Anda di halaman 1dari 6

Penggunaan Alat Orthodontic Lepasan Pada Maloklusi Angle Kelas 1 : Laporan Kasus

Removable Orthodontic Appliances in Class 1 Angle Malocclusion : Case Report

Della Zerlina1, M Shulchan Ardiansyah2


1Student, School of Dentistry, Faculty of Medical Health Sciences, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
2Lecturer, School of Dentistry, Faculty of Medical Health Sciences, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Korespondensi : della.zerlina.fkik19@mail.umy.ac.id

ABSTRAK

Pendahuluan : Maloklusi adalah oklusi yang menyimpang dari keadaan normal, terdapat gigi yang tidak
beraturan atau penempatan yang salah pada lengkung gigi yang normal. Crowding atau gigi berjejal merupakan
maoklusi yang paling umum terjadi hal tersebut karena kekurangan tempat dan bergeser keluar lengkung rahang
yang normal. Perawatan ortodonti yaitu bertujuan memperbaiki susunan gigi geligi dan hubungan rahang yang
tidak normal sehingga tercapai oklusi dan fungsi yang normal. Penggunaan ortodonti lepasan plat ekspan
ditujukan untuk kasus yang bisa diatasi dengan mengekspansi lengkung gigi, yaitu dengan cara menggerakkan
gigi geligi sehingga menempati lengkung yang lebih lebar atau memposisikan gigi secara individual untuk
masuk ke dalam lengkung. Laporan kasus : Membahas mengenai kasus maloklusi yang dialami oleh pasien
perempuan usia 20 tahun datang mengeluhkan gigi depan bagian atas dan bawah berjejal. Keluhan tersebut
dirasakan sejak pasien usia 10 tahun, pasien menceritakan bahwa dahulu gigi susunya belum lepas dan gigi
permanennya sudah tumbuh sehingga gigi bagian depan atas yang permanen tersebut tumbuh lebih maju. Pasien
mengeluhkan gigi susunya dulu pernah patah bagian depan karena jatuh dan dibawa ke dokter gigi untuk
dilakukan pencabutan. Diagnosis kasus ini adalah Maloklusi Angle klas I tipe 2 dewey tipe dentoskeletal dengan
malposisi gigi individual. Diskusi : Pada kasus ini kekurangan ruang rahang atas sisi kiri 1,1 mm dan rahang
bawah sisi kiri 2,0 mm dan sisi kanan 2,2 mm sehingga perawatan yang dilakukan dalam kasus ini yaitu ekspan
kearah lateral kontrol dilakukan setiap 1 minggu sekali sebanyak 2x ¼ putaran selama 13 minggu sehingga hasil
dari ekspan tersebut menghasilkan ruangan kurang lebih 2mm dengan pergerakan tipping dari gigi
mengakibatkan adanya perubahan interpremolar dan intermolar. Kesimpulan : Kasus tersebut menunjukkan
perubahan lengkung rahang setelah dilakukan penggunaan plat ekspan sehingga bisa dilakukan koreksi
malposisi gigi individual pada rahang atas maupun rahang bawah, namun koreksi malposisi masih perlu
dilanjutkan agar mendapatkan posisi yang ideal sesuai dengan lengkung normal.

Kata Kunci : Maloklusi, Crowding, Perawatan orthodontic lepasan.

ABSTRACT

Introduction : Malocclusion is an occlusion that deviates from the normal state, there are irregular teeth or
wrong placement in the normal dental arch. Crowding or crowding of teeth is the most common maocclusion
that occurs because it lacks space and shifts out of the normal jaw arch. Orthodontic treatment aims to improve
the arrangement of the teeth and abnormal jaw relationships so that normal occlusion and function are
achieved. The use of expansion plate removable orthodontics is intended for cases that can be overcome by
expanding the dental arch, namely by moving the teeth so that they occupy a wider arch or positioning the teeth
individually to fit into the arch. Case report : Discusses a case of malocclusion experienced by a female patient
aged 20 years who came complaining of crowding of the upper and lower front teeth. The complaint has been
felt since the patient was 10 years old, the patient said that in the past his milk teeth had not been separated and
his permanent teeth had grown so that the permanent upper front teeth grew more advanced. The patient
complained that his milk tooth had been broken in the front due to a fall and was taken to the dentist for
extraction. Diagnosis: This case was an Angle Class I type 2 dewey malocclusion of dentoskeletal type with
malpositioned individual teeth. Discussion : In this case, the left maxillary space is 1.1 mm and the left
mandible is 2.0 mm and the right side is 2.2 mm, so the treatment in this case is expansion towards the lateral
control which is done every 1 week as much as 2 times. rotation for 13 weeks so that the results of the expansion
resulted in a space of approximately 2mm with tipping movements of the teeth resulting in interpremolar and
intermolar changes. Conclusion: this case showed a change in the arch of the jaw after the use of an expansion
plate so that malposition correction of individual teeth in the maxilla and mandible could be corrected, but
malposition correction still needed to be continued in order to get the ideal position according to the normal
arch.
Keywords: Malocclusion, Crowding, Removable orthodontic treatment.

