Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN SKILL LAB BIOMATERIAL 1

RESIN AKRILIK FASE DOUGH

Instruktur :
1. drg. Priesta Honeste
2. drg. Marsecall Dhira Brata Moffan

Disusun oleh :
Janatin Aliya
10621034

S1 KEDOKTERAN GIGI
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI
2022/2023
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Gigi tiruan memiliki fungsi penting dalam menjaga kualitas hidup
seseorang. Hal ini dikarenakan gigi tiruan dibuat untuk memperbaiki estetika,
fungsi mastikasi, fungsi fonasi, hingga membantu menjaga kesehatan jaringan
rongga mulut yang diakibatkan oleh hilangnya gigi. Protesa gigi tiruan memiliki
komponen terpenting yaitu base plate atau yang biasa disebut dengan plat dasar
gigi tiruan. Plat dasar gigi tiruan merupakan bagian dari protesa gigi tiruan yang
bersentuhan langsung dengan mukosa oral. Selain itu, plat dasar juga memiliki
fungsi sebagai pendukung anasir gigi tiruan, penyalur tekanan oklusi ke jaringan
pendukung, hingga memberikan stabilitas pada gigi tiruan.
Penggunaan gigi tiruan lepasan lebih banyak digunakan oleh masyarakat
Indonesia dibandingkan dengan gigi tiruan cekat, terutama dengan resin akrilik
yang menjadi bahan pembuatan plat dasarnya. Resin akrilik memiliki komposisi
berupa serbuk (powder) sebagai polimer dan cairan (liquid) sebagai monomer yang
dalam proses pembuatannya dicampur dengan memerhatikan ukuran yang telah
ditentukan. Menurut American Dental Association (ADA), resin akrilik dapat
dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu resin akrilik swapolimerisasi (self cured acrylic)
dan resin akrilik polimerisasi panas (heat cured acrylic). Tipe resin akrilik
polimerisasi panas (heat cured acrylic) adalah bahan yang paling banyak digunakan
sebagai basis gigi tiruan.
Tujuan pembuatan protesa adalah mengemblikan fungsi, penampilan,
kenyamanan, dan kesehatan yang terganggu akibat dari hilangnya gigi. Salah satu
bagian dari suatu gigi tiruan adalah plat dasar. Plat dasar gigi tiruan merupakan
bagian dari gigi tiruan yang berkntak dengan mukosa mulut, tempat menempel dan
mendukung anasir gigi tiruan, menyalurkan tekanan oklusal ke jaringan pendukung
dan member retensi dan stabilitas pada gigi tiruan (Gunadi dkk, 1995).
Banyaknya masalah yang terjadi saat proses pembuatan gigi tiruan adalah
resin akrilik yang mudah fraktur ataupun yang sulit untuk dipoles menjadi
mengkilat, hal ini terjadi karena beberapa factor yang bisa terjadi, dari mulai
manipulasi sampai perebusan resin akrilik. Beberapa hal yang perlu diketahui
adalah antara lain mengetahui klasifikasi resin, sifat resin yang dapat digunakan
dalam Kedokteran Gigi, komposisi dan sifat resin akrilik, proses manipulasi, cara
polishing serta pengaplikasiannya di dalam Kedokteran Gigi.

1.2 Tujuan
1) Mahasiswa dapat mengaplikasikan pola malam kedokteran gigi pada
penanaman dalam kuvet dan buang malam (boiling out)
2) Mahasiswa dapat memanipulasi dengan tepat resin akrilik polimerisasi panas

1.3 Manfaat
1) Mahasiswa mengetahui pengaplikasian pola malam kedokteran gigi pada
penanaman dalam kuvet dan buang malam (boiling out)
2) Mahasiswa mengetahui manipulasi resin akrilik polimerisasi panas
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Resin Akrilik


