Abstrak
Latar belakang: Pencabutan gigi didefinisikan sebagai pencabutan seluruh gigi atau akar gigi
tanpa rasa sakit, dengan trauma minimal pada jaringan sekitar, sehingga tulang sembuh dengan baik dan
tidak ada masalah pasca tindakan. Indikasi ekstraksi gigi diantaranya karies gigi, periodontitis, trauma gigi,
masalah erupsi (impaksi, perikoronitis). Teknik anestesi yang sering digunakan dalam kedokteran gigi
adalah teknik anestesi topikal, teknik infiltrasi dan teknik blok. Laporan kasus dan pemeriksaan: Seorang
pasien perempuan berusia 23 tahun datang ke RSGM UMY mengeluhkan gigi bawah kanan belakangnya
berlubang besar dan terasa mengganggu saat digunakan makan karena sering terselip makanan. Kondisi
tersebut sudah diarasakan pasien sejak dua tahun yang lalu dan belum ditambalkan sampai sekarang
berlubang besar, gigi yang dikeluhkan tersebut satu tahun yang lalu pernah sakit bengkak dan diperiksakan
ke puskesmas dan diberi obat antibitik. Pasien memiliki riwayat alergi dengan amoxicilillin. Saat ini kondisi
gigi tersebut sudah tidak ada keluhan baik bengkak ataupun sakit, pasien sebelumnya sudah melakukan
pencabutan dan tidak ada komplikasi, pasien tidak sedang konsumsi obat obatan rutin dan tidak sedang
dalam pengobatan dokter. Pasien tidak dicurigai memiliki riwayat penyakit sistemik, ayah dan ibu pasien
tidak dicurigai memiliki riwayat penyakit sistemik, pasien terakhir makan 3 jam sebelum ke rumahsakit,
pasien istirahat dengan cukup +- 8jam pada malam hari sebelumnya. Pasien rutin konsumsi buah dan sayur.
Pada pemeriksaan obyektif terdapat kavitas pada bagian oklusal lingual yang melebar ke mesial dengan
kedalaman pulpa dengan sondasi – perkusi – palpasi – vitalitas -. Tekanan darah pasien 112/77mmHg
dengan nadi 87x/menit respirasi 18x/menit. Pada pemeriksaan penunjang radiograf tampak gambaran
radiolusen pada pagian mesioolusal gigi 46 dengan kedalaman pulpa terdapat gambaran radiolusen juga
pada bagian periapikal akar mesial dan distal dengan ukuran diameter +- 3mm. Hasil: Anestesi dilakukan
dengan teknik blok indirect fisher pada nervus alveolaris inferior menggunakan pehacain (lidocaine HCl
2% dengan epinefrin 1:80.000) sebanyak 1 ml pada nervus alveolaris inferior dan anestesi infiltrasi pada
mucobucal fold gigi 46 sebanyak 0,5 ml menggunakan syringe 3cc. Kesimpulan: Kombinasi teknik
anestesi IANB dan infiltrasi bukal pada tindakan pencabutan gigi molar mandibula menjadi pilihan yang
cukup baik pada pemcabutan gigi molar dan memudahkan proses pencabutan gigi.
Kata Kunci : ekstraksi gigi molar, blok mandibula
Abstract
Background: Tooth extraction is defined as the extraction of the entire tooth or tooth root painless, with
minimal trauma to surrounding tissues, so bones heal quickly good and no post-action problems.
Indications for tooth extraction include dental caries, periodontitis, dental trauma, eruption problems
(impacted, pericoronitis). Common anesthetic technique The techniques used in dentistry are topical
anesthetic techniques, infiltration techniques and block techniques. Case report and examination: A 23-
year-old female patient came to RSGM UMY complaining of a large hole in her right lower back tooth and
it was annoying when she used to eat because food was often stuck. This condition has been felt by the
patient since two years ago and has not been filled with large cavities until now. The tooth that was
complained about one year ago had swollen pain and was examined at the puskesmas and given antibiotics.
