“INDIRECT RESTORATION”
Disusun Oleh :
D4 KEPERAWATAN GIGI
Dengan Menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha
Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadiratnya, yang telah
melimpahkan Rahmat,hidayah,dan inayah. Sehingga dapat menyelesaikan
makalah tentang “indirect restoration” ini dan manfaatnya untuk masyarakat.
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
B. TUJUAN ............................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian ........................................................................... 3
E. Restorasi Inlay...................................................................... 13
A. KESIMPULAN ................................................................. 16
B. SARAN .............................................................................. 16
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Restorasi gigi pada perawatan endodonti yang mengabaikan integritas
dari struktur akar gigi yang tersisa menyebabkan saluran akar rentan
fraktur karena dinding saluran akar yang tersisa menjadi lebih tipis.
Preparasi gigi yang dibutuhkan pada perawatan endodonti berpengaruh
pada kerapuhan gigi karena kekurangan komposisi air dan kehilangan
dentin. Kerusakan dan fraktur gigi adalah masalah yang mungkin
terjadi akibat kelemahan dari struktur gigi nonvital. Beberapa
penelitian menemukan kegagalan restorasi pulpa dengan pasak lebih
tinggi dibanding restorasi pada gigi vital. Beberapa penyebab utama
kegagalan adalah karies rekuren, kegagalan perawatan endodonti,
penyakit periodontal, kesalahan peletakan pasak, kegagalan sementasi,
pemisahan pasak dan inti, pemisahan mahkota dan inti, kehilangan
retensi pasak, fraktur inti, kehilangan retensi mahkota, distorsi pasak,
fraktur pasak, fraktur gigi, dan fraktur akar.
B. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian dari restorasi logam dan indirect
restoration.
2. Untuk mengetahui apa saja macam-macam dari indirect restoration.
3. Untuk mengetahui alat dan bahan yang akan digunakan dalam
pembuatan restorasi logam.
4. Untuk mengetahui tahap-tahap pembuatan restorasi logam.
1
C. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari restorasi logam dengan indirect restoration ?
2. Apa saja macam-macam indirect restoration ?
3. Apa saja alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan
restorasi logam ?
4. Apa saja kah tahap-tahap pembuatan restorasi logam ?
2
BAB II
ISI
1. Inlay
Inlay adalah restorasi yang digunakan pada gigi yang di preparasi
pada bagian Oklusal Distal (OD), Oklusal Mesial (OM) atau Mesio
Oklusal Distal (MOD). Inlay sudah jarang digunakan untuk kavitas
sederhana dan umumnya hanya digunakan untuk gigi-gigi yang
berkebutuhan khusus, seperti gigi yang sudah lemah karena karies dan
cenderung fraktur bila tidak dilindungi atau bila retensi sulit dibuat.
Berikut ini merupakan macam klas pada inlay (JD Eccles, RM Green,
1994):
a. Inlay Klas I : Merupakan kelas sederhana , yang jarang digunakan
b. Inlay Klas II : Misalnya digunakan pada gigi yang daerah MOD
terkena, sehingga perlu adanya perlindungan edengan cara
menghilangkan tonjolan-tonjolan lemah untuk kemudian di
preparasi dengan menggunakan veneer .
3
c. Inlay Klas III dan IV :Misalnya digunakan pada jembatan atau
attachnment untuk jembatan semi cekat.
d. Inlay Klas V : Misalnya untuk retensi pada geligi tiruan sebagian
,atau dapat digunakan pasak untuk perawatan kavitas uang
dangkal akibat abrasi atau erosi.
Indikasi :
1. Baik untuk kavitas yang kecil/ karies proksimal lebar
2. Bila diperlukan untuk restorasi klamer dari suatu gigi tiruan
(pegangan), misalnya: inlay bukal atau disto/mesial inlay yang
perlu untuk dibuatkan “ Rest Seat”, untuk gigi tiruan.
3. Kavitas dengan bentuk preparasi > 1,5 jarak central fossa ke
puncak cusp
4. Mengembalikan estetik pada restorasi gigi posterior yang
mengalami kerusakan akibat adanya karies sekunder
Kontraindikasi :
· secara direct
4
· secara indirect
· persiapan inlay
· persiapan kavitas
2. Onlay
Onlay adalah restorasi pada gigi yang morfologi oklusalnya
mengalami perubahan karena restorasi sebeltorasi inumnya, karies,
atau penggunaan fisik. Restorasi ini meliputi seluruh yang meliputi
seluruh daerah oklusal yang meliputi cusp-cusp gigi (Baum, Phillips
Lund, edisi III, 1997)
Indikasi :
5
Indikasi yang populer bagi onlay adalah menggantikan restorasi
amalgam yang rusak. Juga berguna untuk merestorasi lesi karies yang
mengenai kedua permukaan proksimal. Ciri-ciri utama dari restorasi
ini adalah mempertahankan sebagian besar jaringan gigi yang
berhubungan dengan gingival dan hal ini merupakan suatu
pertimbangan periodontal yang sangat membantu. (Baum, Lloyd dkk.
1997 : 544)
· Akses ke karies
· Keyway
6
Di bagian ini kavitas harus didalamkan memakai bur bulat
kecepatan rendah dan dengan cara yang sama dengan preparasi untuk
amalgam dengan jalan membuang dentin karies pada pertautan email-
dentin. Ketika dentin karies pada pertautan email-dentin telah dibuang,
dinding email dapat dipecahkan dengan pahat dan tepi kavitasnya
dihaluskan dengan pahat pemotong tepi gingiva. Preparasi dibuat miring
10oterhadap sumbu gigi dengan bur fisur tunsten carbide kecepatan tinggi.
· Pembuatan bevel
3. Mahkota/crown
Restorasi gigi yg menutupi atau mengelilingi seluruh permukaan gigi
yg telah dipreparasi. Restorasi ini dibuat untuk gigi yang mengalami
kerusakan sehingga tidak bisa ditambal lagi tetapi gigi tersebut masih
7
vital. Restorasi ini biasanya digunakan pada gigi premolar dan molar
rahang bawah karena karies yang luas atau tambalan yang rusak
(Baum, Phillips Lund, edisi III, 1997).
Indikasi:
1. Gigi vital/ non vital
2. Sudah tidak bisa ditambal lagi
3. Karies yang meluas sampai menghilangkan cusp gigi
4. Jaringan periodontal sehat
5. Tidak ada riwayat alergi pada bahan mahkota pasak
Kontraindikasi:
1. Karies pada gigi masih belum meluas masih tergolong pit dan
fissure
2. Jaringan pendukung tidak memungkinkan adanya mahkota karena
adanya periodontitis kronis
3. Tidak adanya gigi antagonis sehingga menyebabkan mukosa
palatal iritasi
4. Gigi yang akan dibuatkan mahkota masih vital artinya tidak sampai
perforasi.
5. Kondisi gigi pada lengkung rahang tidak crowded.
4. Mahkota Pigura
Mahkota tuang dimana bagian labial atau bukal diberi facing yang
sama dengan warna gigi. Facing tersebut lebih mirip dengan veneers
(JD Eccles, RM Green, 1994).
8
pengukir cleoid discoid, lampu Bunsen atau lampu alkohol, dan instrument
waxing P.K. Thomas. Untuk pembuatan sprue dan penanaman model malam
yang dibutuhkan adalah pembentuk sprue, pin sprue, cincin logam (bumbung
tuang), bahan pelapik (non asbestos liner), bahan tanam pilihan (thermal),
bowl dan spatula pengaduk, pengukur cairan, wetting agent, dan vibrator.
Selanjutnya, pada saat pembuangan malam yang dibutuhkan adalah oven
pembakaran, mesin pengecor, gas dan semprotan udara atau wadah peleburan
listrik, larutan asam dan tempatnya, logam pengisi, sentrifugal, dan blowtorch.
Sedangkan pada tahap terakhir adalah pemolesan yang membutuhkan mini
bur, disc, rubber merah dan hijau, serta stone merah dan hijau (Baum, Phillips
Lund, edisi III, 1997).
1. Mengolesi die dengan “die separator” dengan tujuan model malam bisa
dilepas dari die.
2. Membentuk restorasi yang akan dibuat dengan menggunakan inlay wax,
sesuai dengan bentuk anatomis gigi aslinya.
3. Menghaluskan model malam yang telah terbentuk dengan alkohol torch.
4. Mengkilapkan model malam yang telah terbentuk dengan menggunakan
air sabun.
5. Mempersiapkan penanaman yang meliputi crusible former, sprue, ventilasi
dan juga memasang non-asbestos liner pada bumbung tuang.
6. Melekatkan sprue pada daerah tertebal model malam dengan sudut tumpul.
9
7. Memasang model yang telah terpasang sprue ke crusible former dan
menyesuaikan dengan ketinggian pada bumbung tuang.
8. Mengolesi model malam beserta sprue dengan menggunakan wetting
agent.
