Anda di halaman 1dari 4

Maksilaris Antrolith : Sebuah Penyebab Langka dari Sinusitis Berulang

Pengantar
Antrolith adalah massa yang terbentuk akibat kalsifikasi dalam sinus maksilaris. Nidus dari
kalsifikasi bisa berasal dari luar (benda asing di sinus) atau dalam (lendir yang tidak mengalir
dan massa yang terbentuk akibat kolonisasi jamur). Kebanyakan antroliths ukurannya kecil dan
tanpa gejala. Ukuran yang lebih besar dapat timbul sebagai sinusitis dengan gejala seperti nyeri
dan adanya discharge. Laporan kasus. Kami melaporkan kasus seorang wanita 47 tahun yang
merasa wajah sisi kiri terasa lebih berat dan gigi molar 2 kiri yang bergoyang sejak dua bulan
yang lalu. CT scan dari kompleks osteomeatal dan sinus paranasal menunjukkan gambaran opak
bilateral dari sinus maksilaris dan daerah dengan densitas tulang yang tidak berbentuk di sinus
maksilaris kiri. Karena ukuran massa, neoplasma jinak dipertimbangkan sebagai diferensial
diagnosis. Selama bedah sinus endoskopi, ditemukan antrolith, yang berhasil teratasi melalui
antrostomy dan bedah Caldwell-Luc.
Diskusi. Antrolith merupakan kondisi yang jarang ditemukan. Rhinoliths sering mengenai
antrum maksila, tapi lesi lokal di antrum sangat tidak biasa. Sebuah kasus antrolith terisolasi
disajikan karena jarang ditemukan dan untuk diferensial diagnosis dari penyakit antral yang
terlokalisasi.
Kesimpulan. Antrolith harus dipertimbangkan sebagai diferensial diagnosis dari lesi radiopak
unilateral pada sinus paranasal.
Pendahuluan
Antrolith adalah massa yang terbentuk akibat kalsifikasi yang terjadi pada sinus
maksilaris. Batu yang timbul di rongga antrum jarang terjadi, dan perkembangannya mirip
dengan sialolith. Mereka mungkin terbentuk di sekitar nidus atau lendir yang pekat, yang terus
tumbuh karena pengendapan garam kalsium pada lapisan konsentris [1, 2]. Antroliths kecil
biasanya asimtomatik dan ditemukan secara kebetulan pada pemeriksaan radiografi rutin [3].
2. Laporan Kasus
Seorang wanita 47 tahun datang kepada kami dengan keluhan pipi kiri terasa beratsejak dua
bulan dan gigi molar 2 kiri yang goyang dan baru saja terjadi. Dia juga memberitahu keluarnya
discharge purulen berbau dari hidung sebelah kiri sejak seminggu terakhir. Dia pernah
melakukan operasi Caldwell-Luc di sisi kiri pada tahun 1984 untuk menghilangkan penyakit
polypoid unilateral luas. Riwayat Keluarga dan pribadi tidak signifikan.
Pemeriksaan fisik umum tampak normal tanpa adanya perubahan bentuk atau kelainan
yang jelas. Pemeriksaan rongga mulut mengungkapkan adanya gigi molar 2 kiri atas yang
goyang disertai adanya discharge purulen muncul disamping gigi memperlihatkan adanya fistula
oroantral. Dinding posterior faring menunjukkan adanya postnasal drip yang tebal. Rongga

hidung dan sinus paranasal pada pemeriksaan dasar normal tetapi terdapat deviasi septum tingkat
menengah dan kulit yang lebih peka terhadap rasa sakit yang melapisi sinus maksilaris kiri.
Sistem lainnya tampaknya secara klinis normal. Jadi dengan diagnosis sinusitis maxillaris
reccurent dan fistula oroantral, kami melanjutkan pemeriksaan ct-scan dari kompleks
osteomeatal dan sinus paranasal, hasilnya menunjukkan adanya opasitas dari sinus maxillaris
bilateral dan daerah yang tidak berbentuk dengan densitas tulang dalam sinus maksilaris kiri,
sugestif osteoma (Gambar 1). Kita juga berpikir adanya keganasan pada sinus maksilaris.
Sebelum intervensi operatif, diagnostik menyeluruh menggunakan endoskopi hidung dilakukan
yang memperlihatkan adanya discharge purulen tebal di meatus media(Gambar 2 dan 3). Semua
pemerikssan hematologi dan biokimia berada dalam batas normal. Dalam rangka untuk
mengurangi gejala dan mencapai diagnosis definitif, kami merencanakan sebuah operasi sinus
endoskopik. Antrostomy lebar dilakukan yang memperlihatkan adanya massa keras kecoklatan
seperti pasir dikelilingi oleh nanah dan mukosa yang polypoid (Gambar 4). Setelah diselidiki,
massa mudah digerakan dengan bebas tidak melekat ke dinding antral. Karena sulit untuk
mengambil antrolith melalui antrostomy, dialkukan operasi Caldwell-Luc, dan batu kecil
berukuran 2 1 cm telah diambil dan dikirim untuk dilakukan pemeriksaan histopatologi
(Gambar 5 dan 6). Sebuah bedah sinus endoskopik dilakukan di bagian lain. Pasien mendapat
cefuroxime intravena, dan pasien sembuh pada periode pasca operasi tanpa suatu gangguan.
Pemeriksaan kultur dan sensitivitas dari pus yang berasal dari sinus maksilaris kiri
mengungkapkan adanya pertumbuhan klebsiella spp.resistant terhadap ampisilin dan peka
terhadap sebagian besar antibiotik parenteral lainnya. Beradsarkan hasil spesimen intraoperatif
diagnosis menjadi berubah kemungkinan osteoma, keganasan, rhinoscleroma, dan fungal
concretions dikesampingkan setelah sesuai dengan prosedur dekalsifikasi dan pewarnaan asamSchiff secara periodik. Kita menemukan massa berkapur yang bentuknya tidak teratur dan tidak
melekat pada dinding sinus maksilaris, dan dengan demikian secara logis kami menyimpulkan
diagnosis kami menjadi sinolith / rhinolith pada sinus maxillaris, dengan kata lain disebut
sebagai antrolith. Hal ini dikonfirmasi sebagai dekalsifikasi efektif dari massa dimana hanya
bahan organic yangt tertinggal.
3. Diskusi
Antroliths adalah adanya badan kalsifikasi dalam rongga antral. Rhinolith pertama kali
dideskripsikan pada tahun 1845 untuk menggambarkan sebagian atau seluruh hidung berlapiskan
benda asing[1]. Terjadinya antroliths sangat jarang, dan total hanya 30 kasus telah dilaporkan
dalam literatur sampai tahun 2005[2, 3]. Yang paling sering terkena adalah sinus maksilaris,
diikuti oleh sinus frontalis [2]. Rhinoliths hamper selalu terjadi secara sepihak. Kharoubi
melaporkan kasus yang tidak biasa dari rhinolithiasis bilateral setelah kehancuran bagian
posterior septum nasal [4]. Benda asing antral membentuk inti dari antrolith. Inti utama bisa
berasal dari endogen dan jarang berasal dari eksogen. Jika inti utaman muncul disekitar jaringan
tubuh normal atau abnormal, berarti berasal dari endogen.Pembentuknya termasuk gigi dan
fragmen tulang, darah, nanah, lendir, dan jamur [2]. Di sisi lain, jika nidus untuk kalsifikasi

berasal dari luar tubuh, maka disebut eksogen. Nidus eksogen terdiri dari bahan yang berbeda,
seperti kapas, selulosa [5], kertas [6],tembakau [7], burs gigi [8], implan gigi [9], GP poin, dan
silver poin [10]. Benda asing yang lebih aneh termasuk peluru [11], potongan kaca, batu [12],
kayu [13], rumput, tongkat pertandingan [14], pasir [15], dan lintah hidup [16]. Ada laporan
bahwa pengisian berlebihan dasar kanalis sinus maksilaris menyebabkan sinusitis [17]. Setelah
pencabutan gigi, fistula oroantral tidak dapat segera terdeteksi jika tes Valsalva tidak dilakukan
[18]. Setelah penyembuhan, fistula oroantral menjadi kecil dan tidak terdeteksi selama prosedur
impresi. Pasta zink oksida-eugenol melewati fistula dan membentuk plastic dan setelah proses
penyembuhan membentuk benda asing di dalam sinus maksilaris. Diagnosis hanya dibuat ketika
pasien memperlihatkan gejala klinis sinusitis [19]. Terlihat bahwa mukosa endonasal utuh, setiap
partikel kecil yang dapat masuk hidung selama inspirasi dieliminasi melalui sekresi lendir dan
mekanisme dari silia. Jika mukosa rusak, partikel tersebut dapat tetap berada di rongga hidung
dan ukurannya bertambah melalui sekresi dari garam mineral dan inkrustasi [20]. Patogenesis
dari pembentukan batu sinus paranasal yang tidak sepenuhnya dipahami. Tapi, faktor
predisposisi penting tampaknya lamanya infeksi, drainase sinus yang buruk, dan adanya benda
asing di sinus. Cairan purulen kemudian menjadi terkonsentrasi, dan garam mineral, terutama
kalsium fosfat dan calciumcarbonate akan mengendap. Akibatnya, sebagian atau seluruh kerak
dari benda asing antral terbentuK [2]. Pasien dengan antrolith mungkin asimtomatik dan
mungkin kebetulan ditemukan pada pemeriksaan radiologi rutin [21]. Namun, gambaran klinis
yang biasa timbul berupa nyeri wajah, obstruksi hidung, epistaksis, discharge purulent atau
bernoda darah, berbau busuk, postnasal drip, dan fistula oroantral [2]. Namun, dakriosistitis,
otore, anosmia, perforasi palatum, dan septum perforasi juga dilaporkan dalam literatur [20].
Secara Radiografi, gambaran padat, tidak teratur seperti massa dapat diidentifikasi dalam antrum.
Mereka dapat dilihat pada foto panoramic, periapikal, dan waters sebagai tambahan
menggunakan ct-scan [6]. kalsifikasi fokal antral juga terlihat di sinus diisi dengan bola jamur
Aspergillus fumigatus (noninvasif mycetoma) [7]. Antroliths harus termasuk dalam diagnosis
diferensial dari radiopacities ditemukan yang ditemukan pada atau didekat daerah sinus
maksilaris. Diagnosis lain yang mungkin bisa berupa adanya gigi tambahan, fragmen akar,
osteoma, kompleks odontoma, mature cementoma, kondensasi osteitis periapikal, exostosis
bukal, torus palatine, impaksi gigi, benda asing, dan bahkan neoplasma dalam kasus-kasus besar
massa kalsifikasi dari daerah antral [3, 8]. Manajemen dari antrolith harus mencakup operasi
pengangkatan batu melalui operasi sinus endoskopi dengan atau tanpa operasi Caldwell-Luc,
bersama dengan perawatan yang tepat dari infeksi sinus. Dalam kasus kami, faktor predisposisi
berupa tertinggalnya potongan kecil tulang pada operasi Caldwell-Luc terakhir. Jadi, kami
menyarankan irigasi menyeluruh rongga sinus setelah operasi sinus endoskopi untuk mencegah
pembentukan antrolith dikemudian hari akibat nidus endogen.
4. Kesimpulan
Meskipun jarang, antrolith harus dianggap sebagai sebuah diferensial diagnosis dari lesi
radiopacitas di sinus paranasal. Sebuah operasi sinus endoskopi dikombinasikan dengan

Caldwell-Luc adalah prosedur yang dapat diandalkan untuk mengambil antrolith di sinus
maksilaris, karena memberikan eksposur yang lebih baik, ventilasi, dan drainase dari sinus.

Anda mungkin juga menyukai