The patient has a history of allergy to amoxicillin. Currently, the condition of the tooth has no complaints,
either swelling or pain, the patient previously had it extracted and there were no complications, the patient
is not taking regular medicines and is not being treated by a doctor. The patient is not suspected of having
a history of systemic disease, the patient's father and mother are not suspected of having a history of
systemic disease, the patient last ate 3 hours before going to the hospital, the patient had enough rest +-8
hours the night before. Patients regularly consume fruits and vegetables. On objective examination, there
is a cavity on the lingual occlusal area that widens mesial to the depth of the pulp with sound – percussion
– palpation – vitality –. The patient's blood pressure is 112/77mmHg with a pulse of 87x/minute, respiration
18x/minute. On radiographic examination, there was a radiolucent image on the mesiolusal portion of tooth
46 with a pulp depth, there was also a radiolucent image on the periapical portion of the mesial and distal
roots with a diameter of +-3mm. Results: Anesthesia was performed using an indirect fisher block
technique on the inferior alveolar nerve using pehacaine (2% lidocaine HCl with epinephrine 1:80,000) as
much as 1 ml on the inferior alveolar nerve and 0.5 ml infiltration anesthesia on the mucobucal fold of
tooth 46 using a 3cc syringe. Conclusion: Combination of IANB anesthetic technique and buccal
infiltration in the extraction procedure
Mandibular molars are a fairly good choice for molar tooth extraction and facilitate the extraction process.
melebar ke mesial dengan kedalaman pulpa dilakukan pencabutan dan komplikasi saat
pencabutan atau setelah pencabutan. Pasien
dengan sondasi – perkusi – palpasi – vitalitas
-. Tekanan darah pasien 112/77mmHg memahami dan menyetujui apa yang sudah
dijelaskan dengan menandatangani lembar
dengan nadi 87x/menit respirasi 18x/menit.
Pada pemeriksaan penunjang radiograf persetujuan mtindakan medis (inform
tampak gambaran radiolusen pada pagian concent). Pertama tama dilakukan asepsis
terlebih dahulu pada daerah yang akan
mesioolusal gigi 46 dengan kedalaman pulpa
terdapat gambaran radiolusen juga pada dilakukan anastesi menggunakan povidone
bagian periapikal akar mesial dan distal iodine, seteah itu diberikan anastesi topical
dengan ukuran diameter +- 3mm. berupa benzocaine pada titik insersi jarum
berupa KIE, Ekstraksi gigi 46, control dan HCL 2% dengan epinefrin 1;80000)
sebanyak 1ml dan 0.5ml pada nervus
evaluasi.
lingualis, lalu selanjutnya diberikan anastesi
PENATALAKSANAAN KASUS
infiltrasi pada mucobucal fold gigi 46
Kunjungan pertama dilakukan pada tanggal 6 sebanyak 0.5ml. setelah dipastikan anastesi
april 2021. Setelah dilakukan pemeriksaan bekerja, mulai dilakukan searasi gingiva
menggunakan eskavator pada sekitar gigi 46. oprator apabila terjadi komplikasi pasca
Luksasi gigi menggunakan luksator pada pencabutan. Pasien diresepkan obat antibiotic
mesiobukal dan disto bukal gigi 46. Setelah berupa cefadroxil tablet 500mg sebanyak 10
dilakukan luksasi dan gigi sudah goyang tablet dengan aturan minum setiap 12 jam 2x
dilanjutkan dengan menggunakan elevator sehari 1 tablet dan analgesic berupa asam
berupa bein setelah gigi dirasa cukup goyang mefenamat tablet 500mg sebanyak 10 tablet
dilanjutkan dengan menggunakan tang dengan aturan konsumsi 3x sehari 1 tablet
forceps mahkota posterior rahang bawah apabila terasa sakit saja. Kunjungan kedua
dengan gerakan bukal lingual dan terakhir dilakukan control pasca pencabutan pada
kearah bukal sampai keluar dari soketnya. tanggal 14 april 2021, pasien mengaku tidak
Kemudian setelah gigi keluar dari soketnya ada keluhan apapun pasca pencabutan dan
dilakukan kuretase pada soket menggunakan menjalankan semua instruksi yang telah
kuret bedah untuk menghilangkan jaringan diberikan dan mengkonsumsi obat hingga
granulasi sampai keluar darah segar. habis. Pada pemeriksaan obyektif terdapat
Selanjutnya dilakukan pengecekan tulang soket bekas pencabutan gigi 46 yang mulai
disekitar soket dengan menggunakan menutup dan berwarna sedikit kemerahan
kelingking dan dirasakan ada tulang yang dengan palpasi – pada kunjungan ini
tajam lalu dilakukan pengurangan tulang dilakukan irigasi bagian soket dengan
yang tajam dengan menggunakan bone file. campuran saline dan povidone iodine serta
Setelah itu dilakukan irigasi menggunakan dilakukan inspeksi karena soket sudah mulai
povidonee iodine, dan pasien diinstruksikan menutup.
