TUGAS II
Restorasi Klas II (MO)Amalgam (M1 RA)
Definisi restorasi Klas II adalah bila jaringan karies telah mengenai permukaan mesial atau distal
(proksimal) gigi posterior. Walaupun lesi Klas II terjadi pada permukaan proksimal, umumnya dianggap
sebagai kavitas campuran, yaitu suatu kavitas yang mengenai dua permukaan, salah satunya adalah
permukaan oklusal. Begitu sering terjadi sehingga dalam praktik kavitas Klas II dibagi menjadi mesial-
oklusal (MO), disto-oklusal (DO), atau mesial-oklusal-distal (MOD). Karena gigi-gigi biasanya saling
berkontak, akses ke kavitas tertutup dan harus dibuat dengan memotong substansi gigi dari lingual, fasial,
atau oklusal. Cara yang biasa tentunya adalah membuat akses dari oklusal; meskipun begitu, bila lesi dekat
garis servikal, kadang-kadang preparasi dari fasial atau lingual menjadi pilihan
Kavitas kelas II merupakan kavitas yang terdapat pada permukaan proksimal gigi
posterior (gigi molar dan premolar). Kavitas pada permukaan halus atau lesi mesial dan atau
distal biasanya berada di bawah titik kontak yang sulit dibersihkan. Menurut definisi Dr.
Black, karies Klas II dapat mengenai permukaan mesial dan distal atau hanya salah satu
permukaan proksimal dari gigi sehingga dapat digolongkan menjadi kavitas MO (mesio –
oklusal), DO (disto – oklusal), dan MOD (mesio – oklusal – distal).
Karena permukaan untuk perbaikan biasanya dibuat dari permukaan oklusal,
permukaan oklusal dan aproksimal dari gigi direstorasi sekaligus. Tetapi bila dilihat dari
definisinya, kavitas ini adalah lesi proksimal dan tidak selalu mencakup permukaan oklusal.
Ketika ditemukan suatu kasus kavitas kelas II disertai dengan kavitas pit dan fisure
(kelas I), maka keadaan ini diklasifikasikan sebagai kavitas kelas II.
5. Karies sekunder
Karies sekunder dapat terjadi pada gigi yang sudah direstorasi. Biasanya terjadi kebocoran
pada margin tumpatan dengan jaringan gigi yang sehat. Dapat juga disebabkan karena bagian
isthmus pecah sehingga menjadi pintu masuk bagi saliva, sisa makanan dan bakteri. Preparasi
yang tidak tepat pada daerah proksimal hingga ke bagian yang mudah dibersihkan (self
cleansing) juga mendorong terjadinya karies sekunder.
1. Landasan teori
Amalgam merupakan bahan yang paling banyak digunakan oleh dokter gigi khususnya
untuk restorasiposterior .Komponen utama amalgam terdiri dari liquid yang berisi logam
merkuri dan powder yang berisi logam paduan yang kandungan utamanya terdiri dari perak,
timah, dan tembaga. Untuk dapat membuat suatu restorasi restorasi amalgam yang baik dan
tahan terhadap beban daya kunyah dalam menggambarkan outline preparasi operator harus
mengingat syarat pokok preparasi yaitu :
a. Extension for prevention yang berarti perluasan untuk pencegahan, bahwa pit dan fisure
yang dalam perlu diikut sertakan dalam preparasi (meskipun belum terkena karies)
untuk mencegah terjadinya karies skunder .
b. Resistance formyang berarti bahwa preparasi perlu dilakukan dengan tidak terlalu
banyak membuang jaringan gigi yang sehat sehingga sisa jaringan gigi tersebut cukup
kuat menahan beban daya kunyah dan restorasi disanggah oleh jaringan dentin yang
sehat .
c. Retention form yang berarti bahwa preparasi perlu dilakukan dengan mengingat bahan
restorasi tidak mudah lepas, jadi perlu dilakukan pembuatan retensi misalnya berupa
undercut ataupunpembuatan dinding aksial yang tegak atau konvergen ke arah
oklusal /divergen ke arah servikal.
Disamping 3 persyaratan pokok tersebut ada persyaratan tambahan lainnya yaituremoval of caries
yang berarti membuang seluruh jaringan karies yang infeksius terutama jaringan dentin yang lunak.
d. Finish of the enamel wall yang berarti menghaluskan seluruh bidang preparasi.
e. Convenience form yang berarti bahwa preparasi dilakukan sedemikian rupa sehingga
memudahkan operator dalam menggunakan peralatan dan menempatkan bahan restorasi
ke dalam kavitas gigi.
f. Toilet of the cavity yang berarti melakukan pembersihan sisa jaringan nekrotik dan
bekas preparasi serta sterilisasi kavitas dengan menggunakan bahan sterilisasi kavitas
yang ada .
Bentuk kavitas
restorasi amalgam
berupa boks
(dinding tegak
lurus), tepi dengan
hubungan but joints, dan
undercut untuk
retensi bahan dapat
diletakkan didalam
kavitas atau berupa
kemiringan dinding
aksial. Dalam membuat desain preparasi operator perlu mengingat syarat-syarat pokok preparasi
sebagaimana telah dijelaskan di atas.Pada kavitas yang dalam (karies profunda) perluperawatan
endodotik yang paling sederhana yaitu pulp capping.Bahan yang biasa digunakan untuk
pulpcapping ini adalah kalsium hidroksida karena dapat merangsang pembentukan dentinsekunder
secara efektif dibandingkan bahan lain. Tujuan pulp capping adalah untukmenghilangkan iritasi ke
jaringan pulpa dan melindungi pulpa sehingga jaringan pulpadapat mempertahankan vitalitasnya.
Teknik pulp capping ini ada dua yaitu indirect pulp capping dan directpulp capping.
2. Metode
a. Outline form
Membuat gambaranoutline form preparasi klas II di bidang oklusal dengan pensil
tinta dengan memperhatikan resistance form, extention form prevention dan convenience
form. Kemudian melakukan preparasi sesuai dengan outline yang telah dibuat. Dilakukan
pemberian pulp capping sebelum penempatan basis semen.
b. Preparasi kavitas
Preparasi dimulai dengan menggunakan round bur kecil sedalam 2,5 mm kemudian
dilebarkan ke arah proksimal dengan but fissure.Preparasi dilanjutkan hingga memotong
margin proksimal dengan bentuk seperti ekor merpati (dovetail). Dinding gingival dibuat
datar selebar 2 mm dan setinggi interdental papil di daerah proksimal. Isthmus dibuat pada
1/3 linguo bukal dan ¼ mesio distal . Dibuat bevel pada axio pulpo line angle. Sudut tepi
kavitas pada kavitas proksimal dibuat tegak lurus dengan dinding proksimal.Sudut-sudut
luar dinding bukal dan lingual pada bagian proksimal dibulatkan dengan bur fissure. Yang
perlu diperhatikan lebar permukaan didaerah proksimal diukur sampai ujung sonde dapat
lewat disela gigi tetangganya. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan menempatkan
matriks band serta mendapatkan ketebalan yang cukup di daerah proksimal untuk
menghindari terjadinya kepatahan restorasi amalgam klas II tersebut.
d. Basis
e. Penumpatan
Setelah pemberian basis dilakukan pemasangan matriks band ( ¾ atau 4/4)
dengan retainernya. Didaerah proksimal dipasang wedge untuk mendapatkan
adaptasi matriks yang baik didaerah servikal sehingga bahan amalgam juga
beradaptasi dengan baik pada jaringan gigi.
f. Pemolesan
1. Sebutkan dan gambarkan aplikasi prinsip preparasi kavitas pada restorasi klas II
Amalgam (outline form, retension form dan resistension form)!
3. Sebutkan alat – alat yang dipakai untuk penumpatan amalgam klas IIMO mulai
preparasi sampai pulas!
5. Jelaskan cara preparasi kavitas restorasi klas IIMO amalgam dan sebutkan syarat
preparasi kavitas dikatakan selesai!
12. Bagaimana cara aplikasi basis dan pada dinding apa saja yang diberi basis,
mengapa!
13. Jelaskan cara pemasangan matrix pada penumpatan amalgam klas IIMO
14. Sebutkan fungsi dari pemasangan matrix pada penumpatan amalgam klas IIMO
15. Sebutkan alat restorasi amalgam dan jelaskan cara restorasi amalgam klas IIMO
dan kapan dikatakan selesai!
16. Sebutkan alat pemulasan amalgam dan Jelaskan cara pemulasan amalgam klas II
MO dan kapan dikatakan selesai
TUGAS III
Restorasi Klas III Glass Ionomer ( I1 RB M/D)
(KESALAHAN MENGGOSOK GIGI) Kavitas
kelas V merupakan kavitas yang terdapat pada 1/3 gingival
pada semua gigi, di permukaan bukal, labial, lingual dan
palatinal (bukan pada pit dan fisur), namun lesi ini lebih
dominan timbul di permukaan yang menghadap ke bibir
dan pipi daripada lidah. Kavitas Klas V bisa mengenai
sementum selain email. Kavitas kelas V pada gigi incisivus
sentralis kanan atas. (Shuman, 2004
Outline preparasi Klas III, IV, V
Karies klas V : karies yang terdapat pada 1/3 cervical
dari permukaan bukal / labial atau lingual/ palatal dari seluruh gigi.
Tahap preparasi :
1. Desain outline tergantung pada karies yang mengenai gigi, bisa seperti ginjal pada
sepertiga servical , kurang lebih 1 mmm dari servikal.
2. Dengan menggunakan round bur di tengah-tengah outline dengan kedalaman kurang
lebih 2,5 mm
3. Dilanjutkan dengan menggunakan fissure bur pada dinding-dinding kavitas. Preparasi
diperluas sampai cavo surface line angel didukung dentin yang utuh. Dinding
preparasi bisa dibuat divergen ke arah oklusaluntuk mendapatkan margincavosurface
yang 90 derajat.
4. Retensinya berupa undercut pada dinding insisal dan dinding gingival dengan
inverted bur atau round bur kecil.
5. Bevel dibuat pada seluruh bagian preparasi yang dikelilingi oleh email tetapi tidak
dibuat pada preparasi yang berakhir pada sementum.
1. Landasan Teori
Bahan restorasi yang digunakan adalah glass ionomer cement yang merupakan
bahan restorasi gabungan semen silikat dan polikar boksilat. Menurut teori
dikatakan bahwa bahan ini melekat secara kimiawi terhadap permukaan jaringan
keras gigi, oleh sebab itu tidak selalu diperlukan retensi.Disini tidak digunakan
teknik etsa, hanya dilakukan pengulasan bahan conditioner yang berfungsi sebagai
permbersih terhadap sisa debris pada kavitas gigi.Komposisi glass ionomer cement
terdiri atas bubuk dan cairan.Bubuk terdiri atas kaca kalsium flouroalumino silikat
yang larut asam dan cairannya mirip larutan asam poliakrilik. Cairan memegang
peranan penting selama proses pengerasan dan dapat mengubah sifat fisik GIC,
maka untuk mendapat hasil yang maksimal maka selama proses pengerasan GIC
perlu dilakukan perlindungan dengan bahan isolasi yang efektif dan kedap air.
Bahan pelindung yang biasa digunakan adalah varnish
2. Metode
a. Outline form
b. Preparasi kavitas
Preparasi dimulai dari bagian palato proksimal dengan bur bulat kecil
dengan arah bur tegak lurus bidang labial gigi. Selanjutnya kavitas
dibentuk sesuai outline preparasi yang telah dibuat dengan menggunakan
bur silindris fissure yang berujung bulat. Dapat pula dibuat retensi berupa
undercut di daerah sudut yang menghadap ke insisal maupun servikal gigi.
Selanjutnya seluruh permukaan kavitas dihaluskan dengan fine finishing
diamond bur sehingga diperoleh hasil preparasi yang halus, yaitu pada 3
tempat; incisal point angle, labial point angle dan lingual point angle
dengan menggunakan round bur kecil.
Gambar: Untuk kavitas klas III bila memungkinkan preparasi didesain dari palatal / lingual.
Perhatian : bagian insisal titik kontak tidak dibuang.
d. Penumpatan
Cocokan warna gigi dengan shade guide warna restorasi yang sesuai.
Pertama – tama siapkan celluloide matrix, matrix strip dari plastik, potong
sepanjang 5 cm sebagai matriks untuk penumpatan dengan bahan glass ionomer
cement maupun resin komposit sehingga bahan dapat beradaptasi dengan baik
pada kavitas gigi.
Kemudian ambil bahan restorasi dengan bubuk dan cairan serta cara
pengadukan sesuai petunjuk pabrik diatas paper pad (bila bahan tersebut
terbentuk bubuk dan cairan) karena ada bahan lain berupa pasta yang
pelimerisasinya memerlukan penyinaran. Pengadukan bahan restorasi yang
sewarna dengan warna gigi sebaiknya menggunakan pengaduk plastic atau
agoat spatel.Selanjutnya bahan dimasukkan ke dalam kavitas menggunakan
plastic filling instrument.Sebelumnya matriks yang telah disiapkan tadi di
pasang melalui sela proksimal.Sebelum terjadi pengerasan sisa bahan yang
melebihi matriks dibersihkan dengan ujung sonde.Matriks ditahan selama
kurang lebih 3 – 5 menit sampai terjadi pengerasan. Perhatikan bahwa bahan
tidak boleh berkontak dengan jari operator sebelum terjadi pengerasan dan cara
manipulasi dalam keadaan bersih. Terakhir ulasi permukaan bahan tersebut
dengan varnish .
e. Pemolesan
Penyelesaian tahap akhir dilakukan dengan menggunakan fine finishing
diamond bur atau hingsten carbide bur untuk membuang kelebihan bahn yang
telah terlanjur mengeras serta membentuk anatomi gigi yang baik. Memang
sebaiknya bahan restorasi tersebut akan menampakkan permukaan yang halus
dan mengkilat bila dibawah matriks, jadi penyelesaian lebih lanjut dengan
menggunakan bur sebenarnya akan menghasilkan permukaan yang buram.
1. Sebutkan dan gambarkan aplikasi prinsip preparasi kavitas pada restorasi klas III
GIC (outline form, retension form dan resistension form)!
5. Jelaskan cara preparasi kavitas restorasi klas III GIC dan sebutkan syarat
preparasi kavitas dikatakan selesai!
12. Jelaskan cara restorasi klas III GI dan kapan dikatakan selesai!
13. Jelaskan cara pemulasan klas III GI dan kapan dikatakan selesai!
14. Sebutkan campuran bahan dalam GI, waktu setting dan teknik pengaduan GI
yang digunakan dalam preklinik!
16. Jelaskan cara finishing dan polishing GIC dan kapan dilakukan Polishing