juga Disebut self
Pembuatan plat akrilik dengan metode quick curing dapat dilakukan dengan cara
(Ardhana, 2011).
c. Fiksasi kawat –kawat pada posisinya dalam model kerja dengan meneteskan
malam lunak pada bagian buccal, sehingga daerah palatal atau lingual
d. pengisian dimulai pada salah satu sisinya, model dimiringkan kearah sisi
e. Taburkan bubuk akrilik tipis – tipis, kemudian teteskan cairan pada bubuk
sedikit demi sedikit sampai bubuk akrilik terserap semua oleh cairan.
14
demikian seterusnya sampai didapat ketebalan plat akrilik yang cukup
powder dan liquid dalam pot setelah mencapai konsisten yang diinginkan
1. Aduk akrilik resin sampai dough stage caranya campurkan powder akrilik
2. Kemudian letakkan pada model kerja rahang atas maupun rahang bawah.
untuk rahang atas buat bulatan (rolled) dari akrilik resin. letakkan ditengah-
cellophan basah.
3. Untuk rahang bawah bentuk bulat panjang (rolled flat) ketebalan tertentu
15
BAB III
KERANGKA KONSEP
16
3.2 Hipotesa
Hipotesa dalam pembuatan plat akrilik dengan bahan self cured acrylic
dengan teknik tetes tabur efektivitas waktu lebih cepat, efektivitas bahan lebih
sedikit dari pada yang menggunakan teknik moulding namun pada teknik tetes
17
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
komparatif.
2. Sampel lengkap tidak ada bagian sampel yang cacat atau hilang
18
4.3.2 Jumlah Sampel
Jumlah sampel minimal pada penelitian ini dihitung mengunakan rumus dari
N = (Za+Zβ)2σ2 D
δ2
Keterangan :
Za : batas atas nilai konversi pada tabel distribusi normal untuk batas
Zβ : batas bawah nilai konversi pada tabel distribusi normal atas bawah
kemaknaan (0,85).
σ2 D/ δ2 : 1
α : tingkat signifikan
19
n = 7,8961 = 8
Jadi jumlah sampel minimal 8, dalam penelitian ini terdapat 2 kelompok
secara keseluruhan yang digunakan dalam penelitian ini adalah 16 sampel. masing
tabur.
pengadukan.
Merupakan resin yang teraktivasi secara kimia. resin yang teraktivasi secara
kimia tidak memerlukan penggunaan energi termal dan dapat dilakukan pada suhu
20
2. Teknik layering atau tetes tabur yaitu meneteskan cairan/monomer
dilakukan berulang –ulang selapis demi selapis sampai mencapai ketebalan yang
powder dan liquid dalam pot setelah mencapai konsisten yang diinginkan
A. Alat
1. Pisau model
2. Bunsen
3. Bowl
5. Kuas
7. Frezer
9. Kertas amplas
21
B. Bahan
2. Cms
3. Malam Merah
4. Air
5. Spiritus
6. Pumice
7. kryet
22
4.7 Alur Penelitian
Model kerja
Dengan teknik
Dengan teknik pengadukan, 8
tetes tabur, 8 sampel
sampel
Hasil
rilik
Polishing
Pengumpulan data
Hasil
23
4.8 Prosedur Kerja Di laboratorium
4.8.1 Cara kerja pembuatan plat akrilik dengan teknik tetes tabur
malam lunak pada bagian buccal sehingga daerah palatal atau lingual tempat
6. Pengisian dimulai pada satu sisinya. model dimiringkan ke arah sisi tertentu
7. Taburkan bubuk akrilik tipis – tipis, kemudian teteskan cairan pada bubuk
3. Aduk akrilik resin sampai dough stage caranya campurkan powder akrilik
24
5. Untuk rahang atas buat bulatan (rolled) dari akrilik resin. letakkan ditengah-
cellophan basah.
6. Untuk rahang bawah bentuk bulat panjang (rolled flat) ketebalan tertentu
polishing
25
4.9 Pengolahan Data dan Analis Data
Data yang didapatkan dari hasil pengukuran akan diolah dalam bentuk tabel
porusitas porusitas
Rata-
rata
26
Keterangan Tabel :
a. Setiap kelompok sampel akan dihitung waktu dan bahan yang digunakan
masing.
c. Hasil dari pengukuran untuk setiap kelompok sampel akan dijumlahkan dan
ditemukan rata-ratanya.
27