untuk menggigit kapas atau tampon selama
30-60 menit, pasien diedukasi untuk tidak
meminum minuman panas selama sehari,
menghindari memainkan soket bekas
pencabutan dengan lidah, hindari terlalu
sering meludah, hindari minum
menggunakan sedotan, hindari menghisap
hisap soket bekas pencabutan, menggunakan
gambar 3 penampakan soket saat kontrol
sisi sebelahnya untuk makan, megkonsumsi
obat sesuai instruksi, dan menghubungi
DISKUSI sifat anestesi lokal, tetapi toksisitasnya
meningkat.9 Lidokain memiliki kemampuan
pencabutan gigi yang disebabkan masalah
untuk dilatasi pembuluh darah dan sebagian
periodontal sebagian besar terjadi pada
besar diserap oleh tubuh dalam waktu
populasi lanjut usia diatas 55 tahun dan
singkat. Proses ini tidak hanya
semakin meningkat seiring bertambahnya
mempersingkat durasi anestesi, tetapi juga
usia. Sedangkan pencabutan gigi pada
sangat meningkatkan risiko toksisitas.10
populasi berusia muda disebabkan oleh
Oleh karena itu, ketika lidokain digunakan
alasan orthodontik, impaksi, dan karies. Gigi
sebagai anestesi lokal, adrenalin sering
yang paling sering mengalami pencabutan
ditambahkan ke dalam larutan untuk
adalah molar pertama mandibula, kemudian
mencapai tujuan konstriksi pembuluh darah
diikuti oleh molar ketiga mandibula.
dan menunda penyerapan bahan anestesi. 11
Penyebab utama gigi molar docabut adalah
karies, kemudian masalah periodontal, dan Pada kasus ini penulis pasien menginjeksikan
yang terakhir adalah karena impaksi bahan larutan anastesi 1ml pada nerfus
alfeolaris inferior dan 0,5ml pada nervus
Mayoritas anestesi lokal pada bedah mulut
lingual dan ditambah anastesi infiltrasi pada
dan maksilofasial dapat dibagi menjadi
mucobucal fold gigi 46 dengan tujuan agar
golongan ester dan amida. Namun, ester
menambah daya anastesi selama pencabutan,
secara bertahap telah ditinggalkan dalam
pada kasus ini gigi dapat diambil dengan
perawatan gigi karena sifat alerginya. Bahan
hanya menggunakan bein dan forceps saja.
anestesi yang termasuk golongan amida
diantaranya adalah lidokain, artikain, Pada Kunjungan kedua yang dilakukan 8 hari
prokain, mepivakain dan bupivakain. Di pasca pencabutan gigi, tampak soket mulai
antara bahan anestesi lokal, lidokain sering menutup namun masih berwarna sedikit
digunakan sebagai “gold standard” untuk kemerahan, hal ini menunjukkan
mengevaluasi obat anestesi lain dalam hal penyembuhan luka pada fase proliferasi. Fase
Keamanan dan efektifitas. Setelah proliferasi berlangsung sejak 3 hari pasca
disuntikkan ke dalam tubuh 90% lidokaine ektraksi sampai 21 hari. Pada fase ini
dimetabolisme oleh hati dan 10% terjadi pembentukan jaringan granular merah
diekskresikan dalam bentuk aslinya. muda (jaringan granulasi) yang mengandung
Metabolit lidokain di hati masih memiliki sel-sel inflamasi, fibroblas, dan
pembuluh darah baru yang tertutup dalam 5. Malamed, S. F. (2019). Handbook of
matriks longgar.12 Local Anesthesia. Elsevier Health
Sciences, 8 2, 204- 207, 239-264.
KESIMPULAN
6. Jhon GM. Practical dental local
Kombinasi teknik anestesi IANB dan anesthesia. London: Quintessence
infiltrasi bukal pada tindakan pencabutan publishing co; 2002. p. 55-59.
gigi molar mandibula menjadi pilihan yang 7. Wong MK, Jacobsen PL (1992)
cukup baik pada pemcabutan gigi molar dan Reasons for local anesthesia failures.
memudahkan proses pencabutan gigi. J Am Dent Assoc 123:69–73