Anda di halaman 1dari 11

Penatalaksanaan Perawatan Saluran Akar Dengan Apeksifikasi Pada Gigi Incisifus

Sentralis Rahang Atas Laporan Kasus


Root Canal Treatment With Apexification On incicifus centralis Maxillary: A Case
Report
Andhika Surya Yoelanda1, Nia Wijayanti2
1 Student, School of Dentistry, Faculty of Medicine and Health Science
Universitas Muhammmadiyah Yogyakarta
2 Lecturer, School of Dentistry, Faculty of Medicine and Health Science
Universitas Muhammmadiyah Yogyakarta
Korespondensi : Andhika.s.fkik19@mail.umy.ac.id

Abstrak
Latar belakang : Pulpitis irreversibel adalah kondisi dimana pulpa telah mengalami kerusakan
yang lebih parah dan mengalami inflamasi secara irreversibel. Sedangkan periodontitis apikalis
simptomatik adalah kondisi peradangan, yang menunjukkan gejala klinis berupa respons nyeri
terhadap gigitan dan/atau perkusi atau palpasi. Perawatan saluran akar (PSA) diperlukan untuk
gigi dengan pulpitis ireversibel atau periodontitis apikal. Hasil perawatan saluran akar tergantung
pada kualitas teknis dan prinsip-prinsip dan prosedur yang ketat untuk mencapai tujuan cleaning,
shapping, dan obturasi. Laporan kasus dan pemeriksaan : Seorang pasien laki laki 20 tahun
mengeluhkan gigi kiri depan atasnya sering terasa sakit, kondisi tersebut bermula sejak taun 2016
saat terbentur bola dan gigi depan patah lalu dibawa ke klinik dan diberikan obat pereda nyeri
setelah itu beberapa taun kebelakang pasien mulai merasakan sakit terutama saat kebanyakan
minum es bahkan hanya diam saja ketika bangun tidur terasa sakit, durasi sakitnya bisa bertahan
sampai seharian, pasien hanya meminum air hangat untuk meredakan rasa sakitnya skala nyeri
pasien 8 rasa nyerinya spontan dan tajam, pasien juga mengeluhkan terdapat benjolan seperti
sariawan digusi gigi yang dikeluhkan, pasien mengaku benjolan tersebut pernah dia tekan dan
keluar cairan putih dari benjolan tersebut namun tidak sakit. Pasien mengaku belum pernah ke
dokter gigi sejak kecil. Dari hasil pemeriksaan didapatkan gigi 22 mengalami fraktur dan
melibatkan kamar pulpa terbuka pemeriksaan sondasi + perkusi + palpasi – vitalitas + dengan
sekala sakit 1-10 pasien mengaku 6 dan bertahan beberapa detik setelah rangsang dihilangkan.
Pada pemeriksaan radiograf terdapat pelebaran ligament periodontal pada bagian apical melebar
hingga bagian distal palatal dan ujung akar gigi yang terbuka atau belum menutup sempurna.
Hasil: Dilakukan perawatan saluran akar dengan didahului dengan perawatan apeksifikasi dengan
bahan kalsium hidroksid. kemudian irigasi menggunakan NaOCl. Dressing antar kunjungan
menggunakan cresopan, sedangkan dressing utama sebelum dilakukan obturasi menggunakan
kalsium hidroksida. Obturasi dilakukan menggunakan gutta percha dengan bahan sealer
endomethason. Tumpatan permanen menggunakan fiber reinforce komposit. Kesimpulan:
Perawatan periodontitis apikal berupa perawatan apeksifikasi, perawatan saluran akar dengan
medikamen intrakanal kalsium hidroksida (metapex), irigasi NaOCl yang adekuat, obturasi yang
hermetis, serta seal koronal yang optimal memberikan hasil yang memuaskan.
Kata kunci : perawatan saluran akar, apeksifikasi, incisifus centralis
Abstract

Background : Irreversible pulpitis is a condition in which the pulp has suffered more severe
damage and is irreversibly inflamed. While symptomatic apical periodontitis is an inflammatory
condition, which shows clinical symptoms in the form of a pain response to bite and/or percussion
or palpation. Root canal treatment (PSA) is required for teeth with irreversible pulpitis or apical
periodontitis. The results of root canal treatment depend on technical quality and strict principles
and procedures to achieve the goal of cleaning, shaping, and obturation. Case report and
examination: A 20-year-old male patient complained of frequent pain in his upper left front tooth,
this condition began in 2016 when he hit a ball and broke his front tooth and was brought to the
clinic and given pain medication. pain, especially when you drink ice a lot, even when you wake
up, it hurts, the duration of the pain can last up to a day, the patient only drinks warm water to
relieve the pain, the patient's pain scale is 8, the pain is spontaneous and sharp, the patient also
complains of lumps such as thrush in the gums The patient complained about the tooth, the patient
admitted that he had pressed the lump and white fluid came out of the lump but did not hurt. The
patient admitted that he had never been to the dentist since he was a child. From the results of the
examination, it was found that tooth 22 had a fracture and involved an open pulp chamber,
examination + percussion + palpation - vitality + with a pain scale of 1-10 patients admitted 6
and lasted a few seconds after the stimulus was removed. On radiographic examination there was
a widening of the periodontal ligament in the apical area, extending to the distal palate and the
tip of the tooth root that was open or not completely closed. Result: Root canal treatment was
carried out, preceded by apexification treatment with calcium hydroxide. then irrigated using
NaOCl. Dressing between visits using cresopan, while the main dressing before obturation using
calcium hydroxide. Obturation was performed using gutta percha with endmethasone sealer
material. Permanent filling using composite fiber reinforced. Conclusion: Treatment of apical
periodontitis in the form of apexification treatment, root canal treatment with calcium hydroxide
intracanal medicament (metapex), adequate NaOCl irrigation, hermetic obturation, and optimal
coronal seal gave satisfactory results.
Keywords: root canal treatment, apexification, central incisor

PENDAHULUAN dingin dan berlangsung lama mulai hitungan


menit hingga berjam jam, bisa juga nyeri
Pulpitis ireversibel merupakan suatu kondisi
spontan yang berlangsung lama meskipun
pula yang telah mengalami kerusakan dan
rangsang sudah dihilangkan.1 pulpitis
parah biasanya ditandai dengan inflamasi dan
ireversibel sendiri dibagi menjadi dua yang
kondisi ini ireversibel atau tidak dapat
siptomatik dan asimptomatik, dimana
kembali normal atau dirawat secara
pulpitis simptomatik karakteristiknya nyeri
konservatif. Gejala dari pulpitis ireversibel
tajam pada stimulus termal,dan menetap 30
sendiri dapat berupa nyeri berdenyut, yang
detik atau lebih setelah rangsang dihilangkan,
dipicu oleh rangsang termal baik panas atau
nyeri spontan, kadang juga nyeri bisa dipicu
oleh perubahan postur seerti membungkuk Perawatan saluran akar atau root canal
atau berbaring. Pulpitis ireversibel treatment adalah suatu perawatan dengan
asimptomatik ditandai dengan gejala klinis prinsip triad endodontic, antara lain cleaning
biasanya merespon normal pada rangsang and shapeing, medikasi dan desinfeksi, serta
termal namun memiliki trauma atau lesi yang obturasi saluran akar.6 perawatan saluran
dalam dan kemungkinan akan akar diperlukan untuk gigi yang mengalami
mengakibatkan paparan pada saat lesi pulpitis ireversibel, perawatan saluran akar
dihilangkan.2 ini dapat dilakukan dalam satu kali
kunjungan atau beberapa kali kunjungan. 1
Traumatic dental injury (TDI) atau trauma
pada gigi merupakan kejadian yang sering Pada gigi yang mengalami apeks terbuka
terjadi pada anak atau dewasa muda dengan seperti post trauma pada gigi permanen muda
frekuensi yang cukup tinggi. Salah satu tdi tidak dapat langsung dilakukan perawatan
yang sering terjadi adalah fraktur saluran akarperlu dilakukan perawatan
enamel,dentin,pulpa, yang merupakan penutupan ujung akar terlebih dahulu yang
kehilangan sebagian struktur enamel dan dikenal dengan perawatan apeksifikasi.
dentin disertai keterlibatan pulpa.3 gigi yang Apeksifikasi merupakan suatu perawatan
paing sering dilaporkan adalah incisivus endodontic dengan tujuan untuk
centralis dan lateralis rahang atas dan meerangsang kembali pembentukan apeks
incisivus rahang bawah. Selain dapat gigi yang sempat terhenti baik karena trauma
menimbulkan kerusakan fisik fraktur pada ataupun karena kematian pulpa dengan
gigi anterior juga akan berdampak pada membentuk jaringan keras pada ujung
psiklogis pasien karena akan mempengaruhi apeks.7
estetika.4
Terdapat 4 jenis hasil dari perawatan
Gigi permanen muda yang mengalami TDI apeksifikasi, pertama saluran akar dan apeks
pada masa pertumbuhan dapat terbentuk sesuai dengan konfigurasi yang
mengakibatkan proses pertumbuhan akar normal, yangkedua apeks terbentuk namun
terhenti. Apeks menjadi terbuka dan saluran bentuk saluran akar tetap blundderbunds,
akar lebih lebar dibagian apeks ketimbang yang ketiga tidak tampak perubahan secara
daerah serviks dan dikenal dengan bentuk radiograf namun suatu barrier osteoid tipis
saluran akar blunderbulls.5
terbentuk, yang terakhir terbentuk barrier di kebelakang pasien mulai merasakan sakit
dalam saluran akar sebelum apeks.8 terutama saat kebanyakan minum es bahkan
hanya diam saja ketika bangun tidur terasa
Untuk keberhasilan dari perawatan saluran
sakit, durasi sakitnya bisa bertahan sampai
akar sendiri harus memenuhi prinsip triad
seharian, pasien hanya meminum air hangat
endodontic serta harus mengikuti prosedur
untuk meredakan rasa sakitnya skala nyeri
yang ketat.9 Restorasi pasca PSA banyak
pasien 8 rasa nyerinya spontan dan tajam,
piihannya tergantung kepada kondisi gigi
pasien juga mengeluhkan terdapat benjolan
pasien, salahsatu yang paling sering
seperti sariawan digusi gigi yang dikeluhkan,
digunakan adalah restorasi dengan resin
pasien mengaku benjolan tersebut pernah dia
komposit, resin komposit adalah suatu bahan
tekan dan keluar cairan putih dari benjolan
restorasi yang memberikan hasil yang baik
tersebut namun tidak sakit. Pasien mengaku
dan dapat bertahan lama.10 terdapat 2 teknik
belum pernah ke dokter gigi sejak kecil. Dari
restorasi menggunakan resin komposit ada
hasil pemeriksaan didapatkan gigi 22
yang direct dan indirect. Restorasi direct
mengalami fraktur dan melibatkan kamar
adalah restorasi yang langsung diaplikasikan
pulpa terbuka pemeriksaan sondasi + perkusi
ke rongga mulut pasien. Sedangkan indirect
+ palpasi – vitalitas + dengan sekala sakit 1-
restoration dilakukan diluar rongga mulut
10 pasien mengaku 6 dan bertahan beberapa
terlebih dahulu baru diaplikassikan ke rongga
detik setelah rangsang dihilangkan. Pada
mulut pasien seperti inlay dan onlay.11 tujuan
pemeriksaan radiograf terdapat pelebaran
dari penulisan laporan kasus ini adalah untuk
ligament periodontal pada bagian apical
menjelaskan jalannya perawatan saluran akar
melebar hingga bagian distal palatal dan
pada gigi dengan pulpitis ireversibel disertai
ujung akar gigi yang terbuka atau belum
apical yang belum menutup.
menutup sempurna. Dari hasil pemeriksaan
LAPORAN KASUS subjektif objektif dan pemeriksaan

Seorang pasien laki laki 20 tahun penunjang radiograf ditegakkan diagnosis

mengeluhkan gigi kiri depan atasnya sering berupa pulpitis ireversibel disertai

terasa sakit, kondisi tersebut bermula sejak periodontitis apikallis dan ujung akar terbuka

taun 2016 saat terbentur bola dan gigi depan disertai fraktur elis kelas 3. Rencana

patah lalu dibawa ke klinik dan diberikan perawatan yang akan dilakukan meliputi

obat pereda nyeri setelah itu beberapa taun


KIE, perawatan apeksifikasi, perawatan menggunakan metode elektronik apeks
saluran akar, control dan evaluasi. locator (EAL) dilakukan berualang hingga
layar EAL menunjukan 0,5. Diperoleh
panjang kerja 20,5 selanjutnya saluran akar
diirigasi dengan NaOCL 2,5% dan saline lalu
dikeringkan dengan paper point. Diberikan

gambar 1 foto sebelum perawatan bahan dressing berupa chreshopen lalu


ditutup menggunakan tumpatan semantara
(cavit).

gambar 2 rontgen sebelum perawatan

PENATALAKSANAAN KASUS

Kunjungan pertama dilakukan pada tanggal


gambar 3 Electronic apex locator dan foto pasca
setelah dilakukan pemeriksaan subyektif ekstirpasi
obyektif dan penujang berupa radiograf
Kunjungan berikutnya pada tanggal
kemudian dilakukan pembukaan akses
24 febuari 2022 dilakukan preparasi saluran
melalui orivace pada bagian palatal gigi 22
akar dengan menggunakan teknik
menggunakan bur bulat sampai tercapai
konvensional dengan k-file hand use tapper
kamar pulpa lalu dilebarkan menggunakan
2%, IAF menggunakan k-file no 45 dan naik
bur fissure sampai semua atap kamar pulpa
5 step hingga file no 70 dengan panjang kerja
hilang dan alat ekstirpasi bisa keluar masuk
tetap 20,5mm setiap pergantian file
dengan mudah. Ekstirpasi jaringan pulpa
dilakukan irigasi dengan NaOCL 2,5% dan
dilakukan dengan menggunakan jarum
saline setelah selesai preparasi saluran akar
ekstirpasi atau barberbroach dengan gerakan
diberikan medikamen intrakanal sekaligus
watch winding sampai seluruh pulpa
bahan apeksifikasi berupa calcium hydroxide
terangkat, setelah itu dilakukan irigasi
(metapex) sampai menutupi seluruh saluran
menggunakan NaOCL 2,5%. Selanjutnya
akar dan terakhir ditumpat menggunakan
dilakukan pengukuran panjang kerja dengan
tumpatan sementara (cavit) dan diobservasi menggunakan NaOCL 2,5% dan saline lalu
selama 1 bulan. saluran akar dikeringkan menggunakan paper
point. Pemeriksaan obyektif menunjukan
sondasi -, perkusi -, palpasi -, vitalitas -,
selanjutnya dilakukan tes bakteri dengan cara
memasukkan paper point kedalam saluran
akar kemudian direndam kedalam cairan
hydrogen peroksida. Pada rendaman tersebut
tidak terdapat gelembung dan perubahan
warna hal tersebut menandakan bahwa hasil
tes bakteri negative. Selanjutnya dilakukan
gambar 4 radiograf pasca apeksifikasi selama 1 obturasi menggunakan teknik kondensasi
bulan
lateral dengan MAC gutaperca nomor #70
dan bahan sealant endometason.
Kunjungan berikutnya pada tanggal 7
april 2022 pasien didatangkan untuk melihat
kondisi ujung apeks karena ketika tes bakteri
masih + maka dilakukan medikamen lagi dan
pasien didatangkan seminggu kemudian.
gambar 6 foto pasca dilakukan tumpatan fiber
reinforce composite

Gambaran radiograf setelah


dilakukan obturasi tampak pengisian bahan
saluran akar berupa gutaperca dan Nampak
hermetis. Pada tanggal ….. . pasien tidak
mengeluhkan apapun pasca perawatan baik
sakit maupun bengkak. Pasien belum
gambar 3 pengisian gutaperca dan pemotongan menggunakan gigi yang telah dirawat untuk
gutaperca
menggigit makanan keras karena takut
Kunjungsn berikutnya dilakukan
tambalan sementaranya lepas. Gambaran
pembongkaran tumpatan sementara dan
radiograf Nampak penyusutan ukuran
pembersihan bahan medikames lalu diirigasi
pelebaran ligament periodontal yang
sebelumnya lebar. Tumpatan permanen respon jaringan yang intens dalam durasi
dilakukan pada kunjungan ini nenggunakan yang singkat. Proses tersebut disertai dengan
fiber reinforce composite. Pada kunjungan gejaa klinis seperti nyeri tekan pada gigi. 13
berikutnya 1 bulan pasca perawatan saluran terlepas dari peertahanan tubuh yang
akar pasien tidak ada keluhan sama sekali tangguh, rspon tubuh tidak dapat
baik tumpatan ataupun kondisi gigi pasca menghancurkan miroba yang diluar
psanya. Gambaran radiograf menunjukan jangkauan seperti di dalam saluran akar yang
bahwa lesi periapikal yang tadinya berukuran nekrotik. Maka dari itu periodontitis apical
+- 3mm menyusut menjadi 1,6mm untuk tidak dapat sembuh dengan sendirinya.
pemeriksaan obyektifnya baik sondasi Perawatan periodontitis apikalis sendiri
perkusi palpasi dan vitalitas – semua. bertujuan menghilangkan infeksi dari saluran
akar dan mencegah rekurensi infeksi dengan
segel pada saluran akar. 14

Kalsium hidroksida merupaka bahan


medikamen intrakanal yang memiliki efek
antimikroba. Dengan cara meningkatkan pH
secara local.15 Studi in vitro menunjukkan
bahwa jenis solvent memiliki hubungan
gambar 7 gambaran radiograf dan kontrol setelah 1 langsung dengan konsentrasi dan kecepatan
bulan psa
pelepasan ion dan efek antibakteri. Solvent
yang aqueous meningkatkan kelarutan,
DISKUSI menyebabkannya dengan cepat diserap oleh

Periodontitis apikais adalah makrofag, sehingga saluran akar harus

peradangan dan kerusakan jaringan dilakukan dressing beberapa kali untuk

periradikuler yang disebabkan oleh agen mencapai efek yang diinginkan.16

etiologi yang berasal dari endodontic. Pada kasus ini penulis menggunakan bahan
Periodontitis apical muncul disebabkan oleh kalsium hidroksida sebagai bahan dressing
iritasi bakteri terus menerus dari saluran dan juga sekalian sebagai bahan untuk
akar.12 peradangan di jaringan periapikal apeksifikasi karena bertujuan untuk
dapat disebabkan karena multifactorial salah
satunya adalah TDI yang dapat memicu
merangssang penutupan ujung apical yang pasti. Tornstad dkk (2003) memperkirakan
terbuka. sifat basa kuat dari kalsium hidroksida dan
pelepasan ion kalsium membuat jaringan
Apeksifikasi adalah suatu perawatan dengan
yang berkontak menjadi alkalis. Dalam
tujuan membentuk barrier terkalsifikasi pada
suasana basa, resorpsi atau aktifitas osteoklas
daerah apeks terbuka. Apeksifikasi
akan terhenti dan osteoblas menjadi aktif
merupakan perawatan pendahuluan sebelum
mendeposisi jaringan terkalsifikasi. Asam
perawatan saluran akar. Diarapkan setelah
yang dihasilkan oleh osteoklas akan
dilakukan perawatan apeksifikasi terjadi
dinetralisir oleh kalsium hidroksida dan
penutupan saluran akar pada apical, dengan
kemudian terbentuk komplek kalsium fosfat.
diperolehnya keadaan tersebut selanjutnya
Pada perawatan apeksifikasi kalsium
dapat dicapai pengisian saluran akar yang
hidroksida berkontak dengan jaringan
sempurna dengan bahan pengisian saluran
periodontal atau jaringan granulasi. Dalam
akar tetap (gutaperca).17-18
hal ini, jaringan keras yang terbentuk dapat
Pembentukan akar gigi dimulai setelah email berbentuk jaringan yang menyerupai
selesai terbentuk. Sel-sel epitel email luar dan sementum, yaitu berupa massa padat yang
dalam bertemu dan membentuk cervical loop termineralisasi yang bentuknya tidak
yang kemudian akan berploriferasi beraturan dan kadang-kadang terdapat
membentuk selubung epitel akar Hetwig. jaringan lunak diantaranya.20
Bentuk dan ukuran akar gigi ditentukan oleh
Keberhasilan dari perawatan apeksifikasi
selubung epitel akar Hetwig. Sel epitel email
dapat diketahui dari hasil pemeriksaan
dalam akan memicu sel mesenkim untuk
radiograf, ada lima kemungkinan
berploriferasi menjadi preodontoblas dan
keberhasilan perawatan apeksifikasi yaitu
odontoblas membentuk dentin. Setelah
pertama, secara radiografis tidak tampak
matriks dentin terbentuk, sel mesenkim
adanya perubahan, tetapi bila instrumen
dalam saku dental akan mendekat dan
dimasukkan kedalam saluran akar akan terasa
berkontak dengan dentin. Sel mesenkim ini
adanya tahanan pada apeks; kedua, terlihat
kemudian berdiferensiasi menjadi
adanya massa terkalsifikasi disekitar atau
sementoblas dan membentuk sementum. 19
pada apeks; ketiga, apeks tampak tertutup
Mekanisme pembentukan jaringan keras oleh tanpa adanya perubahan pada ruangan
kalsium hidroksida belum diketahui secara saluran akar; keempat, apeks terus terbentuk
dengan penyempitan saluran akar; kelima, konstriksi hingga ke orifice. Tidak boleh
sama sekali tidak terlihat perubahan secara terlihat rongga pada gambaran radiograf di
radiografis, gejala klinis masih tetap ada, dan saluran akar. Restorasi harus dilakukan
terjadi pembentukan lesi periapikal atau lesi segera mungkin setelah PSA selesai. Waktu
periapikal menjadi lebih besar.21 yang lama untuk restorasi setelah PSA akan
berresiko terjadi penetrasi mikroba pada
Pada kasus ini perawatan apeksifikasi
saluran akar jika restorasi sementara hilang. 23
menggunakan pasta kalsium hidroksid
menunjukan keberhasilan dalam penutupan Terdapat beberapa jenis restorasi yang dapat
ujung akar setelah 1 bulan. Pada radiograf digunakan pada gigi pasca restorasi PSA,
terlihat ujung akar sudah menutup namun tidak terdapat perbedaan dalam
(terkalsifikasi) yang ditandai dengan adanya tingkat kegagalan endodontik antara restorasi
gambaran radioopak pada ujung akar dengan crown, amalgam, atau komposit27. Jenis
bentuk sesuai dengan anatomis gigi. restorasi definitive yang akan digunakan
tergantung pada jumlah struktur gigi yang
Kualitas pengisian saluran akar
tersisa dan jumlah serta arah beban yang akan
ditemukan memiliki dampak paling kritis diterima gigi. Gigi anterior akan menerima

terhadap keberhasilan perawatan saluran beban secara nonaksial. Gigi posterior


menerima beban secara oklusal atau aksial.
akar. Evaluasi radiografi dari pengisian
Pilihan untuk gigi anterior adalah restorasi
saluran akar yakni saluran akar yang telah
komposit langsung atau crown dengan atau
dipreparasi harus diisi seluruhnya kecuali
tanpa pasak. Pada kasus ini penulis
diperlukan ruang untuk pasak. Saluran yang
melakukan restorasi fiber reinforce
disiapkan dan diisi harus berisi saluran asli.
composite karena pada kasus ini sisa
Tidak ada ruang antara pengisian saluran,
mahkota gigi pasien hanya ½ dan diharapkan
dan dinding saluran harus terlihat. Tidak ada
dengan menggunakan fiber reinforce
ruang saluran akar yang terlihat diujung
composite dapat memberikan kekuatan pada
apikal pengisian saluran akar.22 Tiga kualitas
gigi pasien.
yang harus diperhatikan dala, evaluasi
radiograf pengisian saluran akar adalah KESIMPULAN

panjang, bentuk dan densitas. Panjang Perawatan periodontitis apikal berupa


obturasi yang ideal harus dimulai dari apical perawatan apeksifikasi, perawatan saluran
akar dengan medikamen intrakanal kalsium 7. Grossman, L.I. Endodontics practice,
hidroksida (metapex), irigasi NaOCl yang 9th Ed., Lea & Febiger, Philadelphia,
adekuat, obturasi yang hermetis, serta seal p: 119, 1978
koronal yang optimal memberikan hasil yang 8. Webber, R.T., 1984. Apexogenesis
memuaskan. versus Apexification In: Taylor GN
(Ed). The dental clinics of North
DAFTAR PUSTAKA
America Symposium on
1. Harty FJ, Chong BS. 2010. Harty's Endodontics, 28(4): 681- 95.
endodontics in clinical practice. 9. Hussain SE, Awooda EM. 2020. Root
Edinburgh: canal treatment for a lengthy
Churchill Livingstone/Elsevier. maxillary canine of 37 mm. Case
2. American Association of Report. Journal of Case Reports in
Endodontist. 2013. Dental Medicine. 2(2): 36-39.
Endodontic diagnosis. AAE 10. Can SE, Kayahan B, Ozel E, Gokce
3. Ingle, J.I., Bakland, L.K., K,
Baumgartner, J.C., 2019, Ingle’s Soyman M, Bayirli G. Clinical
Endodontics 7th Ed, BC Decker Inc. evaluation of
4. Zaleckiene, V., Peciuliene V., posterior composite restorations in
Brukiene V., Drukteinis, S., 2014. endodontically treated teeth. J
Traumatic Dental Injuries: Etiology, Contemp
Prevalence and Possible Outcomes. Dent Pract. 2006. May; (7)2: 017-025
Stomatologija. Baltic Dental dan 11. Garg N, Garg A. Textbook of
Maxillofacial Journal. 16: 7-14. Operative Dentistry. 3rd ed. New
5. Weine, F.S. Endodontic Therapy. 6th Delhi. Jaypee Brothers Medical
Ed: St. Louis. CV Mosby Co, pp: Publishers (P) Ltd; 2015. p. 5,115
519-29, 2004 12. Katebzadeh N, Sigurdsson A, Trope
6. Ruddle CJ. Endodontic controversies: M:
structural & technological insights. Radiographic evaluation of periapical
Dent Today; 2017 healing after obturation of infected
root
canals: an in vivo study. Int Endod J.
2000; menanggulangi kelainan periapikal
33(1): 60–6. pada perawatan pulpektomi. Majalah
13. Nair PNR. Pathogenesis of apical Kedokteran Gigi FKG USAKTI, 11:
periodontitis and the causes of 89-98.
endodontic 19. Webber, R.T., 1984. Apexogenesis
failures. Crit Rev Oral Biol Med. versus Apexification In: Taylor GN
(2004); (Ed). The dental clinics of North
15(6):348-381 America Symposium on
14. Nair PNR. Pathogenesis of apical Endodontics, 28(4): 681- 95.
periodontitis and the causes of 20. Tronstad L. Clinical Endodontics, A
endodontic Textbook. 2nd Rev: Stuttgart:
failures. Crit Rev Oral Biol Med. Thieme, pp: 120-23, 2003
(2004); 21. Weine, F.S. Endodontic Therapy. 6th
15(6):348-381 Ed: St. Louis. CV Mosby Co, pp:
15. Robert, G.H.; Liewehr, F.R.; Buxton, 519-29, 2004
T.B.; 22. European Society of Endodontology.
Mc Pherson, J.C. Apical diffusion of Quality guidelines for endodontic
calcium hydroxide in an in vitro treatment:
model. J. consensus report of the European
Endod. 2005, 31, 57–60 Society of
16. Fava LR. Calcium hydroxide Endodontology. Int Endod J.
pastesconsiderations for use in 2006;39(12):921–30.
clinical 23. Eliyas S, Jalili J, Martin N.
endodontics. Rev Paul Odontol Restoration of
1991;13:36- the root canal treated tooth. British
43 Dental
17. Grossman, L.I. Endodontics practice, Journal (2015); 218(2):53-62
9th Ed., Lea & Febiger, Philadelphia,
p: 119, 1978
18. . Roedjito, B., 1989. Pemakaian
kalsium hidroksid untuk

Anda mungkin juga menyukai