9. Menunggu hingga wetting agent mengering.
10. Menanam model malam.
11. Melepas crusible former dari bumbung tuang. Kemudian lakukan buang
malam diatas api selama ± 1 jam atau hingga bahan tanam tidak lagi
tampak kebiruan yang berarti sisa malam telah habis. Kemuadian lakukan
casting logam dengan menggunakan blowtorch dan centrifugal.
12. Menunggu hingga bumbung tuang agak dingin.
13. Membongkar bumbung tuang dan mengeluarkan hasil tuangan kasar.
14. Fitting dengan cara mencoret-coret die dengan pensil, sehingga bagian
yang belum fit dapat diketahui dengan mudah.
15. Finishing, menggunakan stone merah dan hijau.
16. Polishing, menggunakan rubber merah dan hijau. Lakukan polishing
tersebut sampai model malam mengkilat.
10
1. Pada tahap awal yakni pengulasan die dengan die separator agar model
malam dapat dilepas dari die. Pengulasan die separator tidak boleh
terlalu banyak atau sedikit. Jika terlalu sedikit, malam tidak akan bisa
dilepas dari die. Namun, jika terlalu banyak, akan berpengaruh pada
malam tersebut. Malam yang digunakan untuk model malam akan
menjadi getas dan mudah fraktur.
2. Untuk menghaluskan dan mengkilapkan model malam.saat
menghaluskan model malam gunakan alkohol torch yang anginnya
telah kita control terlebih dahulu agar inlay wax tidak berubah. Selain
itu, gunakan kapas dan air sabun untuk mengkilapkannya. Model
malam harus mengkilap karena akan mempermudah kita pada tahap
finishing dan polishing.
3. Mempersiapkan penanaman yang meliputi crusible former, sprue,
ventilasi dan juga memasang non-asbestos liner pada bumbung tuang.
Tujuan pembuatan sprue adalah sebagai jalannya logam yang mencair
menuju mould. Diameter sprue harus disesuaikan dengan model
malam yang tertebal. Jika diameter sprue terlalu kecil, maka terjadi
pemadatan sprue sebelum tuangan memadat dan terjadi porositas
penyusutan setempat. Panjang sprue harus cukup panjang agar posisi
model malam tepat pada bumbung tuang kira-kira 6 milimeter dari tepi
ujung bumbung tuang (Kenneth J. Anusavice, edisi 10, 2004). Sprue
dan crucible harus rata permukaannya, agar aliran logam dapat
berjalan lancar. Selain itu pemasangan non asbestos liner juga
berpengaruh untuk memberi ruang saat bahan tanam menaglami
ekspansi. Pemasangan ventilasi dibutuhkan sebagai jalan keluarnya
udara.
4. Melekatkan sprue pada daerah tertebal model malam dengan sudut
tumpul. Agar sprue tidak menyebabkan aliran langsung dari logam cair
menuju ke daerah tepi yang tajam atau bagian yang tipis karena logam
cair dapat mengabrasi atau mematahkan bahan tanam di daerah
tersebut dan mengakibatkan kegagalan pengecoran. Tidak boleh
11
ditempatkan tegak lurus pada permukaan yang datar dan lebar karena
mengakibatkan terjadinya turbulensi atau arus putar dari logam cair di
dalam kavitas mould dan porositas yang parah (Kenneth J. Anusavice,
edisi 10, 2004).
5. Memasang model yang telah terpasang sprue ke crusible former dan
menyesuaikan dengan ketinggian pada bumbung tuang. Letaknya kira-
kira 6 milimeter dari ujung terbuka bumbung tuang agar gas-gas dapat
dialirkan dan meminimalisir terjadinya porusitas.
6. Mengolesi model malam beserta sprue dengan menggunakan wetting
agent untuk menurunkan tegangan permukaan model malam sehingga
bahan tanam dapat melekat erat pada model malam tersebut.
Alternative lai yang digunakan untuk menurunkan tegangan
permukaan model malam adalah dengan air sabun namun, model
malam harus bebas dari buih-buihnya.
7. Penanaman model malam dengan bahan tanam. Perbandingan antara
air dan bubuk bahan tanam harus sesuai. Bahan tanam yang terlalu
encer mudah pecah, sedangkan bahan tanam yang terlalu pekat
berakibat udara tidak dapat keluar. Gunakan vibrator saat mengaduk,
agar tidak ada udara yang terjebak.
8. Pembuangan malam dan pemanasan. Bahan tanam dinyatakan telah
bersih dari malam apabila tidak nampak kebiru-biruan pada
permukaannya.
9. Fitting, finishing, dan polishing. Fitting dilakukan dengan tujuan agar
gigi tiruan tersebut cocok dengan pasien. Sehingga nyaman untuk
dipakai. Finishing dilakukan untuk menghilangkan buble. Dan
selanjutnya adalah polishing yakni mengkilapkan gigi tiruan dengan
rubber merah dan hijau agar permukaan gigi tiruan tidak kasar.
Dimana permukaan yang kasar tersebut mampu mengabrasi gigi
lawannya.
12
E. Restorasi Inlay
Inlay merupakan tambalan yang dibentuk diluar mulut dengan jalan
membuat model malam terlebih dahulu atau tidak, dapat bersifat logam
maupun non logam dan disemen pada kavitas. Sebelum resin ditemukan,
porselen merupakan bahan dasar dari restorasi gigi dalam bentuk porselen
murni. mahkota porselen murni yang pertama dibuat oleh Land pada tahun
1889, di mana sebelumnya pada tahun 1884 ia menggunakan dapur gas
untuk melebur porsele tahun 1894, L.E . Custer menggunakan dapur api
listrik. tahun 1898 pertama kali ditemukan low-fusing porselen untuk
membuat inlay. Dengan diperkenalkannya pewarnaan mineral pada tahun
1904, memungkinkan bagi operator untuk membuat inlay porselen dan
mahkota gigi yang dianggap sebagai seni keramik yang bermutu tinggi.
Dari segi estetis, memang tidak ada yang menandingi, tetapi karena sulit
untuk mendapatkan warna yang baik, dan kerena perlu keahlian khusus
dalam manipulasi, maka penggunaan porselin menjadi sangat terbatas.
sejak tahun 1959 penggunaan resin akriilik sebagai bahan restorasi
yang cepat mendapat tempat di dalam dunia kedokteran gigi. Resin akrilik
merupakan bahan sintetis dari Asam Akrilik yang secara kimia dikenal
dengan nama methyl methacrylate. bahan ini terdiri dari monomer, bahan
cair dan polimer, bahan bubuk dalam bentuk sederhana, yang bila berpadu
akan memebntuk resin yang keras. faktor yang digunakan untuk
memindahkan panas dalam reaksi pengerasan resin akrilik dikenan sebagai
sistem aktivator.
INLAY PORSELEN
Keuntungan :
13
Daya kondensasinya rendah dan tolerandi dari jaringan lunak
sangat baik
permukaannya licin seperti kaca
Kerugian :
INLAY AKRILIK
Keuntungan :
Kerugian :
daya estetika kurang, karena itu akan mudah terlepas dari gigi
mudah menjadi aus bila digunakan untuk mengunyah
INDIKASI :
1. Untuk karies yang besar dan dalam, terutama yang meuluas sampai
ke aproksimal
2. sebagai penyangga bridge
14
3. gigi yang mengalami abrasi yang luas atau pada karies yang lebar
meskipun masing dangkal
4. pada gigi yang menerima tekanan oklusi yang besar,
5. pada kasus kasus dimana di perlukan :
KONTRA INDIKASI:
INDIKASI:
KONTRA INDIKASI :
15
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Indirect Restoration adalah restorasi yang dibuat diluar mulut pasien
yang akan dilekatkan atau disemen pada gigi pasien yang telah
dipreparasi setelah siap dipasang .Restorasi logam dilakukan secara
indirek yakni dilakukan diluar mulut penderita. Jenis-jenis restorasi ini
adalah inlay, onlay, mahkota/ crown, dan mahkota pigura. Keempat
jenis tersebut mempunyai tahapan yang sama. Dalam pembuatan
model malam, yang harus diperhatikan adalah daerah kontak
proksimal dan kontur anatomisnya karena akan mempengaruhi
kelangsungan gigi tersebut didalam mulut penderita. Apabila daerah
kontak proksimal terdapat celah, maka akan terjadi sekunder karies
pada pasien penggunanya. Begitu pula dengan kontur anatomis.
2. Saran
Dalam pembuatan restorasi gigi logam sebaiknya harus melihat
indikasi nya yaitu : gigi vital/ non vital,sudah tidak bias ditambal
lagi,karies yang meluas sampai menghilangkan cusp gigi,jaringan
periodfontal sehat,tidak ada riwayat pada bahan mahkota pasak .
16
Daftar Pustaka
https://rumaysho.com/1279-hukum-makan-dengan-tangan-kiri.html
https://kbbi.web.id/makan
https://medicalzone.org/adab-makan-dan-minum-seorang-muslim-ditinjau-dari-
segi-kesehatan-1/
https://m.dream.co.id/your-story/remehkan-sabda-rasul-pria-ini-tak-bisa-gerakan-
tangannya-160324l.html
17