Resin akrilik adalah suatu turunan etilen yang dalam rumus struktur kimianya
mengandung gugus vinil. Resin akrilik murni memiliki sifat tidak berwarna,
transparant dan padat, sesuai dengan persyaratan dari bahan basis gigi tiruan yang
harus memiliki warna yang serupa dengan jaringan disekitar, dalam jangka waktu
tertentu bentuknya tidak berubah karena mempunyai dimensional stability yang baik,
mempunyai spesifik gravitasi yang rendah agar gigi tiruan menjadi ringan, sehingga
pemakainya mampu mempertahankan kesehatan mukosa rongga mulut dan merasakan
rangsangan panas dan dingin yang normal karena mempunyai thermal conductivity
yang tinggi (McCabe dan Walls, 2014).
Resin akrilik merupakan bahan yang paling sering digunakan dalam
pembuatan gigi tiruan. Resin akrilik tersedia dalam bentuk bubuk dan larutan.
Komponen utama dari bubuk resin akrilik adalah Polymethylmethacrylate sedangkan
komponen utama dari larutan resin akrilik adalah methacrylate (MMA). Akrilik resin
di klasifikasikan menjadi 5 tipe yaitu Heat-processing polymers, autopolymerised
polymers, thermoplastic blank or powder, light activated materials, dan microwave-
cured material. Namun tipe yang sering digunakan adalah tipe heat processing
polymer atau heat cured dan Autopolymerised polymers atau self cured. (McCabe &
Walls, 2008).

2.2 Komposisi Resin Akrilik


Resin akrilik heat cured terdiri dari bubuk dan larutan:
1) Bubuk
a) Polimer : polymethylmethacrylate
b) Inisiator : peroksida seperti benzoil peroksida
c) Pigmen : salts of cadmium or iron or organic dyes
2) Larutan
a) Monomer : methylmethacrylate
b) Agen Cross-linking : ethyleneglycoldimethacrylate
c) Inhibitor : Hydroquinone
2.3 Tahapan Manipulasi Resin Akrilik
Tahap manipulasi resin akrilik dibagi menjadi 2 tahap, yaitu :
1. Tahap Pencampuran (Mixing)
Rasio dalam pencampuran bubuk dan larutan sangat penting untuk
mengontrol ‘work ability’ agar bubuk dan larutan resin akrilik dapat tercampur
rata saat perubahan dimensi atau setting, untuk mengurangi level shrinkage,
rasio bubuk/larutan 3:1 dari berat, rasio ini biasanya digunakan karena dapat
memberi volumetric polymerization shrinkage sekitar 5-6%. Tahap
pencampuran antara bubuk dan larutan resin akrilik selesai pada tahap dough,
sehingga pada tahap ini campuran resin akrilik bisa diletakkan pada cetakan
gips putih untuk direbus. Fase pertama kali setelah pencampuran bubuk dan
larutan adalah fase ‘sandy’ dan akan menjadi bentuk ‘sticky’ dalam waktu
yang singkat, dilanjutkan fase ‘strings’ dimana pada fase ini proses
pangadukan harus dihentikan. Fase berikutnya adalah ‘dough’, fase ini resin
akrilik dapat diletakan pada mould space gips putih. Fase ‘rubbery’ adalah
fase terakhir dimana resin akrilik menjadi keras dan padat. (McCabe & Walls,
2008).
2. Tahap Perebusan (Curing)
Setelah resin akrilik diletakkan pada mould saat fase dough, tahap
yang selanjutnya adalah perebusan. Umumnya proses final resin akrilik
menjadi basis gigi tiruan ini dengan merebus clamped flask atau kuvet yang
sudah diapit kedalam air mendidih. Metode yang populer untuk merebus resin
akrilik didalam kuvet selama 7 jam pada suhu 70o C dilanjutkan 3 jam pada
suhu 100o C. Konversi monomer ke polimer terjadi ketika perebusan selama 7
jam pada suhu 70o C, sedangkan 3 jam terakhir pada suhu 100o C
dimaksudkan untuk menyelesaikan konversi dari monomer pada area basis
gigi tiruan yang tipis. Sebelum dilakukan deflasking, flask atau kuvet
didinginkan pada suhu ruangan. Suhu yang dingin dapat mengakibatkan
terbentuknya tekanan internal atau internal stresses di dalam basis, internal
stresses bisa dikurangi dengan cara menurunkan suhu secara perlahan dari
suhu perebusan.

