ABSTRAK
Dentin hipersensitivitas adalah respon nyeri berlebih yang ditandai dengan adanya
rasa sakit singkat, tajam dengan durasi yang sering yang disebabkan adanya stimulus thermal,
kemikal dan mekanikal. Etiologi hipersensitivitas dentin merupakan multifactorial dengan
dipicu beberapa factor berupa scaling, gingivitis dan lesi non karies berupa abrasi, erosi,
abfraksi, dan atrisi. Penegakan diagnosis dimulai dari medical history dan pemeriksaan
rongga mulut. Laporan kasus ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas penggunaan gel APF
pada kasus hipersensitivitas dentin paska scaling dan mengalami atrisi. Seorang pasien
perempuan berusia 23 tahun datang ke RSGM UMY dengan keluhan bawah terasa ngilu
dengan skala 4 tepat setelah dilakukan scaling, rasa sakit terasa saat meminum es dan
langsung hilang ketika rangsangan dihilangkan. Pemilihan bahan desensitasi yang ideal harus
memiliki efek yang lama, tidak mengiritasi pulpa, tidak sakit, mudah untuk diaplikasikan,
bekerja cepat dan tidak meninggalkan stain di gigi. Bahan desensitasi dengan kandungan
fluoride dipilih karena ketika fluoride diaplikasikan akan terjadi evaporasi sehingga
meninggalkan lapisan tipis menutupi permukaan gigi yang diaplikasikan serta mampu
mengurangi hipersensitivitas dentin
Kata Kunci : hipersensitivitas, desensitasi, fluoride, gel apf
ABSTACT
Dentin hypersensitivity is an exaggerated response that is characterized by sharp,
frequent pains of frequent duration caused by the presence of thermal, chemical, and
mechanical stimuli. The etiology of dentin hypersensitivity is multifactorial, triggered by
several factors such as scaling, gingivitis, and non-carious lesions such as abrasion, erosion,
abfraction, and attrition. Enforcement of the diagnosis starts from the history and examination
of the oral cavity. This case report aims to determine the effectiveness of using APF gel in
cases of dentin hypersensitivity after scaling and attrition. A 23-year-old female patient came
to RSGM UMY with complaints of pain on a scale of 4 right after scaling, pain when
drinking ice and immediately disappeared when the stimulus was removed. The selection of
the ideal desensitizing agent should have a long-lasting effect, be non-irritating to the pulp, be
painless, easy to apply, work quickly and leave no stains on the teeth. A desensitizing
material with fluoride content was chosen because when fluoride is applied to the evaporation
that occurs so that a thin layer covers the surface of the applied tooth and can reduce dentin
hypersensitivity.
Keywords: hypersensitivity, desensitization, fluoride, apf gel
PENDAHULUAN Atrisi merupakan keausan
permukaan gigi yang disebabkan kekuatan
Dentin hipersensitivitas adalah
mekanis gigi atas dan bawah selama
respon nyeri berlebih yang ditandai dengan
mastikasi dan pergerakan parafungsional.
adanya rasa sakit singkat, tajam dengan
Ditandai dengan permukaan yang datar,
durasi yang sering yang disebabkan
membulat, atau bersudut tajam, biasanya
adanya stimulus thermal, kemikal dan
terlihat di incisal edge gigi anterior dan
mekanikal. Thermal stimulus berupa
permukaan oklusal gigi posterior.
makanan dingin maupun panas, kemikal
Penyebab dari atrisi dapat berupa
dapat berupa perubahan pH serta
congenital anatomi, bruxism, factor
mekanikal stimulus dapat berupa tekanan
psikologi, parafungsional habit6.
yang berlebih pada gigi seperti
penggunaan sikat gigi1 Penentuan dentin hipersensitifas
dapat dilakukan melalui dua metode yaitu
Hipersensitivitas dentin dapat
keluhan subjektif dari pasien dan
berupa lesi non karies berupa abrasi, erosi,
pemeriksaan oral.
abfraksi, dan atrisi. Etiologi
hipersensitivitas dentin merupakan Penegakan diagnosis dimulai dari
multifactorial dengan dipicu beberapa medical history dan pemeriksaan rongga
factor berupa scaling, gingivitis, resesi mulut. Medical history mengenai kapan
gingiva, nausea, sering muntah, bleaching, mulai muncul, intensitas, stabilitas rasa
perawatan orthodontic, konsumsi sakit, factor yang mengurangi dan
minuman asam dan dingin2,3. menambah intensitas rasa sakit. Derajat
rasa sakit harus dideskripsikan
Menurut Lin & Gillam (2012)
menggunakan kualitatif parameter (slight,
dentin hipersensitif pada pasien yang
medium, severe) atau menggunakan
menerima perawatan periodontal berupa
kuantitatif berupa scoring rasa sakit.
scaling dan root planning memiliki
prevalensi yang tinggi yaitu 60-98% Pemeriksaan rongga mulut dapat
dengan prevalensi tertinggi terjadi pada menggunakan stimulasi rangsang taktil
usia 30-60 tahun4. menggunakan air blasts dan probe yang
tajam5.
Dentin hipersensitifitas biasanya
terjadi di kaninus dan premolar dibanding Perawatan hipersensitivitas dentin
gigi yang lainnya dan bagian bukal lebih bertujuan untuk menutup tubulus
banyak trlibat daripada bagian yang lain5. dentinalis yang menghubungkan
permukaan dentin dengan syaraf pada pernah memeriksakan keluhannya tersebut
dentin terluar dan blokade respon syaraf ke dokter gigi sebelumnya.
pada pulpa2. Tujuan dari desensitasi adalah
Pasien terakhir kali melakukan
untuk mengurangi diameter tubulus
perawatan gigi sekitar 1 minggu yang lalu
dentinalis untuk membatasi pergerakan
untuk melakukan scaling di RSGM UMY.
cairan di tubulus dentinalis7. Salah satu
Pasien memiliki kebiasaan menyikat gigi
pilihan perawatan hipersensitivitas dentin
2x sehari saat pagi sebelum sarapan dan
adalah menggunakan gel acidulated
malam sebelum tidur dengan gerakan
phosphate fluoride (APF).
horizontal. Pasien mengaku hampir setiap
Studi kasus ini bertujuan untuk hari mengkonsumsi makanan manis dan
membahas efektifitas APF gel dalam minuman dingin.
menurunkan level sensitifitas dentin pada
Pemeriksaan objektif menunjukkan
pasien paska dilakukan scaling dan
terdapat lesi non karies atrisi pada gigi
mengalami atrisi.
31,32,33 (Gambar 1) disertai resesi
LAPORAN KASUS gingiva bagian lingual pada gigi
31,32,33,34 dengan pemeriksaan
Seorang pasien perempuan berusia
sebelumnya pada bagian lingual terdapat
23 tahun datang ke RSGM UMY dengan
kalkulus subgingiva (Gambar 2). Saat
keluhan gigi depan rahang bawah sebelah
diberikan rangsangan angin dengan three
kiri terasa ngilu. Keluhan tersebut sudah
way syringe, pasien merasa ngilu pada
dirasakan sejak satu minggu yang lalu
skala 4 dari 10 pada gigi 31,32,33.
tepat setelah dilakukan scaling. Rasa ngilu
tersebut hilang dan timbul, terasa hanya Berdasarkan hasil anamnesa dan
saat pasien meminum es, dan langsung pemeriksaan objektif maka didapatkan
hilang ketika rangsangan dihilangkan. diagnosa hipersensitivitas dentin. Rencana
Sebelumnya rasa ngilu sering muncul perawatan kasus ini adalah KIE
sebelum dilakukan scaling, namun (Komunikasi, Informasi, dan Edukasi),
bertambah intensitasnya setelah dilakukan desensitasi dengan APF gel, kontrol dan
scaling. evaluasi.
pada bagian labial gigi 33 tepat pada barrier area servikal dengan pengurangan
incisal gigi 33 dioleskan bahan desensitasi cementum sebesar 20-50 micrometer yang
Dilanjutkan isolasi pada bagian lingual gig setalah Tindakan dilakukan hingga
sikat gigi yang kaku dan stimulus dingin8. mengurangi hipersensitivitas dentin adalah
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA