Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

“INDIRECT RESTORATION”

Disusun Oleh :

1. Fika Rahmah Aprilia (P17325118410)


2. Manda Annisa (P17325118411)
3. Fitria Febrianty (P17325118412)
4. Ardiansyah Trirachmadi (P17325118413)
5. Disti Rahayu Rodiani (P17325118414)
6. Fathiya Ainun Bestari (P17325118416)
7. Eka Aldila Disna Cahyani (P17325118417)
8. Ajeng Annisa Fauzia Y (P17325118418)

D4 KEPERAWATAN GIGI

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANDUNG


Kata Pengantar

Dengan Menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha
Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadiratnya, yang telah
melimpahkan Rahmat,hidayah,dan inayah. Sehingga dapat menyelesaikan
makalah tentang “indirect restoration” ini dan manfaatnya untuk masyarakat.

Makalah ini telah disusun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan


dari berbagai pihak sehingga dapat melancar pembuatan makalah ini. Terlepas
dari semua itu,kami menyadari bahwa makalah ini sepenuhnya masih banyak
kekurangan baik dari susunan kalimat maupun tata bahasanya.

Dan harapan kami, semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan


bagi para pembaca,untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun isi dari
makalah ini agar menjadi lebih baik lagi.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................... i

DAFTAR ISI ...................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG ........................................................ 1

B. TUJUAN ............................................................................ 1

C. RUMUSAN MASALAH ................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian ........................................................................... 3

B. Macam-Macam Indirect Restoration .................................. 3

C. Alat Dan Bahan Yang Digunakan ....................................... 9

D. Restorasi Tahap-Tahap Pembuatan Logam ........................ 9

E. Restorasi Inlay...................................................................... 13

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN ................................................................. 16
B. SARAN .............................................................................. 16

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................... 17

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Restorasi gigi pada perawatan endodonti yang mengabaikan integritas
dari struktur akar gigi yang tersisa menyebabkan saluran akar rentan
fraktur karena dinding saluran akar yang tersisa menjadi lebih tipis.
Preparasi gigi yang dibutuhkan pada perawatan endodonti berpengaruh
pada kerapuhan gigi karena kekurangan komposisi air dan kehilangan
dentin. Kerusakan dan fraktur gigi adalah masalah yang mungkin
terjadi akibat kelemahan dari struktur gigi nonvital. Beberapa
penelitian menemukan kegagalan restorasi pulpa dengan pasak lebih
tinggi dibanding restorasi pada gigi vital. Beberapa penyebab utama
kegagalan adalah karies rekuren, kegagalan perawatan endodonti,
penyakit periodontal, kesalahan peletakan pasak, kegagalan sementasi,
pemisahan pasak dan inti, pemisahan mahkota dan inti, kehilangan
retensi pasak, fraktur inti, kehilangan retensi mahkota, distorsi pasak,
fraktur pasak, fraktur gigi, dan fraktur akar.

B. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian dari restorasi logam dan indirect
restoration.
2. Untuk mengetahui apa saja macam-macam dari indirect restoration.
3. Untuk mengetahui alat dan bahan yang akan digunakan dalam
pembuatan restorasi logam.
4. Untuk mengetahui tahap-tahap pembuatan restorasi logam.

1
C. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari restorasi logam dengan indirect restoration ?
2. Apa saja macam-macam indirect restoration ?
3. Apa saja alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan
restorasi logam ?
4. Apa saja kah tahap-tahap pembuatan restorasi logam ?

2
BAB II

ISI

A. Pengertian Restorasi Logam Dengan Indirect Restoration


Indirect Restoration adalah restorasi yang dibuat diluar mulut pasien yang
akan dilekatkan atau disemen pada gigi pasien yang telah dipreparasi setelah
siap dipasang. Indirect restoration dibagi menjadi dua yakni intra koronal
(restorasi yang terdapat dalam kontur gigi, contoh inlay) dan ektra koronal
(restorasi yang menutupi bagian mahkota gigi asli yang masih ada untuk
mendapatkan montur anatomis, contoh onlay, veneer, dan mahkota pigura).
Teknik yang digunakan untuk membuat restorasi melalui Indirect Restoration
adalah teknik restorasi logam. Teknik restorasi logam adalah suatu restorasi
yang dibuat berbahan dasar metal atau alloy (Jones and Grundy, 1992).