2.4 Sifat Fisis, Mekanis, Kimia, dan Biologi Resin Akrilik


1) Sifat Fisis
Salah satu kelebihan resin akrilik adalah warnanya yang selaras dengan
gingiva pasien. Akrilik resin memiliki specific grativity yang relative rendah
karena resin akrilik memiliki unsur karbon, oksigen, dan hidrogen. Unsur
tersebut menguntungkan karena dapat meminimalisir adanya pergerakan gigi
palsu. Resin akrilik bersifat radiolusen karena mengandung atom C, H dan O
yang bersifat mudah diserap sinar X-ray. Hal tersebut merugikan pasien bila
pasien tidak sengaja menelan atau menghisap resin akrilik sehingga sangat
sulit terdeteksi oleh sinar radiograf. Resin akrilik mempunyai sifat insulator
termal yang baik, konduksi termal resin akrilik 100-1000 kali lebih rendah
dibanding alloy. Hal ini merupakan kerugian basis gigi tiruan karena jaringan
lunak mulut akan mempunyai stimuli termal yang buruk, akibatnya pasien
tidak memiliki respon reflek panas dan dingin yang baik. (McCabe & Walls,
2008).
2) Sifat Mekanis
Dibanding dengan alloy, resin akrilik tergolong halus, lemah dan
fleksibel. Basis gigi tiruan resin akrilik memiliki kekuatan dan rigiditas atau
kekakuan yang adequate. Resin akrilik memiliki kekuataan transversal yang
cukup untuk melindungi dari beban pengunyahan yang bisa menyebakan
fraktur. Resin akrilik memiliki kekuatan fatigue dan kekuatan impak yang
relative rendah. Kekuatan impak dibutuhkan resin akrilik untuk mencegah
terjadinya crack atau retak. Crazing bisa terjadi pada permukaan resin akrilik,
crazing adalah adanya beberapa keretakan pada permukaan basis yang akan
membuat efek lemah. Jika pasien sering melepas gigi palsu ditempat yamg
kering maka akan dapat meningkatkan kekuatan tekanan tensil pada pemukaan
basis dan akan menyebabkan crazing (McCabe & Walls, 2008).
Rendahnya konduktifitas termal dan kekuatan mekanis, kerapuhan,
koefisien ekspansi termal yang tinggi serta rendahnya modulus elastisitas pada
resin akrilik menyebabkan resin akrilik rentan terhadap fraktur (Phillips,
1991). Fraktur atau patahnya gigi tiruan diakibatkan oleh beban mastikasi dan
beban impak saat terjatuh dari ketinggian (Meng dan Latta, 2005).
3) Sifat Kimia dan Biologi
Resin akrilik lambat dalam absorbsi air, absorbsi air dapat
menyebabkan perubahan dimensi. Berhubungan dengan penyerapan air,
organisme dapat berkoloni pada basis resin akrilik, seperti candida albicans.
Organisme tersebut dapat memberikan masalah klinis seperti denture
stomatitis (McCabe & Walls, 2008).

BAB III
HASIL PRAKTIKUM

3.1 Manipulasi Malam untuk Processing Akrilik


A. Bahan
1. 1/10 lembar malam merah
2. Gips stone dan gips putih secukupnya untuk kuvet kecil
3. Vaselin
B. Alat
1. bowl spatula
2. Api bunsen / brander
3. glass plate
4. kuvet kecil
5. pisau model, pisau malam
6. beugel press kecil
7. kompor gas dan panci
C. Cara Kerja
1. Buat pola malam yang halus dan homogen dengan ukuran (10x10x2) mm
2. Buatlah adonan gips putih dan isikan ke dalam kuvet kecil yang telah
diulasi vaselin dan buat sedikit adonan gips biru untuk diletakan diatas
gip putih sampai kuvet terisi penuh
3. Tanam pola malam tepat pada sisi tengah kuvet (tanam sebelum gips
setting) rapikan sampai kuvet antagonis (kuvet bagian atas) bisa masuk
4. Setelah gips setting, ulasi permukaan gips dengan vaselin
5. Buatlah adonan gips biru secukupnya
6. Tutup dengan kuvet bagian atas yang sebelumnya telah diulas dengan
vaselin, aplikasikan sedikit gips biru tepat diatas pola malam.
7. Buatlah adonan gips putih dan penuhi kuvet dengan adonan gips putih
8. Perhatikan jangan ada udara yang terjebak
9. Letakkan pada press beugel
10. Lakukan buang malam dengan menggodok kuvet yang tetap berada pada
press beugel
11. Lepas kuvet perlahan, cek pola cetakan (mould space) apakah ukuran dan
kontur sudah sesuai dengan pola malam.

3.2 Manipulasi Resin Akrilik Polimerisasi Panas


A. Bahan
1. Serbuk polimer dan cairan monomer
2. Cairan CMS

B. Alat
1. Stellon pot/gelas kaca
2. Pipet ukur
3. Stopwatch
4. Kuas kecil
5. Timbangan
6. Crownmess/blade scapel
7. Kuvet kecit yang sudah terdapat pola cetakan gips (praktikum dental
wax)
8. Masker
9. Sarung tangan
10. Plastik cellophan
11. Spatula semen
12. Press kuvet
13. Curing unit (Kompor dan panci)

C. Cara Kerja
1. Cetakan gips dalam kuvet atas atau bawah diolesi selapis CMS
menggunakan kuas kecil
2. Tuangkan cairan monomer diukur menggunakan pipet ukur sebanyak 2,5
ml (atau sesuai dengan petunjuk pabrik dari merek resin akrilik yang
digunakan) ke dalam stellon pot
3. Serbuk polimer ditimbang sebanyak 5 gr, kemudian dimasukkan secara
perlahan-lahan ke dalam stellon pot sampai semua polimer terbasahi oleh
monomer
4. Hitung awal waktu pengadukan dengan stop watch, kemudian aduk
campuran dengan spatula kecil sampai homogen. Selanjutnya stellon pot
ditutup. Amati fase sandy, sticky, dough dengan membuka tutup stellon
pot dan catat waktu sampai tercapainya fase dough. Apabila belum
mencapai fase dough, stellon pot ditutup lagi.
5. Setelah adonan mencapai fase dough, adonan dimasukkan ke cetakan
kuvet hingga penuh, kemudian ditutup dengan plastik cellophan yang
telah dibasahi air. Setelah itu, kuvet ditutup (kuvet atas dan bawah tidak
boleh terlalu rapat). Pengepresan awal dilakukan sampai tercapai kondisi
metal to metal (kuvet atas dan bawah rapat)
6. Kuvet dibuka dan plastik cellophan diambil. Kelebihan resin akrilik
diambil dengan crownmess secara cepat (kurang lebih 30 detik). Kuvet
ditutup lagi dan dilakukan dan dilakukan pengepresan akhir (kuvet atas
dan bawah rapat) serta kuvet biarkan tetap pada pressnya.
7. Setelah pengisian akrilik, kuvet dibiarkan 10 menit dan dimasukkan air
hangat sampai mendidih selama 30 menit. Kemudian biarkan sampai air
dingin kembali.
8. Sampel plat akrilik diambil dari cetakan secara hati-hati menggunakan
crownmess kemudian lakukan finishing dengan bur stone.

3.3 Tahapan Manipulasi Resin Akrilik

No Tahapan Tekstur Durasi


1 Sandy stage Berair dan menempel pada spatula 60 detik
Sticky stage Sedikit menggumpal dan menempel di
2 36 detik
spatula
Dough Adonan kalis dan tidak menempel pada
3 42 detik
stage spatula
3.4 Dokumentasi

Memotong malam Menyiapkan kuvet lapisan pertama diisi


ukuran 10x10x2 mm dan sudah diolesi gypsum putih dan tunggu
vaselin sampai setting

Lapisan kedua diisi kemudian memasukan Setelah setting, olesi


gypsum biru potongan malam, tunggu vaselin dan beri gypsum
sampai setting biru diatasnya
Gypsum biru setting Gypsum putih diisikan Kuvet dipress, dan sisa
ke gypsum biru tadi gypsum dibersihkan

Kuvet dan press direbus kuvet yang sudah direbus Serbuk polimer dan cairan
malamnya akan hilang monomer diaduk sampai
dan diolesi CMS fase dough

Adonan dimasukan ke kuvet kemudian ditutup plastic Setelah itu di press


Yang sudah diolesi CMS cellophan dan kuvet
Setelah di press, adonan kemudian di press lagi resin akrilik setelah
yang berlebih dibersihkan dan dibiarkan 10 menit dipolishing menggunakan
lalu direbus 30 menit feltcone dengan pasta
kryet dan pumice

