TINJAUAN PUSTAKA
A. Resin Arkilik
bersifat keras serta tidak fleksibel. Definisi lain menyebutkan bahwa resin
akrilik adalah salah satu bahan untuk pembuatan denture base. Resin arkilik
fungsi. Selain itu alasan dipilihnya resin arkilik ialah karena kestabilan
dimensinya yang baik, tidak mengiritasi jaringan rongga mulut, warna yang
sesuai, dan reparasi yang mudah. Resin akrilik dikenal dan digunakan sebagai
bahan dalam kedokteran gigi mulai sekitar tahun 1946. Damayanti dkk, (2017)
menyatakan bahwa dalam kedokteran gigi, resin akrilik tidak hanya digunakan
sebagai bahan denture base, tetapi juga dapat digunakan sebagai bahan dasar
akrilik dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu resin akrilik turunan asam
beberapa macam seperti cold cured, heat cured, dan light cured. Salah satu
jenis resin akrilik ialah resin akrilik polimetil metakrilat heat cured
penambahan serat alami (Hadianto dkk, 2013). Jenis resin akrilik yang
yang tidak itiran dan toksik, harga relatif murah, memiliki estetika yang
tinggi, warna yang lebih stabil, serta cara pengerjaan dan reparasi yang
diantaranya yaitu:
a. Sandy Stage : fase di mana tidak ada perubahan pada butiran polimer,
b. Sticky Stage : pada tahap ini butiran akan menyatu dengan polimer.
Adonan akan lengket saat disentuh, dan akan membentuk serta saat di
tarik.
c. Dough Stage : adonan sudah tidak seperti serat, biasanya adonan sudah
Terdapat kekurangan pada resin dalam sifat mekaniknya, salah satunya yaitu
kasus fraktur pada gigi tiruan. Fraktur pada denture sering diakibatkan karena
tekanan impak seperti kasus terjatuhnya denture pada lantai saat bersin
disebabkan oleh goyangan yang terjadi pada gigi palsu yang secara tidak
sengaja jatuh terhadap benda keras dan tegangan lentur. (Fatimina, et al.,
2016).
serat gelas atau serat biasa. Pemuaian serat ini mempengaruhi kekuatan
mekanik yang dipengaruhi oleh jumlah serat, daya cengkeram serat, dan
tempat serat (Fatimina, dkk, 2016). Serat alami ataupun fiber glass memiliki
sifat dapat meningkatkan sifat mekanik suatu bahan sehingga dapat dijadikan
pilihan pada penambahan resin akrilik dengan polimerisasi panas.
seperti adhesi, kuantitas serat, serta posisi serat. (Fatimina dkk, 2016).
Resin akrilik sebagai bahan denture base memiliki beberapa sifat fisik
sebagai berikut :
a. Porositas
base yang menyebabkan estetik, kebersihan dan sifat fisik denture base
akan terganggu. Gelembung udara ini terbentuk dari molekul polimer yang
dimana suhu resin akrilik mencapai atau melebihi titik didih, serta apabila
(Hatrick dkk, 2011). Porositas yang berlebih pada denture base dapat
b. Pengerutan Polimerasi
berubah dengan memperhatikan jarak antara dua titik acuan yang sudah
adaptasi yang lebih baik pada denture base terhadap jaringan dibawahnya
c. Crazing
Crazing ditandai dengan adanya retakan kecil atau goresan pada lapisan
luar denture base yang terbentuk dari resin akrilik (Annusavice, 2003).
sedangkan apabila pada resin akrilik yang berwarna pekat crazing terlihat
seperti keputihan. Crazing akan mengurangi nilai estetik dari denture base
d. Penyerapan Air
lingkungan yang basah. Meskipun penyerapan air relatif sedikit efek yang
timbul sangat terlihat pada sifat mekanis dan dimensi polimernya. Rantai
Resin akrilik akan melepaskan sejumlah kecil monomer saat larut dalam
berbagai pelarut (Annusavice, 2003). Namun, resin akrilik tidak akan larut
dengan cara perendaman denture base dalam air lalu apabila denture base
2011).
digunakan untuk pembuatan gigi tiruan dengan bantuan panas. PMMA telah
digunakan sejak pertengahan tahun 1940-an. Bahan basis gigi tiruan PMMA
biasanya dikemas dalam sistem bubuk dan cairan. Bubuk terdiri atas butir-
Resin akrilik heat cured memiliki beberapa karakteristik antara lain sifat
fisik, mekanik, kimia, dan biologi. Sifat fisik dari resin akrilik heat cured
antara lain memiliki variasi warna dan opasitas serta merupakan isolator yang
baik terhadap suhu panas atau dingin. Sifat mekaniknya antara lain, kekuatan
impak yang relatif rendah, cenderung terjadi crazing (retakan mikro), dan
dapat terjadi perubahan warna. Sifat kimia dan biologinya antara lain, dapat
pada pengguna gigi tiruan yang sensisif mekipun masih jarang terjadi
a. Pengerutan Polimerisasi
Pengerutan linier memberikan efek yang nyata pada adaptasi basis gigi
besar pula ketidaksesuaian yang teramati dari kecocokan awal suatu gigi
tiruan resin akrilik harus menunjukan pengerutan linier kurang lebih 2%.
2004).
b. Porositas
Porositas cenderung terjadi pada bagian basis gigi tiruan yang lebih tebal.
atau melebihi titik didih bahan tersebut. Dapat juga berasal dari
pengadukan yang tidak tepat antara komponen bubuk dan cairan. Bila ini
tekanan atau tidak cukupnya bahan dalam rongga kuvet elama polimerisasi
(Anusavice, 2004).
dan bisa terdapat di seluruh massa resin akrilik baik di permukaan ataupun
di dalam massa.
terdapat di bagian yang tebal dan bagian yang terletak jauh dari sumber
panas luar.
c. Penyerapan Air
lingkungan basah. Namun, air yang diserap ini menimbukan efek yang
nyata pada sifat mekanik dan dimensi polimer. Umumnya mekanisme air
difusi juga perlu diperhatikan. Koefisien difusi dari air pada protesa resin
d. Crazing
Crazing adalah garis retakan kecil atau halus yang nampak timbul pada
ii. Tekanan karena koefisien ekspansi suhu yang berbeda antara gigi
e. Residual monomer
yang kurang tepat dapat menimbulkan monomer sisa yang lebih banyak.
Hal tersebut harus dihindari karena monomer sisa dapat terlepas dari gigi
tiruan dan dapat mengiritasi jaringan mulut, membuat akrilik lebih lemah
f. Ketepatan Dimensi
Faktor yang berpengaruh terhadap ketepatan dimensi antara lain, mould
ekpansi pada waktu packing, ekpansi suhu pada fase dough, shrinkage
permanen.
b. Manipulasinya mudah.
Kerugian :
C. Macam-Macam Serat
Serat adalah suatu jenis bahan berupa komponen yang membentuk jaringan
memanjang yang utuh, zat yang panjang, tipis dan mudah dibengkokkan. Serat
dapat digolongkan menjadi dua jenis yaitu serat alam dan serat sintetis
(Murdiyanto, 2011).
1. Serat Sintetik
Serat kaca adalah salah satu jenis serat sintetik yang digunakan dalam
kedokteran gigi. Serat ini biasanya terbuat dari serat kaca yang diperkuat
dengan polimer seperti resin epoksi atau resin akrilik. Serat kaca
Serat karbon adalah serat sintetik yang sangat kuat dan ringan. Serat ini
c. Serat Polietilen:
Serat polietilen adalah serat sintetik yang tahan terhadap korosi dan
d. Serat Polipropilena:
2. Serat Alam
a. Serat Tanaman
dapat dijadikan serat adalah biji yang biasanya dibuat menjadi kapas dan
kapuk, bagian batang yang biasanya dijadikan sebagai rami, bagian daun
yang dijadikan serat seperti tumbuhan abaca, sisal, dan daun nanas.
b. Serat Hewani:
Serat yang mengandung unsur berupa protein. Bagian hewan yang dapat
menjadi serat wol, selain itu ulat sutra saat menjadi kepompong akan
c. Serat Mineral
Serat mineral diperoleh dari bahan tambang dari perut bumi contohnya
2017).
Bagian dari tanaman nanas yang sering dijadikan limbah adalah pada
bagian daun, padahal daun nanas mengandung banyak serat daun nanas yang
(pineapple–leaf fibres) adalah salah satu jenis serat yang berasal dari
Tanaman nanas yang juga mempunyai nama lain, yaitu Ananas Cosmosus,
tanaman yang hanya tumbuh pada musim tertentu. Tanaman nanas berasal dari
Brazilia dan didatangkan ke Indonesia oleh para pelaut Spanyol dan Portugis
Indonesia. Ciri khas dari tanaman nanas adalah daunnya yang berbentuk
menyerupai pedang meruncing di ujungnya dengan warna hijau kehitaman.
Tdak hanya itu, pada tepi daun tanaman nanas terdapat duri yang tajam. Daun
tumbuhan nanas memiliki panjang antara 55 sampai dengan 75 cm. Dan lebar
3,1 sampai dengan 5,3 cm. Untuk tebal daun tanaman nanas berkisar antara
0,18 sampai 0,27 cm. Ukuran daun tanaman nanas dapat berubah tergantung
sukulen yang kaku pada batang yang tegak dan besar. Karakteristik daun
tanaman nanas yakni berserat dan tersususn secara spiral. Pada satu buah daun
tanaman nanas dapat menghasilkan 2-3% serat. Serat daun nanas termasuk
serat yang kuat, putih, halus dan mengkilap (Kathomdani and Sugesty, 2018).
Serat daun nanas ini memiliki panjang serat medium dan permukaan yang
lebih lembut dari serat alam lainnya, serta memiliki kekuatan tarik (tensile
bisa tumbuh pada keadaan iklim basah maupun kering. Iklim di Indonesia
digantikan oleh tanaman baru, oleh karena itu limbah daun nanas terus
Kandungan pada serat daun nanas yakni diantaranya lignin, pektin, wax,
abu, lemak, selulosa, dan zat lain. (protein dan asam organik lainnya) Serat
al., 2017). Pada pengamatan mikroskop cells yang berada dalam serat
dengan ratio perbandingan antara panjang dan diameter adalah 450 (Hidayat,
2008).
tidak hanya ditemukan di tengah daun tapi juga terdapat pada lamella dari
serat dan dinding sel serat. Daun nanas muda kekuatannya relatif rendah dan
ikatan. Kandungan selulosa pada serat daun nanas lebih besar jika
dibandingkan dengan serat serabut kelapa, dan serat sisal. Kandungan selulosa
pada serat daun nanas yaitu 69,5 – 71,5 %, selulosa pada serat serabut kelapa
(Hidayat, 2008).
daun kedalam air dalam waktu tertentu, untuk melunakkan gums di sekitar
daun. Proses ini sangat tergantung pada kondisi pH air, temperature, cahaya,
perubahan kondisi lingkungan, macro nutrients, jenis bakteri yang ada dalam
tidak terlalu tajam sehingga serat-serat daun nanas akan terurai satu dengan
pemisahan zat-zat yang ada disekitar serat dan menghindari kerusakan pada
serat, proses decorticasi dilakukan pada kondisi daun dalam keadaan segar dan
menempel pada serat, dapat dilakukan dengan cara kimia, antara lain
(H202)
D. Uji Tekan
1. Definisi Uji Tekan (yang kurang definisi dan satuannya serta rumus
yang di pakai)
Uji tekan pada resin akrilik adalah prosedur pengujian yang digunakan
Rc = F x 9,807/A
Keterangan :
A : Luas area dasar sampel (πr2 ) 9,087 : Gravitasi (Klymus et al., 2007)
tekan maksimal yang dapat ditahan oleh spesimen pada kondisi pembebana
pengujian kekuatan resin arkilik ialah dengan meletakkan resin akrilik ke atas
angkal nol dan kalibrasi dengan komputer. Kemudian alat di hidupkan dan di
catat angka yang di tunjukkan pada komputer nilai F setelah resin akriliknya
hancur.
Gambar 1.3 Universal Testing Machine (UTM)
DAFTAR PUSTAKA
Benyahia, (2013) Study The Effect Of Alkali Treatment Of Natural Fibers On The
Mechanical Behavior Of The Composite Unsaturated Polyester-Fiber.
Reinforced Plastics, Pp. 1–6. Doi: 10.1051/Meca/2013082.
Manappallil JJ. Basic dental Materials. 4th ed. (2016) India: Jaypee Brothers
medical Publisher.
Setiawan, A. A., Shofiyani, A., & Syahbanu, I. (2017). Pemanfaatan limbah daun
nanas (Ananas comosus) sebagai bahan dasar arang aktif untuk adsorpsi Fe
(II). Jurnal Kimia Khatulistiwa, 6(3).