Anda di halaman 1dari 9

BLOK 8

TUMBUH KEMBANG
MAKALAH

“RESIN AKRILIK”

Dosen Pengampu : drg. Bimo Rintoko Sp.Pros


Disusun Oleh : Maurila Firannisa Mahaputri 1112019019

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS YARSI
2019-2020

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah atas segala karunia Allah SWT. Atas ijinnya lah saya bisa
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu dan tak lupa kami kirimkan
shalawat serta salam kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW. Penulisan
makalah bertujuan untuk memenuhi tugas yang telah diberikan oleh drg. Bimo
Rintoko Sp.Pros. Dalam makalah ini, saya menguraikan tentang hal yang
berhubungan dengan resin akrilik.
Dalam makalah ini, kami mendapatkan bantuan serta bimbingan dari beberapa
pihak. Oleh karena itu, sudah sepantasnya kami ucapkan terima kasih kepada :
1. drg. Bimo Rintoko Sp.Pros selaku dosen pengampu
2. Orang tua saya yang selalu memberikan support dan dukungan moril
maupun materil
3. Semua pihak yang telah membantu saya dalam menyelesaikan makalah ini
Akhirul kalam, saya tahu bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, maka
dari itu saya meminta saran dan kritiknya untuk memperbaiki makalah ini di masa
mendatang. Harapan saya semoga makalah ini bisa berguna untuk semua pihak.

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i


DAFTAR ISI ..........................................................................................................ii
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
TINJAUAN PUSTAKA......................................................................................... 2
KESIMPULAN ...................................................................................................... 5
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................. 6

ii

BAB I

PENDAHULUAN

Resin akrilik merupakan polimer yang sering digunakan pada bidang


kedokteran gigi, terutama dalam pembuatan basis gigi tiruan dan basis piranti
orthodontik lepasan. Berdasarkan polimerisasinya ada tiga jenis resin akrilik,
yaitu cold cured, heat cured, dan light cured. Bahan basis gigi tiruan yang
sering digunakan adalah polimetil metakrilat, resin akrilik jenis heat cured.
Polimetil metakrilat yang merupakan bahan dasar resin akrilik mempunyai
beberapa keunggulan antara lain estetik yang baik, kekuatan tinggi, menyerap
air rendah, daya larut rendah, mudah dilakukan reparasi, proses manipulasi
mudah karena tidak memerlukan peralatan yang rumit. Disamping mempunyai
keuntungan, resin akrilik juga mempunyai kekurangan yaitu mudah patah
apabila jatuh pada permukaan yang keras atau akibat kelelahan bahan serta
mengalami perubahan warna karena lama pemakaian . Selain itu, bahan ini
juga mepunyai sifat porus yang merupakan tempat ideal untuk pengendapan
sisa makanan sehingga mokroorganisme dapat tumbuh dan berkembang biak.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Resin Akrilik
Resin akrilik adalah turunan etilen yang mengandung gugus vinil dalam rumus
strukturnya. Resin akrilik yang dipakai di kedokteran gigi adalah jenis ester
terdiri dari:
a. Asam akrilik, CH2 + CHOOH
b. Asam metakrilat, CH2=C(CH3)COOH
Keduanya berpolimerisasi tambahan dengan cara yang sama. Meskipun
asam poli ini keras dan transparan, polaritas yang disebabkan gugus karboksil,
menyebabkan asam tersebut menyerap air. Air cenderung memisahkan rantai-
rantai karbonnya serta menyebabkannya menjadi lebih lunak sehingga akan
mengurangi kekuatannya (Anusavice, 2004).
Polimetil metakrilat (PMMA) merupakan material dasar dari resin akrilik
dibidang kedokteran gigi. Resin akrilik digunakan sebagai basis gigitiruan
sejak pertengahan tahun 1940-an.

Sifat resin akrilik


A. Sifat fisik
Basis gigi tiruan resin akrilik memiliki material yang tersedia dalam
berbagai warna dan opasitas, serta tersedia dalam berbagai pigmen
sehingga dapat memberikan warna jaringan yang sesuai untuk pemakai
gigi tiruan dari beberapa ras yang berbeda.
Resin akrilik memiliki sifat radiolusen karena dibentuk oleh atom
C, O, dan H. Atom tersebut merupakan pengabsorbsi X-ray yang buruk
sehingga apabila suatu gigi tiruan tertelan oleh pasien teknik radiologikal
sederhana sulit untuk mendeteksinya.
akrilik merupakan insulator termal yang baik. Hal ini menjadi
salah satu kekurang resin akrilik karena jaringan lunak rongga mulut tidak
dapat merasakan stimulus termal secara normal yang sangat membantu
dalam menjaga mukosa tetap dalam keadaan sehat. Efek yang ditimbulkan
yaitu pasien dapat kehilangan sebagian respon reflek protektifnya terhadap
stimulus panas dan dingin, sehingga dapat timbul rasa sakit (McCabe &
Walls, 2011).

