PUBLIKASI ILMIAH
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan
Program Profesi Dokter Gigi Fakultas Kedokteran Gigi
Oleh:
Elsa Amalia
J301650014
1
HALAMAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI ILMIAH
Oleh:
Elsa Amalia
J301650014
2
Penatalaksanaaan Kasus Sisa Akar pada Gigi Molar Pertama Kanan
Maksila dengan Metode Pencabutan Tertutup atau Close Method (Lapoan
Kasus)
Elsa Amalia*, Dendy Murdiyanto**
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Elsaamalia25@gmail.com, dendymurdiyanto@ums.ac.id
ABSTRAK
Sisa akar gigi atau radices disebabkan oleh karies, berawal dari karies
email yang terlihat sebagai bintik putih kemudian lesi terus berlanjut membentuk
lubang. Jika gigi tidak dirawat,maka lubang akan membesar dan pada akhirnya
gigi akan mengalami kematian/nekrosis dan hanya meninggal sisa akar gigi
(radices). Ekstraksi merupakan perawatan yang dilakukan jika tidak dapat
dilakukan perawatan yang lain. Laporan kasus ini membahas tentang pencabutan
gigi molar pertama kanan mandibula dengan anastesi blok mandibula. Prosedur
yang dilakukan meliputi pemeriksaan subjektif, objektif, dan pemeriksaan
penunjang berupa ronsen peripapikal dan dilanjutkan dengan pencabutan gigi
molar pertama kanan maksila dengan anastesi infiltrasi. Tujuh hari setelah
perawatan dilakukan evaluasi dan tidak terdapat keluhan pada pasien dan soket
pada luka tersebut sudah mulai menutup.
ABSTRACT
Radices tooth are caused by caries, starting from enamel caries which
appear as white spots then lesions continue to form holes. If the teeth are not
treated, the hole will enlarge and eventually the tooth will die / necrosis and
remain the remaining root teeth (radices). Extraction is a treatment that is carried
out if no proper treatment can be performed. This case report discusses the
removal of the maxilla right first molar tooth by local infiltration anesthesia. The
procedure involved included subjective, objective, and investigative examinations
in the form of peripapical x-ray and followed by extraction of the maxilla right
first molar with block anesthesia. Seven days after treatment were evaluated and
there were no complaints to the patient and the socket on the wound had begun to
close
3
PENDAHULUAN
Karies gigi merupakan sebagai penyakit jaringan gigi yang ditandai dengan
kerusakan jaringan, dimulai dari permukaan gigi (pit, fissure dan daerah
terjadinya pulpitis yang lama kelamaan dapat mengakibatkan kematian pulpa atau
nekrosis pulpa1.
Gigi yang mengalami nekrosis pulpa harus dilakukan perawatan agar bakteri
dan peradangan yang terjadi tidak meluas dan menyebabkan penyakit baru.
diantaranya adalah keadaan lokal gigi. Perlu dilakukan evaluasi secara visual dan
rontgen foto untuk menilai keadaan jaringan gigi, akar dan saluran akar pasien2.
Infeksi dari pulpa nekrosis yang tidak dirawat akan meluas keluar dari foramen
yang meluas dan tidak dirawat dapat mengakibatkan hilangnya mahkota gigi
sepenuhnya dan menyisakan akar (sisa akar) atau disebut juga sebagai radices3.
dengan kondisi kehilangan struktur yang terlalu banyak sehingga tidak dapat
adalah cabang dari ilmu kedokteran gigi yang menyangkut pencabutan gigi dari
soketnya pada tulang alveolar. Indikasi ekstraksi gigi diantaranya karies, adanya
kelainan patologi, terapi radiasi, gigi yang mengalami infeksi, fraktur akar atau
4
sisa akar. Ekstraksi gigi yang ideal yaitu penghilangan seluruh gigi atau akar gigi
dengan minimal trauma atau nyeri yang seminimal mungkin sehingga jaringan
yang terdapat luka dapat sembuh dengan baik dan masalah prostetik setelahnya
dalam kedokteran gigi untuk meringankan nyeri. Terdapat dua Teknik anestesi
lokal yaitu dengan anestesi infiltrasi merupakan anestesi yang paling sering
dilakukan untuk gigi rahang atas maupun bawah dengan kondisi gigi tinggal akar.
Penggunaan anestesi topikal pun kadang diperlukan pada pasien yang memiliki
penunjang yang lebih lengkap sesuai dengan standard operasional bedah minor.
menyulitkan tindakan pencabutan gigi, seperti bentuk dan jumlah akar gigi yang
abnormal, hipersementosis akar, ankilosis, sklerosis tulang, dan gigi yang dirawat
endodontik5.
tingkat kesulitan pencabutan gigi. Jika dengan teknik sederhana/ intra alveolar
5
tidak dapat mengeluarkan gigi maka pencabutan gigi dapat digunakan teknik
LAPORAN KASUS
intraoral menunjukan gigi 36 terdapat sisa akar perkusi negatif, palpasi negatif.
Diagnosis dari kasus ini yaitu, radices yang terjadi karena karies yang
meluas. Karies gigi dimulai dari permukaan gigi (pit, fissure dan daerah
6
interproksimal) meluas kearah pulpa. Pulpa yang terinfeksi akan menyebabkan
terjadinya pulpitis yang lama kelamaan dapat mengakibatkan kematian pulpa atau
nekrosis pulpa. Infeksi dari pulpa yang nekrosis akan meluas keluar dari foramen
periapikal. Karies yang meluas dan tidak dirawat dapat mengakibatkan hilangnya
mahkota gigi sepenuhnya dan menyisakan akar (sisa akar) atau disebut juga
sebagai radices1.
Kasus ini memiliki prognosis yang baik karena pasien kooperatif dan tidak
ada faktor penyulit seperti kecemasan pasien, kondisi kesehatan serta kondisi
klinis gigi yang akan dicabut. Perawatan pada kasus radices atau sisa akar yaitu
ekstraksi, antara lain: pengisian informed concent, pasien diberikan informasi dan
penyuntikan menggunakan cotton pallet dengan gerakan memutar dari arah dalam
pehacain. Anastesi pehacain diaplikasikan dengan cara menarik pipi atau bibir
serta membran mukosa yang bergerak kearah bawah untuk rahang atas. Kemudian
dilakukan penyuntikan pada titik lipatan mukobucal antara akar distobukal dan
mesiobukal gigi molar pertama bawah. Dosis anastesi yang digunakan adalah 1,5
7
cc. Ini akan menganestesi ujung syaraf dari N. Alveolaris superior posterior dan
N. Palatinus mayor dengan cara menentukan garis khayal yang ditarik dari antara
tepi gingiva molar tiga atas sepanjang akar palatal terhadap garis tengah rahang.
Injeksikan anastesi tepat diakar palatal gigi molar pertama dengan dosis anastesi
yang digunakan 0,5 cc. daerah yang teranestesi akan tampak pucat dan pasien
Selanjutnya dilakukan luksasi dengan bein. Setelah akar gigi mengalami lukasis,
8
menggunakan larutan saline. Pasien diinstruksikan mengigit tampon selama 1 jam
setelah ekstraksi.
A B
Gambar 4. A. Luksasi sisa akar menggunakan bein; B. soket pasca pencabutan
Pemberian medikasi Amoxicillin tab mg 500 dan Asam Mefenamat tab mg
500 selama 3 hari. Pasien diintruksikan untuk menghidari berkumur terlalu keras,
memainkan bekas luka dengan jari atau lidah, menghindari makan dan minum
anjuran dan pasien diminta untuk menjaga kebersihan rongga mulut. Evaluasi
sedikit kemerahan sebagai tanda proses penyembuhan dan soket hampir menutup
dengan sempurna.
9
Gambar 5. Foto klinis satu minggu pasca pencabutan
PEMBAHASAN
perawatan ini dapat dilihat dari pemeriksaan subjektif seperti tidak adanya nyeri,
sedikit kemerahan sebagai tanda proses penyembuhan dan soket hampir menutup
dengan sempurna.
Radices merupakan sisa akar gigi yang beawal dari karies ada permukaan
gigi. Karies gigi merupakan proses kerusakan gigi yang dimulai dari enamel terus
dalam rongga mulut yang berinteraksi satu dengan yang lain. Faktor-faktor
juga hilangnya struktur gigi. Bakteri Streptococcus mutans pada plak gigi
10
mengakibatkan hilangnya mineral enamel gigi dan terjadinya proses
demineralisasi. Pada keadaan pH sudah kembali normal dan terdapat ion kalsium
dan fosfat pada gigi maka mineral akan kembali ke enamel gigi, roses ini disebut
jaringan keras gigi yang dapat dilihat dengan adanya lesi karies atau kavitas yang
terjadinya pulpitis yang lama kelamaan dapat mengakibatkan kematian pulpa atau
nekrosis pulpa8.
bakteri dan peradangan yang terjadi tidak meluas dan menyebabkan penyakit
baru. Infeksi dari pulpa nekrosis yang tidak dirawat akan meluas keluar dari
Karies yang meluas dan tidak dirawat dapat mengakibatkan hilangnya mahkota
gigi sepenuhnya dan menyisakan akar (sisa akar) atau disebut juga sebagai
radices9.
Technique) dan Open Methods. Open Methods adalah suatu tehnik pencabutan
11
dengan menggunakan tang, elevator maupun kombinasi dari keduanya. Pada
pencabutan gigi dengan Close Methods, pencabutan gigi umumnya tidak disertai
penyulit (ankilosis, hipersementosis), sisa akar masih diatas garis servikal , tidak
adanya gejala fraktur akar, sisa akar dapat dipegang dengan tang atau dikeluarkan
dengan elevator. Kontra indikasi dari motode tertutup adalah gigi dengan
hipersementosis, adanya kelainan akar, gigi dengan sisa akar dibawah garis
servikal, fraktur akar pada sepertiga apikal, akar yang rapuh, gigi dengan
sapat digunakan pada gigi yang tidak memiliki tingkat kesulitan tinggi misal gigi
dengan kelainan jumlah, bentuk, dan pola akar gigi, karies yang meluas ke akar
tiga fase yaitu fase inflamasi, fase proliferasi dan fase remodeling. Fase inflamasi
ini akan berlangsung sejak terjadinya luka sampai hari kelima. Pembuluh darah
(retraksi), dan reaksi hemostasis. Hemostasis terjadi karena trombosit yang keluar
12
dari pembuluh darah saling melengket, dan bersama dengan benang fibrin yang
terbentuk membekukan darah yang keluar dari pembuluh darah. Sementara itu
terjadi reaksi inflamasi. Sel mast dalam jaringan ikat menghasilkan serotonin dan
menyebabkan odema dan pembengkakan. Tanda dan gejala klinik reaksi inflamsi
menjadi jelas berupa warna kemerahan karena kapiler melebar (rubor), suhu
Fase proliferasi disebut juga fase fibroplasia karena yang menonjol adalah
proses proliferasi fibroblast. Fase ini berlangsung dari akhir fase inflamasi
sampai kira – kira akhir minggu ketiga. Fibroblast berasal dari sel mesenkim
dan prolin yang merupakan bahan dasar kolagen serat yang akan menyatukan
tepi luka. Pada fase fibroplasia ini, luka dipenuhi sel radang, fibroblast, dan
berbintik halus yang disebut jaringan granulasi. Epitel tepi luka yang terdiri dari
sel basal terlepas dari dasarnya dan berpindah mengisi permukaan luka.
Tempatnya kemudian diisi oleh sel baru yang terbentuk dari proses
mitosis. Proses migrasi hanya bisa terjadi ke arah yang lebih rendah atau datar,
sebab epitel tak dapat bermigrasi ke arah yang lebih tinggi. Proses ini baru
berhenti setelah epitel saling menyentuh dan menutup seluruh permukaan luka.
jaringan granulasi juga akan berhenti dan mulailah proses pematangan dalam
13
fase ini14.
Pada fase remodeling ini terjadi proses pematangan yang terdiri dari
gravitasi, dan akhirnya terbentuklah jaringan yang baru. Fase ini dapat
berlangsung berbulan – bulan dan dinyatakan berahkir kalau semua tanda radang
abnormal karena proses penyembuhan. Odema dan sel radang diserap, sel muda
menjadi matang, kapiler baru menutup dan diserap kembali, kolagen yang
berlebih diserap dan sisanya mengerut sesuai dengan regangan yang ada. Selama
proses ini dihasilkan jaringan parut yang pucat, tipis, dan lemas serta mudah
digerakkan dari dasar. Terlihat pengerutan maksimal pada luka. Pada akhir fase
ini, penampakan luka mampu menahan regangan kira – kira 80%. Penyembuhan
total pada luka pasca ekstraksi terjadi pada kurun waktu 3-6 bulan15.
diantara akar distobukan dan akar mesiobukal gigi molar yaitu pada ujung cabang
yang akan dicabut adalah radices atau sisa akar sehingga perlu dilakukan anastesi
agar pasien tidak merasakan kesakitan pada saat akan dilakukan pencabutan 16.
infeksi pasca ekstraksi yang disebabkan infeksi bakteri pada daerah soket. Infeksi
pada pasca perawatan ekstraksi terjadi karena masuknya bakteri rongga mulut ke
14
dalam soket dan menginfeksi daerah soket gigi. Kondisi luka pada soket gigi yang
telah dilakukan ekstraksi dalam beberapa jam akan menimbulkan rasa sakit
KESIMPULAN
Kasus dalam laporan ini membahas tentang ekstraksi gigi molar pertama
pasien tidak mengeluhkan adanya rasa sakit dan pemeriksaan objektif soket sudah
mulai menutup, tidak nterdapat inflamasi pada daerah sekitar yang sudah
dilakukan pencabutan.
DAFTAR PUSTAKA
15
9. Wray, David. General and Oral Surgery. London : Churchill Livingstone.
2003
10. Bakar A. Kedokteran Gigi Klinis. Yogjakarta : Quantum. 2012,p.117
11. Fragiskos D. Oral surgery. 2nd ed. Germany: Springer; 2007, p. 73.
12. Peterson LJ. 2003. Contemporary Oral and Maxillofacial Surgery, 4th ed. St
Louis : Mosby,
13. Sjamsuhidajat, R. dkk. (2010), Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 3. Jakarta: EGC
14. Koh TJ, DiPietro LA. Inflammation and wound healing: the role of the
macrophage. Expert Rev Mol Med. 2011; 11(13): e23. doi:
10.1017/S1462399411001943.
15. Velnar T, Bailey T, Smrkolj V. The wound healing process: an overview of
the cellular and molecular mechanisms. J Int Med Res. 2009; 37(5): 1531 –
1534.
16. Latief SA, Kartini AS, M Ruswan D. Petunjuk praktis anestesiologi. Edisi
Kedua. Jakarta: Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif FKUI; 2009.p.97-
104
17. Yuwono ,Budi. Penatalaksanaan pencabutan gigi dengan kondisi sisa akar
(gangren radik). Stomatognatic (J.K.G Unej. 2010; 7 (2): 89-95
16