PENDAHULUAN memperoleh ruang tanpa melakukan ekstraksi gigi.


Pelebaran dengan alat ekspansi dapat dilakukan
Maloklusi adalah oklusi yang secara ortodonti yaitu pelebaran yang terjadi dalam
menyimpang dari keadaan normal, terdapat gigi lengkung gigi maupun ortopedik yaitu pelebaran
yang terjadi pada lengkung basal. Pada periode
yang tidak beraturan atau penempatan yang salah
gigi bercampur, pelebaran lengkung gigi sangat
pada lengkung gigi yang normal.1 Maloklusi efektif dilakukan, dikarenakan saat sutura palatina
menyebabkan terjadinya masalah periodontal, masih belum menutup dan pertumbuhan pasien
gangguan fungsi lisan seperti pengunyahan, masih aktif sehingga selain lengkung gigi melebar,
menelan dan masalah bicara dan psikososial yang maka lengkung basal juga mengalami pelebaran.
berkaitan dengan estetika.2 Crowding atau gigi Sedangkan pada periode gigi permanen orang
berjejal merupakan maoklusi yang paling umum dewasa hanya dapat dilakukan perubahan inklinasi
terjadi dan banyak ditemukan dan diartikan sebagai gigi saja, yaitu melebarkan lengkung gigi tanpa
kondisi dimana gigi-gigi terlalu berdekatan satu diikuti pelebaran lengkung basal. 7
dengan yang lainnya dan terjadi malposisi seperti
overlapping, perpindahan tempat, atau rotasi, hal
tersebut karena kekurangan tempat dan bergeser LAPORAN KASUS
keluar lengkung rahang yang normal.3 Maloklusi
adalah masalah yang sering dikeluhkan pasien Seorang pasien perempuan usia 20 tahun
karena beranggapan menggangu estetika wajah
datang mengeluhkan gigi depan bagian atas dan
sehingga pasien biasanya memiliki keinginan untuk
bawah berjejal. Keluhan tersebut dirasakan sejak
dilakukan tindakan perawatan ortodonti.2
pasien usia 10 tahun, pasien menceritakan bahwa
dahulu gigi susunya belum lepas dan gigi
Perawatan ortodonti yaitu bertujuan
memperbaiki susunan gigi geligi dan hubungan permanennya sudah tumbuh sehingga gigi bagian
rahang yang tidak normal sehingga tercapai oklusi depan atas yang permanen tersebut tumbuh lebih
dan fungsi yang normal, mendapatkan estetik maju. Pasien mengeluhkan gigi susunya dulu
wajah yang baik untuk memperoleh keharmonisan pernah patah bagian depan karena jatuh dan dibawa
bentuk muka, relasi dan fungsi pengunyahan yang ke dokter gigi untuk dilakukan pencabutan. Pasien
baik, dan stabilitas hasil akhir.4 Pada beberapa tidak memiliki kebiasaan buruk. Ibu pasien juga
kasus, sulit untuk mendapatkan hasil yang ideal memiliki kondisi gigi yang sedikit berjejal.
karena adanya kelebihan ukuran gigi yang
menyebabkan kesulitan dalam mengkoreksi sesuai Hasil pemeriksaan objektif menunjukkan
dengan lengkung gigi yang normal.5 Alat-alat yang malposisi pada gigi 11, 22, 31, 32, 33, 41 dan 43
dipakai dalam perawatan ortodonti ini secara umum midline rahang atas terdapat pergeseran kearah
dibagi menjadi dua macam, yaitu alat cekat dn alat kanan dan untuk midline rahang bawah terdapat
lepasan.
pergeseran ke kiri 0,7 mm , dengan overjet 3.6 mm
dan overbite 3.1 mm, relasi kaninus kanan dan kiri
Alat ortodonti lepasan adalah peranti
ortodonti yang dapat dipasang dan dilepas oleh kelas 1, relasi molar kanan dan kiri kelas I Angle
pasien dan dapat memberikan hasil yang maksimal (Gambar 1). Bentuk lengkung rahang atas dan
apabila dipakai terus-menerus. Komponen utama rahang bawah parabola dengan profil muka pasien
peranti lepasan adalah komponen aktif dan cembung. Hasil pemeriksaan penunjang berupa
komponen pasif. Komponen aktif terdiri atas pegas, gambaran radiograf panoramic menunjukkan
busur dan sekrup ekspansi. Komponen pasif yang terdapat impaksi gigi 38 dan 48. (Gambar 2).
utama adalah Adams klamer dengan beberapa
modifikasinya. Penggunaan alat ortodonti lepasan
ditujukan untuk kasus yang bisa diatasi dengan Berdasarkan perhitungan Pont diketahui
mengekspansi lengkung gigi, yaitu dengan cara lengkung gigi pasien mengalami kontraksi ringan,
menggerakkan gigi geligi sehingga menempati dari perhitungan Korkhaus menunjukkan hasil
lengkung yang lebih lebar atau memposisikan gigi retaksi ringan, dan perhitungan Howes
secara individual untuk masuk ke dalam lengkung.6 menunjukkan ukuran rahang ideal dengan indeks
IP>43% dan IFC>44%. Analisis perbedaan panjang
Sekrup ekspansi adalah salah satu lengkung/diskrepansi melalui determinasi lengkung
perawatan ortodonti yang dilakukan untuk menunjukkan adanya kekurangan ruang pada
rahang atas sisi kiri 1,1 mm dan rahang bawah sisi
kiri 2,0 mm dan sisi kanan 2,2 mm, kekurangan
tersebut perlu dilakukan pencarian ruang dengan
dilakukan ekspan lateral dan dilanjutkan dengan
penggunakan plat aktif. Diagnosis kasus ini adalah
Maloklusi Angle klas I tipe 2 dewey tipe
dentoskeletal dengan malposisi gigi individual.

Rencana perawatan yang akan diberikan Gambar 1a : Intraoral Tampak depan dan samping
kepada pasien adalah KIE (komunikasi, informasi,
dan edukasi), perawatan ortodontik menggunakan
plat ekspansi, pencarian ruang dengan grinding,
pemakaian plat aktif untuk mengkoreksi malposisi
gigi individual, pemakaian retainer, kontrol dan
evaluasi. Tujuan perawatan ini adalah untuk
memperoleh ruang untuk koreksi malposisi agar Gambar 2 : Foto profil muka
terbentuk oklusi yang baik, stabil, dan
mendapatkan hubungan interinsisal yang baik. Gambar 3 : Gambaran radiograf

Kunjungan pertama pada 26 Februari 2020


dilakukan indikasi kasus dan dilanjutkan
pengukuran ortodontik (indeks kepala dan indeks
wajah), dokumentasi ekstraoral dan profil muka,
serta pencetakan study model. Study model
digunakan untuk pembuatan laporan rencana
perawatan dan desain alat ortodontik lepasan yang
akan dibuat.

Desain alat menggunakan basis dari resin


akrilik yang dilengkapi dengan adam klamer
sebagai bagian retentif diletakkan pada gigi 16, 26,
36, dan 46, long labial arch pada rahang atas dan
rahang bawah dengan puncak U loop pada gigi P1,
dan skrup ekspansi pada mid rahang atas dan
rahang bawah.(Gambar 4)

Gambar 1b : Intraoral tampak oklusal


Gambar 5a. Insersi plat ekspan
Gambar 5b. Insersi Plat aktif
Gambar 4a : Desain orto lepasan plat ekspan tahap
1
Gambar 6 : Setelah dilakukan 20kali kontrol.

DISKUSI

Perawatan ortodonti terjadi dengan prinsip


jika tekanan diberikan pada gigi secara terus
Gambar 4b : Desain orto lepasan plat aktif tahap 2 menerus gigi akan bergerak sehingga terjadi proses

Kunjungan kedua dilakukan pada 4


Februari 2021 dilakukan pencetakan work model
dan pembuatan catatan gigit pasien yang digunakan
untuk acuan pembuatan plat ekspansi oleh
laboratorium

Kunjungan ketiga dilakukan pada 4 Maret


2021 dilakukan insersi plat ekspan. Plat ortodontik
dipastikan sudah retentif ketika dipakai oleh pasien
dan tidak ada bagian traumatik yang dapat
menimbulkan trauma pada mukosa. Satu minggu
pertama merupakan masa adaptasi bagi pasien dan
belum dilakukan aktivasi skrup ekspan. Pasien
diberikan edukasi terkait cara pemakaian dan remodeling pada tulang di sekitar gigi. Tulang akan
pelepasan plat, plat harus selalu dipakai selama 24 mengalami resorbsi pada salah satu sisi dan akan
jam (hanya dilepas saat pasien makan dan plat terjadi aposisi pada sisi yang lainnya. Pergerakan
dibersihkan), plat harus disimpan dengan baik gigi ditunjukkan oleh tiga tahapan, yaitu perubahan
ketika tidak digunakan, plat rutin dibersihkan setiap dalam aliran darah yang terkait dengan tekanan
hari menggunakan sikat dibawah air mengalir, dalam ligament periodontal akan menghasilkan
pasien juga diinstruksikan untuk kontrol satu aliran darah yang menyempit dan aliran darah yang
minggu sekali untuk dilakukan aktivasi skrup tidak menyempit, dan pengaktifan sel yaitu sel
ekspansi secara berkala (Gambar 5). osteoklas yang akan meresorpsi tulang dan sel
osteoblast yang mengalami aposisi.8
Masa perawatan malposisi gigi pasien
dengan alat ortodontik lepasan dari pertama kali Penggunaan ortodonti lepasan dapat
kontrol yaitu pada tanggal 10 Maret 2021 hingga dilakukan pada kasus kekurangan ruangan. Salah
kontrol ke 13 pada tanggal 16 Desember 2021 satu cara untuk mengatasi kasus kekurangan
untuk melakukan pergantian alat ke plat aktif ruangan adalah pengunaan alat skrup ekspansi.
hingga kontrol ke 20 pada tanggal 7 April 2022. Skrup ekspansi digunakan pada kasus kekurangan
Tahap perawatan orthodontic dimulai dengan
ruangan sebesar tiga sampai empat millimeter. 9
pemutaran 2x1/4 putaran dalam satu kali dalam
Sekrup ekspansi adalah alat yang berfungsi untuk
seminggu. Pemutaran skrup ekspansi diputar
melebarkan lengkung gigi baik ke arah transversal,
dengan maksimal 2 kali putaran, selanjutnya
sagital atau keduanya tergantung dari jenis dan
dilanjut ke tahap kedua yaitu menggunakan plat
aktif untuk mengkoreksi gigi individual penempatan sekrup ekspansi.10 Aktivasi sekrup
menggunakan simple spring pada gigi 32 dan 43. ekspansi dilakukan dengan rentang jarak waktu
aktivasi satu sampai dua minggu dan satu sampai
Perawatan telah selesai dalam waktu 14 tiga minggu sekali sebesar seperempat putaran,
bulan. Gigi malposisi sudah terkoreksi tetapi belum banyaknya aktivasi sekrup ekspansi bergantung
sempurna. Terdapat perbedaan ukuran IP(inter seberapa besar ruangan yang dibutuhkan.
premolar) menjadi 36.9 mm pada rahang atas dan
31.7 pada rahang bawah dan masih terdapat ruang
untuk mengkoreksi gigi yang malposisi tetapi
pasien sudah tidak bersedia melanjutkan perawatan.
(Gambar 5).
ruang pada rahang bawah dan rahang atas sehingga
dilanjutkan koreksi malposisi gigi individual dan
yang sudah terkoreksi ada 3 gigi yaitu gigi 21, 31
dan 32.

Rencana perawatan yaitu masih ada


Pada laporan kasus diatas memiliki kasus beberapa gigi yang belum terkoreksi maka perlu
yaitu kekurangan ruang rahang atas sisi kiri 1,1 mm dilanjutkan perawatan untuk mengkoreksi semua
dan rahang bawah sisi kiri 2,0 mm dan sisi kanan gigi dalam lengkung ideal dengan aktivasi simple
2,2 mm sehingga bisa dilakukan ekspan kearah sring pada gigi 43 dan labial arch untuk mendorong
lateral atau transversal setiap 1 minggu sekali gigi 11. Perubahan tersebut dapat terjadi
sebanyak 2x ¼ putaran selama 13 minggu sehingga dikarenakan terdapatnya tekanan untuk pergerakan
hasil dari ekspan tersebut menghasilkan ruangan gigi dan laju pergerakan gigi yang tergantung pada
kurang lebih 2mm dengan pergerakan tipping dari remodeling tulang, pada kasus yang menggunakan
gigi mengakibatkan adanya perubahan sekrup ekspansi alat ortodonti lepasan maka akan
interpremolar dan intermolar. Interpremolar terjadi pelebaran lengkung gigi tanpa diikuti.
mengalami perubahan dari sebelum penggunaan
alat yaitu 35,1 mm pada rahang atas dan 27,8 mm KESIMPULAN
pada rahang bawah kemudian berubah setelah
pemakaian alat menjadi 36,9 mm untuk rahang atas Maloklusi merupakan penyimpangan dari
dan 31,7mm pada rahang bawah. Intermolar bentuk oklusi gigi normal. Crowding merupakan
sebelum penggunaan alat pada rahang atas sebesar kondisi maloklusi dimana lengkung gigi lebih kecil
44,4 mm dan 38,6 mm pada rahang bawah. Setelah daripada ukuran gigi sehingga perlu dilakukan
13 kali kunjungan berubah menjadi 46,4 mm pada pelebaran lengkung gigi menggunakan alat
rahang atas dan 40,9 mm pada rahang bawah. orthodontic lepasan yaitu plat ekspan. Dalam
laporan kasus ini penggunaan plat ekspan lateral
Perubahan interpremolar dan intermolar pada rahang atas maupun rahang bawah
tersebut dapat terjadi dikarenakan terdapatnya mendapatkan ruang sebanyak 0,2 mm untuk rahang
tekanan untuk pergerakan gigi dan laju pergerakan atas dan 1,2 mm untuk rahang bawah, sehingga
gigi yang tergantung pada remodeling tulang, pada dapat mengkoreksi gigi malposisi individual
kasus yang menggunakan sekrup ekspansi alat dengan melanjutkan menggunakan alat orthodontic
ortodonti lepasan maka akan terjadi pelebaran lepasan plat aktif. Jadi perlu dilakukan perawatan
lengkung gigi tanpa diikuti pelebarang lengkung alat orthodontic lepasan lanjutan untuk
basal.12 Setelah dilakukan ekspan maka didapatkan mendapatkan susunan gigi yang sesuai dengan
lengkung normal.
DAFTAR PUSTAKA Delhi: Elsevier. 2002. h. 1, 4-5, 9-10, 27-
8.

1. Graber, TM, Swain, BF. Orthodontic 8. Krishnan, ZD. Biological Mechanisms of


Current Principles and Techniques. The Tooth Movement. 2nd Ed. Chichester:
C.V. Mosby Company: St.Louis; 1985; Wiley Blackwell; 2015. p. 33–4.
56-64, 169-73. 9. Sakinah N, Wibowo D, Helmi ZN.
2. Anne-Marie B, Cunha-Cruz J, Bakko DW, Peningkatan lebar lengkung gigi rahang
Huang GJ, Hujoel PP. The effects of atas melalui perawatan ortodonti
orthodontic therapy on periodontal health: menggunakan sekrup ekspansi. Dentino J
A systematic review of controlled Ked Gigi. 2016;1(1) : 83 -7. DOI :
evidence. J Am Dent Assoc. 2008; 139: 10.20527/dentino.v1i1.426
413-422 10. Christensen JR, Fields H, Sheats RD.
3. Premkumar S. Prep manualfor Treatment Planning and Management of
undergraduates: orthodontics. New Delhi:
Elsevier. 2008. h. 487-8. Orthodontic Problems. 6th Ed. Ped Dent.
4. Proffit WR, Henry W, Fields J, Sarver Elsevier Inc.; 2019. p. 512-553.e3. DOI:
10.1016/B978-0-323-60826- 8.00036-5
DM. Contemporary orthodontics. 5th ed.
St Louis: Mosby Elsevier; 2013. h. 3-5
11. Taneja N, Kudva P, Goswamy M, K Bhat
5. Choudhary A., Gautman AK, Chousky A,
G, P Kudva H. Case report: management
Bhusan M. Interproximal enamel
of class i type 3 malocclusion using simple
reduction in orthodonyic treatment: A
removable appliances. J Interdiscip Dent.
review. J Applied Dent Med Scien 2015. h
2017; 7(3): 101–10. DOI:
123-127.
10.4103/jid.jid_79_16
12. Hisham S, Ariffin Z, Yamamoto Z, Abidin
6. Rahardjo P. Ortodonti Dasar Edisi 2. Z, Megat R, Wahab A, et al. Cellular and
AUP; 2012. molecular changes in orthodontic tooth
7. Isaacson Kg, Muir JD, Reed RT. movement. Scie World J 2011; 11: 1788-
Removable orthodontics appliances. New 803. DOI: 10.1100/2011/761768.

Anda mungkin juga menyukai