Abstrak
Latar belakang : Pulpitis irreversibel adalah kondisi dimana pulpa telah mengalami kerusakan
yang lebih parah dan mengalami inflamasi secara irreversibel. Sedangkan periodontitis apikalis
simptomatik adalah kondisi peradangan, yang menunjukkan gejala klinis berupa respons nyeri
terhadap gigitan dan/atau perkusi atau palpasi. Perawatan saluran akar (PSA) diperlukan untuk
gigi dengan pulpitis ireversibel atau periodontitis apikal. Hasil perawatan saluran akar tergantung
pada kualitas teknis dan prinsip-prinsip dan prosedur yang ketat untuk mencapai tujuan cleaning,
shapping, dan obturasi. Laporan kasus dan pemeriksaan : Seorang pasien laki laki 20 tahun
mengeluhkan gigi kiri depan atasnya sering terasa sakit, kondisi tersebut bermula sejak taun 2016
saat terbentur bola dan gigi depan patah lalu dibawa ke klinik dan diberikan obat pereda nyeri
setelah itu beberapa taun kebelakang pasien mulai merasakan sakit terutama saat kebanyakan
minum es bahkan hanya diam saja ketika bangun tidur terasa sakit, durasi sakitnya bisa bertahan
sampai seharian, pasien hanya meminum air hangat untuk meredakan rasa sakitnya skala nyeri
pasien 8 rasa nyerinya spontan dan tajam, pasien juga mengeluhkan terdapat benjolan seperti
sariawan digusi gigi yang dikeluhkan, pasien mengaku benjolan tersebut pernah dia tekan dan
keluar cairan putih dari benjolan tersebut namun tidak sakit. Pasien mengaku belum pernah ke
dokter gigi sejak kecil. Dari hasil pemeriksaan didapatkan gigi 22 mengalami fraktur dan
melibatkan kamar pulpa terbuka pemeriksaan sondasi + perkusi + palpasi – vitalitas + dengan
sekala sakit 1-10 pasien mengaku 6 dan bertahan beberapa detik setelah rangsang dihilangkan.
Pada pemeriksaan radiograf terdapat pelebaran ligament periodontal pada bagian apical melebar
hingga bagian distal palatal dan ujung akar gigi yang terbuka atau belum menutup sempurna.
Hasil: Dilakukan perawatan saluran akar dengan didahului dengan perawatan apeksifikasi dengan
bahan kalsium hidroksid. kemudian irigasi menggunakan NaOCl. Dressing antar kunjungan
menggunakan cresopan, sedangkan dressing utama sebelum dilakukan obturasi menggunakan
kalsium hidroksida. Obturasi dilakukan menggunakan gutta percha dengan bahan sealer
endomethason. Tumpatan permanen menggunakan fiber reinforce komposit. Kesimpulan:
Perawatan periodontitis apikal berupa perawatan apeksifikasi, perawatan saluran akar dengan
medikamen intrakanal kalsium hidroksida (metapex), irigasi NaOCl yang adekuat, obturasi yang
hermetis, serta seal koronal yang optimal memberikan hasil yang memuaskan.
Kata kunci : perawatan saluran akar, apeksifikasi, incisifus centralis
Abstract
Background : Irreversible pulpitis is a condition in which the pulp has suffered more severe
damage and is irreversibly inflamed. While symptomatic apical periodontitis is an inflammatory
condition, which shows clinical symptoms in the form of a pain response to bite and/or percussion
or palpation. Root canal treatment (PSA) is required for teeth with irreversible pulpitis or apical
periodontitis. The results of root canal treatment depend on technical quality and strict principles
and procedures to achieve the goal of cleaning, shaping, and obturation. Case report and
examination: A 20-year-old male patient complained of frequent pain in his upper left front tooth,
this condition began in 2016 when he hit a ball and broke his front tooth and was brought to the
clinic and given pain medication. pain, especially when you drink ice a lot, even when you wake
up, it hurts, the duration of the pain can last up to a day, the patient only drinks warm water to
relieve the pain, the patient's pain scale is 8, the pain is spontaneous and sharp, the patient also
complains of lumps such as thrush in the gums The patient complained about the tooth, the patient
admitted that he had pressed the lump and white fluid came out of the lump but did not hurt. The
patient admitted that he had never been to the dentist since he was a child. From the results of the
examination, it was found that tooth 22 had a fracture and involved an open pulp chamber,
examination + percussion + palpation - vitality + with a pain scale of 1-10 patients admitted 6
and lasted a few seconds after the stimulus was removed. On radiographic examination there was
a widening of the periodontal ligament in the apical area, extending to the distal palate and the
tip of the tooth root that was open or not completely closed. Result: Root canal treatment was
carried out, preceded by apexification treatment with calcium hydroxide. then irrigated using
NaOCl. Dressing between visits using cresopan, while the main dressing before obturation using
calcium hydroxide. Obturation was performed using gutta percha with endmethasone sealer
material. Permanent filling using composite fiber reinforced. Conclusion: Treatment of apical
periodontitis in the form of apexification treatment, root canal treatment with calcium hydroxide
intracanal medicament (metapex), adequate NaOCl irrigation, hermetic obturation, and optimal
coronal seal gave satisfactory results.
Keywords: root canal treatment, apexification, central incisor
mengeluhkan gigi kiri depan atasnya sering berupa pulpitis ireversibel disertai
terasa sakit, kondisi tersebut bermula sejak periodontitis apikallis dan ujung akar terbuka
taun 2016 saat terbentur bola dan gigi depan disertai fraktur elis kelas 3. Rencana
patah lalu dibawa ke klinik dan diberikan perawatan yang akan dilakukan meliputi
PENATALAKSANAAN KASUS
etiologi yang berasal dari endodontic. Pada kasus ini penulis menggunakan bahan
Periodontitis apical muncul disebabkan oleh kalsium hidroksida sebagai bahan dressing
iritasi bakteri terus menerus dari saluran dan juga sekalian sebagai bahan untuk
akar.12 peradangan di jaringan periapikal apeksifikasi karena bertujuan untuk
dapat disebabkan karena multifactorial salah
satunya adalah TDI yang dapat memicu
merangssang penutupan ujung apical yang pasti. Tornstad dkk (2003) memperkirakan
terbuka. sifat basa kuat dari kalsium hidroksida dan
pelepasan ion kalsium membuat jaringan
Apeksifikasi adalah suatu perawatan dengan
yang berkontak menjadi alkalis. Dalam
tujuan membentuk barrier terkalsifikasi pada
suasana basa, resorpsi atau aktifitas osteoklas
daerah apeks terbuka. Apeksifikasi
akan terhenti dan osteoblas menjadi aktif
merupakan perawatan pendahuluan sebelum
mendeposisi jaringan terkalsifikasi. Asam
perawatan saluran akar. Diarapkan setelah
yang dihasilkan oleh osteoklas akan
dilakukan perawatan apeksifikasi terjadi
dinetralisir oleh kalsium hidroksida dan
penutupan saluran akar pada apical, dengan
kemudian terbentuk komplek kalsium fosfat.
diperolehnya keadaan tersebut selanjutnya
Pada perawatan apeksifikasi kalsium
dapat dicapai pengisian saluran akar yang
hidroksida berkontak dengan jaringan
sempurna dengan bahan pengisian saluran
periodontal atau jaringan granulasi. Dalam
akar tetap (gutaperca).17-18
hal ini, jaringan keras yang terbentuk dapat
Pembentukan akar gigi dimulai setelah email berbentuk jaringan yang menyerupai
selesai terbentuk. Sel-sel epitel email luar dan sementum, yaitu berupa massa padat yang
dalam bertemu dan membentuk cervical loop termineralisasi yang bentuknya tidak
yang kemudian akan berploriferasi beraturan dan kadang-kadang terdapat
membentuk selubung epitel akar Hetwig. jaringan lunak diantaranya.20
Bentuk dan ukuran akar gigi ditentukan oleh
Keberhasilan dari perawatan apeksifikasi
selubung epitel akar Hetwig. Sel epitel email
dapat diketahui dari hasil pemeriksaan
dalam akan memicu sel mesenkim untuk
radiograf, ada lima kemungkinan
berploriferasi menjadi preodontoblas dan
keberhasilan perawatan apeksifikasi yaitu
odontoblas membentuk dentin. Setelah
pertama, secara radiografis tidak tampak
matriks dentin terbentuk, sel mesenkim
adanya perubahan, tetapi bila instrumen
dalam saku dental akan mendekat dan
dimasukkan kedalam saluran akar akan terasa
berkontak dengan dentin. Sel mesenkim ini
adanya tahanan pada apeks; kedua, terlihat
kemudian berdiferensiasi menjadi
adanya massa terkalsifikasi disekitar atau
sementoblas dan membentuk sementum. 19
pada apeks; ketiga, apeks tampak tertutup
Mekanisme pembentukan jaringan keras oleh tanpa adanya perubahan pada ruangan
kalsium hidroksida belum diketahui secara saluran akar; keempat, apeks terus terbentuk
dengan penyempitan saluran akar; kelima, konstriksi hingga ke orifice. Tidak boleh
sama sekali tidak terlihat perubahan secara terlihat rongga pada gambaran radiograf di
radiografis, gejala klinis masih tetap ada, dan saluran akar. Restorasi harus dilakukan
terjadi pembentukan lesi periapikal atau lesi segera mungkin setelah PSA selesai. Waktu
periapikal menjadi lebih besar.21 yang lama untuk restorasi setelah PSA akan
berresiko terjadi penetrasi mikroba pada
Pada kasus ini perawatan apeksifikasi
saluran akar jika restorasi sementara hilang. 23
menggunakan pasta kalsium hidroksid
menunjukan keberhasilan dalam penutupan Terdapat beberapa jenis restorasi yang dapat
ujung akar setelah 1 bulan. Pada radiograf digunakan pada gigi pasca restorasi PSA,
terlihat ujung akar sudah menutup namun tidak terdapat perbedaan dalam
(terkalsifikasi) yang ditandai dengan adanya tingkat kegagalan endodontik antara restorasi
gambaran radioopak pada ujung akar dengan crown, amalgam, atau komposit27. Jenis
bentuk sesuai dengan anatomis gigi. restorasi definitive yang akan digunakan
tergantung pada jumlah struktur gigi yang
Kualitas pengisian saluran akar
tersisa dan jumlah serta arah beban yang akan
ditemukan memiliki dampak paling kritis diterima gigi. Gigi anterior akan menerima