Anda di halaman 1dari 10

1.

Proses terjadinya karies gigi dimulai dengan adanya plaque di permukaan gigi, sukrosa (gula) dari
sisa makanan dan bakteri berproses menempel pada waktu tertentu yang berubah menjadi asam
laktat yang akan menurunkan pH mulut menjadi kritis (5,5) dan akan menyebabkan demineralisasi
email berlanjut menjadi karies gigi. Secara perlahan-lahan demineralisasi interna berjalan ke arah
dentin melalui lubang fokus tetapi belum sampai kavitasi (pembentukan lubang).

Kavitasi baru timbul bila dentin terlibat dalam proses tersebut. Namun kadang-kadang begitu
banyak mineral hilang dari inti lesi sehingga permukaan mudah rusak secara mekanis, yang
menghasilkan kavitasi yang makrokopis dapat dilihat. Pada karies dentin yang baru mulai terlihat
hanya lapisan keempat (lapisan transparan, terdiri dari tulang dentin sklerotik, kemungkinan
membentuk rintangan terhadap mikroorganisme dan enzimnya) dan lapisan kelima (lapisan
opak/tidak tembus penglihatan, di dalam tubuli terdapat lemak yang mungkin merupakan gejala
degenerasi cabang-cabang odontoblast). Baru setelah terjadi kavitasi, bakteri akan menembus tulang
gigi. Pada proses karies yang amat dalam, tidak terdapat lapisan-lapisan tiga (lapisan demineralisasi,
suatu daerah sempit, dimana dentin partibular diserang), lapisan empat dan lapisan lima.

Akumulasi plak pada permukaan gigi utuh dalam dua sampai tiga minggu menyebabkan
terjadinya bercak putih. Waktu terjadinya bercak putih menjadi kavitasi tergantung pada umur, pada
anak-anak 1,5 tahun dengan kisaran 6 bulan ke atas dan ke bawah, pada umur 15 tahun, 2 tahun
dan pada umur 21-24 tahun, hampir tiga tahun. Tentu saja terdapat perbedaan individual. Sekarang
ini karena banyak pemakaian flourida, kavitasi akan berjalan lebih lambat daripada dahulu.

Lubang gigi disebabkan oleh beberapa tipe dari bakteri penghasil asam yang dapat
merusak karena reaksi fermentasi karbohidrattermasuk sukrosa, fruktosa,
[5][6][7]
dan glukosa. Asam yang diproduksi tersebut memengaruhi mineral gigi sehingga menjadi
sensitif pada pH rendah. Sebuah gigi akan mengalami demineralisasi dan remineralisasi. Ketika
pH turun menjadi di bawah 5,5, proses demineralisasi menjadi lebih cepat dari remineralisasi.
Hal ini menyebabkan lebih banyak mineral gigi yang luluh dan membuat lubang pada gigi.

Penyebab[sunting | sunting sumber]


Ada empat hal utama yang berpengaruh pada karies: permukaan gigi, bakteri
kariogenik (penyebab karies), karbohidrat yang difermentasikan, dan waktu.[30]

Gigi[sunting | sunting sumber]


Ada penyakit dan gangguan tertentu pada gigi yang dapat mempertinggi faktor risiko terkena
karies. Amelogenesis imperfekta, yang timbul pada 1 dari 718 hingga 14.000 orang, ada
penyakit di mana enamel tidak terbentuk sempurna.[31] Dentinogenesis imperfekta adalah
ketidaksempurnaan pembentukan dentin. Pada kebanyakan kasus, gangguan ini bukanlah
penyebab utama dari karies.[32]
Anatomi gigi juga berpengaruh pada pembentukan karies. Celah atau alur yang dalam pada gigi
dapat menjadi lokasi perkembangan karies. Karies juga sering terjadi pada tempat yang sering
terselip sisa makanan.

Bakteri[sunting | sunting sumber]

Preparat Streptococcus mutans.

