Anda di halaman 1dari 26

Learning Objective

Nama : Viona sekar melati (J2A020005)


01 Klasifikasi
Resin Akrilik
● Resin akrilik heat cured.
Terdiri dari campuran monomer dan polimer yang mencapai polimerisasi
setelah dipanaskan dalam water bath dalam temperatur tertentu.
● Resin akrilik cold cured
Polimerisasi dapat terjadi dengan bantuan inisiator berupa benzoil perokside
dan activator dimetil p-toluidin tanpa dilakukan pemanasan. Sifat porusitas
resin akrilik cold cured 2-5 % lebih besar dari pada resin akrilik heat cured,
sehingga kekuatan transversalnya hanya 80% dari kekuatan transversal resin
akrilik heat cured.

Anusavice, K. (2013) Phillips : Science of Dental Materials. 12th edn.


USA: Elsevier Saunders  Company.
● Resin akrilik microwave cured
Konsep utama dari polimerisasi resin akrilik heat cured gelombang mikro
adalah pemanasan microwave. Merupakan perubahan energi, bukan konduksi
panas seperti pada teknik polimerisasi konvensional. Keuntungan dari teknik
ini mempunyai keakuratan dimensi lebih baik dan dapat memproses resin
akrilik dalam waktu yang lebih singkat. Jumlah porusitas pada proses
polimerisasi resin akrilik microwave cured yang mengandung metil metakrilat
lebih banyak daripada porusitas pada resin akrilik polimerisasi konvensional .

Anusavice, K. (2013) Phillips : Science of Dental Materials. 12th edn.


USA: Elsevier Saunders  Company.
● Resin akrilik visible light cured
Proses polimerisasi pada resin akrilik visible light cured adalah polimerisasi
dengan bantuan sinar tampak. Komposisi resin akrilik visible light cured ini
hampir sama dengan komposisi resin akrilik konvensional, tetapi lebih
banyak bahan pengisi organiknya. Bahan pengisi anorganiknya yang terdiri
dari matrik uretan dimetakrilat ditambah sedikit mikrofin silica untuk
mengontrol reologi. Bahan pengisi terdiri dari serbuk resin dengan berbagai
bentuk dan ukuran.
02 Sifat-sifat
Resin Akrilik
● Porositas
Adanya gelembung udara pada permukaan dan dibawah
permukaan dapat mempengaruhi kekuatan, kebersihan dari basis
gigi tiruan serta estetiknya. Porositas ini terjadi akibat dari
penguapan monomer yang tidak bereaksi serta polimer berberat
molekul rendah.
● Pengkerutan polimerisasi Monomer
metil metakrilat terpolimerisasi untuk membentuk poli (metil-metakrilat),
kepadatan berubah dari 0,94 menjadi 1,19 g/cm3 .
Perubahan akan menghasilkan pengerutan dari polimetrik sebesar 21%.
Akibatnya, perubahan volumentrik yang ditunjukkan oleh massa
terpolimerisasi sekitar 6-7%
Akibat terjadi pengkerutan akan terlihat crazing atau seperti terlihat garis
retakan kecil yang timbul pada permukaan basis gigi tiruan.
● Perubahan dimensi
proses resin akrilik yang baik akan menghasilkan stabilitas dimensi yang baik.
Faktor- faktor yang berpengaruh pada ketepatan dimensi adalah mould
expansion pada waktu percetakan, thermal expansion pada tahap dough, akibat
pengerutan polimerisasi, serta panas yang berlebihan pada saat polishing.
Teknik injection moulding menunjukkan stabilitas dimensi yang baik
dibandingkan dengan teknik compression moulding. Proses pengerutan akan
diimbangi oleh ekspansi yang disebabkan oleh penyerapan air.
● Penyerapan air
Bahan resin akrilik sebagai basis gigi tiruan mempunyai sifat menyerap air
secara perlahan-lahan dalam jangka waktu tertentu. Nilai penyerapan air ini
dapat menimbulkan efek pada sifat mekanik, fisik dan dimensi polimer
Umumnya basis gigi tiruan memerlukan jangka waktu 17 hari untuk menjadi
jenuh dengan air dan menunjukkan bahwa penyerapan air yang berlebihan
pada resin akrilik sebagai basis gigi tiruan dapat menyebabkan perubahan
warna atau diskolorisasi
● Stabilitas warna
resin akrilik polimerisasi panas menunjukkan stabilitas warna yang baik. Resin akrilik
polimerisasi panas memiliki ketahanan terhadap stain dari nilon, serta menemukan
bahwa resin akrilik polimerisasi panas mempunyai nilai diskolorisasi yang paling rendah
setelah direndam dalam larutan kopi.
● perubahan warna dapat disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu :
1. Pencemaran bahan pada waktu proses pembuatan bahan atau pengolahannya.
2. Kemampuan permeabilitas cairan pada bahan
3. Lingkungan tempat gigi tiruan di dalam rongga mulut yang kurang baik, oleh
kebiasaan makan dan minum yang mengandung zat warna.