BAB IV
PEMBAHASAN

Skill lab kali ini melakukan sebuah percobaan dari mulai pembuatan cetakan
mould space dengan gypsum biru, gypsum putih serta malam baseplate sebagai cetakan
tempat resin akrlik. Tujuan dari penggunaan resin akrilik adalah sebagai basis dari
pembuatan gigi tiruan. Gigi tiruan yang menggantikan satu atau lebih tetapi tidak
semua gigi serta jaringan sekitarnya biasanya menggunakan gigi tiruan sebagian
lepasan (Naini, 2012).
Dalam skill lab kali ini, resin akrilik yang digunakan adalah type heat cured,
dimana proses pengerasan atau curing menggunakan pemanasan dengan cara kuvet
yang berisikan adonan resin akrilik direbus dalam air mendidih selama 30 menit. Resin
akrilik setelah setting dan diambil dari cetakan kuvet dan didinginkan sebentar, lalu
setelah itu dilakukan proses finishing dan polishing. Pada tahapan ini ada beberapa alat
dan bahan yang dibutuhkan, seperti micromotor, straight hand piece dan beberapa bur
stone yang diperlukan.
Tindakan finishing adalah mengubah plat akrilik kasar menjadi halus dan siap
untuk dipulas. Pada tindakan finishing, tidak hanya menghaluskan permukaan yang
kasar tetapi juga membentuk outline plat sesuai desain yang diinginkan. Finishing akan
lebih memerlukan waktu dan menghasilkan debu akrilik lebih banyak apabila plat
akrilik terlalu tebal atau meluber ke daerah di luar outline. Tindakan polishing hanya
menghaluskan kembali permukaan yang sudah melalui tahap finishing dan
mengkilapkannya. Tindakan pemulasan tidak banyak mengikis plat sebagaimana
tindakan finishing. Dengan demikian debu akrilik yang dihasilkan akan lebih sedikit
dari saat finishing.
Adapun tahapan finishing dan polishing yaitu :
1. Resin akrilik dipoles menggunakan stone hijau untuk mengambil dan
membersihkan gypsum yang masih menempel pada resin akrilik
2. Jika sudah bersih, resin terus saja dipoles menggunakan bur stone hiaju
sampai permukaan terasa halus
3. Setelah halus, ganti bur stone menjadi warna merah dan lajutkan
pemolesan sampai permukaan akrilik benar-benar halus
4. Kemudian lanjutkan menggunakan bur felt cone dengan menggunakan
pasta kryet dan kemudian dilanjutkn dengan pasta pumice
5. Lakukan polishing sampai akrlik benar-benar mengkilat.
Tujuan dari proses finishing dan polishing adalah agar basis gigi tiruan resin
akrilik nyaman apabila dipasangkan di dalam mulut pasien, dan tidak melukai jaringan
didalam ronga mulut pasien. Pembuatan resin akrilik pada skillab kali ini sudah cukup
benar karena resin akrilik mulai dimasukkan pada kuvet saat adonan dough stage, dan
direbus selama 30 menit dari mulai air sudah mendidih, sehingga mendapatkan resin
akrilik yang tidak porus dan tetap berserat merah.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Resin akrilik merupakan bahan yang paling sering digunakan dalam
pembuatan gigi tiruan. Resin akrilik tersedia dalam bentuk bubuk dan larutan.
Komponen utama dari bubuk resin akrilik adalah Polymethylmethacrylate sedangkan
komponen utama dari larutan resin akrilik adalah methacrylate (MMA). Akrilik resin
di klasifikasikan menjadi 5 tipe yaitu Heat-processing polymers, autopolymerised
polymers, thermoplastic blank or powder, light activated materials, dan microwave-
cured material. Namun tipe yang sering digunakan adalah tipe heat processing
polymer atau heat cured dan Autopolymerised polymers atau self cured.
Berdasarkan skill lab yang saya lakukan pada kali ini menggunakan heat
cured. Dapat disimpulkan bahwa ada berbagai macam faktor yang dapat
mempengaruhi porositas. Salah satunya disebabkan oleh overheating atau bisa
disebabkan oleh tekanan selama proses pembuatan. Porositas ini dapat mempengaruhi
stabilitas warna dari resin akrilik.

6.1 Saran
Laporan skill lab ini tidak terlepas dari kekurangan, untuk itu diharapkan pada
pembaca berupa saran dan kritikan yang membangun untuk kesempurnaan laporan
skill lab ini. Semoga laporan skill lab ini bermanfaat bagi kita semua, serta dapat
dijadikan sebagai referensi untuk pembuatan literatur selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai