NIM : 1912402021
MATA KULIAH : DENTAL MATERIAL I
DOSEN PENGAMPU : drg. Erni Gultom, MHSM
Bahan Perawatan Rehabilitatif atau Resin akrilik merupakan salah satu bahan
kedokteran gigi yang telah banyak diaplikasikan untuk pembuatan anasir dan basis
gigi tiruan, plat ortodonsi, sendok cetak khusus, serta restorasi mahkota dan
jembatan dengan hasil memuaskan, baik dalam hal estetik maupun dalam hal
fungsinya. Oleh karena itu alangkah baiknya kita mengetahui lebih lanjut tentang
cara manipulasi ataupun sifat sifat dari resin akrilik dengan melakukan serangkaian
studi praktikum, dan nantinya dalam penggunaan atau aplikasinya bisa tercapai
dengan baik. Resin akrilik adalah turunan etilen yang mengandung gugus vinil
dalam rumus strukturnya (Anusavice, 2003).
Perawatan Rehabilitatif atau Resin akrilik adalah rantai polimer yang terdiri dari
unit-unit metil metakrilat yang berulang.Resin akrilik digunakan untuk membuat
basis gigi tiruan dalam proses rehabilitatif, untuk pelat ortodonsi, maupun restorasi
crown and bridge (Anusavice, 2003).
Resin akrilik diaktifkan cahaya, yang juga disebut resin VLC, adalah kopolimer
dari dimetakrilat uretan dan resin akrilik kopolimer bersama dengan silika
microfine. Proses polimerisasi diaktifkan dengan menempatkan resin akrilik
yang telah dicampur dalam moldable di model master pada sebuah meja
berputar, dalam ruang cahaya dengan intensitas cahaya yang tinggi dari 400-500
nm, untuk periode sekitar 10 menit ( Ecket, dkk., 2004).
Kebaikan
Resin komposit cukup kuat untuk digunakan pada tambalan gigi posterior dan
resin komposit juga tidak berbahaya seperti amalgam yang dapat menyebabkan
toksisitas merkuri kepada pasien. Selain itu, warnanya yang sewarna gigi
menyebabkan resin komposit digunakan untuk tujuan estetik.
Kerugian
Walaupun warna resin komposit sewarna gigi, tapi bahan ini dapat berubah
warna selama pemakaian. Selain itu dapat juga terjadi pengerutan. Pengerutan
biasanya akan terjadi dan menyebabkan perubahan warna pada marginal
tambalan. Komposit dengan filler berukuran kecil dapat dipergunakan sehingga
9 tahun, lebih lekas rusak dibandingkan dengan tambalan amalgam.
Resin komposit cukup kuat untuk digunakan pada tambalan gigi posterior dan
resin komposit juga tidak berbahaya seperti amalgam yang dapat menyebabkan
toksisitas merkuri kepada pasien. Selain itu, warnanya yang sewarna gigi
menyebabkan resin komposit digunakan untuk tujuan estetik.
Pencampuran polymer dan monomer harus dilakukan dalam tempat yang terbuat
dari keramik atau gelas yang tidak tembus cahaya (mixing jar). Hal ini
dimaksudkan supaya tidak terjadi polymerisasi awal. Bila polymer dan monomer
dicampur, akan terjadi reaksi dengan tahap-tahap sebagai berikut:
1) Tahap 1 :Adonan seperti pasir basah (sandy stage)
2) Tahap 2 :Adonan seperti Lumpur basah (mushy stage).
3) Tahap 3 :Adonan apabila disentuh dengan jari atau alat bersifat lekat, apabila
ditarik akan membentuk serat (stringy stage). Butir-butir polimer mulai larut,
monomer bebas meresap ke dalam polimer.
4) Tahap 4 : Adonan bersifat plastis (dough stage). Pada tahap ini sifat lekat hilang dan
adonan mudah dibentuk sesuai dengan yang kita inginkan.
5) Tahap 5 : Kenyal seperti karet (rubbery stage). Pada tahap ini lebih banyak monomer
yang menguap, terutama pada permukaannya sehingga terjadi permukaan yang kasar.
6) Tahap 6 : Kaku dan keras (rigid stage). Pada tahap ini adonan telah menjadi keras
dan getas pada permukaannya, sedang keadaan bagian dalam adukan masih kenyal.
4. Polimerisasi
Polimerisasi adalah proses penggabungan satu molekul (monomer) menjadi
molekul yang berantai panjang (polimer). Polimerisasi dapat terjadi karena
panas, cahaya, oksigen, dan zat kimia. Resin acrylic dapat berolimerisasi oleh
karena panas atau cahaya.
Polimerisasi merupakan proses yang lama dan sesungguhnya tidak pernah
selesai. Polimerisasi pada suhu tinggi menghasilkan berat jenis yang lebih
rendah daripada bahan yang dihasilkan polimerisasi pada suhu rendah. Ada dua
tipe polimerisasi, yaitu polimerisasi adisi dan polimerisasi kondensasi.
Bila molekul sejenis bergabung menjadi ikatan yang lebih panjang, maka disebut
polimrisasi adisi. Tipe ini banyak dipakai pada kedokteran gigi, missal: resin
acrylic. Bila molekul yang berlainan bergabung dan membentuk molekul ketiga
yang sama sekali berbeda pada keadaan awal, disebut polimerisasi kondensasi.
Polimerisasi sempurna terjadi dalam empat tahap:
Tahap pembentukan molekul monomer aktif oleh initiator benzoil peroxide
yang dibantu dengan activator (zat kimia, sinar ultraviolet,atau pemanasan).
1) Initiation Tahap terbentukknya rantai polimer.
2) Propagation Tahap pembentukan polimer dimana reaksinya terhenti, yang
ditandai dengan pertukaran sebuah atom hydrogen dari satu rantai yang terbentuk
pada rantai lain.
3) Termination Proses dimana pertumbuhan rantai menjadi aktif kembali untuk
pertumbuhan selanjutnya.
4) ChainTransfer