Mulut merupakan tempat berkembanganya banyak bakteri, namun hanya sedikit bakteri
penyebab karies, yaitu Streptococcus mutansdan Lactobacilli di antaranya.[5][7] Khusus untuk
karies akar, bakteri yang sering ditemukan adalah Lactobacillus acidophilus, Actinomyces
viscosus, Nocardia spp., dan Streptococcus mutans. Contoh bakteri dapat diambil pada plak.

Karbohidrat yang dapat difermentasikan[sunting | sunting sumber]


Bakteri pada mulut seseorang akan mengubah glukosa, fruktosa, dan sukrosa menjadi asam
laktat melalui sebuah proses glikolisisyang disebut fermentasi.[6] Bila asam ini mengenai gigi
dapat menyebabkan demineralisasi. Proses sebaliknya, remineralisasi dapat terjadi bila pH telah
dinetralkan. Mineral yang diperlukan gigi tersedia pada air liur dan pasta gigi berflorida dan
cairan pencuci mulut.[33]Karies lanjut dapat ditahan pada tingkat ini. Bila demineralisasi terus
berlanjut, maka akan terjadi proses pelubangan.

Waktu[sunting | sunting sumber]


Tingkat frekuensi gigi terkena dengan lingkungan yang kariogenik dapat memengaruhi
perkembangan karies.[34] Setelah seseorang mengonsumsi makanan mengandung gula, maka
bakteri pada mulut dapat memetabolisme gula menjadi asam dan menurunkan pH. PH dapat
menjadi normal karena dinetralkan oleh air liur dan proses sebelumnya telah melarutkan mineral
gigi. Demineralisasi dapat terjadi setelah 2 jam.[35]
Faktor lainnya[sunting | sunting sumber]
Selain empat faktor di atas, terdapat faktor lain yang dapat meningkatkan karies.
Air liur dapat menjadi penyeimbangan lingkungan asam pada mulut. Terdapat keadaan di mana
air liur mengalami gangguan produksi, seperti pada sindrom Sjögren, diabetes mellitus, diabetes
insipidus, dan sarkoidosis.[36]

Karies yang merajalela karena penggunaan metamfetamin.

Obat-obatan seperti antihistamin dan antidepresan dapat memengaruhi produksi air


liur.[37] Terapi radiasi pada kepala dan leher dapat merusak sel pada kelenjar liur.[38]
Penggunaan tembakau juga dapat mempertinggi risiko karies.[39] Tembakau adalah faktor yang
signifikan pada penyakit periodontis, seperti dapat menyusutkan gusi.[40] Dengan gusi yang
menyusut, maka permukaan gigi akan terbuka. Sementum pada akar gigi akan lebih mudah
mengalami demineralisasi.[29]
Karies botol susu atau karies kanak-kanak adalah pola lubang yang ditemukan di anak-anak
pada gigi susu. Gigi yang sering terkena adalah gigi depan di rahang atas, namun kesemua
giginya dapat terkena juga.[41] Sebutan "karies botol susu" karena karies ini sering muncul pada
anak-anak yang tidur dengan cairan yang manis (misalnya susu) dengan botolnya. Sering pula
disebabkan oleh seringnya pemberian makan pada anak-anak dengan cairan manis.
Ada juga karies yang merajalela atau karies yang menjalar ke semua gigi.[42] Tipe karies ini
sering ditemukan pada pasien dengan xerostomia, kebersihan mulut yang buruk, pengonsumsi
gula yang tinggi, dan pengguna metamfetamin karena obat ini membuat mulut kering.[43] Bila
karies yang parah ini merupakan hasil karena radiasi kepala dan leher, ini mungkin sebuah
karies yang dipengaruhi radiasi.

Apa itu Pengertian Infeksi? Secara umum istilah Infeksi biasa kita definisikan sebagai
suatu penyakit yang diakibatkan karena tubuh kita telah kemasukan kuman atau virus, ini benar
akan tetapi pengertian infeksi yang lebih tepatnya adalah : suatu keadaan dimana adanya suatu
organisme pada jaringan tubuh yang disertai dengan gejala klinis baik itu bersifat lokal m aupun
sistemik seperti demam atau panas sebagai suatu reaksi tubuh terhadap organisme tersebut.
Jika gejala demam tersebut bersifat mendadak, maka disebabkan oleh infeksi virus. Akan tetapi
jika demamnya secara bertahap atau lambat, maka biasanya disebabka n oleh infeksi bakteri.
Secara Definisi, Infeksi adalah kolonalisasi yang dilakukan oleh spesies asing (luar) terhadap
organisme inang (tubuh), dan bersifat pilang yaitu membahayakan inang. Organisme
penginfeksi, atau patogen, menggunakan sumberdaya (sarana) yang dimiliki inang untuk dapat
memperbanyak diri dan itu merugikan inang. Patogen mengganggu fungsi normal inang
berakibat pada luka kronik, gangrene, kehilangan organ tubuh, bahkan kematian. Respons inang
terhadap infeksi disebut peradangan. Secara umum, patogen umumnya dikategorikan sebagai
organisme mikroskopik, walaupun sebenarnya definisinya lebih luas, mencakup bakteri, parasit,
fungi, virus, prion, dan viroid. Simbiosis antara parasit dan inang, di mana salah satu pihak
diuntungkan dan pihak lainnya dirugikan, digolongkan sebagai parasitisme. Cabang kedokteran
yang menitikberatkan infeksi dan patogen adalah cabang penyakit infeksi.

Secara umum infeksi ini terbagi menjadi dua golongan besar, yaitu :

 Infeksi yang terjadi karena terpapar oleh antigen dari luar tubuh
 Infeksi yang terjadi karena difusi cairan tubuh atau jaringan, seperti virus HIV, karena
virus tersebut tidak dapat hidup di luar tubuh.

Infeksi awal
Setelah menembus jaringan, patogen dapat berkembang pada di luar sel tubuh (ekstra selular)
atau menggunakan sel tubuh sebagai inangnya (intraselular). Patogen intraselular lebih lanjut
dapat diklasifikasikan lebih lanjut:

 patogen yang berkembang biak dengan bebas di dalam sel, seperti : virus dan beberapa
bakteri (Chlamydia, Rickettsia, Listeria).
 patogen yang berkembang biak di dalam vesikel, seperti Mycobacteria.

Jaringan yang tertembus dapat mengalami kerusakan oleh karena infeksi patogen, misalnya oleh
eksotoksin yang disekresi pada permukaan sel, atau sekresi endotoksin yang memicu sekresi
sitokina oleh makrofaga, dan mengakibatkan gejala-gejala lokal maupun sistemik

Infeksi yang muncul selama seseorang dirawat dan mulai menunjukkan suatu gejala selama
dirawat atau setelah dirawat disebut infeksi nosokomial. Secara umum, pasien ya ng masuk
rumah sakit dan menunjukkan tanda infeksi yang kurang dari 72 jam menunjukkan bahwa masa
inkubasi penyakit telah terjadi sebelum pasien masuk rumah sakit, dan infeksi yang baru
menunjukkan gejala setelah 72 jam pasien berada dirumah sakit baru dis ebut infeksi
nosokomial.

Kebiasaan menggosok gigi


American Academy of Pediatric Dentistry merekomendasikan bahwa seorang anak harus memulai
menjaga kebersihan mulut jauh sebelum tumbuh gigi. Bau mulut, noda pada gigi, atau gigi berlubang
disebabkan karena perawatan mulut yang buruk sejak balita.

Ajari anak menyikat gigi setiap 30 menit setelah selesai makan atau setidaknya 2 kali sehari.
Kunjungi dokter gigi untuk memperoleh saran perawatan gigi yang tepat untuk anak Anda.

4. Makanan asam
Makanan asam seperti jeruk dapat berkontribusi terhadap kerusakan gigi. Makanan asam berbahaya
karena dapat menciptakan kondisi yang menguntungkan bagi bakteri jahat dalam mulut.

Makanan asam dapat mengikis enamel gigi dan menyebabkan gigi berlubang. Hindari makan
makanan yang terlalu asam atau segera netralkan kondisi mulut setelah makan makanan asam.

Jangan langsung menyikat gigi setelah makan makanan asam, karena asam dapat melembutkan
enamel dan membuatnya lebih rentan ketika disikat. Sebaliknya, bilas mulut Anda dengan air atau
obat kumur dan tunggu hingga 30 menit sebelum menyikat gigi.

5. Makanan manis
Mulut dihuni oleh bakteri pemakan gula yang sangat menyukai makanan manis. Bakteri pemakan
gula tersebut akan mengubah gula dan menyebabkan kondisi asam pada mulut yang dapat mengikis
enamel gigi.

Hanya dalam waktu sekitar 20 detik setelah mengonsumsi makanan manis, bakteri sudah mengubah
kondisi mulut menjadi asam yang dapat bertahan sampai setengah jam. Sehingga penting untuk
menggosok gigi setelah makan makanan manis.

Tanda tanda infeksi

INFEKSI (PERADANGAN)
Infeksi adalah proses invasif oleh mikroorganisme dan berproliferasi di dalam tubuh
yang menyebabkan sakit (Potter & Perry, 2005).
Infeksi adalah invasi tubuh oleh mikroorganisme dan berproliferasi di dalam jaringan
tubuh (Kozier, at al, 1995).
Menurut kamus keperawatan disebutkan bahwa infeksi adalah multiplikasi
mikroorganisme dalam jaringan tubuh. Khususnya yang menimbulkan cedera seluler
setempat akibat metabolisme kompetitif, toksin, replikasi intra seluler atau reaksi antigen-
antibodi.
Tanda-tanda infeksi (peradangan) ini oleh Celsus, seorang sarjana Roma yang hidup
pada abad pertama sesudah Masehi, sudah dikenal dan disebut tanda-tanda infeksi utama.
Tanda-tanda infeksi ini masih digunakan hingga saat ini. Tanda-tanda infeksi
mencakup rubor (kemerahan), kalor (panas), dolor (rasa sakit), dan tumor(pembengkakan).
Tanda pokok yang kelima ditambahkan pada abad terakhir yaitu functio laesa (perubahan
fungsi) (Abrams, 1995; Rukmono, 1973; Mitchell & Cotran, 2003).
Dolor
Dolor adalah rasa nyeri, nyeri akan terasa pada jaringan yang mengalami infeksi. Ini terjadi
karena sel yang mengalami infeksi bereaksi mengeluarkan zat tertentu sehingga
menimbulkan nyeri menangis. Rasa nyeri mengisyaratkan bahwa terjadi gangguan atau
sesuatu yang tidak normal [patofisiologis] jadi jangan abaikan rasa nyeri karena mungkin saja
itu sesuatu yang berbahaya.

Kalor
Kalor adalah rasa panas, pada daerah yang mengalami infeksi akan terasa panas. Ini terjadi
karena tubuh mengkompensasi aliran darah lebih banyak ke area yang mengalami infeksi
untuk mengirim lebih banyak antibody dalam memerangi antigen atau penyebab infeksi.

Tumor
Tumor dalam kontek gejala infeksi bukanlah sel kanker seperti yang umum dibicarakan tidak
boleh tapi pembengkakan. Pada area yang mengalami infeksi akan mengalami
pembengkakan karena peningkatan permeabilitas sel dan peningkatan aliran darah.

Rubor
Rubor adalah kemerahan, ini terjadi pada area yang mengalami infeksi karena peningkatan
aliran darah ke area tersebut sehingga menimbulkan warna kemerahan.

Fungsio Laesa
Fungsio laesa adalah perubahan fungsi dari jaringan yang mengalami infeksi. Contohnya jika
luka di kaki mengalami infeksi maka kaki tidak akan berfungsi dengan baik seperti sulit
berjalan atau bahkan tidak bisa berjalan.

Jika infeksi sudah cukup lama maka akan timbuh nanah (pes). Nanah terbentuk karena
"perang" antara antibody dengan antigen bertarung sehingga timbulah nanah. Dengan
pemeriksaan nanah ini kita bisa mengetahui jenis antigen yang menyebabkan infeksi.

hubungan infeksi gigi dengan pemeriksaan darah

Jangan abaikan kesehatan gigi dan mulut. Salah-salah, penyakit lainpun menyerang.
Mikroorganisma yang berasal dari gigi dan mulut dapat menyebabkan infeksi atau penyakit
dibagian tubuh yang lain. Infeksi di akar gigi maupun di jaringan penyangga gigi melibatkan lebih
dari 350 bakteri dan mikroorganisma. Karena letak infeksinya sangat dekat dengan pembuluh
darah, produk bakteri berupa toksin dapat menyebar keseluruh tubuh.
Lebih dari 6 milyar mikroba tinggal dan hidup di dalam mulut yang berasal lebih dari 500 strain
yang berbeda. Yang terbanyak adalah candida albicans, porphyromonas gingivalis, streptococus
mutans, antinobacillus actinomycetemcomitans, treponema denticola, dan streptococcus
sanguis.
Gigi dan mulut sebetulnya merupakan tempat yang sangat jorok.
Ada lebih dari 350 mikroorganisme(bakteri) di dalam mulut. Bakteri ini sebetulnya tak akan
"bermasalah" jika jumlahnya seimbang dan hidup harmonis. Tetapi bisa menjadi tidak harmonis
jika muncul gangguan, seperti karies (gigi berlubang), penyakit penyangga gigi (periodontal),
atau ada infeksi.
Contohnya, karies (gigi berlubang). Kalau kariesnya masih kecil dan belum begitu dalam,
mungkin tidak akan menganggu. Namun, begitu karies membesar dan makin dalam, bisa terjadi
infeksi. Nah, infeksi inilah yang bisa memicu penyakit.

Gaya Hidup
Harus diakui, sebagian besar orang Indonesia masih belum begitu memperhatikan kesehatan
gigi dan mulut.
Pada karies(gigi berlubang), misalnya, makanan yang menempel akan mengundang bakteri,
yang kemudian terisap lewat pembuluh darah. Lama-lama jika tak sering di tangani, karies gigi
akan makin dalam dan gigi makin rusak. Akhirnya, terkena saraf gigi(Pulpa) akibatnya, akan
semakin susah dibersihkan.
Pulpa itu kan isinya pembuluh darah dan saraf. Nah, infeksi yang menjalar sampai ke ujung akar
akan membuat bakteri masuk. Bakteri ini berjalan lewat pembuluh darah, dan bisa mampir
kemana saja.
Tapi, tentu ini bukan satu-satunya penyebab. Masih ada penyebab-penyebab lain, misalnya
daya tahan tubuh, atau memang orang itu sudah punya faktor risiko. Contohnya perokok, "Orang
yang merokok umumnya punya penyakit periodontal, karena kondisi mulutnya selalu panas".
Gaya hidup sehat ternyata juga tak hanya menyangkut makanan sehat atau olahraga teratur,
tapi juga rutin melakukan general check-up dan kedokter gigi. Jadi, konsep gaya hidup sehat
sekarang harus lebih luas lagi. Ini yang belum dipahami masyarakat.
Bakteri yang berasal dari jaringan penyangga gigi dapat masuk ke pembuluh darah dan dapat
berjalan keseluruh organ vital dan menimbulkan infeksi.
Akibatnya, ini akan memperbesar risiko penyakit jantung, stroke, meningkatkan kecenderungan
wanita hamil melahirkan prematur dan bayi dengan berat badan kurang, serta meningkatkan
ancaman bagi pasien-pasien yang menderita diabetes, penyakit saluran pernapasan, dan
osteoporosis.

1. Jantung dan stroke


Ada beberapa teori yang menyatakan hubungan antara penyakit di mulut dengan penyakit
jantung. Salah satu teori menyatakan bakteri dari mulut (oral bacteria) ketika masuk ke dalam
pembuluh darah akan menempel pada timbunan lemak di pembuluh arteri jantung dan akan
menimbulkan bekuan.
Karakteristik penyakit jantung koroner adalah menebalnya pembuluh darah koroner jantung yang
disebabkan timbunan lemak. Ini akan menghambat aliran darah ke jantung, sehingga nutrisi dan
oksigen yang dibutuhkan jantung menjadi terhambat, yang dapat menyebabkan terjadinya
serangan jantung.
Kemungkinan lainnya, pembengkakan yang terjadi akibat penderita periodontal meningkatkan
timbunan lemak, yang mengontribusi pembengkakan arteri. Orang yang menderita penyakit
periodontal, berisiko 2 kali lebih besar menderita penyakit jantung koroner di bandingkan yang
tidak.

2. Diabetes
Orang yang menderita diabetes cenderung menderita penyakit periodontal dibandingkan mereka
yang sehat. Kemungkinan, ini karena orang yang menderita deabetes lebih rentan terhadap
infeksi. Faktanya penderita diabetes lebih banyak mengeluh tentang adanya penyakit
periodontal, seperti gusi mudah berdarah, bau mulut dan sebagainya.

3. Penyakit saluran pernafasan


Infeksi di mulut dapat menyebabkan penyakit saluran pernafasan bila bakteri terhisap masuk ke
saluran pernafasan. Bahkan, bakteri dapat berkembang biak dan menyebar sampai ke paru-
paru. Hasil penelitian menunjukkan, pasien dengan radang paru-paru kemungkinan besar juga
menderita penyakit periodontal.

PENYEBAB DAN MEKANISME GIGI BERLUBANG


Willoughby Miller seorang dokter gigi Amerika menemukan penyebab karies disebabkan
oleh bakteri dan gula. Bakteri akan mengubah gula dari sisa makanan menjadi asam yang
menyebabkan lingkungan gigi menjadi asam dan kondisi asam inilah yang membuat lubang
kecil pada email gigi. Saat lubang terjadi pada email gigi, belum merasakan sakit atau nyeri.
Tetapi, lubang kecil pada email selanjutnya dapat menjadi celah sisa makanan dan adanya
bakteri akan membuat lubang semakin besar dan melubangi dentin. Pada saat itulah akan
terasa linu pada gigi saat makan. Bila dibiarkan, lubang akan sampai pada pulpa gigi
sehingga mulai merasakan nyeri atau sakit gigi. Bila proses ini berlanjut akan terjadi matinya
sel saraf sehingga rasa sakitnya hilang. Pada tahap ini, biasanya orang sering
mengabaikan, padahal ketika sel saraf mati, proses kerusakan di dalam gigi terus berjalan
sampai ke tulang penyanggah gigi. Proses ini akan berlangsung sampai gigi menjadi habis
dan hanya tersisa akar gigi.
Selain itu ada beberapa hal yang mempengaruhi terbentuknya gigi berlubang antara lain :
permukaan gigi (celah atau alur yang dalam pada gigi dapat menjadi lokasi perkembangan
karies karena menjadi tempat yang sering terselip makanan), sisa makanan yang tertinggal
di mulut dalam waktu lama, gangguan produksi air liur (penderita kencing manis), obat-
obatan anti histamin, akibat terapi radiasi pada kepala dan leher dapat merusak sel kelenjar
liur, kebiasaan merokok, kebiasaan pada anak-anak yang tidur dengan cairan yang manis
(misalnya susu) dengan botolnya.

TANDA DAN GEJALA :


Tanda awal dari karies adalah tampak sebuah daerah yang berkapur (spot putih) di
permukaan gigi yang menandakan adanya demineralisasi. Selanjutnya warnanya berubah
menjadi tampak coklat. Proses tersebut dapat reversibel, namun ketika lubang sudah
terbentuk maka struktur yang rusak tidak dapat diregenerasi. Sebuah spot coklat dan
mengkilat dapat menandakan karies.
Gejala gigi berlubang umumnya berupa sakit gigi, gigi menjadi sensitiv setelah makan atau minum
manis, asam, panas, atau dingin serta terlihat atau terasa adanya lubang pada gigi.

KOMPLIKASI :
Apabila gigi berlubang tidak segera di tambal maka akan mengakibatkan infeksinya yang
semakin dalam lalu menjalar kedalam rongga syaraf dan menyebabkan timbulnya abses
diujung akar gigi. Abses gigi adalah kumpulan nanah yang diakibatkan dari infeksi yang
terjadi pada rongga syaraf gigi yang rasa sakitnya sangat luar biasa.
Jika masih terus terjadi infeksi pada rongga syaraf gigi maka gigi berlubang akan
mengakibatkan beberapa penyakit diantaranya :

1. Tanggalnya gigi yang berlubang tadi


2. Sepsis (peradangan di seluruh tubuh akibat infeksi)
3. Facial cellulitis (penyebaran infeksi kedalam jaringan lunak)
4. Osteomyelitis of the jaw (infeksi kedalam tulang rahang gigi)
5. Abses otak (infeksi pada otak)
6. Peradangan jantung
7. Pnemonia (radang paru-paru)

PENANGANAN :
Langkah yang umumnya diambil dokter gigi adalah menambal gigi yang rusak, bila
lubangnya belum terlalu besar. Tetapi bila pasien merasakan sakit gigi, proses penambalan
tidak dapat langsung dilakukan. Dokter gigi akan memberikan obat penghilang rasa sakit
atau akan mematikan saraf gigi agar pasien tidak tersiksa dengan rasa sakitnya. Pada
kunjungan selanjutnya barulah gigi akan dibersihkan dan ditambal sementara, penambalan
secara permanen dilakukan pada kunjungan berikutnya lagi.
Bila lubang terlalu besar dan tidak memungkinkan untuk ditambal, gigi harus dicabut. Sama
seperti proses penambalan gigi, maka gigi juga tidak dapat langsung dicabut saat gigi masih
terasa sakit. Hal ini disebabkan saat kita merasakan sakit gigi, maka obat anestesi tidak
dapat menembus akar gigi, sehingga saat dicabut akan menyebabkan sakit yang luar biasa.
Proses pencabutan gigi baru bisa dilakukan saat gigi sudah tidak terasa sakit. Jadi
pencabutan gigi adalah tindakan terakhir apabila kerusakan yang terjadi terlalu besar dan
struktur gigi yang tersisa tidak dapat diperbaiki lagi

PENCEGAHAN :
Di bawah ini beberapa langkah yang perlu dilakukan diantaranya :

1. Membiasakan sikat gigi dengan benar terutama setelah makan, sebelum tidur
dan sehabis makan atau minum yang manis
2. Gunakan pasta gigi yang mengandung fluoride
3. Gantilah sikat gigi minimal 3 bulan sekali agar tetap aman pada saat
menyikat gigi
4. Membatasi konsumsi makanan manis dan lengket seperti permen, coklat dan
minuman yang memiliki kadar gula sangat tinggi seperti sirup dan soda
5. Konsumsi makanan yang mengandung kalsium seperti susu
6. Konsumsi vitamin C untuk menjaga kesehatan gusi
7. Lakukan pemeriksaan ke dokter gigi secara rutin setiap 6 bulan sekali
8. Membersihkan sisa makanan pada sela-sela gigi dengan menggunakan
dental floss minimal sehari sekali.
9. Berkumur-kumurlah setelah makan agar sisa makanan tidak terus menempel
dan mengurangi keadaan asam dalam gigi.
10. Hindari penggunaan tusuk gigi karena akan membuat celah antar gigi
semakin besar atau bisa juga menyebabkan luka pada bagian gusi.
11. Konsumsi makan makanan berserat karena akan membuat gigi menjadi lebih
kuat dan mencegah terjadinya gigi berlubang.
12. Jangan makan atau minum yang manis sebelum tidur

KESIMPULAN :
Gigi berlubang tidak dapat sembuh dengan sendirinya. Walaupun, mungkin setelah
menderita sakit gigi, rasa sakitnya dapat hilang tetapi tidak memperbaiki keadaan gigi. Gigi
akan tetap berlubang, bahkan lubangnya akan terus semakin membesar. Untuk mencegah
hal tersebut segeralah ke dokter gigi
Prepared by dr Novie Hediyani, MKK

Anda mungkin juga menyukai