Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH PANUM ORTODONSIA

MALOKLUSI KLAS I TIPE 2

OLEH:

ADHITYA OKTAPRAJA
ALMIRA ULFA HARDA
ATHIYYA HUSNA
M. IQBAL
RAHMA FUADDIAH

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS ANDALAS
2020
MALOKLUSI KELAS 1 TIPE 2

Maloklusi adalah suatu kondisi yang menyimpang dari relasi normal gigi

terhadap gigi lainnya dalam satu lengkung dan terhadap gigi pada lengkung rahang

lawannya. Maloklusi merupakan keadaan yang tidak menguntungkan dan meliputi

ketidakteraturan lokal dari gigi geligi seperti gigi berjejal, protrusif, malposisi atau

hubungan yang tidak harmonis dengan gigi lawannya.

Sistem klasifikasi yang umum dipakai di bidang ortodonti, yaitu :

I. Klasifikasi yang menyangkut lengkung gigi :

1. Klasifikasi Angle

2. Klasifikasi Dental

3. Klasifikasi Simon

II. Klasifikasi yang menyangkut rahang :

Klasifikasi Skeletal

III. Klasifikasi yang menyangkut jaringan lunak :

Klasifikasi Profil/jaringan lunak. Namun, klasifikasi yang sering digunakan

adalah klasifikasi Angle dengan modifikasi Dewey.

Maloklusi kelas I Angle (Neutroclusion) :

Maloklusi kelas 1 ditandai dengan puncak bonjol mesiobukal gigi molar pertama

tetap rahang atas berada pada buccal groove dari molar pertama tetap rahang

bawah. Gigi molar hubungannya normal, dengan satu atau lebih gigi anterior

malposisi. Crowding atau spacing mungkin terlihat. Ketidakteraturan gigi paling

sering ditemukan di region rahang bawah anterior, erupsi bukal dari kaninus atas,

rotasi insisif dan pergeseran gigi akibat kehilangan gigi.


Gambar 1. Maloklusi Klas I Angle Tipe 2

Klasifikasi maloklusi kelas I Angle Tipe 2

Maloklusi kelas I Angle Tipe 2 ditandai dengan puncak bonjol

mesiobukal gigi molar pertama tetap rahang atas berada pada buccal groove dari

molar pertama tetap rahang bawah. Gigi anterior terutama pada gigi rahang atas

terlihat labioversi atau protrusif. Selain labioversi ditandai juga dengan deep bite

karena ekstrusi gigi-gigi anterior rahang bawah.

Etiologi maloklusi kelas I Angle tipe 2

Etiologi maloklusi kelas I Angle tipe 2 adalah :

1. Kebiasaan menghisap ibu jari atau jari lain biasanya dilakukan pada

anak-anak. Jika kebiasaan ini berlanjut sampai periode gigi tetap dapa

tmenimbulkan gigi insisif rahang atas protrusif dan gigi insisif rahang

bawah linguoversi. Jumlah gigi yang mengalami protrusi atau linguoversi

bergantung pada jumlah gigi yang berkontak.

2. Kebiasaan buruk bernafas melalui mulut menyebabkan gigi insisif

rahang atas protrusif, palatum dalam, dan lengkung rahang atas sempit.

Perawatan maloklusi kelas I Angle tipe 2

Tingkatan perawatan ortodonti dapat dibagi dalam tiga tingkat, yaitu :


1. Ortodonti Preventif adalah tingkat perawatan untuk mencegah

terjadinya maloklusi, seperti : memelihara kebersihan gigi dan mulut

untuk mencegah terjadinya karies gigi, pemberian fluor pada gigi

sulung agar tidak mudah karies, penambalan gigi sulung harus baik

dan tidak mengubah ukuran mesio-distal gigi dan titik kontaknya,

menghilangkan kebiasaan buruk : bernafas melalui mulut, menghisap

jari, mendorong lidah, menggigit bibir, pemakaian space maintainer

pada kasus premature loss gigi sulung untuk mencegah terjadinya

pergeseran gigi.

2. Ortodonti Interseptik adalah Perawatan ortodonti yang dilakukan jika

sudah terjadi maloklusi ringan dan sudah dapat terlihat maloklusi

yang berkembang akibat adanya faktor keturunan, intrinsik dan

ekstrinsik, seperti : pemakaian space regainer untuk mengembalikan

gigi molar yang mengalami mesial drifting, serial ekstraksi.

3. Ortodonti korektif adalah maloklusi yang terjadi sudah cukup parah

bahkan sudah mencacat wajah. Diperlukan tindakan perawatan

ortodonti yang kompleks. Perawatan maloklusi kelas I Angle tipe 2

termasuk perawatan ortodonti korektif, tetapi tergantung berat

ringannya maloklusi dan penyebab maloklusi tersebut.