Anusavice, K. (2013) Phillips : Science of Dental Materials. 12th edn.


USA: Elsevier Saunders  Company.
03 Polimerisasi
Resin Akrilik
● Resin akrilik polimerisasi panas adalah resin akrilik yang
polimerisasinya dengan waterbath. Resin akrilik jenis ini tidak
memerlukan aktivator kimia dalam proses polimerisasinya, sehingga
working time dari resin akrilik ini paling lama apabila dibandingkan
dengan resin akrilik swapolimerisasi dan polimerisasi sinar
● Resin menjadi padat bila berpolimerisasi. Polimerisasi terjadi
melalui serangkaian reaksi kimia dimana serbuk (polimer)
dibentuk dari sejumlah molekul-molekul cairan (monomer).
Polimerisasi adalah reaksi intermolekuler berulang yang
secara fungsional mampu berlanjut tidak terbatas. Kecepatan
dan derajat polimerisasi berkurang bila polimerisasi
berlangsung pada udara terbuka, jadi penipisan udara dari
ikatan resin harus dihindari untuk mengoptimalkan pengerasan
● Induksi
Induksi merupakan masa permulaan berubahnya molekul dari inisiator
menjadi bergerak atau bertenaga, dan memulai memindahkan energi
pada molekul monomer. Proses polimerisasi induksi umumnya
teraktivasi melalui salah satu dari tiga proses yaitu panas, sinar dan
kimia. Kebanyakan resin basis gigi tiruan terpolimerisasi dengan aktivasi
panas. Masa induksi dipengaruhi oleh tinggi rendahnya suhu.
● Propagasi
propagasi merupakan tahap pembentukan rantai yang terjadi
karena adanya pengaktifan monomer. Kemudian terjadi
reaksi antara monomer dengan radikal bebas. Karena
diperlukan sedikit energi begitu terjadi pertumbuhan, proses
terus berlanjut dengan kecepatan tertentu. Secara teoritis,
reaksi rantai harus berlanjut dengan terbentuknya panas,
sampai semua monomer telah menjadi polimer.
● Transfer Rantai (transfer chain reaction)
Merupakan tahap pengikatan antar rantai polimer dan
monomer. Rantai yang telah diakhiri dapat diaktifkan
kembali dengan pemindahan rantai dan rantai tersebut
akan terus berikatan.
● Terminasi
Terminasi terjadi karena adanya reaksi antara radikal bebas
2 rantai yang sedang tumbuh sehingga terbentuk molekul
yang stabil. Reaksi rantai dapat diakhiri, baik dengan
penggabungan langsung atau pertukaran atom hidrogen
dari satu rantai yang tumbuh ke rantai yang lain.

Anusavice, K. (2013) Phillips : Science of Dental Materials. 12th edn.


USA: Elsevier Saunders  Company.
John J Manappallil Mds.2010. Basic Dental Materials.  Textbook Library Of School Of Dentistry.New Delhi. Ed 3. Jaypee Brothers Medical
Publishers. Isbn 978-81-8448-921-7
Tahap-tahap polimerisasi polimer-monomer:
1. Tahap I : Adonan seperti pasir (sandy stage)
2. Tahap II : Adonan seperti lumpur basah (mushy stage)
3. Tahap III : Adonan apabila ditarik membentuk serat (strangy stage)
4. Tahap IV : Adonan bersifat plastis (dough stage)
5. Tahap V : Adonan kenyal seperti karet (rubbery stage)
6. Tahap VI : Adonan kaku dan keras (rigid stage)

Anusavice, K. (2013) Phillips : Science of Dental Materials. 12th edn.


USA: Elsevier Saunders  Company.
Macam-macam
05 kegagalan resin
akrilik
POROSITAS
1. Membuat tampilan basis gigi tiruan tidak indah dipandang.
2. Pembersihan gigi tiruan tidak mungkin dibersihkan dengan benar (tidak
maksimal), sehingga kebersihan gigi tiruan dan kebersihan mulut
terganggu.
3. Ini melemahkan basis gigi tiruan dan pori-pori adalah area konsentrasi
tekanan, dengan demikian gigi tiruan melengkung saat tekanan rilex

● Porositas mungkin:
A. Porositas internal
B. Porositas eksternal

John J Manappallil Mds.2010. Basic Dental Materials.  Textbook Library Of School Of Dentistry.New Delhi. Ed 3. Jaypee Brothers Medical
Publishers. Isbn 978-81-8448-921-7
● Porositas Internal
Porositas internal muncul sebagai rongga atau gelembung di dalam massa polimerisasi akrilik.
Biasanya tidak ada pada permukaan gigi tiruan. Itu terbatas pada bagian tebal dari basis gigi tiruan
dan mungkin tidak terjadi secara seragam.

Penyebab Porositas internal adalah karena penguapan monomer ketika suhu resin meningkat di atas
titik didih monomer (100.8°C) atau polimer dengan berat molekul sangat rendah. Panas eksotermis
dari resin permukaan menghilang dengan mudah ke dalam plester investasi. Namun, di bagian tengah
bagian yang tebal panas tidak dapat dihantarkan. Oleh karena itu, suhu di bagian yang tebal dapat naik
di atas titik didih monomer yang menyebabkan porositas.

Dihindari oleh Gigi tiruan


dengan ketebalan yang berlebihan harus disembuhkan menggunakan siklus curing suhu rendah yang
panjang

John J Manappallil Mds.2010. Basic Dental Materials.  Textbook Library Of School Of Dentistry.New Delhi. Ed 3. Jaypee Brothers Medical
Publishers. Isbn 978-81-8448-921-7
● Porositas Eksternal
Itu dapat terjadi karena dua alasan:
1. Kurangnya homogenitas Jika adonan tidak homogen pada saat polimerisasi, bagian
yang mengandung lebih banyak monomer akan menyusut lebih banyak. Ini
terlokalisasi penyusutan menghasilkan rongga. Resin tampak putih. Dihindari
dengan Menggunakan rasio bubuk/cair yang tepat dan mencampurnya dengan baik.
Campurannya adalah lebih homogen dalam tahap adonan, jadi pengepakan harus
dilakukan dalam adonan tahap.
2. Kurangnya tekanan yang memadai Kurangnya tekanan selama polimerisasi atau
jumlah adonan yang tidak memadai dalam cetakan selama penutupan akhir
menyebabkan gelembung yang tidak bulat. Warna resin lebih terang. Dihindari
dengan Menggunakan jumlah adonan yang dibutuhkan. Periksa kelebihan atau
kilatan selama penutupan jejak. Flash menunjukkan bahan yang memadai.

John J Manappallil Mds.2010. Basic Dental Materials.  Textbook Library Of School Of Dentistry.New Delhi. Ed 3. Jaypee Brothers Medical
Publishers. Isbn 978-81-8448-921-7
Ayat Al-qur’an
06 Berkaitan Dengan
Skenario
● ‫عل َى ِخال َ ِف ِه‬ َّ‫اح ُة ِإَال ّـَّ َما َد ّـََّل ّـ‬
ُ ِ‫الَدل‬
َ ‫يل‬ َ َ‫امل َِة ا ْ ِإلب‬ ُ ْ ‫األ َ ْص ُل ِفى ا‬
َ ‫لم َعـ‬
● Artinya: “Prinsip dalam muamalah adalah mubah, kecuali ada dalil yang menunjuk kepada
kebalikannya, artinya tidak boleh.”

Memasang gigi (palsu) itu merupakan suatu hajat/kebutuhan bagi orang yang tidak ada lagi giginya
untuk bisa mengunyah makanan sebelum ditelan atau untuk membantu pencernaan makanan.

● As-Syaukani mengatakan, Sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, ‘kecuali karena penyakit’
menunjukkan bahwa keharaman yang disebutkan, jika tindakan tersebut dilakukan untuk tujuan
memperindah penampilan, bukan untuk menghilangkan penyakit atau cacat, karena semacam ini tidak
haram. (Nailul Authar, 6/244).

Anda mungkin juga menyukai