Anda di halaman 1dari 28

MLD’s 1

OSNe KG15
EXO: anastesi & exo

• Standar prosedur operative adalah PI nya dibawah 20%, jadi sebaiknya sebelum exo
di scalling dulu
• Prinsip exo:
o Asepsis: menggunakan povidone iodine dengan gerakan melingkar dari dalam
keluar
o Anastesi: cek mukosa bukal lingual, lidah, margin gingiva, dll dengan pinset
apakah terasa tebal/kebas
o Minimal trauma:
▪ 1. Separasi jaringan (memutus perlekatan gigi dg jaringan) dengan
eksavator/desmotom hingga darahnya keluar membanjiri
▪ 2. Lalu diungkit menggunakan bein/luxator,
• Penggunaan bein: pinch grap (untuk gigi atas→fiksasi bag gusi
dg jari telunjuk dan jempol) dan slings grap (untuk gigi
bawah→ fiksasi bag gusi dg jempol, telunjuk, dan jari tengah)
o Regio 4 sling: tangan memeluk px, gigi dipegang oleh
jempol dan telunjuk, dan jari tengah untuk menyangga
mandibula
o Regio 3 sling: gigi di pegang oleh jari tengah dan
telunjuk, dan jempol untuk menyangga ramus
mandibula
• Cara bein: hanya boleh di bukal, karena di lingual tulangnya
tipis, posisi bein horizontal akan axis gigi dan gerakan
memutar bein seperti ngengas motor sampai ada
ungkitan→jika gigi sudah loose ditandai dengan adanya buih
udara
▪ 3. Gunakan forceps, jika masih keras gerakan mengulek (angka 8), jika
sudah loose bisa bukal-lingual
o Hemostasis
• Tahapan:
o Posisikan pasien hingga relax dan tidak tegang
o Posisi operator
▪ Maxilla: mulut px berada diatas siku operator, sandaran kursi harus
membentuk 120 derajat, telapak tangan menghadap atas, operator
jam 7-9
▪ Mandibula: mulut px berada dibawah dataran siku operator, sandaran
kursi membentuk sudut 110/lebih tegak, telapang tangan
supinasi/menghadap bawah, operator di belakang (regio 4), di depan
jam 7-9 (regio 3)
o Gerakan bukal-lingual → dicabut
o Spulling dengan NaCl
o Dep
MLD’s 2

o Menghaluskan tulang-tulang septum yang tajam dengan bone file/gunting


o Apabila masih ada jaringan granulasi, dilakukan kuretase
o Apabila masih ada gusi yang robek atau flabby, sebaiknya diambil (dipotong
dengan gunting)
o Spulling dengan povidone iodine
o Socket di massage/di dekatkan lagi, agar penyembuhan lukanya diharapkan
lebih cepat
o Px diinstruksikan untuk menggigit kapas (kapas diberi povidone iodine di
bagian yg menghadap gingiva)
o Tidak ada penjahitan, penjahitan hanya dilakukan apabila lukanya besar/lebar
atau perdarahan yang tidak berhenti atau open flap, misal M1+P1+P2
o KIE
▪ Jangan makan makanan panas
▪ Minum minuman yang dingin
▪ Jangan menghisap socket
MLD’s 3

SINKOP

• Syok Anafilaktik, penanganan→suntik adrenaline


o Saat syok anafilaktik pembuluh darah melebar, aliran darah tidak maksimal dan
jaringan di tubuh akan mengalami kekurangan darah sehingga menyebabkan
gagalnya perfusi jaringan secara sistemik→sinkop
o Penanganannya suntik adrenalin intramuscular→evaluasi setiap saat nafas, nadi,
jantung selama 30menit-1jam (tidak boleh langsung pulang)
o Penanganan jika kekurangan oksigen adalah dengan vredenbeg position: kaki diatas,
lalu perawatan oksigenasi dg diberi tabung oksigen/oksikan dll, di jaga kesadarannya
dengan terus diajak berbicara
MLD’s 4

ANASTESI
Anastesi Blok

• Nervus yang teranastesi (36)


o N. alveolaris inferior
o N. buccalis/Bucal longus
o N. lingualis
• Bagian yang teranastesi:
o Sudut mulut
o Gigi di regio tersebut
o Mukosa di regio tersebut
o Bag. lidah di regio tersebut
o Mentalis
o Bibir

Anastesi Infiltrasi

• Nervus yang teranastesi (P1 kanan bawah)


o N. alveolaris inferior di gigi tersebut
o Jika ada polip pulpa→anastesi intra pulpa
o Opsi 2 polip pulpa→anastesi intra ligament→namun jika terlalu banyak
dosisnya/deponirnya (anastesi yang mengandung vasokontriktor) akan
menyebabkan dry soket, karena anastesi membuat perdarahan berkurang→tidak
ada blood clot (pembekuan darah)
MLD’s 5

HO OSnE PANUM

• ALAT BAHAN
o Wire 0,4
o Needle holder: yang besar dan paruhnya pendek
o Sonde: untuk Teknik single ivy/stout
o Disimpul dengan putaran ke kanan
o Menyimpul di luar bibir, jadi wire harus Panjang, agar bibir tidak terluka
o Wire di potong sesuai kebutuhan
MACAM-MACAM TEKNIK

• Single Ilap/Ivy (untuk 2 gigi: 1 yang di luksasi 1 yang sehat, bisa untuk ante dan
poste)→mirip dengan stout tapi beda cara melakukannya.
Contoh: goyang I2, pegangannya I1
o Siapkan wire pendek saja, sekitar 5mm
o Buat loop dulu diluar mulut dan di kunci simpul 2x
o Kawat yang pendek masuk ke I1 (karena simpul di I1), dan yang panjang
masuk ke I2 dan melewati I1 (kawatnya masuk ke loop)
o Kencangkan wire dengan cara menyimpul wire (wire di fiksasi dengan needle
holder, lalu di tarik sejajar dengan gigi dan di simpul)
o Loop bisa menambah kekencangan, dengan cara sonde di masukkan dan loop
di putar 2x/lebih hingga terfiksasi
o Wire di potong 3-4mm setelah gigi yang luksasi sudah terfiksasi secara klinis
o Wire di sembunyikan (wire→ditekuk dengan needle; loop→ di arahkan ke
incisal; pegang needle seperti pensil, lalu ditekan ke interdental)
• Stout (continuos)→Untuk >2 gigi.
Prinsip: menempatkan 1 kawat sebagai main wire
Contoh: Gigi M1-P1
o Siapkan kawat minimal 3-4x panjang gigi
o Tempatkan main wire di bukal M1, lalu kawat panjang masuk di interdental
palatal M1-P2 dan keluar di bawah kawat
o Masuk interdental lagi melalui atas kawat (saat ditarik tidak boleh kencang,
harus ada loop yang tersisa→di beberapa buku di ganjal dg kawat
tenol/tembaga atau di sisakan 2-3mm), dst gigi selanjutnya
o Kencangkan wire dengan cara menyimpul wire (wire di fiksasi dengan needle
holder, lalu di tarik sejajar dengan gigi dan di simpul)
o Kencangkan masing-masing gigi dengan mengencangkan loop, dengan cara
sonde di masukkan dan loop di putar 2x/lebih
o Wire di potong 3-4mm setelah gigi yang luksasi sudah terfiksasi secara klinik
o Wire di sembunyikan (ditekuk dengan needle/loop di arahkan ke incisal,
pegang needle seperti pensil, lalu ditekan ke interdental)
• Essig (interrupted)→ada main wire (0,5mm) dan sekunder wire (0,4mm)
Contoh: Gigi M2-P2
MLD’s 6

o Siapkan main wire sepanjang 3x Panjang gigi yang ingin dilakukan


o Siapkan sekunder wire +- 5-6cm sebanyak 3 buah
o Masukkan main wire
o Kunci main wire dengan menyimpul namun tidak terlalu kencang
o Masukkan sekunder wire, jika awal masuk melalui atas wire, selanjutnya
masuk melalui bawah wire
o Simpul sekunder wire
o Lakukan untuk gigi seterusnya
o Di cek secara klinis apakah masih ada luksasi pada masing-masing gigi
o Jika belum, kencangkan lagi main wire lalu sekunder wire
• Risden (di buku didikmen): menggunakan kawat >0,5-0,6 untuk membuat main wire
o Masukkan wire melingkar di M2, lalu simpul kearah anterior (kawat simpul
jadi main wire
o Masukkan sekunder wire (dari atas dan keluar bawah), lalu simpulkan
o Bisa untuk fiksasi intermaxillary pada kasus fraktur condyles→fiksasi close
method(konvensional)
• Cara melepas wire
o Desinfeksi area
o Anastesi lokal infiltrasi (karena ada yang tertutup jar lunak)
o Ivy: kendorkan loop, kendorkan simpul di mesial→wire keriting maka
dipotong→tarik wire yang di labial→tarik wire yang di palatal
o Essig: longgarkan kawat sekunder→potong salah satu sisi wire→tarik lepas
saja wire yang tersisa→setelah lepas sekunder wire semua, lepas main wire
• Indikasi Ivy
o Untuk 2 gigi saja
o Untuk menarik intermaxillary, bikin ivy maxilla dan mandibula→ditarik (bisa
diganti dg Teknik risden)
MLD’s 7

HO PRR PANUM
• PRR: pake resin
• PAR: pake SIK
• Indikasi PRR:
o Karies 1 titik
o Karies tidak menyusuri fisur
• Kontra Indikasi PRR:
o Karies luas
o Adanya karies atau lesi yang melibatkan interproksimal
• Sonde nyangkut → fisur nya dalam → fissure sealant
• Kalau gigi desidui lebih baik pakai SIK, karena ada release flournya. Karena pada gigi
desidui lebih banyak dentin dan emailnya tipis
• Setelah menumpat bagian titik kariesnya, fissure sekitarnya yang dalam diberi fissure
sealant (Tipe A-C), kecuali fissure nya landai
• Alat dan bahan
o Alat diagnostik
o Burnisher
o Low speed
o LC
o Propilaxis phase
o Dentin conditioner
o Etsa
o Bonding
o Silant
o Lining
o GIC tipe restorasi
o Resin flowable yang tidak ada fillernya→resin al fil composite yang
mengandung banyak BisGMA→ 3M Cleanpro Sealant
• Bonding
o Generasi 5: total etch, adper single bond (hitam oren), perlekatan paling kuat
dibanding generasi 6 dan → karena adanya prosedur peng etsaan sendiri,
dimana asam posfat 37 benar-benar membentuk mikropit sehingga ada
tambahan secondary retention sehingga bahan bonding bisa masuk ke
mikropit
o Generasi 7: single bond universal (donker ada list oren), mekanismenya
memodifikasi smear layer sebagai penambah retensi atau pondasi
o Generasi 8: jika generasi 5 gada, karena dia bisa pake etsa dan dibilas
o Kapan butuh perlakatan kuat, kapan butuh yang biasa aja?
▪ Selektif etch tidak di dentin, namun di email
▪ Ketika kavitas hanya di email maka butuh yang retensi kuat →
generasi 5
▪ Ketika kavitas dalam dan mendekati pulpa dan banyak dentin, maka
harus konservatif→jika pakai etsa akan membahayakan pulpa, maka
dipilih generasi yang sedikit etsanya (total etch universal)
▪ Kelas 4 butuh perluasan bevel kearah labial dan mikropit sehingga
butuh generasi 5 karena untuk retensinyaIndikasi GIC: gigi desidui,
MLD’s 8

banyak karies, gigi belum erupsi sempurna, hipersalivasi, px kurang


kooperatif
• Indikasi RK: px koperatif, kontaminasi minimal, gigi sudah erupsi sempurna
• Tipe PRR:
o Tipe A: kerusakan hanya di bagian email. Kedalaman 0,25-0,5mm (max ½
email), hanya pake sealant, gaperlu pake bonding karena cukup di email tidak
berlekatan dengan dentin, pakai bur ¼-½ mm.
o Tipe B: lebih dalam, bisa pake SIK/RK, perlu pakai bonding sebagai jembatan
antara dentin dengan resin, bonding dari dentin ke email, selama di genangin
di angin-angin supaya masuk ke tubulus dan solvent nya menguap), pakai bur
1-2 mm.
o Tipe C: sudah dekat dengan pulpa (butuh CaOH), pakai bur 2 atau >2 mm.
Propilaxis sebelum perawatan di brush pumis tanpa pasta, karena pada pasta
ada kandungan minyaknya yang apabila di bilas gak hilang, sehingga
menghambat perlekatan bonding.
• Prosedur PRR Tipe A: (prosedur sama seperti Tipe B)
o Bersihkan gigi, di brush agar gada debrisnya
o PRR: kerusakannya hanya berupa titik, maka nge burnya tidak meluas, Cuma
atas bawah aja (intermitten)
o Bersihkan dengan brush dan angin dari 3 way syringe
o Isolasi
o Aplikasi etsa
o Aplikasi bonding, tunggu dan angin-anginkan (dipantulkan anginnya)
o LC selama 20 detik
o Aplikasi RK flowable, ratakan, jangan sampai ada bubble
o LC 20 detik
o Cek oklusi dengan articulating paper
o Finishing dan polishing (dengan enhance)
• Prosedur PRR Tipe C:
o Cek kedalaman karies sampai mana
o Gigi dibersihkan, dengan brush
o Isolasi area kerja
o Bersihkan karies dengan bur diameter 0,5mm, dengan gerakan atas bawah
(intermitten)
o Lakukan eksavasi dan bersihkan dengan angin 3 way syringe
o Aplikasikan perlindungan pulpa dengan CaOH
o Manipulasi SIK Lining (Fuji Tipe 1) sesuai takaran
o Aplikasikan SIK Luting
o Tekan-tekan dan tunggu hingga setting
o (Etsa dan bonding dulu jika pake RK)
o Manipulasi SIK restorasi
o Aplikasikan SIK restorasi (jangan sampai matte, namun saat glossy di
pindahkan)
o Aplikasikan cocoa butter atau varnish
o Cek oklusi dengan articulating paper
o Edukasi px untuk tidak makan selama 30 menit
o SIK tidak bisa di poles, jadi ditunggu saja setting time nya selama 24 jam
MLD’s 9

OPDENT KG15
❖ Mount hume
o Site: OPS (oklusal(pit&fissure)-proksimal-servikal)
o Size: 3&4 indirect, 2 RK

❖ Prinsip Preparasi
o Outline form: membuat bentuk dan batas preparasi
o Resistense form: membuat bentuk restorasi agar tahan terhadap tekanan
pengunyahan dan tidak pecah, permukaan terutama di pulpa wall harus halus
(kalau runcing/tajam kena tekanan nanti bisa retak), jika di amalgam harus di
bandingkan rasio gigi:amalgam, jika terlalu banyak amalgam nanti bisa
memecahkan gigi
o Retention form: agar restorasi tidak lepas
▪ Primary: secara fisik keliatan→pembuatan undercut, dovetail
▪ Secondary: mikropit
▪ RK: minimum preparation, retensinya hanya secondary karena
minimun preparasinya
▪ Amalgam: retention prevention form
o Conviniece form: memudahkan pelepasan atau insersi
o Menghilangkan jaringan karies dan email yang tidak didukung dentin
o Menghaluskan bagian-bagian yang lancip/tajam
o Toliet of the cavity: semprot dengan 3 way syringe, pemberian cavity cleaser
(CHX 0,2%) untuk anti bakteri
MATRIKS
❖ Menggunakan matriks berdasarkan letak kavitasnya
o Jika melibatkan 1 atau 2 surface (mesial dan oklusal) → crossectional (merk:
Palodent)
o Jika melibatkan multisurface (MOD) → sircumferensial: Tofel mayer
❖ Assesement: dx, dd, klasifikasi, prognosis
❖ TP: tidak ditulis lengkap, yang ditulis lengkap detail hanya pada saat PL
❖ TP: misal 1. KIE, 2. Medikasi, 3. Kontrol
MLD’s 10

HO OPDENT PANUM

• Tumpat Kelas I
o Round bur menyusuri fisur sampai jaringan karies hilang
o Cek pada permukaan kavitas menggunakan sonde untuk cek undercut atau
bagian yg tajam
o Gunakan fisur bur untuk dinding kasar bag kavitas
o Bilas dg air keringkan
o Aplikasi etsa selama 15 detik
o Bilas selama 20 detik
o Keringkan sampai moist
o Aplikasikan bonding selama 10 detik dg mikrobrush
o LC selama 20 detik
o Aplikasikan bahan RK per layer 2mm, lalu dikondensasikan
o Tiap layer LC selama 40 detik
o Pada layer terakhir bahan dibentuk sesuai dengan kontur gigi dengan
burnisher
o Lalu light cure
o Haluskan dengan finishing polishing bur
o Cek apabila masih ada bagian yang tajam dengan eksavator atau sonde
o Cek gigitan dengan articulating paper untuk melihat apakah ada traumatic
oklusi
o Jika tumpatan dekat dengan dentin, aplikasikan lining yaitu SIK tipe 1
• Tumpat Kelas II
o LCE kasus kelas II dan IV
• Cara memasang matrix sircumferensial
o Cek seluruh komponen alat
o Try in matrix ke giginya terlebih dahulu, sesuaikan dengan kontur gigi dengan
memotong matrix tersebut
o Lipat matrix lalu pasangkan ke bagian kepala matrix lalu kunci dengan
memutar bagian lengan pendeknya
o Aplikasi matrix pada gigi dengan memposisikan matrix 1,5mm lebih besar dari
gigi
o 0,5mm dibawah gingiva
o Rapatkan matrix band dengan memutar lengan Panjang hingga mengikuti
kontur gigi
o Cek dengan sonde, apabila sudah rapat maka ujung sonde tidak dapat masuk
o Pasang wedges
o Lepas wedges
o Longgarkan matrix band dengan memutar lengan pendek
o Lepaskan salah satu bagian matrix terlebih dahulu, lalu sisi satunya, dengan
mengangkat melalui oklusal, usahakan tidak menyentuh bagian yang baru di
preparasi
MLD’s 11

o Digunakan untuk restorasi kelas II atau yg melibatkan bag proximal gigi agar
tidak menganggu gigi sebelahnya
• Cara memasang matrix seksional (untuk restorasi kelas II)
o Pasang wedges di bagian servikal gigi yang ingin di preparasi dengan pin
twizzer
o Letakkan matrix band diantara wedges dan daerah yang di preparasi
o Pasang ring untuk menahan matrix dengan menggunakan forceps
o Restorasi
o Lepas ring dengan forceps
o Lepas wedges pin twizzer
o Lepas matrix band, apabila matrix band nempel dengan RK, pisahkan dengan
sonde
o Kembalikan bentuk ring
• Tumpat Kelas IV
o Membuat long bevel (sudut 45) secara sirkumferensial min 1mm dengan
round dan fissure bur pada bagian labial dan palatal
o Letakkan matrix pada proximal gigi
o Aplikasikan etsa di daerah yang di preparasi dan tunggu selama 15 detik
o Bersihkan dg air mengalir atau cotton spray selama 20 detik
o Tunggu hingga moist
o Aplikasi bonding dengan mikrobrush, diamkan selama 10 detik
o Sinari LC selama 20 detik
o Aplikasi RK layer by layer (+- 2mm) dimulai dari palatal, interdental, lalu labial
dengan menggunakan plastis instrument
o Lakukan LC pada tiap layer selama 20 detik, pada layer akhir LC selama 40
detik
o Pastikan semua RK sudah menutup bagian preparasi dan membentuk
anatomi
o Lepas matrix
o Cek dengan articulating paper
o Finishing dan polishing
▪ Tappered untuk labial
▪ Flame untuk palatal
▪ ..Disk untuk interdental
▪ Bur soflex spiral pink untuk polishing labial dan palatal
▪ Bur soflex spiral krem untuk polishing labial dan palatal
• Restorasi MJ Indirek
o Pengurangan bagian incisal 1,5-2mm
o Pengurangan palatal dengan wheel bur mengikuti kontur asli 0,5-0,75mm
o Pengurangan labial dengan bur fisur mengikuti kontur 0,5-0,75mm
o Akhiran pundak berbentuk shoulder dan incisal dibentuk dengan kemiringan
5-7 derajat
o Dilakukan waxing yaitu membentuk seperti bentuk gigi asli yang nantinya
menjadi mahkota jaket
MLD’s 12

o Flasking
▪ Kuvet lapisi dengan Vaseline
▪ Membuat adonan gips plaster of paris dengan air dan gips 1:2 dan
diaduk dengan Gerakan memutar
▪ Masukkan kedalam kuvet, ratakan dan ketuk agar tidak ada porus
▪ Model malam diletakkan ke dalam kuvet dengan posisi labial
menghadap atas, bagian incisal dan servikal harus sama tinggi
▪ Tunggu setting +- 15 menit
▪ Oleskan Vaseline pada permukaan yg sudah setting
▪ Aduk gips
▪ Masukkan ke dalam kuvet dan di ratakan
▪ Tunggu setting +- 30 menit
▪ Buka kuvet
o Eliminasi wax
▪ Eliminasi wax dengan malam merah
▪ Oleskan CMS
▪ Manipulasi resin akrilik dengan monomer:polimer 3:1
▪ Masukkan resin akrilin kedalam mould space pada fase dough
▪ Ratakan dengan selopan
▪ Press kuvet
▪ Buang sisa resin akrilik
▪ Press hingga mould space terlihat padat
▪ Rebus dengan api sedang +- 1 jam
o Finishing dan Polishing
▪ Polishing dengan bur Arkansas hijau-biru-pink-putih
▪ Dengan wol bur yang diberi pumis
o Sementasi MJ
▪ Letakkan paper pad diatas glass pad
▪ Powder 1 sendok takar, liquid 2 tetes, lalu manipulasi dengan spatula
agat dan Gerakan melipat
▪ Masukkan adonan dengan plastis instrument ke dalam MJ
• Restorasi Indirek Inlay (untuk yang tidak melibatkan tonjol gigi)
o Preparasi
▪ Hilangkan jar nekrotik dengan round bur lalu initial restorasi dengan
bur tapered dg kedalaman 1mm
▪ Pembentukkan outline form
▪ Pasang matrix di 2 bag proximal
▪ Bentuk dinding axial konvergen atau melebar ke oklusal
▪ Membentuk cavity surface dan cavo surface membentuk 90 derajat
▪ Preparasi dinfding fasial dan lingual dengan bur tapered
▪ Preparasi bukal, axial, gingival dengan bur tapered pendek ujung
membulat
▪ Preparasi finishing dengan bur enhance dg ujung halus atau
membulat
MLD’s 13

o Pencetakkan
▪ Cetak dengan patty
▪ Lakukan tumpatan sementara pada gigi yang telah di restorasi
▪ Buat cetakan positif
▪ Pengisian dg layer by layer
▪ Lapisan pertama dg GIC
▪ Lapisan terakhir di bentuk sesuai dengan anatomi gigi
▪ Lepas restorasi inlay
▪ Bersihkan jika terdapat akses akses dengan bur finishing
▪ Mengecek kontak proximal dan daerah undercut dengan dental floss
o Insersi
▪ Letakkan tumpatan indirek dengan gigi yang sudah di preparasi
▪ Cek proximal dan undercut dengan dental floss
▪ Cek oklusi dengan articulating paper
▪ …
▪ Aplikasikan RK atau semen adhesive
▪ Insersi restorasi
▪ LC pada daerah insersi
▪ Polishing
• Tumpat Kelas III
o Preparasi dari arah lingual/palatal dengan bur bulat
o Bentuk retensi dengan bur bulat kecil dengan membentuk alur pada axial
incisal dan axial gingival angle
o Buat bevel dengan flame atau fisur ujung bulat
o Cek dengan sonde dan bersihkan kavitas
o Pasang wedges
o Pasang matrix pada bag proximal
o Aplikasi etsa, dicuci, dan ditunggu moist
o Aplikasi bonding dan ditunggu sekitar 20 detik
o LC selama 10 detik
o Aplikasikan RK
o LC selama 20 detik
o Finishing dan polishing
• Tumpat Kelas V
o Posisi operator jam 11-12
o Preparasi dengan pear shape bur, stabilisasi dengan finger support
o Haluskan permukaan dinding preparasi dengan handpiece lowspeed
o Pembuatan bevel 0,5mm dengan bur flame
o Bersihkan akvitas dengan dentin conditioner selama 10 detik, bilas dan
keringkan
o Aplikasikan GI conditioner, LC 20 detik
o Aplikasikan etsa, bilas, dan keringkan hingga moist
o Bonding dg mikrobrush selama 10 detik
o LC selama 20 detik
MLD’s 14

o Aplikasikan bahan RK dan membentuk anatomi


o LC selama 20 detik
o Finishing dan polishing
MLD’s 15

ORAL LESI KG15


❖ Px sariawan, dx primary herpetic gingivo
❖ Anamnesis → harus yang menjurus ke situ
o Sebelum muncul lesi, demam atau gak? → untuk konfirmasi itu disebabkan
virus atau engga
❖ Nulis resep, penjelasannya, dan penggunaannya
❖ Penyebab lesi: virus, candidiasis,
o Virus:
▪ Diawali demam
▪ Menular, bukan suatu keganasan dan bisa disembuhkan
▪ Obat kausatif: antiviral (acyclovir), 400mg (2x1), 200mg(5x1)
• Salep: untuk lesi diluar
• Oral: untuk lesi di dalem mulut
▪ Obat simptomatik: analgesik minum, benzydamine (obat kumur
analgesik untuk sebelum makan jika sangat sakit), CHX 0,2% merk
Minosep (jika bad oral hygine digunakan 3x1 setelah makan atau
malam dan pagi)
❖ Varicella zoster (varicella) → herpes zoster (singles)
❖ Mbah mengeluhkan rasa nyeri di gusi, ternyata dia pake GTSL : kronik atropik
kandidiasis/kandidiasis eritematous kronik/denture stomatitis
❖ Kandididasis ada 4 kondisi:
o Akut tapi tidak ada plak putih
o Akut pseudomembran kandidiasis: di swab hilang dan meninggalkan area
kemerahan
❖ Bakteri menurun, jamur meningkat
❖ Terapi untuk oral kandidiasis:
o Bayi: Nistatine drop no.3 S 3 dd 12ml
o Dewasa: R. nistantine oral suspensi et l no. 3 s 4 dd (dikulum)
❖ Obat sariawan sedikit: R. triamcilonide acetonide 0,1% krim tub 1 s 3 dd applic
pardol ac
❖ Obat sariawan multiple: R. benzydamine HCL 5% Fl No.I S 3 dd garg 1 ac
❖ Obat herpes: R. acyclovir tab 200mg no.XXV s.5dd tab 1 pc atau R. acyclovir 5% krim
tub 1 s. 3 dd applic pardol ac
MLD’s 16

HO OM PANUM
Oral Candidiasis→tampilannya bisa putih dan bisa merah, yang bisa di lakukan swab adalah
yg warnanya putih yang bisa dikerok/usap (akut pseudomembran candidiasis/oral thrush)

• Alat dan Bahan


o APD
o Cotton bath/lidi yang ujungnya ada kapasnya/stik es krim
o Wadah untuk menyimpan specimen lidah (harus steril dan tertutup rapat dan
punya media transform)
• Setelah swab: dikirim ke lab mikrobiologi, yang lebih spesifik untuk jamur→mikologi.
Jika eksisi apabila ada benjolan dikirim ke lab histopatologi anatomi
MLD’s 17
MLD’s 18

MACAM-MACAM LESI

❖ Herper Simplex Virus


o Tipe 1
▪ Primer (host seronegative→darah belum mengandung HSV)
▪ Sekunder (host seropositive→mengandung HSV)
• Intra Oral: gingiva dan palatum→recurrent intraoral herpes
• Ekstra Oral: perioral→herpes labialis
• Tangan→herpes withlow
o Tipe 2

MACAM-MACAM TIPE LESI


❖ Herpes Labialis→ Herpes Simplex Virus Type 1 (HSV-1)
o Lesi vesikel dan mengalami ulserasi
o Jumlah lesi berkelompok
o Letak lesi pada ekstraoral (tepi vermilion bibir)
o Didahului gejala prodromal→demam
o Letak pada gingiva dan palatum →infeksi sekunder HSV-1
o Letak pada intra oral → recurrent intraoral herpes simplex
o Patogenesis:
1. Pasca infeksi primer HSV-1
MLD’s 19

2. Virus masuk ke terminal saraf sensorik di perifer inokulasi dan


diangkat ke ganglion saraf trigeminal
3. Virus masuk ke dalam sel saraf dan virus terselubung di membrane
plasma→virus laten
4. Faktor pemicu terjadinya virus rekurren:
a. Paparan sinar matahari
b. Stres
c. Menstruasi
d. Trauma mekanis
e. Imunosupresi
5. Virus aktif Kembali→berpindah ke ganglion akar dorsal saraf sensorik
yang terletak di dalam epidermis dan di persimpangan epidermal-
dermal
6. Virus masuk ke jaringan sehingga membentuk infeksi yang berulang
7. Lesi diawali dengan gejala prodromal (tanda infeksi virus)
8. Terjadi perkembangan lesi: erytem→papula→vesikula→ulser
(sakit)→ulser (yang mengalami pengerasan kulit)→penyembuhan lesi
❖ Herpes Zooster
o Terdapat gejala prodromal→demam
o Lokasi unilateral
o Dapat terjadi pada intra oral maupun ekstra oral
❖ Erythem Multiform: penyakit kulit yang disebabkan oleh autoimun (tidak diketahui
penyebabnya) dan dapat dipicu oleh virus (dengan gejala prodromal) maupun obat
(tanpa ada gejala prodromal)
o Tanda khas (patogenik): lesi berbentuk telur ceplok
o Bisa bermanifestasi ke oral menjadi oral erythema multiform
o Letak lesi pada ekstremitas atas, bibir, mukosa, lidah
o Terdapat gejala prodromal (demam, gatal, terbakar)
❖ Herpangina
o Terdapat gejala prodromal→demam, badan tidak enak
o Vesikel berukuran 2-4mm
o Letak lesi vaskuler pada area non-keratin, pada intraoral→ palatum mole,
tonsil, oropharynx, dan uvula
o Dari makula (datar, merah)→papula→vesikel→pecah→ulkus
❖ Stomatitis Apthous
o Terdapat gejala prodromal pada intraoral
o Muncul soliter
o Letak lesi pada area non-keratin
o Berukuran <0,5cm, jumlah minor→1-5
o Berukuran diameter 1 cm berlangsung 1-4 minggu atau bulanan dan
meningalkan scar pada area non keratin, jumlah mayor→1-10
o Berukuran <0,5cm pada intraoral, jumlah 10-100→herpeticum
MLD’s 20

TERAPI KARENA HSV-1


❖ Terapi farmakologis:
Antivirus→kausatif (untuk memperpendek durasi)
o Acyclovir tab.400mg →2x1 min. 5 hari (10 tab)
o Acyclovir tab.200mg→4-5x1 min. 5 hari (15-20 tab)
o Acyclovir salep→5x1 sampai tanda hilang
o Obat kumur mengandung aloevera: untuk recurrent intraoral herpes
Antipiretik (efektif untuk prodromal →mencegah replikasi)
o Paracetamol tab 500mg→3x1
❖ Terapi non-farmakologi
o Asupan nutrisi yang cukup
o Istirahat cukup
o Makan bergizi
o Minum banyak air
❖ Edukasi ke px
o Isolasi diri untuk mencegah penularan ke orang lain→menular melalui saliva
o Menggunakan tabir surya→topi, masker, paying
o Mengurangi kontak fisik jika tidak ada kepentingan
o Tidak menggunakan alat makan, sikat gigi berbarengan
o Kontrol 5 hari pasca pemeriksaan
o Mandi menggunakan antiseptik
MLD’s 21

RADIOGRAFI KG15
❖ Pulpitis gabisa di diagnosis di rontgen, karena diagnosis pulpa butuh diagnosis
objektif (sondasi, dll)
❖ Interpretasi Radiologi: (Lewatjumbatuk→ letak, warna, jumlah, batas, bentuk)
o Mahkota
o Akar (jumlah, bentuk, saluran akar)
o Ligament periodontal
o Lamina dura
o Alveolar crest
o Bifurkasi
o Lesi (3SBCA)
▪ Site: letak dimana
▪ Shape (abses: membulat, ameloblastoma: bulbous busa sabun)
▪ Size
▪ Border
▪ Content: isinya
▪ Association (hubungan dengan jaringan sekitar)
❖ Interpretasi Mutu: (KonposDB→ kontras, posisi, detail, bentuk)
o Contrast: radiolusen dan opaknya gimana, baik apa buruk → “Kontras terlihat
baik/buruk”
o Objek: tepat ditengah/engga, mencakup seluruhnya, misal seluruh apikal, gak
Cuma 1/3 apikal → “Posisi obyek mencakup keseluruhan di radiograf”
o bentuk dan ukuran: elongasi atau memendek atau normal, ada tidaknya
distorsi→”Distorsi minimal/tidak ada tampak distorsi”
o Detail ketajaman: terlihat jelas apa engga detailnya: lamina dura, dll→ “Detail
tidak jelas”
o Kontras: terlihat baik
o Posisi objek: posisi objek
mencakup keseluruhan di
radiograf
o Bentuk: distorsi minimal
o Detail: tidak jelas
o DX radiograf: karies

• DX Radiograf: odontoma
complex
MLD’s 22

• Teknik oklusal untuk


mengetahui posisi/letaknya
lesinya di labial/palatal
• Tahapan
• Lepaskan perhiasan
• Posisikan pasien duduk
relax dan menggunakan
apron
• Film masukkan ke holder
• Masukkan ke mulut dan
arahkan film ke arah palatal
• Bisecting: suatu horizontal
(M:90) dan vertical berapa?

Fraktur Elis
1. Email
2. Dentin
3. Pulpa
4. Nonvital
5. Avulsi
6. Akar: bisa craking akar
7. Displacement
8. Mahkota tanpa akar:
fraktur di perbatasan
• Fraktur Elis kelas VI mahkota dan akar
9. Desidui
MLD’s 23

HO Perio PANUM
Gingivektomy
❖ Indikasi
o Enlargement gingiva (gingival hyperplasia), seberapa besar: hanya margin,
atau menutui setengah/seluruh mahkota
o Gingivitis>peradangan>pembengkakan, mudah berdarah terutama jika di
probing, konsistensi lunak, merah
o Enlargement, warna pink coral, inflamasi/iritasi yang bersifat kronis sehingga
sel-sel bertambah banyak
▪ Karena ortho, mengakibatkan jendul-jendul banyak
▪ Adanya pembengkakan karena jaringan fibrous yang berlebih
▪ Ada poket suprabony
▪ Poketnya tidak hilang setelah di scalling
❖ Tahapan
o Anamnesis
▪ Perbesaran di gusi
▪ Rasa tidak nyaman
▪ Berdarah
▪ Bau mulut
▪ Tidak enak waktu makan karena gusi tergigit
▪ Fundamental 4: penyakit dulu, sekarang, sosial, keluarga
o EO
o IO
▪ Inspeksi: warna (dimana? Stipling ilang?), tekstur, konsistensi, dimana
letaknya
▪ Perkusi: jika ada kecurigaan jar periapical
▪ Palpasi: jika ada abses(fluktuasi/tidak)
▪ Mobility: derajat?
▪ Probing depth: 6 titik, metode?, misal 3mm itu yg letaknya dimana?
▪ BOP: +/-?
▪ CAL
▪ Resesi
▪ Indeks: OHI, PI, GI
❖ Assesment
o Terdapat poket/enlargement, di regio….
o Localized/generalized
o Marginal/attached
o OHI px?
o Keadaan penyerta: pus/luksasi
o Et causa: plak kalkulus/drug induced/hormonal/dll
❖ Prognosis
o Px kooperatif, usia masih muda, kerusakannya seberapa besar (kalo ada
kegoyangan maka prognosisnya kurang bagus)
MLD’s 24

❖ TP (5 fase)
o Initial: scalling polishing untuk menghilangkan factor etiologi, DHE
o Kuratif: Gingivektomi
o Maintenance: kontrol plak, re-edukasi
❖ Alat
o Citojek
o Anastesi
o Poket marker ( 2set kanan kiri)
❖ Tahapan
o Asepsis
o Anastesi pada vestibulum kanan dan kiri, dan di sekitar area yang akan di
eksisi. Lihat perubahan warnanya, jika teranastesi setelah di deponir
warnanya pucat. Nanti perdarahannya lebih sedikit karena ada vasokontriksi
o Tandai bleeding poin dengan poket marker
o Eksisi menggunakan kirkland (tidak usah miring karena udah miring), kalo
pake scalpel (harus dimirngkan dengan bevel 45 derajat) dari tepi, digerakkan
dan berjalan dari distal ke mesial bentuknya mengikuti leher gigi/anatomi gigi
▪ Fasial:
• Pens grape dengan titik tumpu di gigi sebelahnya
• Eksisi 1mm ke apikal dari bleeding poin
▪ Interdental:
• Dengan orban
o Dibentuk agar sesuai dengan gingiva normalnya, jika pakai scalpel bisa di
kerok
o Irigasi
o SRP
o Kuretase
o Irigasi
o Gingivoplasty (membentuk agar lebih tipis), pakai scalpel no.15
o Kontrol perdarahan/ di dep
o Pemasangan periodontal pack (handscooon nya di Vaseline agar gak lengket):
semua lukanya harus tertutup
❖ Margin gingiva ada diatas 1cm
❖ Anterior operator jam 9-11, untuk cek anterior di jam 8
❖ Posterior operator jam 8-11
❖ Jika enlargement palatal, anastesinya di daerah servikal gigi
❖ Poket suprabony: 4 mm (pseudo pocket), bisa segitu karena ada penambahan
ukuran margin ke arah coronal
❖ Insisi: memasukkan suatu alat ke dalam jaringan
❖ Osung probe
MLD’s 25

HO ODC PANUM

• Anannesis → pemeriksaan intra oral dan ekstra oral→untuk menemukan hal-hal yang
tidak normal
• EO (metode inspeksi: pemeriksaan visual menggunakan mata)
o Cuci tangan 6 langkah WHO
o APD (masker dulu→handscoon)
o Keadaan umum→ status keadaan px, saat diberi stimulus, cara berjalan,
kakinya diseret satu, ekspresi wajah, vs
o Wajah→ asimetri atau tidak, pembengkakan, pucat
o Mata→pucat, sklera mata kekuningan, warna kelopak mata bag dalam
o Leher→ kesimetrisan leher, linfonodi servikalis, kelenjar tiroid
o Limfonodi→ occipital, pre auricular, parotis, submentale, mentalis,
submandibular, super visial servikal, deep servikal, anterior servikal
▪ Lokasi
▪ Teraba
▪ Jumlah
▪ Ukuran
▪ Tenderness
▪ Konsistensi
o Submandibula kanan dan kiri
▪ Arah operator jam 12
▪ Duduk tegak, padangan depan, sedikit nunduk
▪ Letakkan jari tangan di daerah mandibula
▪ Periksa ada bengkak dll
o Servikalis
▪ Periksa ada tidaknya pembengkakan di leher dengan cara ditekan dan
dicubit sedikit
o TMJ→ intraudikular (jari kelingking ke dalam telinga), stetoskop, palpasi
▪ Palpasi
• Letakkan jari di anterior tragus kanan kiri
• Tekan ke arah median
• Instruksi px untuk buka tutup mulut
• Intruksi px untuk gerakan mulut kanan kiri, anterior posterior
• Ditanya apakah ada rasa sakit?
▪ Intraaudikular
• Masukkan kelingking kedalam telinga
• Tekan kearah anterior
• Intruksi buka tutup mulut, kanan kiri, ante poste
▪ Stetoskop→untuk mengetahui adanya clicking/krepitasi
• Letakkan stetoskop di depan tragus
• Instruksi px untuk buka tutup mulut, kanan kiri, ante poste
o Kuku→ pucat→anemia
• IO (metode inspeksi dan palpasi)
MLD’s 26

o Ukuran gigi→ normal/tidak, kecil/besar, jumlah gigi, warna gigi


o Bibir, fernilium bibir (batas bibir dengan kulit)→ ditekan dengan menggunakan
tangan
o Mukosa labial dalam dan frenulum labialis→ menarik bibir keluar dan diamati
o Mukosa bukal→membuka dan menarik mukosa bukal dg kaca mulut dan
inspeksi bag mukobukal fold, retromolar pad dan tuberositas maksila
o Palatum: durum(berkeratin)→dg kaca mulut apakah terdapat rugae ataupun
pembesaran tonsil palatina; dan mole(tidak berkeratin)→menekan lidah
dengan spatula, px diminta ngomong “ah”, akan terlihat bagian yang bergerak.
o Lidah: bag yang paling banyak lesinya, dibawah lidah Namanya ventra
lidah→memegang lidah dengan kasa dan mengamati apakah ada papilla yang
hilang atau apakah ada lapisan yang mentuupi permukaan lidah
o Dasar mulut→ instruksi px untuk mengangkat lidah dan palpasi dengan
telunjuk untuk mengetahui apakah ada tonjolan tidak biasa
o Glandula saliva→hipo atau tidak, mukosa bukal lengket atau engga, kalo
lengket berarti px xerostomia
o Gingiva→ palpasi untuk mengetahui tanda inflamasi, kalkulus atau plak
o Sulcus gingiva→ menggunakan probe periodontal untuk memeriksa
kedalaman, normalnya 1-3mm
o Orofaring
o Gigi
▪ Sondasi: untuk memeriksan ada tidak nya lubang
▪ Perkusi: ketuk dengan handle dari sonde dari arah vertikal maupun
horizontal
▪ Palpasi bimanual: letakkan tangan di sisi lingual-bukal gigi yang
dikeluhkan dan ditekan
▪ Palpasi bidigital: dengan 2 jari
▪ Vitalitas: semprot dengan angin 3 syringe, lalu kapas disemprot CE
sampai ada tampak salju, lalu di cek pada area servikal (gigi normal
sebelahnya dulu, baru gigi yang di keluhkan), pastikan area tsb bebas
dari kalkulus
MLD’s 27

HO PROSTO PANUM

• GTC hanya perlu mencetak gigi, ga perlu palatum atau mukosa bergerak/tidak
bergerak
• Bahan: polifinil siloxane (tidak untuk px hipersalivasi: bisa menganggu setting,
bentuk yang diinginkan ketutupan saliva)
• 2 STEP
o Manipulasi putty hingga homogen dengan menggunakan tangan kosong
o Taruh separator (plastic) di antara gigi dan tray→untuk menyediakan
ruangan yang akan diisi oleh wash
o Masukkan ke dalam mulut
o Begitu tercetak gigi, langsung di keluarkan, tidak perlu sampai setting, setting
di luar gapapa
o Siapkan wash material, letakkan diatas glass plate
o Beri jeda kedua bahan, jangan sampai menyatu
o Buka plastic separator, akan terlihat ruangan, memang itdak tercetak
anatomi detail karena nanti akan tercetak oleh bahan wash
o Manipulasi bahan wash hingga homogen
o Taruh ke dalam ruangan cetakan ( jangan sampai kebanyakan, karena akan
bleber ke gigi selanjutnya, dan akan mempengaruhi tinggi oklusi)
o Masukkan kembali ke dalam mulut pasien
o Tunggu hingga setting dan cek Kembali hasil cetakan
• 1 STEP
o Siapkan semua bahan
o Manipulasi putty hingga homogen
o Maukkan ke sendok cetak
o Buat lekukan yang cukup dalam untuk gigi yang ingin dicetak
o Manipulasi wash
o Masukkan wash kedalam lekukan yang dibuat
o Masukkan ke dalam mulut pasien dan tunggu hingga setting
o Hasilnya nanti pasti wash nya terdorong ke palatal atau bukal, namun tetap
akan mencetak bagian yang detail
MLD’s 28

OSCE KG15
Lesi oral: primary herpetic gingivostomatitis, herpes labialis, resep obat terapi
(kausatif/simptomatik), cara pakai obatnya
PPC: PRR (tipe A-C), product knowledge
Endo: rubber dam

Opdent: pasang matrix, pemilihan matrix dan alasannya untuk kasus, sircumferensial
(tofel mayer), kelas GV black, mount and hum, ICIDAS
Maloklusi: determinasi lengkung, diagnosis dan TP, central diastema dg frenulum
tinggi & blanch test
Prosto: GTS, GTSL, desain, kalsifikasinya, TP
ODC: interpretasi rontgen
Perio: gingivektomi

Anda mungkin juga menyukai