B. Sifat mekanik
Polimer-polimer akrilik relatif lunak dibandingkan dengan aloy. Keadaan
ini menyebabkan basis gigi tiruan akrilik menjadi lebih mudah rusak.
Kerusakan dapat disebabkan oleh bahan makanan yang abrasif dan pasta
pembersih gigi tiruan yang abrasif. Pemilihan pasta gigi secara bijaksana
dapat mengurangi resiko ini dengan mempertimbangkan kekuatan abrasif
tetap dibutuhkan guna mendapatkan tingkat kebersihan yang sesuai
(McCabe & Walls, 2011).

Komposisi resin akrilik


Komposisi material basis gigi tiruan resin akrilik terdiri dari bubuk atau
powder dan cairan atau liquid (McCabe & Walls, 2011). Bubuk atau powder
terdiri dari polimer butir-butir Polymethyl methacrylate, inisiator benzoyl
peroxide sekitar 0,5% dan pigmen garam-garam kadmium atau besi atau
pewarna organik warna. Cairan atau liquid terdiri dari Monomer Methyl
methacrylate, Inhibitor hydroquionone, cross linking agentethyline glycol
dimethacrylate, dan aktivator N N’- dimetil-p-toluidin.

2.2. Resin Akrilik Heat Cured


Resin akrilik heat cured adalah jenis resin polimethyl methacrylatr yang
polimerisasinya berdasarkan panas. Terdiri dari serbuk (polimer) dan cairan
(monomer). Polimer terdiri dari butir-butir polimetil metakrilat pra-
polimerisasi dan sejumlah kecil benzoil peroksida. Monomer didominasi oleh
metil metakrilat tidak terpolimerisasi dengan sejumlah kecil hidroquinon.
Energi termal yang diperlukan untuk polimerisasi bahan-bahan tersebut
diperoleh dengan menggunakan pemanasan air. Resin akrilik polimerisasi
panas digunakan untuk bahan pembuatan basis gigitiruan, bahan reparasi gigi
tiruan dan pembuatan sendok cetak fisiologis. Resin akrilik polimerisasi panas
dengan pemanasan air dilakukan dengan dua cara, yaitu pemanasan air
menggunakan kompor atau waterbath.
Resin akrilik heat cured memiliki sifat tidak berwarna, transparan, dan
padat. Polimer diwarnai untuk memperoleh warna dan derajat kebeningan.
Warna serta sifat optik tetap stabil dibawah kondisi mulut yang normal dan
sifat-sifat fisiknya telah terbukti sesuai untuk aplikasi kedokteran gigi.
Keuntungan basis dari bahan ini adalah penampilan yang baik, mudah
dalam pembuatannya, permukaan akhir yang baik, dan ikatan kimia yang
sangat baik. Namun disamping keuntungan, bahan ini juga memiliki kerugian,
yaitu adanya monomer sisa, kekuatan yang rendah, kekuatan lentur cukup
rendah, dapat menyerap air serta larut dalam beberapa cairan.
Komposisi resin akrilik heat cured terdiri dari bubuk (polimer) dan cairan
(monomer). Bubuk mengandung Polymethyl Methacrylate sebagai komponen
utama, Benzoil Peroksida sebagai isolator, Titanium Dioksida untuk
mengurangi transparency, dan fiber seperti serat kaca atau plastik. Cairan
berupa monomer terdiri dari Metal Methacrylate yang berupa cairan jernih
mudah menguap, Stabilisator dan hidroquinon untuk mencegah polimerisasi
selama penyimpanan.

Manipulasi resin akrilik heat cured


Resin akrilik polimerisasi panas umumnya diproses dalam sebuah kuvet
dengan menggunakan teknik compression-molding. Bubuk dan cairan
dicampur dengan perbandingan volume 3:1 atau 2:1 berdasarkan berat.
Bahan yang dicampur melewati empat tahap yaitu:
a. Tahap I : tahap basah, seperti pasir (sandy stage)

b. Tahap II : tahap lengket berserat (tacky fibrous) selama polimer larut


dalam monomer (sticky stage).
c. Tahap III : tahap lembut, seperti adonan, sesuai untuk diisi ke dalam
mould (dough stage)
d. Tahap IV : tahap kaku, seperti karet (rubbery stage). Setelah
pembuangan malam, adonan resin akrilik yang telah mencapai dough
stage dimasukkan ke dalam mold gips.
Kuvet ditempatkan di bawah tekanan ke dalam waterbath dengan waktu dan
suhu terkontrol untuk memulai polimerisasi resin akrilik polimerisasi panas.
Waterbath diisi dengan air, kemudian suhu dan waktu diatur. Pemanasan
dimulai pada suhu kamar dan dinaikkan terus hingga suhu 700C selama 30
menit, lalu suhu 700C dipertahankan selama 60 menit, setelah itu suhu
dinaikkan menjadi 1000C dan dipertahankan selama 30 menit, setelah itu suhu
pelan-pelan diturunkan hingga suhu ruangan.
Setelah prosedur polimerisasi, kuvet dibiarkan dingin secara perlahan
hingga mencapai suhu kamar untuk memungkinkan pelepasan internal stress
yang cukup sehingga meminimalkan perubahan bentuk basis. Selanjutnya
dilakukan pemisahan kuvet dan harus dilakukan secara hati-hati untuk
mencegah fraktur atau distorsi gigi tiruan.Setelah dikeluarkan dari kuvet basis
gigi tiruan akrilik siap untuk diproses akhir dan dipoles.

2.3. Resin Akrilik Self Cured


Resin akrilik self curing tidak memerlukan energi termal karena dapat
dilakukan pada temperatur ruang. Resin akrilik self cured dapat dilakukan
pada suhu ruangan karena adanya aktivator amin tersier. Akrilik ini terdiri dari
2 bagian yaitu bubuk polimer dan cairan monomer.
Komposisi bubuk polimer adalah Polymethyl Methacrylate, Organic
Peroxide Initiator, agen titanium dioksida dan pigmen anorganik (untuk
warna). Komposisi cairan monomer adalah Methyl Methacrylate, hidroquinon
inhibitor untuk mencegah polimerisasi spontan, Dimethacrylate atau agen
cross linked, organic amine accelerator dan dyed synthetic fibers (untuk
estetik). Agen cross linked ditambahkan pada monomer agar terjadi ikatan
kovalen antara 2 rantai ketika berlakunya polimerisasi.
Keunggulan dari resin akrilik self cured adalah keakuratan dimensi yang
baik, bentuk yang stabil, working time yang singkat, sifat konsistensi yang
optimum dan mudah dilakukan deflasking. Kekurangan dari resin akrilik self
cured adalah kestabilan warna yang kurang, derajat polimerisasi yang tidak
sempurna, besar molekul material yang lebih rendah, porositas yang besar dan
besarnya jumlah monomer sisa. Sehingga menyebabkan resin akrilik self
cured mudah patah kembali apabila digunakan sebagai bahan reparasi.

BAB III

KESIMPULAN

Resin akrilik merupakan polimer yang sering digunakan pada bidang


kedokteran gigi, terutama dalam pembuatan basis gigi tiruan dan basis piranti
orthodontik lepasan. Berdasarkan polimerisasinya ada tiga jenis resin akrilik,
yaitu heat-cured, self-cured, dan light cured.
Resin akrilik polimerisasi panas (heat cured acrylic resin) adalah resin
akrilik yang membutuhkan proses pemanasan untuk polimerisasi. Resin akrilik
heat cured memiliki sifat tidak berwarna, transparan dan padat. Keuntungan basis
dari bahan ini adalah penampilan yang baik, mudah dalam pembuatannya,
permukaan akhir yang baik, dan ikatan kimia yang sangat baik. Namun disamping
keuntungan, bahan ini juga memiliki kerugian, yaitu adanya monomer sisa,
kekuatan yang rendah, kekuatan lentur cukup rendah, dapat menyerap air serta
larut dalam beberapa cairan.
Resin akrilik self cured adalah resin akrilik yang memerlukan akselerator
kimia untuk proses polimerisasi. Akselerator kimia yang dipakai adalah Dimetil-
paratoluidin (CH3C6H4N(CH3)2. Keunggulan dari resin akrilik self cured adalah
keakuratan dimensi yang baik, bentuk yang stabil, working time yang singkat,
sifat konsistensi yang optimum dan mudah dilakukan deflasking. Kekurangan dari
resin akrilik self cured adalah kestabilan warna yang kurang, derajat polimerisasi
yang tidak sempurna, besar molekul material yang lebih rendah, porositas yang
besar dan besarnya jumlah monomer sisa. Sehingga menyebabkan resin akrilik
self cured mudah patah kembali apabila digunakan sebagai bahan reparasi.

DAFTAR PUSTAKA

Anusavice, K. (2003). Philips : Buku Ajar Ilmu Bahan Kedokteran Gigi. 10th edn.
Jakarta: EGC.
Anusavice, K. (2013). Phillips : Science of Dental Materials. 12th edn. USA:
Elsevier Saunders Company.
McCabe, J.F., dan Walls, A.W.G. (2014). Bahan Kedokteran Gigi (Applied
Dental Materials). Edisi: 9. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai