Hani Uswah Hasanah Mariana Maratussolihah Leukemia merupakan penyakit ganas, progresif pada organ- organ pembentukan darah yang ditandai dengan proliferasi dan perkembangan leukosit serta pendahulunya secara abnormal di dalam darah dan sumsum tulang belakang (Ahmad Ramadi, 1998). leukemia mieloid leukemia limfoid
Akut dan Kronik
Leukemia Limfoblastik Akut (LLA) Merupakan kanker yang paling sering menyerang anak-anak dibawah umur 15 tahun, dengan puncak insidensi antara umur 3 sampai 4 tahun. Manifestasi klinis : 1. Hematopoesis normal terhambat 2. Penurunan jumlah leukosit 3. Penurunan sel darah merah 4. Penurunan trombosit
Leukeumia Limfositik Kronik (LLK)
Leukemia Limfositik Kronik (LLK) ditandai dengan adanya sejumlah besar limfosit matang yang bersifat ganas dan pembesaran kelenjar getah bening. Lebih dari 3/4 penderita berumur lebih dari 60 tahun. Manifestasi : 1. Adanya anemia 2. Pembesaran organ abdomen 3. Jumlah eritrosit dan trombosit mungkin normal atau menurun 4. Terjadi penurunan jumlah limfosit (limfositopenia) Leukemia Mielositik akut (LMA) Leukemia akut ini mengenai sel stem hematopoetik yang kelak berdiferensiasi ke sel myeloid, monosit, granulosit, eritrosit, dan trombosit.
Gambaran klinis LMA, yaitu : terdapat peningkatan leukosit,
pembesaran pada limfe, rasa lelah, pucat, nafsu makan menurun, anemia, ptekie, perdarahan , nyeri tulang, infeksi.
Leukemia Mielogenus Kronik (LMK)
Leukemia Mielositik (mieloid, mielogenous, granulositik, LMK) adalah suatu penyakit dimana sebuah sel di dalam sumsum tulang berubah menjadi ganas dan menghasilkan sejumlah besar granulosit (salah satu jenis sel darah putih) yang abnormal.
Gambaran klinis LMK mirip dengan LMA, tetapi gejalanya
lebih ringan yaitu : Pada stadium awal, LMK bisa tidak menimbulkan gejala. Tetapi beberapa penderita bisa mengalami kelelahan dan kelemahan, kehilangan nafsu makan, penurunan berat badan, demam atau berkeringat dimalam hari, perasaan penuh di perutnya (karena pembesaran limpa). Gejala : Komplikasi
Pilek tidak sembuh-sembuh Pembesaran Hati dan
Pembesaran Limpa Pucat, lesu, anemia, mudah terstimulasi Osteonekrosis Demam dan anorexia Thrombosis Berat badan menurun Komplikasi Oral Ptechiae, perdarahan, epistaksis, memar tanpa sebab
Nyeri pada tulang dan persendian Pemeriksaan Laboratorium
Nyeri abdomen Hitung darah lengkap complete blood cell (CBC). Pungsi lumbal Etiologi Foto toraks Faktor genetik Radiasi Aspirasi sumsum tulang Pemindaian tulang atau survei Obat-obat imunosupresif kerangka untuk mengkaji keterlibatan tulang. Faktor herediter Pemindaian ginjal, hati, limpa untuk mengkaji infiltrat leukemik. Kelainan kromosom Jumlah trombosit menunjukkan kapasitas pembekuan. Penatalaksanaan Farmakologis : 1. Kemoterapi Jenis pengobatan kanker ini menggunakan obat-obatan untuk membunuh sel-sel leukemia. Pasien leukemia bisa mendapatkan kemoterapi dengan berbagai cara: Melalui mulut Dengan suntikan Melalui kateter Dengan suntikan langsung ke cairan cerebrospinal 2. Kortikosteroid 3. Sitostatika
Penatalaksanaan Non Farmakologis
Transplantasi Sel Induk /Stem Cell Transplantasi sel induk memungkinkan pasien diobati dengan dosis obat yang tinggi, radiasi, atau keduanya. Dosis tinggi ini akan menghancurkan sel-sel leukemia sekaligus sel-sel darah normal dalam sumsum tulang. Kemudian, pasien akan mendapatkan sel-sel induk (stem cell) yang sehat melalui tabung fleksibel yang dipasang di pembuluh darah besar di daerah dada atau leher. Hemofilia adalah penyakit koagulasi darah kongenital karena anak kekurangan faktor pembekuan VIII (Hemofilia A) atau factor IX (Hemofilia B).
Hemofilia A, hemofilia yang paling umum ditemukan,
keadaan terkait X yang disebabkan oleh kekurangan faktor koagulasi VIII. Disebut juga hemofilia klasik.
Hemofilia B, jenis hemofilia yang umum ditemukan,
keadaan terkait-X yang disebabkan oleh kekurangan faktor koagulasi IX. Disebut juga chrismast disease.
Hemofilia C, gangguan autosomal yang disebabkan
oleh kekurangan faktor koagulasi XI, dan ditandai dengan episode berulang perdarahan dan memar ringan, menoragia,perdarahan pascabedah yang hebat dan lama, dan masa rekalsifikasi dan tromboplastin parsial yang memanjang. Disebut juga plasma tromboplastin antecedent deficiency. Manifestasi Klinis Etiologi Perdarahan berlebihan dari tali pusat Penyebab Hemofilia adalah karena anak pada bayi hemophilia baru lahir. kekurangan factor pembekuan VIII Hemofilia ringan, perdarahan lama (Hemofilia A) atau factor IX (Hemofilia hanya ketika luka. B), terjadi hambatan pembentukan Hemofilia sedang, perdarahan lama trombin yang sangat penting untuk jika terjadi trauma/pembedahan. pembentukan normal bekuan fibrin Hemofilia berat, perdarahan lama fungsional yang normal dan pemadatan terjadi secara spontan tanpa cedera
sumbat trombosit yang telah terbentuk Manifestasi umum: kulit memar,
perdarahan memanjang akibat luka, pada daerah jejas vaskular. hematuria spontan
Klasifikasi Komplikasi
Berat Perdarahan intrakranial
Hipertensi Sedang Kerusakan ginjal Ringan Hepatitis Reaksi transfusi alergi terhadap produk darah Trombosis atau tromboembolisme Uji Laboratorium dan Diagnostik
Uji Laboratorium Uji fungsi hati
Jumlah Trombosit SGPT
Masa Protrombin SGOT
Masa trompoplastin parsial Fosfatase alkali
Masa perdarahan Bilirubin
Masa pembekuan trombin
Terapi suportif
Melakukan pencegahan baik menghindari
luka atau benturan
Lakukan Rice, Ice, Compressio, Elevation
(RICE) pada lokasi perdarahan Penatalaksanaan Kortikosteroid, untuk menghilangkan proses inflamasi pada sinovitis akut
Analgetik, diindikasikan pada pasien
hemartrosis dengan nyeri hebat
Terapi pengganti factor pembekuan
Dilakukan dengan memberikan F VIII atau F IX baik rekombinan, konsentrat maupun
komponen darah yang mengandung cukup banyak factor pembekuan tersebut. Hal ini berfungsi untuk profilaktik/untuk mengatasi episode perdarahan. Jumlah yang diberikan bergantung pada kadar plasma faktor yang kurang. Terimakasih