Perawatan maloklusi kelas I Angle tipe 2 ada tiga macam, yaitu :

1. Ekspansi ke transversal/ lateral

Apabila kekurangan ruangan 2-4 mm dan disertai penyempitan

(kontriksi) lengkung rahang atas. Ekspansi transversal/lateral ada 2

yaitu Ekspansi ortopedik dan Ekspansi ortodonti.


Ekspansi ortopedik, yaitu :

 Ekspansi ortopedik dilakukan dengan membuka sutura palatina

mediana.

 Dilakukan pada kasus penyempitan maksila.

 Hanya dapat dilakukan pada masa pertumbuhan.

 Alat yang digunakan rapid palatal ekspansion.

 Ruang yang dihasilkan: setiap eskpansi sebesar 1 mm akan

menghasilkan panjang lengkung rahang sebesar 1 mm.

Gambar 2. Ekspansi Ortopedik

Ekspansi ortodonti, yaitu :

 Tujuannya untuk memperlebar lengkung gigi

 Pada pasien yang telah selesai tumbuh kembangnya, ekspansi

yang dapat dihasilkan hanya ekspansi lengkung gigi.

Gambar 3. Ekspansi Ortodonti


Ekspansi sagital, yaitu :

 Ekspansi ini terdiri dari ekspansi ortopedik dan ortodonti.

 Ekspansi ortopedik hanya dapat dilakukan pada masa

pertumbuhan akan menghasilkan ruangan 2 kali lebih besar

dari hasil ruangan rata-rata pada ekspansi transversal.

Setiap 1 mm ruangan hasil ekspansi sagital menghasilkan

ruangan sebesar 2 mm.

 Ekspansi sagital harus dilakukan dengan hati-hati dapat

mempengaruhi estetik wajah.

Gambar 4. Ekspansi Sagital

2. Ekstraksi

Dilakukan apabila kekurangan ruangan dan untuk koreksi overjet

yang memerlukan ruangan lebih dari 7mm. Pencabutan merupakan

cara yang paling mudah dan cepat untuk mendapatkan ruangan, tetapi

bukan berarti pencabutan gigi harus selalu dilakukan untuk mengatasi

masalah kekurangan ruangan.


CASE REPORT

Case 1. (Belly Yordan-Denta Jurnal Kedokteran Gigi Vol. 10 No.2)

Pasien perempuan, umur 21 tahun datang ke klinik Ortodonsia RSGM


Prof. Dr. Moestopo (B) dengan keluhan gigi-gigi depan berjejal dan maju,
kurang percaya diri pada saat tersenyum sehingga dirasakan mengganggu
penampilan. Profil muka cembung dengan maksila protrusif.

Pemeriksaan

Pemeriksaan intraoral memperlihatkan kebersihan mulut baik, ukuran


lidah sedang, palatum dalam. Pemeriksaan model studi menunjukan lengkung gigi
atas dan bawah berbentuk ovoid, gigi crowding pada region anterior atas dan
bawah, malposisi gigi 12, 21, 22, 31, 33, 41, 42, 43. Overjet 7 mm, overbite 3
mm dan hubungan molar pertama kanan dan kiri netroklusi, hubungan gigi
kaninus kanan distoklusi dan kiri netroklusi. Inklinasi aksial I RA normal,
Inklinasi gigi RA terhadap RB bimaxillary dental protrusion. Overall rasio total
Mesio Distal gigi RB 1.5mm > dari seharusnya. Anterior ratio total lebar Mesio
Distal gigi anterior 1 mm > dari seharusnya. Kebiasaan buruk menggigit-gigit
kuku.
Diagnosa

Diagnosis kasus pasien yaitu maloklusi klas I tipe 2. Overjet besar, gigi
anterior dan posterior Crowding dan rotasi pada gigi bawah posterior.

Rencana Perawatan

Perawatan yang akan dilakukan bertujuan untuk mengkoreksi gigi


Crowding, serta mengkoreksi overjet. Kekurangan ruangan untuk koreksi
malposisi gigi adalah sebesar 4 mm untuk segmen rahang atas. Kekurangan ruang
yang dibutuhkan diperoleh dengan pengasahan (slicing). Kebutuhan ruangan pada
rahang bawah didapat dengan pengasahan (slicing) dengan kekurangan ruangan
1.5 mm.
Jenis penjangkaran yang digunakan dengan klamer adam pada gigi 16, 26
pada rahang atas dan gigi 36, 46 pada rahang bawah. Klamer aktif pada gigi 14-
24, 34-44 menggunakan labial bow, bumper terbuka pada gigi 12, 22, 42, 43,
bumper tertutup pada gigi 3141 dan penggunaan button pada gigi 45-46 untuk
rotasi gigi 45.
Tata Laksana Kasus

Perawatan menggunakan alat lepasan Rahang atas dan Rahang bawah.


Alat lepasan rahang atas terdiri dari base plate, klamer aktif (bumper terbuka
dan labial bow aktif) dengan diameter 0.6 mm, klamer pasif/ retensi (adam’s)
dengan diameter 0.7 mm. Pada rahang bawah menggunakan klamer aktif
(bumper terbuka, bumper tertutup dan labial bow aktif) dengan diameter 0.6 mm,
dan klamer pasif/retensi (adam’s) dengan diameter 0.7 mm. Retraksi pada
rahang atas dilakukan dengan menggunakan labial bow setelah slicing gigi 21
dan 12, 22 menggunakan bumper terbuka untuk mendorong bagian mesial dari
gigi 12, 22 kearah labial. Retraksi pada rahang bawah dilakukan menggunakan
labial bow setelah slicing gigi 41, 43 dan 42 menggunakan bumper terbuka untuk
mendorong gigi 42 kearah labial. Pada gigi 31 dan 41 menggunakan bumper
tertutup untuk mendorong bagian mesial 41 dan 31 ke arah labial dan lingual
button ditempatkan pada gigi 45 untuk mengkoreksi gigi rotasi gigi 45 dengan
menggunakan elastis yang dikaitkan pada gigi 45 dan 46.
Hasil Perawatan

Perawatan menggunakan ortodontik lepasan telah berlangsung selama 8


bulan. Perubahan pada gigi berjejal anterior terdapat setelah 8 bulan perawatan,
mulai terdapat kemajuan meliputi peningkatan profil wajah. Pengurangan overjet
sebesar 2 mm dari mula-mula 7 mm menjadi 2 mm. Gigi berjejal pada gigi
anterior telah terkoreksi. pada Perawatan ortodontik selama 8 bulan tersebut
terlihat (Gambar 5), foto intraoral dan oklusal (Gambar 6), foto sefalometri
(Gambar 7), hasil analisis sefalometri (Tabel 1) sebelum dan sesudah perawatan
ortodontik.
KASUS 2

Salah satu kebiaasan buruk seorang anak yaitu menghisap jempol sejak umur 2
tahun mengakibatkan gigi seri depan terlihat maju

Diagnosa:

 mengakibatkan inklinasi lingual dari gigi seri rahang bawah yang


mengakibatkan penurunan panjang lengkung dan peningkatan
kemungkinan terjadinya crowding anterior mal oklusi kelas 1 div 2
 Mendorong langit-langit ke arah vertikal dan hanya menampilkan sedikit
kontraksi dinding bukal
pemeriksaan intraoral

Terapi
Klasifikasi peralatan untuk mengisap jempol
1. Peralatan yang dapat dilepas Ini adalah peralatan pasif
yang disimpan di rongga mulut dengan menggunakan penjepit
dan biasanya memiliki salah satu dari komponen tambahan
berikut:
Sebuah. Paku lidah (Gbr. 49.12A)
b. Pelindung lidah (Gbr. 49.12B)
c. Taji / rake (Gbr. 49.12C).

Salah satu peralatan terbaik adalah lengkungan lingual dengan paku pendek yang
disolder di lokasi strategis, yaitu lengkungan lingual rahang atas dengan alat
buaian anterior untuk mengingatkan ibu jari agar tidak keluar. Ini harus
beradaptasi dengan baik, keluar dari jalan fungsi mulut normal dan mengandung
cukup tajam, taji pendek untuk memberikan sinyal ketidaknyamanan yang
berbeda setiap kali ibu jari dimasukkan
Sinyal ketidaknyamanan atau nyeri ringan yang jelas
mengingatkan sistem neuromuskuler, bahkan saat anak tertidur, agar
ibu jari tidak dimasukkan.
Alat ini terdiri dari pita / mahkota molar pada gigi molar permanen pertama
dengan rakitan palatal dan taji yang disolder terbuat dari kawat nikel-krom / SS
0,040 ”. Alat ini berfungsi sebagai pengingat dan bukan hukuman jika dipahami
oleh anak sebagai “uluran tangan”, pengobatan akan berhasil dan masalah
psikologis tidak akan terjadi. Saat penghisapan berhenti, alat harus disimpan
selama kurang lebih 3 bulan untuk memastikan bahwa kebiasaan telah benar-
benar berhenti

Anda mungkin juga menyukai