B. Macam-Macam Indirect Restoration


Macam-macam indirect restoration adalah:

1. Inlay
Inlay adalah restorasi yang digunakan pada gigi yang di preparasi
pada bagian Oklusal Distal (OD), Oklusal Mesial (OM) atau Mesio
Oklusal Distal (MOD). Inlay sudah jarang digunakan untuk kavitas
sederhana dan umumnya hanya digunakan untuk gigi-gigi yang
berkebutuhan khusus, seperti gigi yang sudah lemah karena karies dan
cenderung fraktur bila tidak dilindungi atau bila retensi sulit dibuat.
Berikut ini merupakan macam klas pada inlay (JD Eccles, RM Green,
1994):
a. Inlay Klas I : Merupakan kelas sederhana , yang jarang digunakan
b. Inlay Klas II : Misalnya digunakan pada gigi yang daerah MOD
terkena, sehingga perlu adanya perlindungan edengan cara
menghilangkan tonjolan-tonjolan lemah untuk kemudian di
preparasi dengan menggunakan veneer .

3
c. Inlay Klas III dan IV :Misalnya digunakan pada jembatan atau
attachnment untuk jembatan semi cekat.
d. Inlay Klas V : Misalnya untuk retensi pada geligi tiruan sebagian
,atau dapat digunakan pasak untuk perawatan kavitas uang
dangkal akibat abrasi atau erosi.

Indikasi :
1. Baik untuk kavitas yang kecil/ karies proksimal lebar
2. Bila diperlukan untuk restorasi klamer dari suatu gigi tiruan
(pegangan), misalnya: inlay bukal atau disto/mesial inlay yang
perlu untuk dibuatkan “ Rest Seat”, untuk gigi tiruan.
3. Kavitas dengan bentuk preparasi > 1,5 jarak central fossa ke
puncak cusp
4. Mengembalikan estetik pada restorasi gigi posterior yang
mengalami kerusakan akibat adanya karies sekunder

Kontraindikasi :

1. frekuensi karies tinggi


2. OH pasien jelek

Tahap Pembuatan dan Pemasangan Inlay komposit


1. Preparasi Kavitas
· membuang semua jaringan karies atau bahan tumpatan
yang lamaMacam
· preparasi dengan membentuk dinding kavitas 3-5 derajat
divergen ke oklusal
· seluruh dinding kavitas dihaluskan dengan dasar kavitas,
semua sudut kavitas dibuat membulat
2. Pembuatan Inlay

· secara direct

4
· secara indirect

3. Insersi Inlay Komposit


4. Teknik Sementasi

· persiapan inlay

· persiapan kavitas

· aplikasi semen resin

5. Penyelesaian dan Pemolesan

2. Onlay
Onlay adalah restorasi pada gigi yang morfologi oklusalnya
mengalami perubahan karena restorasi sebeltorasi inumnya, karies,
atau penggunaan fisik. Restorasi ini meliputi seluruh yang meliputi
seluruh daerah oklusal yang meliputi cusp-cusp gigi (Baum, Phillips
Lund, edisi III, 1997)

Indikasi :

1. Pengganti restorasi amalgam yang rusak.


2. Kalau restorasi dibutuhkan sebagai penghubung tonjol bukal dan
lingual.
3. Restorasi karies interproksimal gigi posterior.
4. Restorasi gigi posterior yang menerima tekanan oklusal yang
kuat.

Adalah mungkin bagi amalgam atau inlay untuk mengurangi


kerentanan gigi terhadap fraktur tonjol. Aset utama dari restorasi
yang meliputi permukaan oklusal adalah merestorasi kekuatan gigi
dengan menghubungkan tonjol-tonjol sebagai unit tunggal. (Baum,
Lloyd dkk. 1997 : 544)

5
Indikasi yang populer bagi onlay adalah menggantikan restorasi
amalgam yang rusak. Juga berguna untuk merestorasi lesi karies yang
mengenai kedua permukaan proksimal. Ciri-ciri utama dari restorasi
ini adalah mempertahankan sebagian besar jaringan gigi yang
berhubungan dengan gingival dan hal ini merupakan suatu
pertimbangan periodontal yang sangat membantu. (Baum, Lloyd dkk.
1997 : 544)

Tahapan Preparasi Onlay:

Langkah-langkah preparasi onlay adalah:

· Pemasangan isolator karet.

· Akses ke karies

Tahap ini dilakukan untuk memperoleh akses ke dentin karies.


Alat yang digunakan adalah bur fisur tungsten carbide pendek-
kuncup dengan kekuatan tinggi.

· Menentukan luas karies

Setelah akses diperoleh, kavitas bisa dilebarkan sampai dicapai


pertautan email-dentin yang sehat.

· Keyway

Keyway dapat mempengaruhi retensi onlay dan ketahanan


terhadap kemungkinan bergesernya restorasi. Keyway dibuat
dengan kemiringan minimal sekitar 6-10o terhadap sumbu gigi
dengan menggunakan bur fisur kuncup dan dijaga agar sumbu bur
sejajar dengan sumbu gigi. Setelah membuat keyway, kavitas
dikeringkan untuk memeriksa ada tidaknya sisa karies dan bahwa
kavitasnya sedikit membuka dengan sumbu yang benar.

· Pembuatan boks aproksimal

6
Di bagian ini kavitas harus didalamkan memakai bur bulat
kecepatan rendah dan dengan cara yang sama dengan preparasi untuk
amalgam dengan jalan membuang dentin karies pada pertautan email-
dentin. Ketika dentin karies pada pertautan email-dentin telah dibuang,
dinding email dapat dipecahkan dengan pahat dan tepi kavitasnya
dihaluskan dengan pahat pemotong tepi gingiva. Preparasi dibuat miring
10oterhadap sumbu gigi dengan bur fisur tunsten carbide kecepatan tinggi.

· Pembuangan karies dalam

Karies mungkin tertinggal di dinding aksial dan paling baik


dibuang dengan bur ukuran medium (ISO 012) dalam kecepatan rendah.
Jika dentin karies telah dibuang, periksa kembali untuk memastikan tidak
adanya undercut. Jika masih ada undercut, maka undercut tersebut ditutup
dengan semen pelapik pada tahap preparasi berikutnya sehingga preparasi
mempunyai kemiringan yang dikehendaki.

· Pembuatan bevel

Garis sudut aksio-pulpa hendaknya dibevel, baik dengan memakai


bur pengakhir kecepatan rendah maupun dengan bur pengakhir kecepatan
tinggi yang sesuai. Bevel hendaknya diletakkan di tepi email, agar tepi
tipis hasil tuangan dapat dipaskan seandainya kerapatan hasil tuangan
dengan gigi tidak baik. Hendaknya bevel tidak diluaskan lebih ke dalam
karena akan mengurangi retensi dari suatu restorasi. Bur lain yang dapat
digunakan adalah bur fisur kuncup untuk preparasi kavitas. Tepi luar bevel
harus halus dan kontinyu untuk mempermudah penyelesaian restorasi dan
supaya tepi tumpatannya beradaptasi dengan baik dengan gigi.

3. Mahkota/crown
Restorasi gigi yg menutupi atau mengelilingi seluruh permukaan gigi
yg telah dipreparasi. Restorasi ini dibuat untuk gigi yang mengalami
kerusakan sehingga tidak bisa ditambal lagi tetapi gigi tersebut masih

7
vital. Restorasi ini biasanya digunakan pada gigi premolar dan molar
rahang bawah karena karies yang luas atau tambalan yang rusak
(Baum, Phillips Lund, edisi III, 1997).
Indikasi:
1. Gigi vital/ non vital
2. Sudah tidak bisa ditambal lagi
3. Karies yang meluas sampai menghilangkan cusp gigi
4. Jaringan periodontal sehat
5. Tidak ada riwayat alergi pada bahan mahkota pasak

Kontraindikasi:

1. Karies pada gigi masih belum meluas masih tergolong pit dan
fissure
2. Jaringan pendukung tidak memungkinkan adanya mahkota karena
adanya periodontitis kronis
3. Tidak adanya gigi antagonis sehingga menyebabkan mukosa
palatal iritasi
4. Gigi yang akan dibuatkan mahkota masih vital artinya tidak sampai
perforasi.
5. Kondisi gigi pada lengkung rahang tidak crowded.

4. Mahkota Pigura
Mahkota tuang dimana bagian labial atau bukal diberi facing yang
sama dengan warna gigi. Facing tersebut lebih mirip dengan veneers
(JD Eccles, RM Green, 1994).

C. Alat Dan Bahan Yang Digunakan


Dalam pembuatan restorasi logam dibutuhkan alat dan bahan tertentu.
Alat yang digunakan untuk pembuatan model malam adalah pelumas die,
pinset kapas, malam, spatula malam No. 7, pengukir Hollenback ½- 3,

8
pengukir cleoid discoid, lampu Bunsen atau lampu alkohol, dan instrument
waxing P.K. Thomas. Untuk pembuatan sprue dan penanaman model malam
yang dibutuhkan adalah pembentuk sprue, pin sprue, cincin logam (bumbung
tuang), bahan pelapik (non asbestos liner), bahan tanam pilihan (thermal),
bowl dan spatula pengaduk, pengukur cairan, wetting agent, dan vibrator.
Selanjutnya, pada saat pembuangan malam yang dibutuhkan adalah oven
pembakaran, mesin pengecor, gas dan semprotan udara atau wadah peleburan
listrik, larutan asam dan tempatnya, logam pengisi, sentrifugal, dan blowtorch.
Sedangkan pada tahap terakhir adalah pemolesan yang membutuhkan mini
bur, disc, rubber merah dan hijau, serta stone merah dan hijau (Baum, Phillips
Lund, edisi III, 1997).

D. Restorasi Tahap-Tahap Pembuatan Logam


Untuk membuat restorasi logam, diperlukan tahap-tahap yang saling
berurutan dan benar agar hasil restorasi yang dibuat sesuai yang diinginkan
oleh dokter gigi. Tahapan-tahapan tersebut saling berpengaruh. Apabila satu
tahapan terlewatkan atau tidak dilakukan, akan terjadi kemungkinan restorasi
yang kita buat mengalami kegagalan. Tahap-tahap pembuatan restorasi logam
adalah (Kenneth J. Anusavice, edisi 10, 2004):

1. Mengolesi die dengan “die separator” dengan tujuan model malam bisa
dilepas dari die.
2. Membentuk restorasi yang akan dibuat dengan menggunakan inlay wax,
sesuai dengan bentuk anatomis gigi aslinya.
3. Menghaluskan model malam yang telah terbentuk dengan alkohol torch.
4. Mengkilapkan model malam yang telah terbentuk dengan menggunakan
air sabun.
5. Mempersiapkan penanaman yang meliputi crusible former, sprue, ventilasi
dan juga memasang non-asbestos liner pada bumbung tuang.
6. Melekatkan sprue pada daerah tertebal model malam dengan sudut tumpul.

9
7. Memasang model yang telah terpasang sprue ke crusible former dan
menyesuaikan dengan ketinggian pada bumbung tuang.
8. Mengolesi model malam beserta sprue dengan menggunakan wetting
agent.
9. Menunggu hingga wetting agent mengering.
10. Menanam model malam.
11. Melepas crusible former dari bumbung tuang. Kemudian lakukan buang
malam diatas api selama ± 1 jam atau hingga bahan tanam tidak lagi
tampak kebiruan yang berarti sisa malam telah habis. Kemuadian lakukan
casting logam dengan menggunakan blowtorch dan centrifugal.
12. Menunggu hingga bumbung tuang agak dingin.
13. Membongkar bumbung tuang dan mengeluarkan hasil tuangan kasar.
14. Fitting dengan cara mencoret-coret die dengan pensil, sehingga bagian
yang belum fit dapat diketahui dengan mudah.
15. Finishing, menggunakan stone merah dan hijau.
16. Polishing, menggunakan rubber merah dan hijau. Lakukan polishing
tersebut sampai model malam mengkilat.

Restorasi logam dilakukan secara indirek yakni dilakukan diluar mulut


penderita. Jenis-jenis restorasi ini adalah inlay, onlay, mahkota/ crown, dan
mahkota pigura. Keempat jenis tersebut mempunyai tahapan yang sama.
Dalam pembuatan model malam, yang harus diperhatikan adalah daerah
kontak proksimal dan kontur anatomisnya karena akan mempengaruhi
kelangsungan gigi tersebut didalam mulut penderita. Apabila daerah kontak
proksimal terdapat celah, maka akan terjadi sekunder karies pada pasien
penggunanya. Begitu pula dengan kontur anatomis. Kontur anatomis yang
sesuai dengan gigi asli akan memudahkan gigi tiruan untuk self cleansing.

Dalam pembuatan restorasi logam, terdapat tahapan-tahapan yang saling


berurutan dan berpengaruh antar satu tahap dengan tahap lainnya. Tahap-tahap
tersebut adalah:

10
1. Pada tahap awal yakni pengulasan die dengan die separator agar model
malam dapat dilepas dari die. Pengulasan die separator tidak boleh
terlalu banyak atau sedikit. Jika terlalu sedikit, malam tidak akan bisa
dilepas dari die. Namun, jika terlalu banyak, akan berpengaruh pada
malam tersebut. Malam yang digunakan untuk model malam akan
menjadi getas dan mudah fraktur.
2. Untuk menghaluskan dan mengkilapkan model malam.saat
menghaluskan model malam gunakan alkohol torch yang anginnya
telah kita control terlebih dahulu agar inlay wax tidak berubah. Selain
itu, gunakan kapas dan air sabun untuk mengkilapkannya. Model
malam harus mengkilap karena akan mempermudah kita pada tahap
finishing dan polishing.
3. Mempersiapkan penanaman yang meliputi crusible former, sprue,
ventilasi dan juga memasang non-asbestos liner pada bumbung tuang.
Tujuan pembuatan sprue adalah sebagai jalannya logam yang mencair
menuju mould. Diameter sprue harus disesuaikan dengan model
malam yang tertebal. Jika diameter sprue terlalu kecil, maka terjadi
pemadatan sprue sebelum tuangan memadat dan terjadi porositas
penyusutan setempat. Panjang sprue harus cukup panjang agar posisi
model malam tepat pada bumbung tuang kira-kira 6 milimeter dari tepi
ujung bumbung tuang (Kenneth J. Anusavice, edisi 10, 2004). Sprue
dan crucible harus rata permukaannya, agar aliran logam dapat
berjalan lancar. Selain itu pemasangan non asbestos liner juga
berpengaruh untuk memberi ruang saat bahan tanam menaglami
ekspansi. Pemasangan ventilasi dibutuhkan sebagai jalan keluarnya
udara.
4. Melekatkan sprue pada daerah tertebal model malam dengan sudut
tumpul. Agar sprue tidak menyebabkan aliran langsung dari logam cair
menuju ke daerah tepi yang tajam atau bagian yang tipis karena logam
cair dapat mengabrasi atau mematahkan bahan tanam di daerah
tersebut dan mengakibatkan kegagalan pengecoran. Tidak boleh

