Anda di halaman 1dari 4

Video Teknik Periapikal Bisektris Regio Bebas (Maksimal 10 Menit)

Hai semuanya! perkenalkan saya Devintha dengan nim 40622025. Pada video kali ini saya
akan menjelaskan mengenai radiografi periapikal dengan teknik bissecting pada gigi anterior rahang
atas dan juga rahang bawah. Baiklah tanpa menunggu lama lagi yuk kita simak video berikut!
pemeriksaan radiografi dalam kedokteran gigi bertujuan untuk mengidentifikasikan penyakit,
sebagai diagnosis penunjang, dan membantu untuk melengkapi informasi perkembangan suatu
penyakit. /////pemeriksaan radiografi dalam kedokteran gigi merupakan sarana pemeriksaan untuk
melihat manifestasi oral di rongga mulut yang tidak dapat dilihat dari pemeriksaan klinis biasa seperti
perluasaan dari penyakit periodontal, karies pada gigi serta kelainan patologis rongga mulut lainnya.
Ada banyak jenis pemeriksaan radiografi salah satunya adalah radiografi periapikal.
Radiografi periapikal merupakan jenis radiografi intraoral yang bertujuan melihat keseluruhan
makhota dan akar gigi (crown and root), tulang alveolar dan jaringan sekitarnya. Radiografi periapikal
memiliki beberapa kegunaan yaitu untuk mendeteksi infeksi atau inflamasi periapikal, penilaian status
periodontal, trauma yang melibatkan gigi dan tulang alveolar, gigi yang tidak erupsi, keadaan dan
letak gigi yang tidak erupsi, penilaian morfologi akar sebelum ekstraksi, perawatan endodontik,
penilaian sebelum dilakukan tindakan operasi dan penilaian pasca operasi apikal, mengevaluasi kista
radikular secara lebih akurat dan lesi lain pada tulang alveolar serta evaluasi pasca pemasangan
implant.
Ada dua teknik dalam pengambilan radiografi periapikal yaitu: teknik paralel dan bisekting.
Teknik Radiografi Periapikal Biseksi adalah Teknik radiografi dengan menempatkan film/reseptor
sedekat mungkin/menempel pada gigi. Teknik bisekting biasa digunakan pada kasus-kasus kelainan
anatomi seperti torus palatinus besar, palatum sempit, dasar mulut dangkal, frenulum pendek, lebar
lengkung rahang yang sempit atau pada pasien anak yang kurang kooperatif. Film diletakkan ke
dalam rongga mulut dan diberikan blok gigitan untuk menahan film. Teknik bisekting dicapai dengan
menempatkan reseptor sedekat mungkin dengan gigi dan meletakan film sepanjang permukaan
lingual/ palatal pada gigi kemudian sinar-x diarahkan tegak lurus (bentuk T) ke garis imajiner yang
membagi sudut yang dibentuk oleh aksis panjang gigi dan bidang film.
Akan tetapi, teknik bisekting menghasilkan gambar yang kurang optimal karena reseptor dan
gigi tidak berada secara vertikal dengan sinar-x. Teknik ini memerlukan kepekaan dan ketelitian
operator. Jika sudut bisekting tidak benar, perpanjangan atau pemendekan akan terjadi. Keuntungan
dari teknik bisekting adalah teknik ini dapat digunakan tanpa film holder dan posisi yang cukup
nyaman bagi pasien. Kerugian dari teknik bisekting adalah distorsi mudah terjadi dan masalah
angulasi (banyak angulasi yang harus diperhatikan).
Panjang cone standar dengan ukuran delapan inci dapat digunakan dalam teknik bisekting.
Bila radiografer ingin menggunakan long cone maka panjang long cone yang digunakan berkisar 12-
16 inci. Keuntungan memakai long cone dapat mengurangi citra pembesaran dan mengurangi distorsi
serta dapat memberikan gambaran anatomi dan panjang gigi yang lebih akurat
Prinsip :
• Sudut yang terbentuk antara sumbu panjang gigi dan sumbu panjang film/reseptor dibagi
dua sama besar > membentuk garis bagi sudut
• Arah sinar-x tegak lurus garis bagi
• Prinsip segitiga sama sisi : panjang gigi sama dengan panjang gambaran gigi yang
terproyeksi
Tahap pembuatan radiograf Teknik Dental Periapikal
1. konfirmasi rujukan
• Sapa pasien dengan baik.
(Selamat sore ibu, silahkan duduk. perkenalkan saya dokter gigi Devintha yang saat ini
akan memeriksa ibu.)
• Identifikasi identitas pasien dengan meminta pasien menyebut nama dan tanggal lahir
• Periksa pada surat rujukan/status order pasien, gigi yang akan dilakukan pemeriksaan
radiografis
(Berdasarkan surat rujukan ini, ibu dirujuk oleh dokter gigi sebelumnya karena
memerlukan rontgen periapikal yaitu rontgen periapikal pada gigi seri rahang atas dan
rahang bawah. Apakah benar bu?)

2. informed consent
• Jelaskan pada pasien prosedur radiografik yang akan dilakukan secara singkat danjelas.
(untuk prosedur perawatan teknik bisekting nanti saya akan antar ibu ke ruang rontgen.
untuk rontgen yang dilakukan adalah rontgen periapikal jadi saya akan memasukkan film
kecil kedalam rongga mulut ibu kemudian nanti saya minta ibu untuk memegang ataupun
menahan film tersebut dengan menggunakan ibu jari ibu. untuk radiasi dari rontgen ini
akan kami usahakan dengan radiasi seminimal mungkin sesuai dengan indikasi dari
penyakit ibu ya. nanti saya juga akan memberikan apron untuk melindungi dari paparan
radiasi dan jika sudah selesai nanti bisa tolong menunggu di ruang tunggu ya. Apakah ibu
setuju dengan prosedur ataupun perawatan seperti ini? baik untuk itu saya mohon untuk
membaca inform consent terlebih dahulu dan mengisi ttd disebelah sini jika sudah setuju.
baik Terima kasih Bu)
• Semua benda-benda yang dapat mengganggu regio yang akan diperiksa seperti kacamata,
gigi palsu lepasan, alat ortho lepasan harus dilepaskan.
• Kenakan apron pada pasien
(untuk perhiasan yang ibu gunakan seperti kacamata ataupun jika ibu menggunakan gigi
tiruan lepasan bisa tolong dilepaskan terlebih dahulu ya bu. ini untuk apronnya bisa
digunakan.)

3. teknik asepsis
• Cuci tangan dengan seksama, di tempat yang tampak oleh pasien, keringkan dan gunakan
masker, handscoon, APD, dan juga Apron.
• Meminta pasien untuk berkumur dengan larutan povidon iodin satu persen sebagai
tindakan asepsis. Periksa rongga mulut pasien, lihat secara keseluruhan, amati inklinasi
gigi dan perhatikan apakah ada hambatan yang dapat mempersulit penempatan film

4. teknik foto : Teknik Bisectin


Prinsip :
• Sudut yang terbentuk antara sumbu panjang gigi dan sumbu panjang film/reseptor dibagi
dua sama besar > membentuk garis bagi sudut
• Arah sinar-x tegak lurus garis bagi
• Prinsip segitiga sama sisi : panjang gigi sama dengan panjang gambaran gigi yang
terproyeksi
terdapat beberapa prinsip dalam teknik bisecting. yang pertama, image receptor atau film
ditempatkan sedekat mungkin dengan gigi tanpa merusak film tersebut. yang kedua sudut
yang terbentuk antara garis aksial film dan garis aksial gigi disebut dengan bisecting line
angle. sudut tersebut kemudian terbagi dua oleh garis yang disebut dengan bisecting line atau
imaginary bisector. tabung x-ray diposisikan sehingga Sinar tegak lurus dengan bisecting line
sementara Sinar pusat x-ray diarahkan melalui apeks gigi. terakhir dengan prinsip geometri
segitiga sama sisi ini nantinya akan menghasilkan panjang gigi digambar yang sama dengan
panjang gigi sebenarnya.
• Masukkan film ke dalam mulut pasien sesuai regio yang akan diperiksa
• Bagian depan film menghadap obyek, hati-hati jangan terbalik
• Pengaturan posisi film, secara umum posisi film diletakkan sesuai regio /tujuan
pemeriksaan
• Instruksikan pasien agar menahan (jangan menekan) film dengan ibu jari atau telunjuk
disesuaikan untuk regio posterior/anterior Rahang Atas atau Rahang Bawah, di daerah
servikal gigi.
• Arahkan tabung sinar X dan atur besarnya sudut sesuai kasus dan regio yang diperiksa.
• Arahkan sinar X pusat tegak lurus garis bagi antara sumbu gigi dan film, dan secara
horisontal sinar x sejajar interdental gigi.

a. Persiapan Posisi kepala pasien


Atur posisi kepala pasien sesuai tujuan dan proyeksi
i. Sesuaikan posisi kursi sehingga posisi pasien tegak. Ketinggian kursi
disesuaikan agar posisi operator nyaman saat bekerja
ii. Sesuaikan posisi headrest, sehingga midsagittal plane pasien tegak lurus
lantai
iii. Occlusal plane harus sejajar lantai. Untuk proyeksi di regio rahang bawah
posisi kepala pasien sedikit mendongak.
iv. Posisi operator diatur sesuai ketentuan keselamatan operator terhadap bahaya
radiasi (berada di luar ruangan/di balik tabir Pb)
b. Posisi Film dalam mulut penderita RA
selanjutnya posisikan film dengan ukuran sesuai dalam rongga mulut pasien.
untuk regio anterior, posisikan Film pada posisi vertikal di belakang gigi insisivus
rahang atas kemudian posisi marker atau dot mengarah ke sinar datang dan beri
kelebihan 2mm di bagian insisal untuk menghindari hasil gambar yang terpotong
ataupun cutting. Posisi film ditempatkan sedekat mungkin dengan gigi tanpa merusak
film dan pastikan gigi yang akan diperiksa berada di tengah-tengah film. instruksikan
pasien untuk menahan film di cervical mahkota gigi dengan menggunakan ibu jari
tanpa merusak film. untuk lebih jelasnya akan terlihat pada gambar berikut ini.
c. Posisi film dalam mulut penderita RB
posisikan film dengan ukuran yang sesuai dalam rongga mulut pasien. untuk
regio anterior posisikan film pada posisi vertikal di belakang gigi insisivus Sentral
rahang bawah. kemudian posisikan marker atau dot mengarah ke arah sinar datang
dan beri kelebihan 2 mm diarea insisal untuk menghindari hasil gambar yang
terpotong atau cone cutting. posisi film ditempatkan sedekat mungkin dengan gigi
tanpa merusak film dan pastikan gigi yang diperiksa ada di tengah-tengah film.
kemudian instruksikan pasien untuk menahan film di bagian cervical mahkota gigi
dengan menggunakan jari telunjuk tanpa merusak film. untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada gambar berikut ini.
d. Penempatan cone sinar X RA
atur jarak cone sinar-x terhadap objek sekitar 20 hingga 40 cm. atur sudut
horisontal dan sudut vertikal dari Cone sinar X sesuai indikasi. tabung dimiringkan
sehingga pusat sinar-x yang diarahkan melalui apeks gigi akan tegak lurus dengan
bisecting line.. jika posisi sudah sesuai akan terbentuk sudut vertikal sebesar 45°
seperti yang terlihat pada gambar.
e. Penempatan cone sinar X RB
atur jarak Cone sinar X terhadap objek sekitar 20 hingga 40 cm. atur sudut
horizontal dan sudut vertikal dari Cone sinar X sesuai indikasi. tabung dimiringkan
sehingga pusat sinar-x yang diarahkan melalui apeks gigi akan tegak lurus dengan
bisecting line. jika posisi sudah benar maka akan terbentuk sudut vertikal sebesar 25°
seperti yang terlihat pada gambar. jika posisi vertikal ujung cone salah maka akan
membuat hasil foto yang memendek seperti yang terlihat pada gambar a dan hasil
foto yang memanjang seperti yang terlihat pada gambar b.
f. Exposure sinar-X
o Periksa kembali posisi pasien, instruksikan diam dan jangan bergerak selama
penyinaran dan operator kembali ke ruangan
o Periksa kembali kondisi penyinaran sesuai regio dan kasus
o Tekan tombol peyinaran, pastikan sampai tanda penyinaran selesai
o Kembalikan tombol Pajaran ke tempat semula dan matikan dental x-ray unit
dengan menekan tombol off.
o pindahkan cone dan Keluarkan film dari mulut pasien.
o lepaskan Apron dari pasien dan instruksikan untuk menunggu hasil
pemeriksaan rontgen di ruang tunggu.
5. teknik processing foto
siapkan alat dan bahan yang diperlukan yaitu handscoon, masker, film, film Hanger,
cairan developer, cairan fixer, dan air mengalir. operator memakai masker dan handscoon.
lalu matikan lampu pijar kamar gelap. buka pembungkus film dan jepit pada film Hanger
Tahapan pengolahan film secara konvensional  terdiri dari
a. Pembangkitan (developing),
masukkan film kedalam cairan developer selama 10-20 detik sampai kekontrasan
terlihat jelas sehingga nantinya dapat dibedakan bagian film yang terekspos dengan yang
tidak terekspos sinar X.
b. Pembilasan (rinsing),
cuci film dengan air mengalir untuk menghilangkan developer dari film dan
memberhentikan proses pengembangan.
c. Penetapan (fixing),
Masukkan film ke cairan Fixer selama 30-60 detik sampai kontras detail dan juga
ketajaman terlihat jelas. Tujuan dari fiksator adalah untuk Menghentikan aksi lanjutan
yang dilakukan oleh cairan pembangkit yang terserap oleh emulsi film dan Memberikan
perlindungan terhadap kerusakan
d. Pencucian (washing),
Setelah film menjalani proses penetapan maka akan terbentuk perak komplek dan
garam. Pencucian bertujuan untuk menghilangkan bahan-bahan tersebut dalam air. Tahap
ini sebaiknya dilakukan dengan air mengalir dalam keadaan bersih.
e. Pengeringan (drying).
terakhir keringkan film. setelah kering film dapat ditempatkan pada bingkai foto dan
diserahkan pada penderita. Cara yang paling umum digunakan untuk melakukan
pengeringan adalah dengan udara. Ada tiga faktor penting yang mempengaruhinya, yaitu
suhu udara, kelembaban udara, dan aliran udara yang melewati emulsi. Tujuan
pengeringan adalah untuk menghilangkan air yang ada pada emulsi.

6. assessment kualitas radiograf


berikut adalah hasil akhir dari radiografi periapikal anterior rahang atas dan juga
rahang bawah teknik paralel, rahang atas dan juga rahang bawah dengan teknik bissecting.
Sekian video dari saya. kurang lebihnya saya mohon maaf. terima kasih sampai jumpa

Anda mungkin juga menyukai