Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kelenjar saliva merupakan suatu kelenjar eksokrin yang berperan penting
dalam mempertahankan kesehatan jaringan mulut. Kelenjar saliva mensekresi
saliva ke dalam rongga mulut. Saliva terdiri dari cairan encer yang mengandung
enzim dan cairan kental yang mengandung mukus. Menurut struktur anatomis dan
letaknya, kelenjar saliva dapat dibagi dalam dua kelompok besar yairu kelenjar
saliva mayor dan kelenjar saliva minor. Kelenjar saliva mayor dan minor
menghasilkan saliva yang berbeda-beda menurut rangsangan yang diterimanya.
Rangsangan ini dapat berupa rangsangan mekanis (mastikasi), kimiawi (manis,
asam, asin dan pahit), neural, psikis (emosi dan stress), dan rangsangan sakit.
Besarnya sekresi saliva normal yang dihasilkan oleh semua kelenjar ini kira-kira
1-1,5 liter per hari.
Saliva (kelenjar air liur), sekresi yang berkaitan dengan mulut, diproduksi oleh
tiga pasang kelenjar saliva utama selenjar sublingual, kelenjar parotis, dan
kelenjar submandibula yang teletak di luar rongga mulut dan menyalurkan air liur
melalui duktus-duktus pendek kedalam mulut. Selain itu, terdapat kelenjar luar
minor di lapisan mukosa pipi. Saliva terdiri dari 99,5% H2O serta 0,5% protein
dan elektrolit. Protein air liur yang terpenting amilase, mukus, dan lisozim.
Kelenjar ini juga tidak terlepas dari penyakit. Penyakit yang mengenai kelenjar
saliva kadang sulit dideteksi karena strukturnya yang kecil. Saat ini teknologi
semakin maju, dan alat untuk mendiagnosis penyakit ini pun semakin
berkembang. Sialoendoskopi merupakan salah satu alat diagnostik pilihan yang
dapat digunakan pula sebagai sarana terapi. Ada beberapa penyakit yang sering
terjadi pada kalenjar saliva seperti parotitis, tuberkulosis primer kelenjar saliva,
sialadenitis suparaif akut, sarkoidosis, dan sialolitiasis. Pada kesempatan kali ini
kami akan menjelaskan secara spesifik mengenai sialolitiasis.

1
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan, disusun permasalahan :

1.2.1 Apa pengertian dan sinonim dari sialolithiasis?


1.2.2 Bagaimana mekanisme dan gejala klinis sialolithiasis?
1.2.3 Bagaimana gambaran radiologi sialolithiasis?
1.2.4 Apa saja diagnosis banding dari sialolithiasis?

1.3 Tujuan

Makalah ini bertujuan untuk mengetahui kelainan sialolithiasis, mekanisme,


gambaran klinis, dan diagnosis bandingnya.

1.4 Manfaat

1.4.1 Memberikan informasi mengenai penyakit sialolithiasis.


1.4.2 Memberikan informasi mengenai gambaran klinis dan diagnosisnya.
1.4.3 Makalah ini diharapkan juga dapat menjadi pedoman masyarakat
khususnya mahasiswa dalam mengenali penyakit sialolithiasis.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian dan Sinonim Sialolithiasis

Sialolithiasis adalah formasi struktur terkalsifikasi yang berkembang di dalam


kelenjar atau duktus saliva yang berasal dari akumulasi debris dalam lumen
duktus yang terdiposisi kalsium pada nidus. Debris termasuk mukus, bakteri, sel
epitel duktus atau benda asing. Sinonim dari sialolithiasis adalah kalkulus dan
batu saliva.

2.2 Mekanisme Penyakit dan Gejala Klinis

Sialolitiasis adalah pembentukan kalsifikasi obstruksi di dalam saluran saliva.


Sialolith dapat terbentuk pada kelenjar ludah mayor maupun minor atau
salurannya, tetapi biasanya hanya satu kelenjar yang terlibat. Kelenjar
submandibular dan saluran Wharton adalah yang paling sering terlibat (83%
kasus). Jika satu batu ditemukan, setidaknya satu dari empat peluang ditemukan di
tempat lain. Sialolith dapat menghalangi saluran sekretori, mengakibatkan infeksi
retrograde kronis karena penurunan aliran saliva. Gejala klinis termasuk
pembengkakan intermittent dan rasa sakit pada saat makan dan tanda-tanda
infeksi.

2.3 Gambaran Radiologi

Tergantung pada tingkat kalsifikasinya, sialolith dapat muncul radiopak,


radiolusen atau pemeriksaan radiografi (20% hingga 40% dari kasus mungkin
tidak cukup dikalsifikasikan menjadi radiopak dan kadang-kadang disebut sebagai
"mucous plugs" . Sialolith bentuknya bervariasi dari bentuk cerutu yang panjang
hingga bentuk oval atau bulat. Ketika terlihat, mereka biasanya memiki struktur
internal radiopak yang homogen.

3
B

Gambar A: Partial image dari standard occlusal mandibular, menunjukkan letak


sialolith (panah).
Gambar B : Sialogram dari pasien yang sama menunjukkan aliran bahan kontras
melewati batu (panah pendek) dan cacat pengisian negatif (panah panjang) dari
sialolith radiolusen yang lebih kecil.

Gambar : Proyeksi radiografi intraoral.


Radiografi oklusal mandibula yang
kurang terang menunjukkan sialolith
radiopak di saluran Wharton.

Sialografi membantu dalam penghalang lokasi yang tidak terdeteksi


dengan radiografi nyeri, terutama jika sialolith adalah radiolusen. Agen kontras
biasanya mengalir disekitar sialolith mengisi saluran proksimal pada obstruksi.
Sistem duktus sering mengalami pelebaran pada proksimal ke obstruksi dan
menunjukkan adanya obstruksi bahkan ketika tidak terlihat. Agen kontras yang
mengalir di sekitar sialolith lebih radiopak dan mungkin mengaburkan sialolith
kecil. Sialoliths radiolusen tampak sebagai rongga pengisian saluran ductal.
Sialography seharusnya tidak terlihat jika batu radiopak telah terlihat pada
radiografi proyeksi berada di bagian distal saluran karena prosedur dapat
memindahkannya secara proksimal ke dalam sistem ductal, mempersulit
pemindahan berikutnya. Pencitraan MDCT juga dapat mendeteksi sialolith yang

4
dikalsifikasi secara minimal yang tidak terlihat pada proyeksi atau gambar biasa.
Ukuran pengukuran sialolith radiopak telah dilaporkan sedikit berbeda dari
pengukuran yang dilakukan dengan US dan histomorfometry.
US memiliki nilai terbatas dalam diagnosis inflamasi dan penyakit
obstruktif, tetapi studi yang lebih baru menunjukkan itu wajar dapat digunakan
dalam menunjukkan sialoliths. Lebih dari 90% batu lebih besar lebih dari 2 mm
dideteksi sebagai titik-titik padat dengan karakteristik bayangan akustik.
Sialolith harus dibedakan dengan phleboliths dan kalsifikasi distrofi
kelenjar getah bening. Phlebolith biasanya memiliki pusat radiolusen. Kelenjar
getah being yang terkalsifikasi biasanya tampak berbentuk menyerupai “kembang
kol”. Pada gambar panoramik, tonsilliths palatina memiliki lokasi yang mirip
dengan sialolith parotis. Superimposed diatas ramus, tetapi dapat dibedakan
karena mereka biasanya multiple, punctate, dan diinterpretasikan lebih rendah
daripada bidang oklusal.

Gambaran Ultrasonography (US) dari


kelenjar parotid kanan. Tampilan US
merupakan tipe dari tumor ludah
jinak. (Courtesy Department of
Radiology, Baylor University Medical
Center, Dallas, TX.)

2.4 Diagnosis Banding

Ada beberapa penyakit yang perlu dibedakan dengan sialolitiasis, infeksi akut
kelenjar liur sering disebabkan oleh infeksi virus terutama virus mumps. Selain itu
dapat disebabkan oleh virus Coxsockie A, parainfluenzae, bias juga peradangan
pada kelenjar parotis seperti sialadenitis bacterial akut yang disebabkan oleh
Staphylococcus aureus atau pyogens, Streptococcus viridans atau pneumoniae
atau Hemophilus influenzae. Infeksi kronik yaitu sialadenitis kronis yang berulang

5
akibat infeksi bakteri non pyogenik atau penyakit limphoepiteial seperti Sjorgen’s
syndrome.

6
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Sinonim dari sialolithiasis adalah kalkulus dan batu saliva. Sialolitiasis
adalah pembentukan kalsifikasi obstruksi di dalam saluran saliva. Sialolith
dapat terbentuk pada kelenjar ludah mayor maupun minor atau salurannya,
tetapi biasanya hanya satu kelenjar yang terlibat.Sialolith dapat menghalangi
saluran sekretori, mengakibatkan infeksi retrograde kronis karena penurunan
aliran saliva.
Sialolith dapat muncul radiopak atau radiolusen. Sialolith bentuknya
bervariasi dari bentuk cerutu yang panjang hingga bentuk oval atau bulat.
Ketika terlihat, mereka biasanya memiki struktur internal radiopak yang
homogen. Jika pelepasan tidak terjadi, sialolith dapat diangkat dengan
operasi, dengan metode pengambilan "basket" yang lebih konservatif, dan
sebagai upaya terakhir dengan eksisi total kelenjar liur yang terlibat. Ada
beberapa penyakit yang perlu dibedakan dengan sialolitiasis, infeksi akut
kelenjar liur seringdisebabkan oleh infeksi virus terutama virus mumps.
3.2 Saran
Kami selaku penyusun mengharapkan setelah membaca materi sialolith
ini, dapat lebih mengetahui mengenai materi ini dan dapat menjaga kesehatan
dan kebersihan tubuh agar terhindar dari sialolith. Diharapkan adanya
pengembangan dengan materi ini.

7
DAFTAR PUSTAKA

White SC, Pharoah MJ. Oral Radiology Principles and Interpretation. 7th ed.
St.Louis:Sauders Elsevier. 2014. Canada.
Stefanno, Aditya. 2018. LAPORAN KASUS SALIVARY GLAND STONE
(SIALOLITHIASIS). Denpasar : Universitas Udayana.
Elvia, Muhtarum Yusuf. DIAGNOSIS DAN TERAPI SIALOLITIASIS
KELENJAR LIUR. Dep THT-KL Fakultas Kedokteran Universitas
Airlangga.

Anda mungkin juga menyukai