11
ditempatkan tegak lurus pada permukaan yang datar dan lebar karena
mengakibatkan terjadinya turbulensi atau arus putar dari logam cair di
dalam kavitas mould dan porositas yang parah (Kenneth J. Anusavice,
edisi 10, 2004).
5. Memasang model yang telah terpasang sprue ke crusible former dan
menyesuaikan dengan ketinggian pada bumbung tuang. Letaknya kira-
kira 6 milimeter dari ujung terbuka bumbung tuang agar gas-gas dapat
dialirkan dan meminimalisir terjadinya porusitas.
6. Mengolesi model malam beserta sprue dengan menggunakan wetting
agent untuk menurunkan tegangan permukaan model malam sehingga
bahan tanam dapat melekat erat pada model malam tersebut.
Alternative lai yang digunakan untuk menurunkan tegangan
permukaan model malam adalah dengan air sabun namun, model
malam harus bebas dari buih-buihnya.
7. Penanaman model malam dengan bahan tanam. Perbandingan antara
air dan bubuk bahan tanam harus sesuai. Bahan tanam yang terlalu
encer mudah pecah, sedangkan bahan tanam yang terlalu pekat
berakibat udara tidak dapat keluar. Gunakan vibrator saat mengaduk,
agar tidak ada udara yang terjebak.
8. Pembuangan malam dan pemanasan. Bahan tanam dinyatakan telah
bersih dari malam apabila tidak nampak kebiru-biruan pada
permukaannya.
9. Fitting, finishing, dan polishing. Fitting dilakukan dengan tujuan agar
gigi tiruan tersebut cocok dengan pasien. Sehingga nyaman untuk
dipakai. Finishing dilakukan untuk menghilangkan buble. Dan
selanjutnya adalah polishing yakni mengkilapkan gigi tiruan dengan
rubber merah dan hijau agar permukaan gigi tiruan tidak kasar.
Dimana permukaan yang kasar tersebut mampu mengabrasi gigi
lawannya.

12
E. Restorasi Inlay
Inlay merupakan tambalan yang dibentuk diluar mulut dengan jalan
membuat model malam terlebih dahulu atau tidak, dapat bersifat logam
maupun non logam dan disemen pada kavitas. Sebelum resin ditemukan,
porselen merupakan bahan dasar dari restorasi gigi dalam bentuk porselen
murni. mahkota porselen murni yang pertama dibuat oleh Land pada tahun
1889, di mana sebelumnya pada tahun 1884 ia menggunakan dapur gas
untuk melebur porsele tahun 1894, L.E . Custer menggunakan dapur api
listrik. tahun 1898 pertama kali ditemukan low-fusing porselen untuk
membuat inlay. Dengan diperkenalkannya pewarnaan mineral pada tahun
1904, memungkinkan bagi operator untuk membuat inlay porselen dan
mahkota gigi yang dianggap sebagai seni keramik yang bermutu tinggi.
Dari segi estetis, memang tidak ada yang menandingi, tetapi karena sulit
untuk mendapatkan warna yang baik, dan kerena perlu keahlian khusus
dalam manipulasi, maka penggunaan porselin menjadi sangat terbatas.
sejak tahun 1959 penggunaan resin akriilik sebagai bahan restorasi
yang cepat mendapat tempat di dalam dunia kedokteran gigi. Resin akrilik
merupakan bahan sintetis dari Asam Akrilik yang secara kimia dikenal
dengan nama methyl methacrylate. bahan ini terdiri dari monomer, bahan
cair dan polimer, bahan bubuk dalam bentuk sederhana, yang bila berpadu
akan memebntuk resin yang keras. faktor yang digunakan untuk
memindahkan panas dalam reaksi pengerasan resin akrilik dikenan sebagai
sistem aktivator.

KEUNTUNGAN DAN KEBURUKAN INLAY PORSELEN DAN


INLAY AKRILIK

INLAY PORSELEN
Keuntungan :

 Warnanya dapat disesuaikan dengan warna gigi

13
 Daya kondensasinya rendah dan tolerandi dari jaringan lunak
sangat baik
 permukaannya licin seperti kaca

Kerugian :

 Ketahanan yang rendah terhadap benturan


 Kurang dapat beradaptasi terhadap dinding kavitas
 untuk pembuatannya dibutuhkan suatu tungku yang special
(khusus)

INLAY AKRILIK

Keuntungan :

 pembuatannya hanya memerlukan waktu yang singakat


 warna dipilih sesai dengan warna gigi

Kerugian :

 daya estetika kurang, karena itu akan mudah terlepas dari gigi
 mudah menjadi aus bila digunakan untuk mengunyah

Pada umur dibawah 10 tahun tidak dianjurkan menggunakan bahan


tambalan ini karena pada pasien muda tingkat insidens kariesnya
masih tinggi.

INDIKASI DAN KONTRA INDIKASI INLAY LOGAM

INDIKASI :

1. Untuk karies yang besar dan dalam, terutama yang meuluas sampai
ke aproksimal
2. sebagai penyangga bridge

14
3. gigi yang mengalami abrasi yang luas atau pada karies yang lebar
meskipun masing dangkal
4. pada gigi yang menerima tekanan oklusi yang besar,
5. pada kasus kasus dimana di perlukan :

 perlindungan terhadap jaringan periodontal


 kontak yang lebih baik dengan gigi tetangga
 menghindari terjadinya penimbunan sisi makanan

6. untuk menambah tambalan pada kelas IV


7. bila keadaan sosial ekonomi pasien mengijinkan

KONTRA INDIKASI:

1. kebersihan rongga mulut yang jelek


2. pada pasien dengan insident karies yang tinggi
3. pada pasien muda dibawah 10 tahun

INDIKASI DAN KONTRAINDIKASI DARI INLAY PORSELEN


DAN INLAY AKRILIK

INDIKASI:

1. pada kasus dimana faktor estetik sangat penting diperhatikan


2. pada daerah yang mengalami erosi disebbabkan oleh cara menyikat
gigi yang salah
3. pada kavitas yang besar di permukaan proksimal gigi depan

KONTRA INDIKASI :

Pada kleas I, II, IV

15
BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan
Indirect Restoration adalah restorasi yang dibuat diluar mulut pasien
yang akan dilekatkan atau disemen pada gigi pasien yang telah
dipreparasi setelah siap dipasang .Restorasi logam dilakukan secara
indirek yakni dilakukan diluar mulut penderita. Jenis-jenis restorasi ini
adalah inlay, onlay, mahkota/ crown, dan mahkota pigura. Keempat
jenis tersebut mempunyai tahapan yang sama. Dalam pembuatan
model malam, yang harus diperhatikan adalah daerah kontak
proksimal dan kontur anatomisnya karena akan mempengaruhi
kelangsungan gigi tersebut didalam mulut penderita. Apabila daerah
kontak proksimal terdapat celah, maka akan terjadi sekunder karies
pada pasien penggunanya. Begitu pula dengan kontur anatomis.

2. Saran
Dalam pembuatan restorasi gigi logam sebaiknya harus melihat
indikasi nya yaitu : gigi vital/ non vital,sudah tidak bias ditambal
lagi,karies yang meluas sampai menghilangkan cusp gigi,jaringan
periodfontal sehat,tidak ada riwayat pada bahan mahkota pasak .

16
Daftar Pustaka

https://rumaysho.com/1279-hukum-makan-dengan-tangan-kiri.html

https://kbbi.web.id/makan

https://medicalzone.org/adab-makan-dan-minum-seorang-muslim-ditinjau-dari-
segi-kesehatan-1/

https://m.dream.co.id/your-story/remehkan-sabda-rasul-pria-ini-tak-bisa-gerakan-
tangannya-160324l.html

17

Anda mungkin juga menyukai